HINGAR!
8. Scene 65-71

65. INT. SEKOLAH- RUANG KELAS — SIANG

Anak-anak sedang belajar pelajaran bahasa indonesia, pak mahdi mengetuk pintu kelas dan berbicara dengan guru Bahasa Indonesia sebentar.

PAK MAHDI

Untuk perwakilan lomba Kimia, tolong bersiap-siap untuk berkumpul di halaman sekolah 10 menit lagi.

Setelah menyampaikan pesan itu kemudian pak Mahdi berpamitan. Barra segera merapihkan bukunya.

KAYDEN ELDAR

Semangat ya untuk lombanya.

BARRA DIRAS

Thanks.

(dengan tatapan dingin dan suara datar)

Barra dan Hara keluar kelas.

CUT TO:

66. INT. MALL — MALAM

SFX: Ponsel bergetar

Kayden yang sedang membawa trolli belanjaan mamanya mengambil ponsel dan melihatnya.

Insert: ketua kelas mengucapkan selamat atas kemenangan perlombaan kimia yang diwakili oleh Barra dan Hara.

Kayden tersenyum, tapi seketika wajahnya merasa kesal.

ANKARA ZIDNY

Kay, lomba kimia yang gak jadi kamu ikutin gimana? Lombanya 2 hari lalu kan?

KAYDEN ELDAR

Iya Pah, menang kok mereka. Ini baru dapet info.

ANKARA ZIDNY

Wow hebat juga Hara ya. Mau Papa punya menantu periang dan pinter begitu.

MELODI FERYAL

Mama juga mau.

(sambil mencolek Kayden lalu tertawa menggoda)

Kayden menanggapi sikap Mamanya dengan datar tanpa ekspresi.

KAYDEN ELDAR

Pah, Mah, aku mau kebawah dulu ya. Ada yang mau aku cari.

Papa dan Mama menganggukkan kepala menyetujui permintaan Kayden.

CUT TO:

67. INT. MALL- TOKO PERNAK-PERNIK — MALAM

Kayden melihat sebuah gelang berhiasan bandul berbentuk benda-benda angkasa. Ia mengambil gelang itu dan membawanya ke kasir.

KAYDEN ELDAR

Mba, bisa tolong dibungkus yang rapih? Sama kartu ucapan.

KASIR

Bisa Mas, tunggu sebentar ya.

Setelah selesai, Kayden segera pergi dan bergegas keluar dari toko tersebut, sambil melihat kembali kartu ucapan yang diminta.

Pov: kartu ucapan. To Hara: Selamat untuk kemenangannya.

CUT TO:

68. INT. SEKOLAH- RUANG KELAS — SIANG

Kayden dan Barra fokus mengerjakan soal.

BARRA DIRAS

Ini udah 3 Hari Hara gak masuk sekolah. Lo gak tau dia kenapa?

KAYDEN ELDAR

Gue gak tau.

Zelmira mendatangi bangku Kayden dan Barra.

ZELMIRA CHAFIA

Nanti pulang mau kerumah Hara dulu gak?

KAYDEN ELDAR

Gue ngikut aja. Tapi kalian udah ijin sama Hara?

BARRA DIRAS

Boro-boro mau izin, gue chat dari semenjak pulang perlombaan aja gak dibales.

ZELMIRA CHAFIA

Chat gue juga gak di bales.

BARRA DIRAS

Gue ngerasa ada yang gak beres.

ZELMIRA CHAFIA

Gue juga!

PAK MAHDI

Zelmira, ayo kumpulin tugas anak-anak yang belum.

ZELMIRA CHAFIA

Iya pak.

(bergegas mengambil buku Kayden dan Barra lalu menaruhnya di meja guru)

Ibu wali kelas memasuki ruang kelas, setelah berbicara sebentar dengan Pak Mahdi, ia meminta perhatian seisi kelas.

IBU WALI KELAS

Anak-anak, ibu minta perhatian kalian semua.

Seketika ruangan menghening

IBU WALI KELAS

Teman sekelas kalian yang bernama Adhara Naira mulai saat ini sudah tidak bersekolah di sekolah ini dan sudah pindah ke luar kota semenjak tiga hari yang lalu

IBU WALI KELAS

Maaf karena ibu baru mengabarkan karena itu permintaan langsung dari yang bersangkutan, selain itu yang bersangkutan menitipkan salam serta rasa terimakasih yang sebesar-besarnya atas semua waktu yang sudah dia lewati bersama kalian selama ini 

IBU WALI KELAS

Selain itu Hara juga mengungkapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahan yang pernah ia perbuat terhadap kalian entah disengaja ataupun tidak.

Bara dan Kayden langsung saling melempar pandangan. Zelmira seketika menoleh kearah Barra dan Kayden.

SFX: Bel pulang sekolah.

CUT TO:

69. INT. SEKOLAH- RUANG KELAS — SORE

Ruang kelas hanya tersisa Zelmira, Kayden dan Barra. Barra duduk di sebelah Zelmira. Zelmira menangkupkan wajahnya di atas meja. Setelah merasa agak tenang ia mengangkat wajahnya, menatap lekat kearah Barra.

ZELMIRA CHAFIA

Salah kita apa Bar? Kenapa dia bahkan gak ngasih tahu kita untuk hal ini? 

(mengatur napas yang masih sesugukkan)

ZELMIRA CHAFIA

Dia nganggep kita apa selama ini Bar? Kita kenal bukan cuma setahun dua tahun Bar!!!

(tangis Zelmira kembali meledak)

BARRA DIRAS

Iya, gue ngerti maksud lo kok Zelmira.

(mencoba menenangkan)

ZELMIRA CHAFIA

Bahkan gue udah nyiapin hadiah ulang tahun yang dia pengenin dari setahun yang lalu, kenapa dia sejahat ini Bar?

BARRA DIRAS

(mencoba menenangkan Zelmira)

Kayden terdiam dengan tatapan kosong dengan raut wajah merasa terpukul.

KAYDEN ELDAR (O.S)

Bahkan setelah menjadi manusia paling hening, Adhara Naira tetap menjadi manusia yang paling gue benci di dunia ini. Bagaimana bisa dia melakukan hal ini ketika kita bahkan berlum berbaikan?

CUT TO:

70. EXT. DEPAN RUMAH HARA — SORE

Kayden, Barra dan Zelmira berdiri di depan rumah Hara. Tidak ada tanda-tanda rumah itu berpenghuni saat ini. Zelmira terus menerus meneriakkan nama Hara. Tapi tidak ada seorangpun yang keluar.

ZELMIRA CHAFIA

Orang ini, kalau dia gak juga menghubungi gue dan minta maaf secara langsung. Sampai mati gue akan benci banget sama dia!

(menghentakkan kaki lalu bergegas pergi tanpa memperdulikan Barra dan Kayden)

KAYDEN ELDAR

Jawab gue dengan sejujur-jujurnya. Lo bener-bener gak tau Hara pindah kemana?

BARRA DIRAS

Kalau gue tau, kita akan saling mengucapkan salam perpisahan dengan cara yang semestinya.

BARRA DIRAS

Kenapa? Lo sedih?

KAYDEN ELDAR

Apa gue harus menjelaskan?

BARRA DIRAS

Terakhir kali gue ngobrol sama Hara, dia hanya menanyakan satu hal sama gue 'Bar, perempuan jenis apa gue menurut lo', lalu gue tanya balik apa maksud dari pertanyaannya

BARRA DIRAS

Dan dia menjelaskan 'Seseorang yang gue kenal mengatakan bahwa dia gak suka berada didekat perempuan sejenis gue, dan entah kenapa rasanya menyakitkan saat mendengar itu'.

BARRA DIRAS

Gue mau tanya… apa orang yang ngomong itu adalah elo?

(dengan tatapan dingin)

Kayden termenung dan meneteskan air matanya. Bara tersenyum sinis dengan ekspresi kecewa.

BARRA DIRAS

Dia baru aja kehilangan ayahnya, bahkan lo gak ada disamping dia saat itu. Dia baru aja memenangkan perlombaan pertamanya, dimana saat itu lo justru membuang dukungan lo yang sebenarnya dia butuhkan.

BARRA DIRAS

Dan yang lebih parahnya dia baru akan merayakan ulang tahunnya yang ke 17. Tapi yang lo hadiahkan ke dia sebagai sahabat cuma hinaan yang menyakitkan buat dia.

(menahan air mata)

BARRA DIRAS

Semoga setelah ini, lo lebih bisa menghargai orang-orang yang ada disekeliling lo Kay.

(berlalu pergi meninggalkan Kayden)

CUT TO:

71. INT. RUMAH KELUARGA KAYDEN- KAMAR — SORE

Kayden menutup pintu kamar, ia melemparkan tasnya lalu merebahkan diri ke tempat tidur.

SFX: getar ponsel

Kayden mengambil ponsel di saku celananya. Belum sempat membuaka layar ponselnya, tiba-tiba Mama mengetuk pintu sebelum akhirnya ia membuka pintu kamar Kayden.

MELODI FERYAL

Mama boleh masuk?

KAYDEN ELDAR

(Mengangguk)

Mama masuk kedalam kamar Kayden, duduk diatas kasur persis di sebelah Kayden.

MELODI FERYAL

Sayang kamu baik-baik aja?

KAYDEN ELDAR

(terdiam)

MELODI FERYAL

Mama mau ngabarin ke kamu kalau ternyata Bunda sama Hara pindah keluar kota

(dengan wajah sedih)

MELODI FERYAL

Mama juga baru tahu tadi pas ngecek kotak pos, ada surat dari bunda untuk mama.

KAYDEN ELDAR

Apa ada surat untuk aku?

MELODI FERYAL

Gak ada sayang, Hara juga gak ngabarin kamu?

KAYDEN ELDAR

(menggelengkan kepala)

KAYDEN ELDAR

Mah, aku boleh lihat surat dari bunda untuk mama?

MELODI FERYAL

Boleh, ini

(memberikan sebuah surat yang masih berada di genggamannya)

Kayden membuka dan mulai membaca surat itu.

SELINA SORAYA (O.S)

Maaf karena tidak mengabarkan secara langsung, aku pamitan yaa. Entah kenapa beberapa hari lalu Hara membuka pembicaraan atas keinginanya pindah ke luar kota. aku memikirkan permintaannya ini dengan matang mengingat sorot matanya yang sama sekali tidak hidup saat mengatakan hal itu. Setelah pembicaraan panjang akhirnya kami membuat kesepakatan. Aku meminta Hara memeriksakan keadaannya ke psikolog untuk memastikan kondisi mentalnya dan dia meminta untuk merahasiakan perpindahan ini dari orang terdekat kami. Kita sama-sama seorang ibu, aku yakin kamu paham bagi seorang ibu, segala hal yang berkaitan dengan anaknya adalah hal terpenting. Jadi, sampai semuanya membaik dan kita bisa seperti dulu lagi, aku harap kamu sekeluarga selalu sehat. Salam sayang untuk Kayden yaa.

Kayden menatap surat itu dengan taatpan sendu.

MELODI FERYAL

Kamu sedih?

KAYDEN ELDAR

Biasa aja.

(tatapan datar)

MELODI FERYAL

Kay, kayaknya ini waktu yang tepat untuk kita bicara.

KAYDEN ELDAR

Bicara tentang?

(Merasa bingung)

MELODI FERYAL

Tentang kamu.

KAYDEN ELDAR

Aku?

MELODI FERYAL

Iya, kamu. Kadang sebagai ibu yang melahirkan kamu, mama ngerasa gagal.

KAYDEN ELDAR

Kok mama ngomong begitu?

MELODI FERYAL

Gagal karena bahkan mama gak bisa paham sama anak mama sendiri! Kamu tuh apa-apa dipendem sendiri kayak hidup sebatang kara. Sekarang udah ga ada Hara dan mama jadi khawatir Kay!

KAYDEN ELDAR

Apa hubungannya Hara sama mama khawatir.

MELODI FERYAL

Paling enggak, kalau Hara ada disini, mama bisa tau apa yang lagi kamu rasain apa yang lagi kamu pikirin. Paling enggak kalau ada Hara disini mama bisa mengenal kamu dengan lebih baik, Kay.

KAYDEN ELDAR

Aku gak ngerti.

MELODI FERYAL

Mama yang gak ngerti sama kamu. Mau sampai kapan kamu pendem perasan kamu? Ada saatnya kamu ngomong apa yang kamu suka, apa yang kamu benci apa yang lagi kamu inginkan atau apapun yang buat kamu merasa sedih.

MELODI FERYAL

Saat kamu memiliki orang-orang yang mau memberikan waktunya untuk mendengarkan perasan kamu, syukuri! dan jangan disia-siakan. Karena gak semua manusia seberuntung itu Kay.

KAYDEN ELDAR

Maaf kalau ternyata sikap aku selama ini buat mama khawatir.

(memeluk Mama)

MELODI FERYAL

Kalau gitu, kita mulai dengan pertanyaan simple yang harus dijawab sejujur-jujurnya sama kamu.

(melepaskan pelukannya)

KAYDEN ELDAR

Apa Ma?

MELODI FERYAL

Kamu sedih Hara pergi?

KAYDEN ELDAR

(tertunduk dan mengangguk)

MELODI FERYAL

Yang sabar ya Kay, nanti kalau Haranya udah baikkan juga dia pasti ngabarin kamu.

(sambil mengelus kepala Kayden)

CUT TO:

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar