IZINKAN AKU MEMILIKIMU
13. SCENE 94 - SCENE 99

SCENE 94

INT. DANAU – PAGI

PEMAIN. VIONA

Viona duduk sendiri di danau, dia memandangi keindahan danau sambil menulis sesuatu di bukunya dan ditemani sekaleng minuman kopi. Dia begitu sangat merindukan Rendi sehingga membuatnya terlamun saat memandangi danau. Ketika melamun, dia seakan-akan melihat bayangan Rendi melintas di belakangnya.

RENDI

(Melintas di belakang Viona)

VIONA

(Menoleh ke belakang)

Rendi!

Ketika dilihatnya ternyata tidak ada siapa-siapa dibelakangnya. Kemudian Viona mengambil kopi kalengnya dan meminumnya, setelah itu dia menulis kembali sesuatu di buku hariannya.

VIONA

(Suara Dalam hati)

Rend, aku akan menunggumu. Aku yakin pasti kita akan bertemu kembali. Semoga kamu merasakan apa yang aku rasakan.

Sinar matahari mulai berangsur-angsur terang. Viona merasa hari mulai siang dan dia harus ke kantor, Tak lama kemudian Viona berdiri dan dia meninggalkan danau.

SCENE 95

INT. DANAU – SIANG

PEMAIN. RENDI

Mobil Rendi berhenti di bawah pohon yang biasanya dulu dia pakai untuk parkir mobilnya. Karena dari perjalanan jauh dia langsung turun ke arah danau untuk mencuci mukanya. Kemudian dia mencari tempat duduk untuk melepas lelahnya. Ketika mencari tempat duduk dia melihat bekas minuman kaleng. Rendi mengambilnya lalu dilihatnya ternyata masih ada sisa air sedikit. Rendi mencium minuman kaleng tersebut.

RENDI

(Sambil mencium bau minuman kaleng)

Sepertinya bau minuman ini masih baru.

Rendi menoleh ke kanan dan ke kiri, dia merasa Viona ada disekitar sini.

RENDI

(Sambil memegang minuman kaleng)

Viona, Viona pasti dari sini?

Rendi langsung berjalan untuk mencari di sekitar danau. Dia berharap menemukan Viona, namun dia tidak menemukan seorang pun. Hingga ketika dia sampai di dekat taman bunganya, dia kaget melihat taman bunganya rusak, pohon-pohon mawarnya berserakan karena tercabuti oleh seseorang. Rendi mengambil tanaman yang kering dan berserakan tersebut, lalu dia menggali tanah bekas tanaman mawar. Ternyata tulisan-tulisannya sudah tidak ada.

RENDI

(Sambil memegang tanaman yang kering)

Maafkan aku vi, Aku lupa akan janjimu dulu. Pasti kamu mencari-cariku vi.

(Teriak)

Viona!

SCENE 96

INT. KAMAR HOTEL – MALAM

PEMAIN. RENDI

Rendi mendengar deringan ponselnya di meja, dengan malas dia membuka matanya dan mengambil ponsel di sampingnya. Rendi melihat telepon dari direkturnya. Rendi langsung duduk dan mengangkat telepon.

RENDI

Ya halo pak. Maaf belum sempat izin sama bapak karena ada keperluan mendadak disini.

DIREKTUR

(Suara dalam handphone)

Ya tidak apa-apa, cuma begini mumpung kamu disitu jadi Sekalian kamu urus proyek kerja dengan Pt. Raksa tirta.

RENDI

Siap pak, nanti file-filenya tolong dikirim ke email saya, Biar saya pelajari dulu.

DIREKTUR

(Suara dalam handphone)

Baiklah nanti biar Dedi yang atur.

RENDI

Siap pak!

SCENE 97

INT. JALANAN – RUMAH VIONA - MALAM

PEMAIN. RENDI, VIONA

Rendi menyusuri jalanan yang dulu sering dia lewati, dia berputar-putar coba mencari Viona atau teman-teman yang dulu pernah dia kenali. Namun tak satu teman pun yang terlihat. Akhirnya dia menuju ke rumah Viona.

Viona duduk santai di sebelah jendela kamarnya, kemudian ponselnya berdering. Viona berdiri dan mengambil ponselnya. Mobil Rendi datang dan berhenti di depan Rumah Viona, Rendi menatap ke rumah Viona, terlihat Rumahnya sepi dan lampu Rumah pun sudah padam. Rendi mau masuk tapi Ragu. 

RENDI

Kalau aku masuk percuma, Pasti papa Viona bakal mengusirku.

Rendi tetap berada di dalam mobil sambil mengamati Rumah Viona dari dalam. 

Sementara Viona didalam rumahnya sedang duduk di meja kerjanya, dia sedang menerima telepon dari seseorang. Setelah menutup telepon, Viona keluar dari kamarnya.

ponsel Rendi berdering, dilihatnya panggilan dari Dedi.

RENDI

Ya halo Ded?

DEDI

(Suara dalam telepon)

Sudah ketemu Cewek yang di mimpi belum?

RENDI

Gak penting, langsung saja jangan bertele-tele.

DEDI

(Suara dalam telepon)

Tadi filenya sudah aku kirim, Kamu pelajari malam ini karena besok siang kamu harus ke PT. Raksa tirta. Dan barusan sudah aku hubungi direkturnya, mereka minta pertemuannya dipercepat.

RENDI

Oke lah, siap!

DEDI

(Suara dalam telepon)

Baru mau mencari cinta, Ehhh yang dapat malah pekerjaan. Jadi, Ingat pesan bapak Rendi dahulukan pekerjaan lho

RENDI

Dasar kamu. Sudah-sudah aku pelajari dulu filenya. Sudah tutup teleponnya.

Rendi kemudian melajukan mobilnya meninggalkan Rumah Viona. Ketika mobil Rendi baru jalan, Viona membuka pagar Rumahnya dan keluar membawa mobilnya.

SCENE 98

INT. MIE AYAM

PEMAIN. VIONA, NATALIA

Viona menghentikan mobilnya di depan warung Mie ayam. Kemudian dia turun bersama Natalia. Viona menghampiri penjual untuk memesan makanan sedangkan Natalia mencari tempat duduk. Setelah memesan Viona menuju ke tempat duduk yang biasanya dia tempati sama Rendi. Viona melihat Natalia berada di depan.

VIONA

Nat, Disini saja.

Natalia berdiri dan menuju ke tempat Viona.

VIONA

Kita dulu sering disini Nat. Makan bareng, bercanda bareng.

NATALIA

Makanya tempat duduk saja milih.

VIONA

Hehe. Ya Nat. Oh ya, pernah dengar kabarnya Geri gak?

Penjual datang membawa pesanan Viona, dan kemudian menaruhnya di meja.

PENJUAL

Harus di habiskan ya neng, Kalau tidak habis saya denda lho Haa Haa.

VIONA

(Tersenyum)

Pasti habis pak.

Penjual pun kembali ke tempat jualannya.

NATALIA

(Sambil makan Mie ayam)

Berarti Kamu sering banget kesini ya vi? Oh ya, Tadi kamu nanya tentang Gerikan, Memangnya kamu mau balikan lagi?

VIONA

Enggak lah!

NATALIA

Kirain saja, nyari Rendi gak ketemu-ketemu jadi. Hee hee hee.

Sambil menikmati Mie ayam juga es teh, mereka saling bercanda.

NATALIA

Terakhir aku dengar, dia kena kasus NARKOBA. Kalau gak salah dia di vonis hukuman 8tahun kurungan, Dan kabar terakhir aku dengar bisnis keluarganya bangkrut gara-gara dia. Untung kamu dulu putus dengannya.

VIONA

(Sedikit kaget)

Kasihan banget dia Nat.

NATALIA

Kejadiannya masih setahun yang lalu Vi.

Mereka pun melanjutkan makannya sampai selesai.

SCENE 99

INT. PT. RAKSA TIRTA – SIANG

PEMAIN. RENDI, VIONA,

Rendi Memakai pakaian Resmi kantoran memasuki gedung Pt. Raksa tirta untuk membicarakan proyek dari perusahaannya. Dia kemudian ke ruang personalia menanyakan janji pertemuannya dengan direktur.

RENDI

Maaf mbak, saya ada janji dengan direktur disini setelah makan siang.

PERSONALIA

Oh iya pak tunggu sebentar ya.

Personalia terlihat sedang menelepon, sedangkan Rendi melihat-lihat disekitar kantor. Setelah selesai menelepon, personalia menghampiri Rendi.

PERSONALIA

Pak di suruh tunggu di ruang meeting. Mari pak, saya antarkan ke ruang meeting.

Kemudian personalia mengantarkan Rendi ke ruang meeting.

Viona pun keluar dari ruangannya dan mau pergi ke tempat meeting, dia melihat Rendi bersama personalia.

Viona tak percaya bahwa itu Rendi, dia dari agak kejauhan memperhatikannya dan yakin bahwa itu Rendi, kemudian dia balik ke ruangannya dan duduk di kursinya.

VIONA

(Dengan tersenyum bahagia dan bicara dalam hatinya)

Ya tuhan, akhirnya engkau kabulkan doaku.

Rendi masuk ke ruang meeting, dan personalianya pun kembali. Viona mengambil ponselnya untuk menghubungi personalia.

VIONA

Halo. Pertemuannya tolong dibatalkan dulu, Katakan Nanti Malam saja ya. Nanti tempatnya saya yang menentukan.

PERSONALIA

(Suara personalia di telepon)

Baik Bu.

VIONA

Oh ya sama Minta nomor yang bisa dihubungi, biar saya yang menghubunginya langsung. Nanti kamu simpan ya.

Personalia mendatangi Rendi diruang meeting untuk menjelaskan ditunda pertemuannya.

PERSONALIA

Bapak, maaf meeting nya ditunda dulu, ibu lagi ada kesibukan lain jadi minta waktu Paling lambat nanti malam.

RENDI

(Sambil tersenyum)

Oke. Tidak apa-apa.

PERSONALIA

Oh ya, maaf boleh minta kartu namanya. Biar nanti di hubungi sama ibu direktur sendiri.

Rendi mengambil kartu nama di tasnya dan kemudian memberikan kepada personalia.

PERSONALIA

Ya terima kasih pak.

Setelah dia memberikan kartu nama, Rendi berjalan keluar kantor.

Viona keluar dari Ruangan dan menuju ke personalia untuk menanyakan hal tentang Rendi.

VIONA

Oh ya klien tadi sudah di mintai nomor yang bisa di hubungi.

PERSONALIA

Sudah Bu. Ini bu kartu namanya.

Viona mengambil kartu namanya dan dilihatnya, ternyata dia benar Rendi.

VIONA

Saya keluar dulu, Nanti kalau ada yang cari aku, kamu telepon aku dulu ya.

PERSONALIA

Ya Bu.

Viona keluar dari kantor, ketika di luar gedung dia memakai kacamata hitam sambil melirik ke arah parkiran Tamu. Namun sepertinya Rendi sudah Pergi.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar