IZINKAN AKU MEMILIKIMU
2. SCENE 10 - SCENE 20

SCENE 10

INT. KAMPUS – SIANG HARI

PEMAIN. RENDI, GERI, VIONA, NATALIA, TEMAN-TEMAN

Rendi dan teman-teman lainnya keluar ruangan karena jam kuliah sudah selesai. Ketika berjalan di pintu keluar ruangan tanpa sengaja Rendi menyenggol Viona, sehingga buku-buku Viona terjatuh berantakan.

VIONA

Aduh..... 

Viona melihati buku bukunya yang berantakan dan Kemudian Viona melihat Rendi dibelakangnya

RENDI

Maaf..... aku... Aku tidak sengaja

Viona Cuma tersenyum tipis melihat Rendi, lalu dia jongkok membantu Rendi mengambil buku-bukunya yang terjatuh, namun tiba2 tangan Rendi ada yang menginjak. 

RENDI

( Menarik tangannya yang terinjak )

Aduh....

Terlihat Geri sambil mendelik menatap ke Rendi

GERI

( Sambil melotot)

Sengaja mau godain Viona ya..

Geri melayangkan tangannya mau memukul wajah Rendi, namun Viona dan Natalia berusaha menarik tangan Geri dari belakang.

NATALIA

( Dengan keras dan Sedikit emosi melihat Geri )

Sudahlah Ger...

Viona tidak apa-apa juga kok

VIONA

( sambil memegang Geri )

Ya... Dia juga sudah minta maaf

Teman-teman lainya hanya melihat dan tidak berani melerai. Karena Geri ditakuti anak-anak di universitas.

Kemudian Rendi pergi, Geri menatap kepergian Rendi.

GERI

( Sambil menunjuk Rendi yang pergi )

Awas ya, kalau kamu ulangi lagi

Kemudian Geri menggandeng Viona dan mengajaknya pergi. 

Melihat Rendi keluar, Natalia coba mengejar Rendi.

NATALIA

Rendi... Rendi... Tunggu..

Rendi menoleh ke belakang dan dilihatnya Natalia, Rendi menghentikan langkahnya. Natalia mendekat ke Rendi.

Akhirnya mereka berjalan keluar berdua.

NATALIA

Kamu tidak apa-apa kan ?

Memang Geri itu orangnya emosian

Yang kamu senggol itu tadi pacarnya, makanya dia marah

RENDI

Tidak apa-apa Nat.. Cuma lecet sedikit kena sepatu

terima kasih ya..

NATALIA

Ya... Sama-sama

Oh iya, kamu Langsung pulang apa santai dulu ?

RENDI

Ada pekerjaan sedikit di rumah ?

Memangnya ada apa

NATALIA

Gak ada apa-apa sih

Kita ngopi dulu di taman yuk

RENDI

Kapan-kapan saja lah

NATALIA

Kamu tunggu aku di taman, aku mau mengambil buku dulu di kelas.

Natalia pergi ke kelas untuk mengambil buku-bukunya, sedangkan Rendi berjalan ke taman.

SCENE 11

EXT. TAMAN KAMPUS – SIANG HARI

PEMAIN. RENDI, NATALIA

Rendi duduk di sebelah pojok taman, kemudian dia mengambil dompetnya dan membukanya, terlihat uangnya Cuma 10.000rupiah.

RENDI

( Dalam hati Rendi)

Kalau buat beli kopi berdua kurang ini nanti

Buat ongkos pulang juga tidak ada

Aduh!!!!

Rendi sedikit kebingungan, kemudian dia memasukkan kembali dompetnya ke saku.

Tak lama kemudian Natalia datang membawa kopi dan kue, Natalia mengambil tempat duduk di samping Rendi.

NATALIA

Maaf agak kelamaan dikit..

Sekalian aku belikan kopinya..

Ini kopinya enak Rend...

Rendi mengambil kopi pemberian Natalia

RENDI

Waduh jadi gak enak sama kamu

NATALIA

( Natalia makan kue sambil bercerita )

Gak apa-apa

RENDI

Terima kasih ya

NATALIA

Padahal kamu kan jago juga kalo berkelahi, mengapa tadi tidak melawan

RENDI

Bisa saja kamu Nat..

Rendi dan Natalia menikmati kopi dan kue bersama, mereka pun terlihat akrab.

SCENE 12

EXT. RUMAH VIONA YG MEWAH

PEMAIN. VIONA, MAMA VIONA, PAPA VIONA

Viona dari dalam kamarnya menangis sambil duduk di atas kasurnya dan mencoba menutup telinganya dengan tangannya karena tak tahan mendengarkan papa dan mamanya berantem

MAMA VIONA

( hanya suara)

Oh... Jadi kamu selingkuh sama dia

PAPA VIONA

(hanya suara)

Tidak Ma.. dia itu teman lamaku

Tiba2 Viona mendengar suara piring pecah

SUARA PIRING PECAH

Pyarrr.... Pyarrr....

Viona dengan menangis memberanikan keluar dari kamarnya dan masuk ke kamar mamanya

VIONA

( Menangis dan teriak )

Berhenti semuanya 

Viona melihat di sekelilingnya begitu berantakan. Viona melihat mama dan papanya bergantian sambil sesegukan karena menangis melihat mama papanya.

VIONA

( Sambil menangis )

Aku mohon jangan berantem Ma... Pa...

Kemudian Viona terdiam begitu pun mama dan papanya juga terdiam.

VIONA

( Menangis )

Kalian jarang dirumah

Terus pulang kerumah berantem

Aku juga butuh kasih sayang dari kalian

Semuanya Egois

 

Setelah itu Viona berlari keluar rumah, papa dan mamanya terdiam melihat kepergian Viona 

SCENE 13

EXT. JALANAN – MALAM HARI

PEMAIN. GERI, WENDI, CEWEK-CEWEK

Geri dan teman2nya terlihat bersama cewek-cewek malam di atas mobilnya. Mereka lagi asyik melihat balap liar dengan minuman beralkohol.

Tiba-tiba Hp Geri berdering.

SUARA HP GERI

(Tiingg... Tingg.... Ting.... Sambil bergetar)

Diambil dan terlihat Viona sedang menelepon, namun Geri sepertinya malas mengangkatnya, jadi dia masukkan hp nya ke sakunya lagi. Tak lama kemudian hp nya berdering lagi.

Salah satu temannya memperhatikan Geri.

WENDI

Sapa Ger...

Vio ya....

Ajak kesini saja

GERI

Gak bakalan mau dia Wend...

CUPU...hhaahhh

Anak mama...

Wendi dan lainya tertawa.

GERI

(menunjukkan narkoba di plastik)

Pernah mau gua kasih ini malah dia marah.. dan langsung pergi...

WENDI

Sudahlah.... Mungkin dia mau mengajakmu jalan......

Telepon balik saja Atau ajak ke mana gitu

GERI

Malas gua bro..

WENDI

Nanti kalau dia ngambek gimana

Ajak saja kesini, sekalian nongkrong..

GERI

Gak bakalan dia marah

Aku tahu dia...

Sudahlah gak usah dibahas lagi.. kita hepi saja disini..

Geri tak menghiraukan telepon Viona, dan dia pun melanjutkan acara bersama teman-temannya.

SCENE 14

INT. DISKOTEK - MALAM

PEMAIN. VIONA, NATALIA

Viona duduk di meja sendiri, dia minum-minuman beralkohol untuk menghilangkan masalahnya. Karena terlalu banyak minum membuat Viona mabuk dan tertidur di meja.

Tak lama kemudian Natalia datang menemui Viona, dari pintu terlihat Viona sepertinya tertidur. Ketika berada di samping Viona, Natalia melihat Viona habis minum.

Akhirnya Natalia meminta tolong ke pegawai.

NATALIA

Mas minta tolong bantu aku ya..

Pegawai diskotek membantu Natalia menuntun Viona sampai keluar Diskotek. Setelah itu pegawainya pergi

VIONA

( Mabuk )

Maaf Nat, merepotkanmu

Kamu memang teman terbaikku

Hehehe..

NATALIA

Kenapa kamu ikutan mabuk gini vi..

Jangan ikuti Geri dong..

VIONA

( Mabuk )

Banyak masalah Nat...

Dan juga aku pusing bangetmelihat orang tuaku Nat..

Natalia dan Viona duduk diluar, Viona tiba-tiba muntah, Natalia memijit punggung Viona

NATALIA

Makanya jangan minum-minum gini Vi..

Tadi kamu kesini bawa mobil sendiri ?

VIONA

Tadi aku naik Taksi Vi..

NATALIA

Ya sudah aku carikan taksi dulu, kamu pulang saja ya

VIONA

Aku tidak mau pulang Nat..

Kalau ke rumah tambah membuatku pusing

NATALIA

Pokoknya kamu harus pulang

Aku juga harus balik kerja

ini tadi untung dapat ijin keluar

Natalia berjalan ke depan mencari taksi yang melintas, sedangkan Viona tergeletak di kursi depan diskotek.

Terlihat Taksi melintas disebrang jalan, Viona melambaikan tangan dan taksi menyalakan lampu kedip-kedip sebagai tanda bisa.

Natalia kembali ke Viona dan membantu Viona berdiri. Namun Viona lagi-lagi muntah. Natalia mengambil minyak oles dan dioleskan ke hidung Viona.

VIONA

Apa ini Nat..

Baunya tidak enak banget..

NATALIA

Biar badanmu hangat dan tidak muntah-muntah,

Kamu kan lagi mabuk.

Natalia dan Viona berdiri menunggu taksi datang ke arahnya.

VIONA

( karena mabuk Viona ngomong sendiri )

Aku gak ingin pulang Nat..

Geri kemana kamu...

Aku kesepian sendiri

NATALIA

Sudahlah Vi..

Kan ada aku..

VIONA

Geri sepertinya sudah tidak sayang sama aku lagi Nat

Tidak seperti dulu

Papa dan mama juga begitu

NATALIA

Ya suatu saat pasti mereka berubah

Jangan berfikir yang aneh-aneh

Natalia terus mengelus-elus pundak Viona sambil menunggu taksi tadi.

SCENE 15

EXT. JALAN RAYA DISKOTEK – 12.00 DINI HARI

PEMAIN. VIONA, NATALIA, RENDI

Rendi meluncur dengan santai sambil mendengarkan musik.

Ketika hampir sampai di pelataran diskotek, Rendi kaget melihat dua cewek yang memesan taksinya tadi.

RENDI

( Sambil mengemudi, Rendi memperhatikan kedua cewek tersebut)

Sepertinya itu Natalia

Rendi sedikit kebingungan, akhirnya dia memakai topinya biar tidak ketahuan.

Rendi menghentikan taksinya pas di pintu samping belakang, kemudian membukakan pintu taksinya dari dalam.

Natalia tanpa berpikir panjang, langsung membantu Viona masuk ke dalam dan memegangi Viona sambil mengambil kartu Nama Viona di dompetnya.

NATALIA

( Memberikan kartu Nama )

Pak sopir tolong antarkan ke alamat ini

Dan ini juga ongkosnya, kembaliannya ambil saja

RENDI

Ya non.. terima kasih

Rendi mengambil kartu nama dan uangnya tanpa melihat ke wajah Natalia.

RENDI

Oke.. ke alamat ini ya.

NATALIA

Ya pak, Tolong nanti di antar sampai ke rumah ya...

Karena teman saya dalam kondisi mabuk

RENDI

Baik non..

NATALIA

Terima kasih

Natalia keluar dari taksi dan menutup pintunya.

Rendi menyalakan mesin taksi, kemudian menutup kaca mobil. Sedangkan Natalia melihat taksi yang pergi.

SCENE 16

INT. TAKSI – DINI HARI

PEMAIN. RENDI, VIONA

Rendi melajukan taksinya dengan pelan-pelan dan sesekali melihat Viona yang lagi merintih karena mabuk. Rendi terus memperhatikannya.

RENDI

(Dalam hatinya)

Untung Natalia tidak ikut

Tiba-tiba terdengar suara Viona muntah, dengan cepat mata Rendi melihat Viona dari kaca spion

Tanpa sadar Viona tahu kalau dia dilihati dari kaca spion.

Viona menutup matanya dan merebahkan tubuhnya di kursi mobil.

VIONA

Maaf pak sopir,

Jangan marah ya.. nanti aku bersihkan..

Rendi langsung membuang pandangannya dari kaca spion dan menatap ke jalanan.

RENDI

Maaf non, tidak apa-apa nanti saya bersihkan

Akhirnya mereka sama-sama terdiam sejenak, setelah itu terdengar igauan Viona yang mabuk.

Rendi coba melirik lewat kaca spion, terlihat Viona menidurkan tubuhnya di kursi mobil.

VIONA

Gua mau tidur sini ya....

Kalau sudah sampai tolong di bangunkan bang...

Rendi cuma menganggukkan kepala, sedangkan Viona Sambil tidur-tiduran dia masih mengigau sendiri, kemudian dia membuka matanya dan mengajak Rendi bicara

VIONA

om sopir....!!

Om sopir...!!

Boleh aku cerita tidak ?

Karena tak ada yang bisa gua ajak bicara...

RENDI

( Sambil melirik ke kaca spion )

Ya non..

VIONA

Aku galau banget om sopir

Kesepian setiap hari

Orang tua jarang dirumah

Punya pacar egois, jarang memperhatikanku.. 

Hidup rasanya sepi....

Kemudian Viona terdiam dan menghela nafas

VIONA

Mengapa harus aku alami

Aku gak butuh uang... Aku ingin banget di manja.. di sayang..

Rendi tetap fokus ke jalan raya, sesekali dia melihat Viona dari spion. Dia cuman terdiam dan tak bicara

VIONA

( Dengan mata terpejam )

Om sopir

Harta itu bukanlah pilihan, 

papa dan mama aku, uangnya banyak tapi mereka jarang di rumah.. jarang bersamaku sejak kecil, mereka hanya mengurusi bisnis dan uang saja..

(Viona terdiam sejenak, kemudian tersenyum tipis )

Pulang-pulang mereka bertengkar..

Setelah itu balik ke luar kota lagi..

Tidak ada waktu untukku.. sama sekali..

RENDI

Sabar non... Tuhan mungkin punya rencana lain yang lebih baik buat non...

VIONA

Jadi lebih baik aku seperti ini, biar kejenuhanku hilang

RENDI

Berusaha lebih baik itu yang terbaik...

Keduanya sama-sama terdiam, Viona muntah lagi di dalam Taksi. 

VIONA

Maaf aku muntah lagi.

Taksimu jadi kotor

RENDI

Gak apa-apa non...

Nanti biar saya bersihkan sendiri..

VIONA

( Dengan mata terpejam, viona menjawab )

Om sopir terima kasih, maaf banget

Rendi melirik ke kaca spion, terlihat Viona duduk kembali sambil membersihkan bekas muntahannya dengan tisu

VIONA

Boleh minta nomornya om, barangkali saya butuh tumpangan bisa kan panggil taksinya.

RENDI

Ya non, bisa non..

Ini kartu taksi saya non

Sambil mengemudi, Rendi memberikan kartu nomor taksinya tanpa menghadap ke belakang.

Viona menerimanya dan memasukkannya ke dompet nya.

Suara GPS mobil mengeluarkan suara

SUARA GPS

Tujuan Anda segera tiba 

Rendi pun memelankan taksinya, hingga sampai di depan rumah Viona

RENDI

Non... sudah sampai di alamat rumahnya ini...

Rendi turun dan membantu Viona keluar mobil. Viona tak mampu berjalan sendiri karena dalam kondisi mabuk.

Rendi kebingungan mau membantu Viona, karena takut ketahuan.

VIONA

Bantu aku ke dalam ya...

Aku tidak kuat jalan sendir

RENDI

Ya non..

Rendi berjalan bergandengan dengan Viona, layaknya dua sejoli. Kemudian mereka berhenti pas di depan pintu pagar.

Ketika Rendi membunyikan bel rumah dan menunggu pembantunya keluar. Viona terlihat memejamkan matanya sambil menyandarkan kepalanya di pundak Rendi.

Rendi memandangi wajah Viona yang cantik, polos. Kemudian membersihkan kotoran di bibir Viona.

VIONA

( sambil menutup mata dan tersenyum tipis )

Terima kasih om sopir

Rendi dengan cepat memalingkan wajahnya ke bawah dan membuang tisunya.

Tak lama kemudian pembantu membukakan pintu pagar dan melihat Viona mabuk.

PEMBANTU

Non Viona..

RENDI

Ya Bu.. saya sopir taksi, temannya non ini tadi yang menyuruh saya mengantar kesini

PEMBANTU

Ya terima kasih pak

Rendi memindahkan Viona ke pembantunya, setelah itu Rendi balik menaiki taksinya sambil melihat ke arah pintu rumah Viona sampai pintunya tertutup.

SCENE 17

INT. RUMAH RENDI – PAGI HARI

PEMAIN. RENDI, IBUNYA

Suara alarm jam yang di atas meja berbunyi keras menunjukkan jam 06.00 WIB.

SUARA ALARM

Kriiingg... Kriinggggg... Kringg

Rendi bangun dan duduk sambil mematikan alarm, Rendi kelihatan masih mengantuk.

Sambil mata setengah terpejam Rendi masuk kamar mandi.

Ibunya menunggu di ruang tamu, Menyiapkan makanan.

IBU RENDI

Rendi.... Cepetan.. ayo sarapan

RENDI

Ya Bu... 

( Dari dalam kamar )

Rendi keluar dari kamarnya dan dia makan bersama ibunya di ruang tamu.

RENDI

Bu... alhamdulillah Ini buat belanja...

Lumayan tadi malam dapat Rejeki.

IBU RENDI

Rejeki dari mana ?

RENDI

Ya Tadi Malam dapat penumpang baik

Pokoknya ibu doakan terus.

IBU RENDI

Alhamdulillah... 

Kalau kerja kamu harus hati-hati

Yang sopan sama penumpang biar mereka merasa nyaman

RENDI

Ya Bu... Jangan lupa doain bu...

Setelah selesai makan, Rendi pamit berangkat ke kampus.

SCENE 18

INT. KAMPUS – DIKELAS – SIANG

PEMAIN. RENDI, GERI, VIONA, NATALIA, TEMAN-TEMAN

Kelas terlihat rame banget karena dosen tidak datang. Ada yang ngerumpi, juga bercanda.

Rendi dan lainnya lempar2an bola kasti

Tanpa sengaja bola yang dilempar Rendi kena pas mata kiri Geri

Plakkkkk!!!

Wajah Geri terlihat memerah dan menatap ke arah Rendi, sedangkan teman yang lainnya pada keluar.

GERI

Kamu lagi.. kamu lagi..

Matamu Buta ya...

RENDI

Sorry... Sorry...

Tadi...

Melihat Geri ada masalah, Teman-teman Geri datang mengerumuni Rendi.

Tanpa banyak kata, Geri langsung menghantam Rendi.

GERI

(Geri memukul wajah Rendi)

Plak...

Rendi deng rambut sedikit acak-acakan terdiam cuma melihati wajah Geri. Dengan wajah kesal dia ingin membalasnya tapi dia menahan emosinya.

GERI

Gak terima Loe...!!

Nantang...!!!

Emangnya loe siapa...!

Viona dan Natalia Melihat Geri mau memukul Rendi lagi, Viona dengan cepat mendekat ke Geri

VIONA

(Sambil menarik tangan Geri)

Udalah... Ger...

Dia kan sudah minta maaf, jangan bikin Resek lah..

Rendi menatap tajam Geri, sambil tangannya menggenggam, ingin membalasnya.

Natalia mendekati Rendi dan memegang tangannya. kemudian Ditariknya menuju ke bangku.

Sedangkan Viona menyuruh Geri dan teman2nya bubar. Lalu Viona mendekat ke Rendi dan Natalia

VIONA

Maaf ya...

Rendi memandang wajah cantik dan kalem Viona, sambil teringat jelas ketika Viona menyandarkan kepalanya di pundaknya

Natalia tersenyum melihat Rendi melamun melihat Viona

NATALIA

Rend... Rendi....

Dia itu minta maaf... Kok malah bengong.

Rendi tersadar dan tersenyum malu melihat Natalia

RENDI

Ya... Ya... Sorry..

Aku juga minta maaf.

Viona kemudian keluar, Rendi memperhatikan kepergian Viona sampai Viona tidak terlihat.

NATALIA

( Canda Natalia sambil tersenyum )

Hem.. cantik dan kalem banget kan Rend....

Sayang sudah ada yang punya

RENDI

Bisa saja kamu Nat...

Cuma di pikiranku ceweknya cantik tapi cowoknya ganas

Haa.. haaa

NATALIA

Namanya saja cinta.

Oh iya, pulang bareng sama aku yuk..

Nanti aku kenalkan pacarku

RENDI

Malu aku Nat.., kurang level kalau keluar bareng sama kalian.

Nggak ah.. Aku pulang sendiri saja..

NATALIA

Ya sudah aku pulang dulu ya..

Natalia pun pergi meninggalkan Rendi, sedangkan Rendi masih duduk di mejanya.

SCENE 19

EXT. HALAMAN KAMPUS – SIANG

PEMAIN. NATALIA, JUNA

Mobil civic hitam mulus parkir di depan kampus.

Juna menunggu Natalia

Tak lama kemudian Natalia terlihat keluar.

Juna kemudian mengambil Hp nya dan menelepon Natalia

JUNA

Halo....

Say... Aku tunggu di depan...

Natalia sambil memegang teleponnya melihat mobil Juna, dia langsung menuju ke depan.

Juna keluar dan membukakan pintu mobil depan

NATALIA

Sorry... Lama ya menunggu say..

JUNA

Gak juga... Demi dikau waktu jadi tidak terasa.. hheehee

Cari kopi yuku, Juna belum ngopi tadi?

NATALIA

Okelah...(Nata tersenyum.. dan mengangguk)

Juna menyalahkan mobilnya dan meluncur dengan pelan2...

NATALIA

Gua ajak Viona ya.....

JUNA

Oke... Telefon saja dia..

Natalia mengambil ponsel nya dan menelefon Viona

NATALIA

Hey.. vio... Makan yuk ke KFC di Jln. pahlawan ya...

VIONA

( Suara Viona dalam telefon )

Oke.. entar aku susul ke situ

Nata mematikan telefon dan menaruh di tasnya.

JUNA

( Sambil mengemudi )

Nanti Viona datang sama Geri atau sendiri?

NATALIA

Kurang tahu sih..

Tapi kayaknya sendiri... Hubungannya sama Geri kayaknya mulai agak Renggang, habis Geri jarang perhatikan Viona

JUNA

Lho memang kamu tahu darimana, apa kamu sering keluar sama Geri

NATALIA

Bukannya gitu..

Ya kamu juga tahu kan, bagaimana Geri itu

Mudah-mudahan kamu tidak seperti dia.. biar gak makan hati

Juna tersenyum melihat Natalia. Mereka menunggu Viona sambil bercanda.

SCENE 20

INT. RUMAH RENDI – SIANG HARI

PEMAIN. RENDI, IBUNYA

Rumah kecil yang terlihat sepi, Rendi berjalan santai sampai di teras rumahnya

RENDI

Assalamualaikum Bu...

Rendi pulang...

IBU RENDI

Wa ’alaikumsalam...

Rendi langsung masuk ke kamarnya

Ibunya mempersiapkan makanan untuk anaknya

IBUNYA

Makan dulu..

RENDI

(Dari dalam kamar)

Ya Bu..

Rendi keluar dari kamarnya dan makan yang sudah disiapkan ibunya.

Setelah itu bersantai di ruang tamu sambil menonton televisi

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar