Impian Dari Ranah Minang
9. Dream Comes True

132 INT. ATM - NIGHT

Naya berdiri di depan mesin atm, ia mengirim sejumlah uang ke rekening Arumi.

133 INT. KOS NAYA - NIGHT

Naya masuk ke kamar, melempar tas ke kasur kemudian berbaring. Ia memejamkan mata sejenak.

Handphonenya berdering, tertera nama Arumi di layar.

NAYA
Halo, assalamualaikum.

INTERCUT WITH:

134 INT. KAMAR ORTU NAYA - NIGHT

ARUMI
Waalaikum salam.

Arumi duduk di samping suaminya yang sedang berbaring.

NAYA (O.S.)
Gimana kondisi ayah, bun?
ARUMI
Insyaallah secepatnya akan segera ditindaklanjuti operasinya.
NAYA (O.S.)
Alhamdulillah. Ayah mana? Naya pengen ngobrol, kangen.

Arumi memberikan handphone ke suaminya.

DAHLAN
Halo, Nay.
NAYA (O.S.)
Assalamualaikum, ayah gimana kondisinya?
DAHLAN
Waalaikum salam. Ayah sehat-sehat aja kok.
NAYA (O.S.)
Ah, bohong.
DAHLAN
Beneran. Ayah lagi di teras ini nikmatin pisang goreng sama teh anget.

INTERCUT WITH:

135 INT. KOS NAYA - NIGHT

Naya tersenyum sambil meneteskan air mata.

NAYA
Ayah kalo sakit bilang aja, ngga usah ditutup-tutupin. Orang bunda bilang ayah lagi baringan di kasur.
DAHLAN (O.S.)
Ayah baik-baik aja kok, kamu ngga usah khawatir.
NAYA
Ayah, maafin Naya ya ngga bisa nemenin ayah operasi.

INTERCUT WITH:

136 INT. KAMAR ORTU NAYA - NIGHT

Dahlan meneteskan air mata. Ia menahan tangis.

DAHLAN
Ngga papa, kan masih ada bunda kamu yang senantiasa nemenin ayah.

Arumi menggenggam telapak tangan suaminya.

NAYA (O.S.)
Naya cuma bisa do'ain dari sini semoga ayah diberi kekuatan dan operasinya berjalan lancar.
DAHLAN
(suara serak)
Iya sayang.

INTERCUT WITH:

137 INT. KOS NAYA - NIGHT

NAYA
Naya sayang banget sama ayah.

Naya mengusap air matanya yang mengalir deras.

INTERCUT WITH:

138 INT. KAMAR ORTU NAYA - NIGHT

DAHLAN
Ayah...
(beat)
Juga sayang kamu nak.

Dahlan mengusap air matanya, ia memberikan handphone ke Arumi kemudian menatap langit-langit kamar dengan air mata yang menetes.

FADE OUT:

139 INT. KOS NAYA - NIGHT

Naya sedang mengerjakan skripsi, mulai pukul 8 malam hingga jarum jam mengarah pukul 12 malam dan berputar lagi di jam 2 pagi. Ia menguap dan menutup laptopnya kemudian tertidur.

140 INT. KAMPUS - DAY

Naya sedang melaksanakan sidang skripsi di sebuah ruangan bersama beberapa dosen dan dewan penguji. Ia mempresentasikan skripsi yang telah dibuat. Para dosen memperhatikan Naya.

DISSOLVE TO:

141 INT. RUANG OPERASI - DAY

Dahlan terbaring di sebuah ranjang, operasi bedah jantung sedang dilakukan bersama beberapa dokter. Ruangan terlihat dramatis.

DISSOLVE TO:

142 INT. LORONG RUMAH SAKIT - DAY

Arumi duduk di sebelah pintu ruang operasi. Wajahnya cemas. Ia mengepalkan tangannya di depan dada khawatir.

DISSOLVE TO:

143 INT. KAMPUS - DAY

Seorang dosen sedang mengajukan pertanyaan pada Naya, kemudian Naya menjawabnya dan menjelaskannya.

DISSOLVE TO:

144 INT. RUANG OPERASI - DAY

Dokter sibuk menangani proses operasi, terlihat monitor dan beberapa alat lainnya di meja. Terlihat wajah Dahlan dengan mata terpejam.

DISSOLVE TO:

145 INT. KAMPUS - DAY

Naya bersalaman dengan para dosen dan dewan penguji. Ia kemudian keluar ruangan.

FADE OUT:

146 INT. KOS NAYA - DAY

Naya sedang telpon dengan ibunya.

NAYA
Gimana proses operasinya bun?

INTERCUT WITH:

147 INT. LORONG RUMAH SAKIT - DAY

ARUMI
Alhamdulillah berjalan lancar.
NAYA (O.S.)
Syukurlah bun. Ayah kapan boleh pulang?
ARUMI
Dokter bilang dua minggu lagi, karena masih harus dalam pemantauan dokter di ruang intensif. Kalau kondisi ayah sudah lebih baik baru diijinkan rawat jalan di rumah.

INTERCUT WITH:

148 INT. KOS NAYA - DAY

Wajah Naya berubah sedih.

NAYA
Ayah sama bunda bisa datang ke wisuda Naya, kan?

INTERCUT WITH:

149 INT. LORONG RUMAH SAKIT - DAY

Ibunya terdiam sejenak.

ARUMI
Insyaallah, bunda usahain. Do'ain ayah segera pulih ya nak.

INTERCUT WITH:

150 INT. KOS NAYA - DAY

Terlihat kekecewaan di wajah Naya.

NAYA
Iya bun.

INTERCUT WITH:

151 INT. LORONG RUMAH SAKIT - DAY

Seorang dokter memanggil Arumi dari belakang.

DOKTER
Bu Arumi.

Arumi menoleh ke belakang.

ARUMI
Iya dok, sebentar.

Arumi fokus ke telepon lagi.

ARUMI
Nay, nanti bunda telpon lagi ya. Assalamualaikum.

Arumi mengakhiri panggilan, ia berjalan menuju dokter yang memanggilnya.

INTERCUT WITH:

152 INT. KOS NAYA - DAY

Naya meletakkan handphonenya di meja dekat laptop yang menyala. Ia mengambil sebuah figura foto bersama orang tuanya di meja belajar. Memandanginya dengan raut kesedihan.

FADE OUT.

153 INT. KAMPUS - DAY

Beberapa minggu kemudian.

Suasana khidmat. Ruangan dipenuhi oleh mahasiswa yang menanti namanya dipanggil untuk gelar kelulusan. Naya memakai kebaya berwarna merah muda dan toga wisuda.

DOSEN
Lulusan terbaik untuk wisudawan dan wisudawati periode tahun ini dengan IPK 3.90 diberikan kepada Naya Putri Kirana.

Naya maju ke depan dengan senyum bahagia. Ia bersalaman dengan para dosen sambil tersenyum melihat podium, kemudian kembali duduk.

Mata Naya menelusur mencari orang tuanya yang tak terlihat di ruangan itu, wajahnya mulai cemas.

154 EXT. TAMAN - DAY

Naya sedang menelepon ibunya namun tak diangkat. Terlihat raut kesedihan di wajahnya.

MAUDY
Ngga diangkat Nay? Mungkin kejebak macet.

Naya hanya menghela nafas.

ORANG TUA MAUDY
Maudy.

Ibu angkat Maudy melambaikan tangan ke arah Maudy.

MAUDY
Iya bu, sebentar. Nay, mau gabung sama orang tua angkatku ngga?
NAYA
Kamu duluan aja Dy, nanti aku nyusul.
MAUDY
Okay.

Maudy mengelus pundak Naya kemudian menghampiri orang tua angkatnya.

Naya melihat teman-temannya yang tertawa, berfoto bersama kedua orang tua dan keluarganya. Ia meneteskan air mata.

Tiba-tiba Dahlan memanggil Naya dari belakang.

DAHLAN
Ayah bangga sama kamu, nak.

Naya menoleh ke belakang, melihat kedua orang tuanya. Dahlan yang duduk di kursi roda dan Arumi berdiri di sebelahnya.

NAYA
Ayah...

Naya berlari memeluk erat ayahnya. Air matanya menetes.

Dahlan menatap putrinya.

DAHLAN
Ayah bangga sama kamu nak, Kamu ngebuktiin ke bunda dan ayah kalau kamu bisa, walaupun anak ayah satu ini keras kepala.

Naya terharu. Dahlan mencium kening Naya, kemudian mengusap air mata anak gadisnya itu.

ARUMI
Selamat atas kelulusan kamu sayang. Maaf, bunda telat datangnya. Tadi di jalan macet banget. Bunda bangga sekali sama kamu, nak.

Arumi mengelus kepala Naya.

Ia menggenggam kedua tangan orang tuanya.

NAYA
Makasih yah, bun. Udah datang ke wisuda Naya. Ini semua berkat do'a dan dukungan kalian. Tanpa ayah dan bunda, Naya ngga akan bisa mencapai semua ini.

Naya memeluk lagi kedua orang tuanya.

MARYAM
Happy graduation Naya!
WINDA
Happy graduation naya!
RARA
Happy graduation naya!

Naya melepas pelukan kedua orang tuanya dan menoleh ke arah sumber suara. Rara, Winda dan Maryam memeluk Naya yang masih tertegun.

Mereka bertiga memberikan bunga dan sovenir ke Naya.

MARYAM
Selamat ya Nay, akhirnya kamu lulus kuliah juga.
WINDA
Ya ampun ngga nyangka waktu berjalan begitu cepet.
RARA
Kita bangga banget sama kamu.
NAYA
Makasih banyak ya, gengs. Sayang banget sama kalian.

Naya memeluk sahabatnya erat.

FENO
Selamat atas kelulusan kamu, Nay.

Feno tiba-tiba muncul di belakang Naya dengan sebuah bunga di sebelah tangannya. Naya terkejut mendengar suara itu dan langsung berbalik ke arah Feno.

NAYA
Hai, Feno.
FENO
Hai. Congratulations, I'm so proud of you.

Feno memberikan buket bunga lili pada Naya.

NAYA
Thank you.

Naya menerima bunga itu dan mencium aromanya sambil tersenyum.

MARYAM
Cie cie..
RARA
Cie cie..
WINDA
Cie cie...

Ketiga sahabatnya menyorakinya, Naya dan Feno hanya tertawa kecil.

155 INT. KOS NAYA - NIGHT

Terlihat sebuah kalender yang menempel di dinding kamar Naya, pada tanggal 28 Januari diberikan tanda lingkaran merah. Naya sedang memakai jilbab, ia mengambil sebuah tas kemudian keluar kamar.

156 INT. TEATER KECIL - NIGHT

Naya menghadiri malam puncak SAYEMBARA NOVEL DKJ, ia mencari tempat duduk yang pas, kemudian duduk diantara para peserta penulis lain. Di panggung terdengar pembawa acara yang sedang berpidato.

Ia menunggu pengumuman pemenang novel DKJ dari para juri.

JURI
Selamat untuk naskah juara pertama berjudul IMPIAN DARI RANAH MINANG karya Naya Putri Kirana.

Tepuk tangan meriah menyambut. Naya tertegun tak percaya hingga mulutnya menganga. Ia berdiri kemudian berjalan ke panggung menerima penghargaan dari para juri dan bersalaman. Ia tersenyum lebar ke arah penonton.

FADE OUT.

157 INT. GRAMEDIA - DAY

2 tahun kemudian.

Naya sedang melakukan promosi peluncuran novelnya di toko buku Gramedia. Suasana siang itu ramai sekali. Ia duduk di sebuah kursi dan juga ada meja yang berisi tumpukan novelnya.

(Tangan) Naya menandatangani sebuah novel yang berjudul IMPIAN DARI RANAH MINANG, kemudian memberikan kepada penggemar yang menanti di hadapannya.

PENGGEMAR
Terima kasih kak.
NAYA
(tersenyum)
Sama-sama.

Naya melanjutkan menandatangani tumpukan novel di meja itu. Seorang pria (40) menghampiri Naya.

PRODUSER
Selamat siang.

Naya menoleh dan langsung berdiri.

NAYA
(tersenyum)
Iya selamat siang.
PRODUSER
Saya tertarik untuk mengangkat novel ini menjadi sebuah film.

Pria itu menunjukkan novel Naya yang di bawa olehnya dengan senyum yakin.

CUT TO BLACK.

SELESAI

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar