KEMBALINYA BARA API
5. Memburu Sam

EXT. SEBERANG KANTOR KONTRAKTOR - PAGI

Tampak Kantor Kontraktor Surya Adhi Mandiri dilewati beberapa mobil yang berlalu lalang. Di depan kantor itu terdapat TUNAWISMA yang duduk lemas menyender ke tembok kantor. Tunawisma itu memakai Jas kumuh dengan wajah yang tertutup rambut dan jenggot yang acak-acakan. 

Bara, Hasan, Rizki dan Ipung berdiri di seberang jalan Kantor Kontraktor. Hanya Bara yang terlihat penuh semangat sambil berkacak pinggang, sementara yang lain hanya berdiri lemas.

IPUNG
Kita mau ngapain di sini, Bang?

Bara dengan enteng menunjuk Kantor Kontraktor.

BARA
Kita serang itu kantor. Tangkep satu dua orang. Terus kita paksa mereka ngasih tau semua informasi soal si Bule.
IPUNG, HASAN, RIZKI
(kaget)
HAH?!

Bara tidak mempedulikan respon ke tiga temannya. Dia cuek mulai menyebrang jalan, tapi Ipung buru-buru menahannya.

IPUNG
Eh! Eh! Bentar, Bang. Bentar.
BARA
Kenapa sih? Lu takut?

Bara memukul dadanya, penuh percaya diri.

BARA
Tenang ada gua. Lu udah liat sendiri ilmu Gunung Adil gua gimana.

Bara mulai menyebrang lagi. Kali ini Hasan, Rizki, dan Ipung kompak menahannya.

HASAN
Bang! Bang! Kita percaya Abang bisa ngalahin mereka. Tapi habis itu apa?

Bara terdiam. Dia melihat ke Ipung, Hasan dan Rizki tampak panik. 

RIZKI
Abang bilang kita cuma ingin nyelidikin Mister Sam kan? Kenapa harus pake berantem segala?

Ipung mengangguk.

IPUNG
Bener, Bang. Daripada nanti kita berantem tapi gak ada hasilnya, gimana kalo kita coba cara lain aja?

Bara berkacak pinggang,sedikit jengkel.

BARA
Kalian kok…
(Menghela nafas)
Ya udah deh, gimana caranya?

Ipung, Hasan, dan Rizki menghela nafas lega. Ipung kemudian menjelaskan sambil meunjuk tenda warung kopi di belakang mereka.

IPUNG
Kita awasin Mister Sam dari sana, begitu mobilnya dateng, kita langsung hadang dia. Gimana?

Bara diam sambil memegangi dagu, berpikir. Sementara Ipung, Hasan, dan Rizki melihat Bara dengan panik.

BARA
Hmmm… Boleh.

Ipung, Hasan, dan Rizki saling lihat dengan gembira.

BARA (O.S.)
Kayaknya bisa lebih cepet.

EXT. SEBERANG KANTOR KONTRAKTOR. WARUNG KOPI - SORE

Langit berubah menjadi gelap.

Bara, Ipung, Hasan, dan Rizki terduduk lemas di tenda Warung Kopi yang sebelumnya ditunjuk Ipung. Dari sana, terlihat jelas Kantor Kontraktor di seberang jalan.

Mereka semua tampak lesu. Mereka dengan datar mengunyah kuaci dan menyeruput kopi. Pandangan mereka terus melihat ke seberang, ke kantor Kontraktor.

Hasan meregangkan tangannya sambil menguap lebar.

HASAN
Huaaam. Mau sampai kapan kita nungguin, Bang? Saya ama si Rizki harus ngantor nih.

Rizki yang mukanya menempel di meja mengangkat tangannya dengan lemas.

RIZKI
Udah telat kalo mau ke Kantor, San. Udah mau bubaran.

Tanpa berhenti melihat ke seberang jalan, Ipung menimpali sambil makan kuaci.

IPUNG
Kita tungguin sampe Mister Sam dateng.

Hasan dan Rizki semakin teduduk lemas. Bara yang masih melihat ke seberang jalan, mengerenyitkan mata sambil memakan gorengan.

BARA
Lu pada ngerasa aneh ga sih? Dari pagi kita ngawasin itu kantor, tapi ga ada tanda-tanda seorang pun dateng, apalagi si Bule.

Rizki terbangun sambil membelalakan mata, menyadari sesuatu.

RIZKI
Apa jangan-jangan hari ini lagi pada libur.

Bara dan Hasan tersentak kaget. Mereka langsung memelototi Ipung dengan kesal.

HASAN
Bangsat! Kenapa ga lu pikirin kemungkinan itu, Pung?
IPUNG
Ya mana gua tau. Gua gak kerja di situ.

Hasan melempari Ipung dengan bungkus kuaci. Namun tiba-tiba ABANG WARKOP (62), kakek tua renta yang terlihat bijak, datang untuk menempatkan gorengan hangat di tempat gorengan.

ABANG WARKOP
Kalo abang-abang ke sini buat nungguin Mister Sam, mendingan abang-abang ini langsung ke kantornya aja noh, bikin janji.

Bara mendengus.

BARA
Apaan. Kalo gua bikin janji juga harus ngantri ampe taun depan!

Abang Warkop TERKEKEH.

ABANG WARKOP
Terus kalo nungguin di sini emangnya bakalan ketemu?

Bara, Ipung, Hasan, dan Rizki melihat Abang Warkop.

ABANG WARKOP
Udah banyak yang nyoba cara kayak abang-abang ini, tapi ga ada yang pernah berhasil!

Abang Warkop kemudian menunjuk ke seberang jalan. Bara, Ipung, Hasan dan Rizki ikut melihat ke arah yang ditunjuk.

ABANG WARKOP
Noh! Liat noh!

Tampak Tunawisma yang duduk di depan kantor Kontraktor. Dia hanya bengong sembari terduduk lemas. 

ABANG WARKOP (O.S.)
Dulu, itu orang katanya CEO Startup yang ingin ngajuin kerja sama ama Mister Sam…

Tunawisma itu menggaruk-garuk badannya yang kumal. Dia kemudian kembali kembali bengong.

ABANG WARKOP (O.S.)
Tapi karena gak mau bikin janji, dia nungguin aja terus di situ. Lama-lama usahanya bangkrut, tapi dia tetep aja gak bisa ketemu ama Mister Sam. 

Bara, Ipung, Hasan dan Rizki melihat Abang Warkop sambil mengkerutkan dahi, tidak percaya. Abang Warkop balik melihat mereka sambil mengangkat bahu.

ABANG WARKOP
Terserah abang-abang mau percaya apa enggak. Tapi anehnya, kalo orang itu lagi ga ada, Mister Sam biasanya malah dateng ke kantor. 
BARA
Gak mungkin banget.
RIZKI
Tapi… Jaman sekarang yang kayak gitu ga aneh, sih Bang. Pake cara ‘alternatif’ biar deket sama orang besar, tapi ujung-ujungnya malah jatoh.

Hasan lalu melirik ke Bara.

HASAN
Gimana nih, Bang? Kita mau nungguin terus di sini? Apa…

Bara bangkit dan mulai berjalan pergi, membuat Ipung, Hasan, dan Rizki kaget.

EXT. KANTOR KONTRAKTOR - SIANG

DI DEPAN POS SECURITY KANTOR, Security Muda, Security yang sama yang dilempar Bara di awal, menguap pelan. Dia kemudian melihat Bara berjalan ke arahnya diikuti Ipung, Hasan, dan Rizki yang berlari kecil, berusaha mengejar Bara.

Security langsung tersentak takut dan buru-buru masuk ke Pos Security dan menguncinya. Akan tetapi Bara mendobrak Pos itu dengan tendangannya, lalu mencengkram kerah sang Security.

BARA
(Mengancam)
Dimana Boss lu?

Security Muda yang ketakutan langsung tercekat, hingga suaranya tidak keluar. Ipung, Hasan, dan Rizki datang dan berusaha menenangkan Bara. Namun…

BARA
Ipung! Hasan! Rizki! Geledah kantor! Cari Si Sam!

Hasan dan Rizki yang kaget, spontan memberi hormat lalu berlari ke arah kantor, sementara Ipung masih berdiri di sana.

IPUNG
Bang, lepasin, Bang. Kasian.
BARA
Ah! Diem lu! Harusnya gua lakuin ini dari tadi!
(Ke Security Muda)
CEPET BILANG! DIMANA BOSS LU!
SECURITY MUDA
(Ciut. Ketakutan setengah mati)
Sa- Saya gak tahu, Bang. Sumpah.

Bara semakin keras mencengkram sang Security Muda sampai Security itu mulai menangis ketakutan.

IPUNG
Bang! Lepasin, Bang! Liat itu!

Ipung menunjuk ke bawah Security Muda. Bara ikut melihat. Ternyata sang Security Muda mulai mengompol di celananya.

Bara dengan jijik melepaskan cengkramannya. Sang Security pun langsung meringkuk ketakutan.

IPUNG
Walau kerja kerja di kantornya, belum tentu dia tahu soal Mister Sam, Bang.
(Jeda)
Makanya gua nolak rencana Abang tadi. Kemungkinannya kecil kalo kita cuma ngeinterogasi pegawai-pegawai kelas bawah kaya dia.

Bara menggeram kesal. Tak lama Hasan dan Rizki kembali dengan terengah-engah.

HASAN
Ga ada siapa-siapa, Bang di dalem.

Bara melotot ke Security Muda, sang Security yang ketakutan langsung membocorkan.

SECURITY MUDA
A- Ampun Bang! Semuanya disuruh kerja dari rumah gara-gara Abang nyerang kantor kita kemarin.

Bara membelalakan mata, kaget. Sementara Ipung, Hasan, dan Rizki menatap datar Bara.

HASAN
Gimana sekarang, Bang? Kita ga punya petunjuk.
RIZKI
Ilmu kanuragan Abang ga bisa bantu, Bang?

Bara menggeleng.

BARA
Ilmu gua bukan Ilmu serba bisa. Tapi... AAAAARGH!

Bara mengacak-acak rambutnya, kesal. Dia kemudian berkata dengan enggan.

BARA
Terpaksa gua pake cara itu.

INT. RUSUN KAMPUNG HILIR. LT 2. LORONG - MALAM

Pintu lift terbuka, tampak Kinan, yang masih mengenakan seragam polisinya, menghela nafas lalu berjalan lemas keluar lift.

Dia berjalan sendiri di lorong sepi yang membuat setiap langkahnya bergema. 

Begitu sampai di depan unitnya, dia mengambil kunci dari saku celananya. Namun tiba-tiba sosok-sosok hitam berdiri di belakangnya.

BARA (O.S.)
Nan.
KINAN
Astagfirulloh!

Kinan melonjak kaget sampai kuncinya terlempar. Dia kemudian berbalik sambil memasang kuda-kuda. Namun ternyata sosok-sosok hitam di belakangnya adalah Bara, Ipung, Hasan, dan Rizki.

KINAN
(kesal)
Kalian apa-apaan sih?!

Bara membungkuk mengambil kunci Kinan, lalu mengacungkannya ke adiknya. Kinan merebut kunci itu dengan kesal.

Melihat Bara tidak berkata apa-apa, Ipung mulai bicara.

IPUNG
Nan, kita mau minta tolong.

Kinan menjawab sambil berusaha membuka pintunya yang macet.

KINAN
(kesal)
Minta tolong apa?

Ipung melihat Bara. Bara menghela nafas.

BARA
Abang… Mau minta tolong buat nyelidikin Si Sam. 

Kinan terdiam. Pintu unitnya berhasil terbuka.

Setelah diam beberapa saat, Kinan berbalik ke Bara.

KINAN
Maksud abang?
IPUNG
Abangmu curiga, apa Mister Sam punya maksud tersembunyi waktu ngebantuin Kampung kita atau dia emang bener-bener tulus.

Ipung menunjuk seragam Kinan.

IPUNG
Dia… Ingin pake koneksi kerjaanmu buat nyari info lebih dalam soal mister Sam.

Kinan memperhatikan kakaknya. Bara sekilas melihat adiknya, tapi kemudian cepat-cepat membuang muka.

KINAN
Abang bukannya kecewa ama Kinan jadi aparat?

Ipung, Hasan, dan Rizki melirik ke arah Bara yang masih membuang muka. Akan tetapi beberapa saat kemudian, Bara menengok ke Kinan dan menatapnya tajam.

BARA
Abang gak peduli harus jilat kata-kata sendiri! Ini Satu-satunya cara buat ngelindungin kampung kita.

Kinan melihat kakaknya. Dia lalu mempersilahkan Bara dan yang lain masuk. 

Ipung, Hasan, dan Rizki mulai berjalan masuk ke unit Kinan, tapi Bara tetap diam. Ipung dan yang lain pun berhenti dan ikut diam, mengurungkan niat.

Melihat mereka tidak jadi masuk, Kinan masuk ke unitnya sendiri.

KINAN
Bentar…

Kinan masuk dan terdengar bunyi benda berat digeser. Ipung dan yang lain berusaha mengintip ke dalam, penasaran. Tak lama Kinan kembali datang sambil membawa sebuah map coklat. 

Kinan menyerahkan map coklat itu ke Bara. Bara membuka isinya lalu membacanya. Ipung dan yang lain ikut mengintip isi map itu.

KINAN
Kinan pernah nyelidikin dia, Bang.

Bara terkejut melihat isi map itu. Dia langsung menoleh ke Kinan.

BARA
Kamu…

Kinan mengangguk.

KINAN
Kinan paham kenapa abang ngelakuin semua ini… Kinan juga gak mau kejadian Abah ke ulang lagi.

Ipung, Hasan, dan Rizki menunduk sedih sementara Kinan dan Bara hanya terdiam sambil menatap kosong satu sama lain.

Kinan kemudian menghela nafas.

KINAN
Tapi Mister Sam bersih, Bang. Dia bisa dipercaya.

Bara tersentak, kaget. Matanya berubah dipenuhi amarah.

BARA
Jadi lu juga ngedukung dia?

Ipung, Hasan, Rizki, dan Kinan kaget.

IPUNG
Bang! Kinan cuma ngasih tau hasil penyelidikannya. Bukan masalah ngedukung atau enggak.

Bara menggeleng. Dia kembali membaca hasil penyelidikan Kinan dengan cepat, seolah mencari sesuatu yang terlewat.

BARA
Berarti hasil penyelidikan lu salah! Bule itu pasti nyembunyiin sesuatu.
KINAN
Bang! Gak semua yang baik ke kita punya maksud terselubung.
BARA
(memebentak)
Itu kata-kata terakhir Abah sebelum dia hilang, Nan!

Ipung, Hasan, Rizki, dan Kinan terdiam. Mereka memperhatikan Bara yang terus membolak balikkan hasil penyelidikan Kinan.

KINAN
Kalo Abang segitunya gak percaya sama Mister Sam, abang bisa ketemu langsung sama dia.

Bara membelalakan mata lalu menengok ke Kinan.

BARA
Kamu tahu dia dimana?
KINAN
Kantor lagi sibuk nyiapin acara peresmian rusun Pasar Impun besok. Salah satu yang bakal pidato pembukaan… Mister Sam.

Bara melongo tidak percaya. Dengan sumringah, dia melihat Ipung, Hasan, dan Rizki.

BARA
Kita bisa langsung ketemu dia di sana.

Hasan dan Rizki saling lihat. Mereka bertiga terlihat canggung sambil mengelus-eluskan tangan mereka.

HASAN
Maaf, Bang. Kalo besok… Kita gak bisa.

Bara terdiam, tidak percaya.

RIZKI
Kita… Harus kerja bang. Hari ini udah absen. Kalo besok absen lagi… Kita bisa di pecat.

Bara tiba-tiba menggeram.

BARA
(kesal)
Anjing! 

Bara berjalan maju menuju Hasan dan Rizki, hendak memukul. Namun Ipung dan Kinan menahannya.

IPUNG
Bang! Bang!

Bara yang ditahan Ipung dan Kinan menunjuk Hasan dan Rizki.

BARA
Eh! Elu berdua punya kesempatan buat nyelamatin kampung ini. Kenapa kalian malah milih kerja?!
HASAN
(bergumam kecil)
Tapi semuanya kan belum kebukti.
BARA
Wah! Anjing!

Bara merangsek maju, hendak menghajar Hasan. Ipung dan Kinan yang berusaha menahannya mulai terdorong.

KINAN
Bang, udah, bang. UDAH!

Bara berhenti. Dengan nafas naik turun, menahan emosi, Bara melihat Hasan, Rizki, Ipung, dan Kinan.

BARA
Lembek kalian semua! Udah! Biar gua yang buktiin semuanya sendiri!

Bara melepaskan diri dari Ipung dan Kinan lalu berjalan pergi sembari membuang map coklat hasil penelitian Kinan.

Ipung, Kinan, Hasan, dan Rizki melihat Bara pergi. Mereka tampak menunduk merasa tidak enak.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar