HINGAR!
10. Scene 79-84

78. INT. RESTAURANT — SORE- FLASHBACK

Barra dan teman-temannya sedang bercanda saat memasuki restaurant dan tidak sengaja mnabrak seorang perempuan. Perempuan itu membereskan makanannya yang terjatuh.

BARRA DIRAS

Maaf mba, maaf. Makanannya saya ganti ya.

(membantu Hara membereskan makanan yang tumpah)

ADHARA NAIRA

Gak usah. Lain kali hati-hati mas! 

Merasa suaranya tidak asing, Barra memperhatikan wanita tersebut.

BARRA DIRAS

Adhara Naira?

Perempuan yang sedang membereskan makanan yang terjatuh mengangkat wajahnya, melihat siapa yang memanggil namanya.

ADHARA NAIRA

Barra?

BARRA DIRAS

Kita harus ngomong!

(menggenggam tangan Hara)

Barra dan Hara duduk saling berhadapan.

BARRA DIRAS

3 tahun Har? Butuh waktu berapa lama lagi untuk seorang Adhara Naira menghubungi sahabat-sahabatnya di Jakarta? Lo segitu bencinya sama kita?

ADHARA NAIRA

Enggak gitu Bar.

(mencoba menjelaskan)

BARRA DIRAS

Enggak gitu gimana? Apa lo gak mikirin gimana histerisnya Zelmira saat tau lo pindah tanpa ucapan perpisahan sama kita.

ADHARA NAIRA

Gue juga kangen banget sama Zelmira, gue juga kangen banget sama lo.

BARRA DIRAS

Terus kenapa bahkan lo gak menghubungi satupun dari kita? Paling enggak untuk sekedar infoin ke kita kalau lo baik-baik aja.

ADHARA NAIRA

Karena gak ada yang baik-baik aja, Bar. Gue juga sedang berusaha memperbaiki diri gue sendiri. Supaya gue bisa bertemu kalian di kualitas terbaik gue.

BARRA DIRAS

Siapa yang bilang kita butuh kualitas terbaik lo? Siapa yang bilang kita akan menerima lo hanya saat lo sudah berada di kualitas terbaik lo?

Hara terdiam.

BARRA DIRAS

Bahkan Kayden berulang kali memastikan keberadaan lo ke gue.

ADHARA NAIRA

Janji sama gue, jangan kasih tau pertemuan kita ini ke dia.

BARRA DIRAS

Siapa? Kayden?

ADHARA NAIRA

(mengangguk)

BARRA DIRAS

Apa lo gak mau menyelesaikan masalah lo sama dia?

ADHARA NAIRA

Gue gak mau membahas dia, Bar!

BARRA DIRAS

Oke. Gue gak akan kasih tau Kayden. Tapi, kasih tau gue dimana alamat lo dan nomor ponsel lo beserta nomor ponsel Bunda. Gue gak mau kehilangan sahabat gue untuk kedua kalinya.

Hara menghela napas dengan tatapan tajam pada Barra. Lalu ia tersenyum.

CUT BACK TO:

BARRA DIRAS

Dia cuma minta gue gak memberi taukan ke lo, jadi gue memberitaukan pertemuan gue sama Hara ke Zelmira.

Kayden menghela napas kesal dengan senyum sinis sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

KAYDEN ELDAR

Oke! Lusa gue ke Solo. Tolong kirimin gue nomor ponsel Bunda dan alamat rumah Bunda.

Kayden segera berlalu meninggalkan Barra dan Zelmira.

CUT TO:

79. INT. CAFFE — SIANG

Kayden memasang pendengarannya sebaik mungkin, sambil tersenyum dia mengenang khayalan-khayalan aneh Hara yang cukup ia rindukan. Ia melihat seorang wanita dengan pakaian yang memperlihatkan bahunya dengan rambut bergelombang. Kayden mendekati wanita itu.

KAYDEN ELDAR

Adhara Naira?

Perlahan Hara melemparkan pandangannya pada Kayden, tatapannya penuh kebingungan namun segera memudar setelah ia mengenali kembali siapa yang baru saja memanggilnya.

ADHARA NAIRA

Ya.

KAYDEN ELDAR

Boleh duduk disini?

ADHARA NAIRA

Maaf, saya sedang menunggu seseorang.

KAYDEN ELDAR

Bapak Reno?

(memastikan)

Hara menatap dengan sinis.

KAYDEN ELDAR

Gue disini mewakili bapak Reno.

Sambil menghela nafas panjang akhirnya Hara mempersilahkan Kayden untuk duduk dihadapannya.

KAYDEN ELDAR

Thanks.

Lalu hening melanda untuk beberapa saat.

ADHARA NAIRA

Bisa kita mulai meetingnya? Karena setengah jam lagi saya ada janji lain.

KAYDEN ELDAR

Lo melewatkan 7 tahun kisah hidup gue, apa sedikitpun lo gak…. Pensaran?

ADHARA NAIRA

Tidak. Jadi bisa kita mulai?

KAYDEN ELDAR

Kenapa Harus buru-buru banget sih?

ADHARA NAIRA

Saya rasa saya harus mengingatkan anda, bahwa saat ini kita bertemu untuk membicarakan urusan pekerjaan.

KAYDEN ELDAR

Saya? Anda? Bahkan lo menggunakan Bahasa formal sama gue?

ADHARA NAIRA

Maaf, saya rasa kita tidak sedekat itu.

KAYDEN ELDAR

Bahkan ketika itu orang yang udah lo kenal selama belasan tahun?

ADHARA NAIRA

Waktu yang lama tidak menjamin kedekatan seseorang. Setidaknya itu yang saya tahu. Seseorang yang saya kenal dengan waktu yang begitu lama yang mengajarkannya pada saya. Dia dengan mudah berpihak pada seseorang yang baru ia kenal beberapa hari dari pada orang yang sudah ia kenal lama.
(dengan tatapan sinis)

SFX: Ponsel Kayden berdering.

Barra menelephone

KAYDEN ELDAR

Halo

Intercut with Barra

BARRA DIRAS

Kay, gimana udah sampe? Udah ketemu Hara?

KAYDEN ELDAR

Ini lagi meeting.

BARRA DIRAS

Ohh, oke oke. Yaudah kalau gitu, bye.

Panggilan telpon berakhir.

KAYDEN ELDAR

Kalau begitu ayo kita doakan agar orang tersebut tidak melakukan hal bodoh seperti itu lagi.

(melanjutkan pembicaraan dengan Hara)

ADHARA NAIRA

Sejujurnya saya tidak perduli dengan apapun yang berkaitan tentang dia. Jadi, seandainya anda merasa tidak nyaman untuk melakukan meeting dengan saya. Anda bisa mengatur jadwal kembali dengan Ibu saya.

KAYDEN ELDAR

Gak, gak usah. Oke, kita mulai meetingnya. Untuk membuat anda merasa nyaman, ada baiknya agar saya juga menggunakan bahasa formal saat ini.

ADHARA NAIRA

Saya setuju, itu lebih baik. Toh kita berdua sama-sama tidak pernah merasa dekat.

Sfx: ponsel Kayden bergetar chat dari Zelmira.

Kayden terfokus ke ponselnya sebentar.

ADHARA NAIRA

Sepertinya anda sibuk sekali?

(menyindir)

KAYDEN ELDAR

Tidak, saya sedang tidak sibuk. Saya hanya tidak mau mengulangi kesalahan di masa lalu.

Dulu hanya karena tidak mengangkat telephone dari sesorang, saya membiarkan orang yang saya anggap penting harus melewati masa-masa yang berat tanpa keberadaan saya dismpingnya.

KAYDEN ELDAR

Semenjak itu, saya akan selalu meluangkan waktu 5-10 detik untuk membaca chat atau mengangkat telephone dari mereka.

KAYDEN ELDAR

Anda merasa terganggu?

ADHARA NAIRA

Tidak.

(menatap tajam ke arah Kayden)

KAYDEN ELDAR

Oke, kita mulai meetingnya. Ini konsep-konsep yang sudah saya buat. Beserta beberapa referensi yang akan memudahkan anda untuk menjelaskan apa konsep yang anda inginkan.

Hara segera mengambil dokumen yang diberikan padanya. Kayden terdiam dengan perasaan gelisah, sebelum akhirnya ia tersenyum tipis.

KAYDEN ELDAR

Ini sudah setengah jam, bukankah anda adalah orang yang sangat menepati janji? Saya tidak mau menjadi alasan anda untuk mengingkari sebuah janji. Jadi, kita sudahi saja meeting ini dan melanjutkannya besok.

(kayden berpamintan lalu pergi meninggalkan Hara yang terdiam dengan wajah penuh kebingungan)

CUT TO:

80. INT. HOTEL- KAMAR — SORE

Kayden mengambil ponselnya, lalu melihat chat dari Barra dan langsung menghubungi nomor yang telah di berikan.

KAYDEN ELDAR

Halo, Assalamualaikum.

Intercut with Bunda

SELINA SORAYA

Walaikumsalam. Ya ini dengan siapa?

KAYDEN ELDAR

Halo? Bunda? Ini Kayden.

SELINA SORAYA

Ohh, Kayden. Iya sayang. Gimana udah ketemu sama Hara?

KAYDEN ELDAR

Udah Bunda, tapi yaa gitu dehh. Bunda ada waktu ga? Aku kangen sama Bunda.

SELINA SORAYA

Bunda juga kangen banget sama kamu. Kamu nginep di hotel mana? Bunda yang kesana aja nyamperin kamu.

KAYDEN ELDAR

Jangan Bunda, nanti bunda capek.

SELINA SORAYA

Enggak kok, tenang aja. Kirimin alamat hotelnya ya? Nanti kita ketemuan di restoran hotel aja.

KAYDEN ELDAR

Yaudah deh Bunda, kalau Bunda maunya begitu.

SELINA SORAYA

Yaudah sampai ketemu nanti ya sayang.

KAYDEN ELDAR

Oke Bunda.

Panggilan telpon ditutup.

CUT TO:

81. INT. HOTEL- RESTAURANT — MALAM

Bunda dan Kayden saling duduk berhadapan.

SELINA SORAYA

Bunda kangen banget sama kamu.

KAYDEN ELDAR

Aku juga kangen banget sama Bunda. Bunda gimana kabarnya?

SELINA SORAYA

Alhamdulillah baik sayang. Kamu gimana?

KAYDEN ELDAR

Aku juga alhamdulillah baik, bunda.

SELINA SORAYA

Gimana? Udah ada calon? Bunda denger Barra sama Zelmira beberapa bulan lagi mau nikah?

KAYDEN ELDAR

Kalau Hara gimana Bunda? Udah ada calon?

SELINA SORAYA

Wow kamu to the point sekali, Bunda suka nih sama yang to the point begini.

(dengan tatapan meledek)

Kayden tersenyum malu.

SELINA SORAYA

Gimana meeting sama Haranya?

KAYDEN ELDAR

Ya, gituh deh bunda.

SELINA SORAYA

Kalian masih belum baikkan?

Kayden merasa kaget karena Bunda mengetahui bahwa hubungan nya dengan Hara memiliki masalah

KAYDEN ELDAR

Bunda tau masalah aku sama Hara? Bunda gak benci sama aku?
(dengan wajah merasa bersalah)

SELINA SORAYA

Bunda tau, kalau kamu sama Hara punya masalah, dan Bunda yakin semua ini cuma kesalah pahaman aja.

KAYDEN ELDAR

Makasih ya Bunda.

(tersenyum lembut)

SELINA SORAYA

Jadi, apa yang harus bunda laporin?

(dengan senyum meledek)

KAYDEN ELDAR

Semuanya, aku gak mau ada sedikitpun yang terlewat.

(membalas senyuman Bunda)

SELINA SORAYA

Oke, kita mulai dari Pendidikan Hara, setelah lulus SMA dia kuliah ambil jurusan ilmu komunikasi dan lulus dengan nilai cumlaude.

KAYDEN ELDAR

Terus sekarang Hara kerja dimana bunda?

SELINA SORAYA

Dia ngebantuin bunda ngurusin catering dan penginapan. Kadang kalau ada masalah dia yang handle. Kamu tau gak dari uang tabungannya selama ini dia beli apa?

(sambil menahan tawa)

KAYDEN ELDAR

Beli apa bunda?

SELINA SORAYA

Kalau anak jaman sekarang nabung buat beli rumah atau beli mobil. Hara nabung buat beli sawah.

KAYDEN ELDAR

Hah? Yang bener bunda? Buat apa?

SELINA SORAYA

Beneran. Gak paham deh, pas Bunda tau juga Bunda bilang ke dia 'Kalau kamu tertarik sama ilmu pertanian kenapa kamu kuliah ambil jurusan marketing?' Ehhh tapi bunda dicuekkin

(menggerutu)

KAYDEN ELDAR

Terus yang ngurusin Sawah dia siapa Bunda?

(penasaran)

SELINA SORAYA

Jadi, Hara beli sawah itu karena, petani yang punya sawah lagi butuh uang untuk pengobatan anaknya. Jadi setelah membeli sawah itu, Hara memberikan izin untuk petani itu mengelola sawah seperti biasanya.

SELINA SORAYA

Nah, semenjak itu petani disana dan Hara selalu bikin acara syukuran tuh setiap kali musim panen.

Kayden tersenyum mendengar cerita Bunda tentang Hara.

SELINA SORAYA

Keanehannya belum berhenti sampai disitu. Dia juga beberapa tahun terakhir ini minta hadiah ulang tahun yang gak kalah ajaib dari anak-anak jaman sekarang.

(menggeleng-gelengkan kepalanya)

KAYDEN ELDAR

Memangnya dia minta apa bunda?

SELINA SORAYA

Minta sepasang sapi dan sepasang kambing. Alhasil sekarang dia mendadak punya peternakan mini.

KAYDEN ELDAR

Ha? Itu buat apa lagi,Bunda?

(kehabisan kata)

SELINA SORAYA

Katanya buat dimakan. Jadi kalau udah banyak setiap 4 bulan sekali bisa dipotong terus dimasak dan hasilnya bisa dibagi-bagin sama warga yang kurang mampu.

KAYDEN ELDAR

Terus yang ngerawat ternaknya siapa bunda?

SELINA SORAYA

Ya petani-petani disana. Curang kan dia?

Kayden iku tertawa mendengar apa yang di ceritakan Bunda.

KAYDEN ELDAR

Terus temen Hara banyak bunda disini?

SELINA SORAYA

Temen apa dulu nih?

(memancing)

KAYDEN ELDAR

Temen kuliah, temen main atau temen special. Pokoknya temennya dialah bunda.

SELINA SORAYA

Dia beberapa kali bawa temennya ke rumah, kalau temen main sih banyak apa lagi anak-anak petani. Tapi, kalau temen special kayaknya belum ada. Abisnya bunda belum pernah dikenalin. Gimana, puas dengan laporan bunda?

(memberikan senyuman meledek)

KAYDEN ELDAR

Puas!

KAYDEN ELDAR

Oh iya, aku butuh bantuan Bunda untuk memperbaiki hubungan aku sama Hara.

SELINA SORAYA

Apapun yang kamu butuhin sayang. apa rencana kamu?

CUT TO:

82. INT. RUMAH BUNDA- RUANG KELUARGA — SIANG

Bunda mempersilahkan Kayden masuk kedalam rumah. Hara yang melihat kedatangan Kayden langsung masuk pergi meninggalkan ruang keluarga.

SELINA SORAYA

Kamu mau kemana sayang?

Hara masuk kedalam kamarnya, lalu tidak lama ia keluar sambil membawa tas.

ADHARA NAIRA

Aku ada janji Bunda, jadi aku pamit pergi ya.

SELINA SORAYA

Lho kamu kan mau meeting sama Kayden?

ADHARA NAIRA

Kan ada Bunda, jadi bunda aja yang meeting. Aku pamit pergi ya Bunda.

(mencium tangan Bunda)

CUT TO:

83. INT. RUMAH BUNDA- RUANG KELUARGA — MALAM

Kayden berulang kali melihat jam di dinding.

Insert: jam menunjukkan pukul 23:14

Kayden menghelah napas. Menunggu Hara dengan penuh kekhawatiran. Suara motor terdengar dari jauh, kayden segera duduk santai sambil menonton TV. Hara masuk kedalam rumah. Hara dan Kayden saling memandang beberapa saat.

ADHARA NAIRA

Bukankah ini terlalu malam untuk masih membicarakan urusan pekerjaan?

KAYDEN ELDAR

Siapa yang bilang saya masih di sini untuk membicarakan pekerjaan?

ADHARA NAIRA

Terserahlah, ini sudah malam saya rasa anda bisa segera kembali ke hotel karena saya ingin mengunci seluruh pintu.

(intonasi suara dingin)

KAYDEN ELDAR

Kalau begitu silahkan mengunci semua pintu.

(mencoba meninggalkan Hara, dengan memasuki rumah lebih dalam)

ADHARA NAIRA

Tunggu anda mau kemana?

KAYDEN ELDAR

Mau ke kamar.

Hara terlihat bingung.

KAYDEN ELDAR

Tadi Bunda yang menyuruh saya menginap di rumah ini? Anda ingin mengusir tamu yang diundang langsung oleh ibu anda sendiri?

Merasa jengkel Hara meninggalkan kayden begitu saja. Kayden mengikuti langkah Hara.

ADHARA NAIRA

Anda sedang apa?

KAYDEN ELDAR

Mau ke kamar.

ADHARA NAIRA

Ini kamar saya? Apa anda tidak memiliki sopan santun mengikuti seorang gadis sampai ke kamarnya?

KAYDEN ELDAR

Maaf tapi kamar saya disini.

Hara menahan rasa malu dan kesal diwaktu bersamaan karena kamar keduanya bersebrangan. Hara masuk kedalam kamar, Kayden menahan tawa. Kayden mengetuk pintu kamar Hara. Hara membuka pintu kamarnya dengan wajah kesal.

ADHARA NAIRA

Apa?!

KAYDEN ELDAR

Cuma mau nyampein pesan dari Bunda. Karena tadi saya gak ikut makan malam, kata Bunda kalau saya laper, saya disuruh minta siapin makanan aja sama Adhara Naira, putri semata wayangnya ibu Selina Soraya.

ADHARA NAIRA

Terus?

KAYDEN ELDAR

Sekarang saya laper.

(dengan wajah polos)

ADHARA NAIRA

Ini udah tengah malem.

KAYDEN ELDAR

Dan saya laper.

(sambil tersenyum polos)

ADHARA NAIRA

Siapa yang nyuruh gak makan malam?

KAYDEN ELDAR

Saya laper dan cuma mau makan masakan Adhara.

(dengan wajah serius)

Hara menghelah napas dan lalu keluar kamar.

CUT TO:

84. INT. RUMAH BUNDA- DAPUR — MALAM

Hara mulai menyiapkan bahan, tidak perlu waktu lama Hara menyiapkan nasi goreng dan ayam goreng.

KAYDEN ELDAR

Anda rajin sekali ya?

ADHARA NAIRA

Kalau bukan karena Bunda yang memberikan perintah, anda pikir saya mau melakukan hal ini?

KAYDEN ELDAR

Wahh,, berarti kalau nanti Bunda memerintahkan anda untuk menikah dengan saya, anda tidak akan melakukan penolakan?

ADHARA NAIRA

Apa sekarang anda sudah gila?

KAYDEN ELDAR

Iya. Karena seorang wanita

ADHARA NAIRA

Menyedihkan!

KAYDEN ELDAR

Memang.

(menyetujui)

Hara menaruh makanan di atas meja makan. Lalu beranjak pergi.

KAYDEN ELDAR

Bisa temani saya makan?

ADHARA NAIRA

Saya mau istirahat.

KAYDEN ELDAR

Baiklah, apa boleh buat saya akan telephone bunda dan minta beliau bangun dari tidurnya untuk menemai saya makan malam. Toh, Bunda lebih ramah daripada putri sematawayangnya.

(mulai membuka layar ponsel)

Hara langsung duduk manis di depan Kayden. Kayden memandang Hara dengan tatapan bahagia. Kayden mulai memakan makanannya.

KAYDEN ELDAR

Wah, ini enak banget. Terimakasih yaa.

Hara diam tanpa ekspresi, Kayden memperlambat cara makannya agar bisa lebih lama melihat Hara.

ADHARA NAIRA

Saya kira anak bayi saja bisa makan lebih cepat dari cara makan anda saat ini.

(menyindir)

KAYDEN ELDAR

Kalau anda menyuapi saya mungkin bisa lebih cepat. Anda mau mencoba?

(menggoda Hara)

KAYDEN ELDAR

Anda pikir saya gila.

KAYDEN ELDAR

Saya baru sadar, sekarang anda lumayan cantik yaa, apa sudah punya kekasih?

ADHARA NAIRA

Lumayan?

(tersenyum sinis)

KAYDEN ELDAR

Kalu belum, boleh mencalonkan diri?

Hara memberikan ekspresi malas menghadapi celotehan Kayden.

KAYDEN ELDAR

Saya dengar dua orang sahabat anda akan menikah tahun ini. Saya hanya khawatir anda merasa kesepian nantinya.

ADHARA NAIRA

Saya punya selera yang tinggi tentang seorang pria?

(intonasi suara sinis)

KAYDEN ELDAR

Saya juga memiliki selera yang tinggi terhadap wanita.

ADHARA NAIRA

Seperti apa?

(menanggapi dingin)

KAYDEN ELDAR

Seperti anda. Lalu pria seperti apa yang menjadi selera anda?

ADHARA NAIRA

Harus saaangggaat kaya. Saya sangat suka menghabisakan uang, membeli sesuatu yang tidak perlu dan tidak suka bekerja. Uang adalah segalanya bagi saya.

(tersenyum lembut)

KAYDEN ELDAR

Sepertinya anda tumbuh menjadi wanita yang materialistis sekarang?

ADHARA NAIRA

Waktu bisa mengubah seseorang bukan?

(senyum sinis)

KAYDEN ELDAR

Tapi tidak apa, saya tetap ingin mencalonkan diri. Meskipun belum menjadi seseorang yang kaya raya, anda tau benar bahwa saya memiliki karakter pekerja keras. Jadi, barang tidak penting apa yang sedang anda inginkan? Sapi? Kambing? Sawah? atau alat bajak?

(menanggapi niat Hara dengan tersenyum)

Pandangan Hara berubah seiring ia menyadari bahwa segala tentangnya tak lagi menjadi rahasia.

KAYDEN ELDAR

Ini.

(memberikan sekotak kardus berukuran sedang)

KAYDEN ELDAR

Ini apa?

Kayden menarik box tersebut agar mendekat kearahnya.

KAYDEN ELDAR

Selamat Adhara Naira atas kemenangan perlombaan kimia sekali gus perlombaan pertama anda.

(mengeluarkan sebuah kado dari dalam kardus)

KAYDEN ELDAR

Selamat ulang tahun yang ke tujuh belas Adhara.

(kayden kembali mengeluarkan sebuah hadiah dari kotak kardus)

Kayden melakukan hal tersebut berulang sampai pada hadiah terakhir.

KAYDEN ELDAR

Selamat ulang tahun yang ke dua puluh dua Adhara.

Setelah menyelesaikan pemberian kado yang terakhir Kayden dan Hara saling memandang. Hara menatap dingin sedangkan Kayden menatap dengan rasa bahagia.

KAYDEN ELDAR

Karena tahun ini belum waktunya anda berulang tahun, jadi saya masih memikirkan kado apa yang tepat untuk ulang tahun anda beberapa minggu lagi, tapi jika anda ingin me-request, anda bisa mengatakannya pada saya. Ada yang sedang anda inginkan?

Hara memberikan tatapan yang meminta sebuah penjelasan.

KAYDEN ELDAR

Anda pergi tanpa memberitahukan saya 7 tahun lalu, dan selama itu juga setiap ulang tahun anda saya selalu membelikan sebuah kado. sayangnya saya tidak tau bagaimana cara memberikan ini kepada anda. Jadi, saya hanya menumpuknya didalam box itu.

ADHARA NAIRA

Saya tidak butuh. Jadi, silahkan ambil kembali.

KAYDEN ELDAR

Sekarang benda-benda itu sudah menemukan pemiliknya. Jadi, terserah anda ingin menerima atau membuangnya. 

Hara beranjak dari tempat duduknya bergegas meninggalkan Kayden, tapi Kayden meraih tangan Hara.

KAYDEN ELDAR

Besok saya kembali ke Jakarta. Secepatnya saya tunggu anda di Jakarta.

ADHARA NAIRA

Saya akan pergi ketika saya ingin pergi, bukan atas perintah anda.

KAYDEN ELDAR

Seseorang yang anda cintai menitipkan sebuah kado untuk anda 7 tahun yang lalu. Ia meminta saya untuk memberikan kado itu tepat di hari ulang tahun anda yang ke 17.

KAYDEN ELDAR

Tapi, anda justru pergi entah kemana dan membuat saya tersiksa karena tidak bisa menepati janji kepada seseorang yang sudah saya anggap ayah saya sendiri.

Pandangan mata Hara kini berubah, air matanya hampir saja menetes namun ia bendung sekuat tenaga.

ADHARA NAIRA

Maksudnya?

(mencoba mastikan)

KAYDEN ELDAR

Saya yakin anda mengerti maksud saya. Jadi, saya tunggu anda di Jakarta secepatnya. Karena kado tersebut ada di Jakarta.

CUT TO:

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar