Ergo
8. Scene 59-62

59. INT. - RUANG IGD RUMAH SAKIT - MALAM

Kamera menyorot beberapa tempat tidur bersekat gorden Placida di ruang IGD, menuju tempat tidur Laras berada.

Ada yang terbuka sedikit sekatnya. Ada yang tertutup sekatnya.

Laras rebah di salah satu tempat tidur Ruang IGD sementara seorang dokter muda perempuan, Ivanka (33) terlihat selesai melakukan pemeriksaan kepada Laras. Kemudian ia berjalan melewati Adam, yang berdiri dekat gorden yang terbuka, memberi tanda kepada Adam agar mengikutinya.

Dokter Ivanka berjalan sampai di depan gorden lalu menggerakkan tirai tersebut, sampai hampir tertutup.

DOKTER IVANKA

Efek zatnya masih ada, sebaiknya kita tunggu mereda.

ADAM

Dia kenapa, Dok?

DOKTER IVANKA

Kamu baik.

(melihat Adam dengan saksama)

Kalo ada cowok, punya temen yang ngalamin kayak gitu, mungkin udah dimanfaatin.

(berjalan menjauhi deretan tempat tidur bersekat gorden)

ADAM

Maksudnya, Dok?

(mengikuti dokter jaga)

DOKTER IVANKA

Dia dikasih zat perangsang. Kita beri waktu dia untuk memulihkan diri. Saya akan minta suster untuk memberinya suplemen untuk pemulihan.

(kembali berjalan, tiba-tiba menengok ke arah Adam)

Oh iya, tolong jangan didekati dulu. Kamu kan laki-laki.

(pergi menangani pasien lain)

Adam menghela nafas dan menoleh ke arah gorden di mana Laras berada. Urung untuk pergi dari tempatnya berdiri. Adam memandang ke arah lain beberapa detik.

Kamera menyorot Putri diikuti Neil masuk ke dalam ruang IGD. Putri memerhatikan sekitar, hingga pandangannya berhenti pada satu arah.

Kamera menyorot Putri dan Neil yang menghampiri Adam.

PUTRI

Mana Laras?

ADAM

Ada

(menunjuk tempat Laras berisirahat dengan pandangan)

Putri mengikuti arah pandangan Adam, hendak beranjak.

ADAM

Eh, dokter bilang Laras harus dibiarin sendiri!

(agak berteriak mencegah Putri)

PUTRI

Sebenernya Laras kenapa? Kenapa juga lo bisa bawa Laras?

Putri dan Neil menatap Adam curiga.

Adam menatap Putri dan Neil dengan tajam.

Putri menatap Adam malas, tetap menuju tempat Laras.

Neil hendak menyusul Putri, namun Adam menarik tangan Neil, mencegahnya.

NEIL

Any problem?

ADAM

Yeah. You!

NEIL

Excuse me?

Adam hanya mencibir lalu membuang pandangannya. Malas menatap Neil.

60. INT. RUANG IGD RUMAH SAKIT - MALAM

Kamera menyorot tangan Putri yang perlahan membuka gorden Placida.

Putri memandang Laras, menghela nafas perlahan.

Putri perlahan mendekat ke arah tempat tidur di mana Laras berbaring.

PUTRI

Ras ... udah gue bilang tuh orang bahaya. Elo sih ngotot ...

LARAS

Kata siapa gue ngotot?

(mata masih terpejam)

PUTRI

Raras! Ya Allah, gue kirain lo pingsan atau kenapa ...

LARAS

Harapan lo jelek

(membuka kedua mata)

PUTRI

Ah, Si Adam tuh nggak mau jawab lo kenapa. Eh, kok bisa Adam bawa lo ke sini? Bukannya lo -

(memotong kalimatnya sendiri)

LARAS

Beruntung Adam bawa gue ke sini. (jeda) Kayaknya Leo ngasih sesuatu ke minuman gue ...

(berusaha kuat untuk bisa berkomunikasi setelah kembali sadar)

PUTRI

Brengsek tuh orang. Bisa-bisanya -

(terkejut karena Laras menyerahkan sesuatu perlahan)

LARAS

Belum ditayangin, kan? Tolong apus, Put ...

Putri terdiam menerima. Laras menyerahkan benda berkabel kepada Putri.

PUTRI

Sori ya, Ras. Gue nggak maksud untuk -

(bingung)

Gue nggak pengin ada aib lo di sini -

LARAS

Bintang belum ambil tindakan apa-apa kan?

PUTRI

Tadi Bintang telpon katanya gambarnya ancur pas lo di rumah Leo. Mungkin kena air. Suaranya juga noise banget katanya... dan emang belom tayang...

LARAS

Thanks ya, Put. Gue tau maksud lo baik, makanya gue setuju sama syarat lo..

PUTRI

Kenapa sih lo mau susah payah ngejar bukti, Ras. Alibi lo kuat. Asal Neil mau -

LARAS

Put!

PUTRI

(mendengus kesal)

Kenapa sih lo keras kepala?

LARAS

(tersenyum)

Kepala lo yang lebih keras. (jeda agak lama) Bakalan percuma gue jelasin, karena lo udah tanem stigma sendiri ke otak lo

PUTRI

Sembarangan lo, Ras!

(terdiam)

Eh, tapi lo beneran percaya sama Neil? Lo tahu kan kalo kaum mereka nggak bakal ridho sama kita sampe kapan pun? mereka juga yang permusuhannya paling kuat ke kita?

LARAS

Kalo mereka nggak ridho ya kenapa lo yang marah melulu, pas denger atau lihat sesuatu yang berkaitan sama mereka?

Kalo mereka permusuhannya yang paling kuat, kenapa lo yang mukanya merah karena marah sampe ubun-ubun, tiap kali ada sesuatu yang berkaitan sama mereka?

(jeda agak lama, memandang Putri)

Kalo gitu, sekarang, siapa yang nggak ridho? siapa yang belum apa-apa udah musuhan aja bawaannya?

PUTRI

Tuh kan, lo malah bela mereka!

LARAS

Put, lo harus jujur sama diri lo ... (jeda) pernah nggak lo anggep mereka manusia?

PUTRI

Buat gue, mereka monster berbentuk manusia.

LARAS

Kalo lo yang digituin gimana?

PUTRI

Kok gitu? Kalo cara kita menilai mereka kan emang udah ada dalil yang kuat, Ras!

LARAS

(menarik nafas, berkata pelan)

Udah gini aja, feel free for anything you thought about Neil. Is that O.K, now?

PUTRI

nggak.pake.bahasa.Inggris!

Laras menghela nafas kasar dan panjang.

Kamera menyorot suster yang masuk menghampiri tempat tidur Laras. Suster tersebut terlihat sudah senior.

LARAS

Alhamdulillah ...

SUSTER

Iya, Dokter Ivanka bilang kena dikerjain temen ya? Jaman sekarang.

(menggeleng-geleng)

Perempuan harus bisa jaga diri. Untung temennya yang bawa ke sini nggak macem-macem. Coba kalo nggak. bisa kejadian lho

LARAS

Emang saya kenapa, Sus?

SUSTER

Lho temennya nggak bilang kalo kamu dikasih perangsang?

PUTRI

Hah?

Laras terkejut.

Suster memberikan supelemen dan air putih kepada Laras.

Laras meminumnya. Putri melihat.

LARAS

Terima kasih Suster

SUSTER

Iya. besok lagi hati-hati, ya

Laras mengangguk tersenyum.

Suster pergi meninggalkan Laras dan Putri.

Neil menghampiri sekat di mana Laras berada, diikuti Adam.

ADAM

Lo udah ada yang jemput kan? Gue balik!

LARAS

(berteriak lemah)

Eh, tunggu! Gue mau tanya sesuatu

Adam yang sudah akan pergi, menoleh.

ADAM

(memandang ke arah Putri dan Neil)

Empat mata.

PUTRI

Eh, enak aja. Lo tahu kan Laras dikasih apa sama Leo. Empat mata apanya?

LARAS

(berkata pelan)

Put, please!

Putri ragu sesaat, menatap Laras lalu Adam. Akhirnya melangkah keluar, begitu juga dengan Neil.

Adam segera menutup gorden lalu mendekat ke tempat tidur Laras.

ADAM

Gue nggak percaya sama cowok itu.

LARAS

Neil? Tapi lo percaya gue?

ADAM

At least you better than him

LARAS

Oh, is that a compliment?

ADAM

Kalo lo nggak jadi tanya, nggak apa-apa

LARAS

Heh! Oke. Gue tanya.

(jeda)

Ke mana Eva pergi setelah gue pelintir tangannya?

ADAM

Eva punya stok cewek pengganti yang mau pake baju samaan sama dia.

LARAS

Dam, lo nggak jawab pertanyaan gue

ADAM

(mencibir)

Nggak sabaran ternyata

LARAS

(menarik nafas panjang lalu menghembuskannya)

Oke. Sori ...

ADAM

Semua cewek yang jadi pengganti dia, harus tutup mulut karena bayarannya gede. Gue anter ke beberapa ke tempat berbeda buat ngecoh bodyguard yang ngawasin Eva. Beberapa lagi, Esther yang anter.

LARAS

(menggumam)

jadi gitu caranya bisa lolos terus.

ADAM

Hari itu, Eva bilang mau pergi sama Esther, jadi gue yang nganter kembarannya buat ngecoh bodyguard.

ADAM

Kalo cowok itu,(jeda) gue pernah liat ketemu Eva di Mall. Eva kelihatan nggak suka dia deketin, pas Eva coba pergi, cowok itu ngikutin. Gue secara nggak sengaja nabrak dia biar Eva lolos

LARAS

Nggak sengaja?

(menyindir)

ADAM

You should smarter than this.

LARAS

Emang couple goals ya lo sama Eva, segitunya ngelindungin

ADAM

Kalo gue jadi lo, gue bakal ati-ati sama cowok itu

LARAS

Terus Eva bisa sampe sana gimana?

ADAM

Lo tanya-lah sama yang pergi bareng Eva hari itu.

(hendak pergi namun menoleh ke arah Laras)

Dan Eva, bukan.pacar.gue.

LARAS

(menggerutu pelan)

urusan gue apa?

(setengah berteriak)

Eh, terus kenapa lo bilang jangan deket-deket Leo?

Adam tak acuh, melangkah meninggalkan IGD.

LARAS

(Mendengus kesal)

Laras secara perlahan beranjak dari tempat tidur. Neil masuk mendekati tempat tidur Laras, sendirian.

LARAS

(menatap Neil)

Putri ke mana?

NEIL

terima telpon, kayaknya dari ibunya.

Cowok itu bilang apa?

LARAS

(menatap Neil bingung, berdiri)

Dia nggak tahu. Gue harus cari info lain.

NEIL

Bukannya cowok itu deket Eva? Why he said didn't know?

LARAS

(mendekati Neil)

Gue nggak pernah bilang kalo dia deket sama Eva. Gue juga nggak bilang kalo yang gue tanya ke dia tentang Eva. Lo kenal dia di mana, Neil?

(pandangan menyelidik lebih dalam)

Siapa dokter yang meninggal bertahun-tahun lalu, Neil? Lo manfaatin gue, buat deketin Eva? Iya?

NEIL

Ras -

(mencoba menenangkan Laras)

LARAS

(menarik kerah baju Neil dan berkata perlahan)

Lo juga kenal Leo, Hah? Itu sebabnya lo nawarin tumpangan buat gue? That's all is your trap?

NEIL

Ras, aku bisa jelasin -

LARAS

Gue diajarin untuk menghargai manusia. Nggak pandang agama ATAU rasnya. Apa lo mandang gue sebagai musuh lo, Neil? That part, you ought to explain. (jeda) Right.now!

NEIL

Do you trust me?

LARAS

Ah?

(melepaskan kerah baju Neil)

I should ask you on first place

NEIL

(menarik nafas)

I'm so sorry. (jeda) Yes, I was using you to get to know about Leo. About Eva.

Aku tahu dia dan Eva bersaudara. Aku juga tahu sedikit tentang Adam.

Laras diam mendengarkan.

NEIL

Jadi, pas aku liat kamu kenal baik Leo. The idea just pop-up on my mind. Tapi, bagian aku mau berteman sama kamu, itu bukan sandiwara, Ras.

LARAS

You know what? Maybe, it will be better, to stay away from you for a while, Neil.

Kamera menyorot Putri yang datang menuju tempat tidur Laras.

PUTRI

Ras, Bunda bilang kalo -

(Berhenti bicara lalu menatap keduanya bergantian dengan lirikan matanya)

LARAS

Put, pesenin taksi. Kita balik.

(berjalan menjauhi Neil, mencari pintu keluar IGD)

PUTRI

(Menatap Neil dengan curiga, segera menyusul Laras)

Ras!

Neil terdiam. Menutup kedua matanya.

61. INT. RUANG IGD RUMAH SAKIT - MALAM

Kamera menyorot Laras yang berjalan perlahan disusul Putri yang masih memegang ponselnya.

PUTRI

Emang lo udah mendingan, Ras?

LARAS

Gue nggak suka kelamaan di rumah sakit.

PUTRI

Kenapa kita nggak bareng Neil? Tadi gue ke sini kan nebeng dia.

LARAS

Naik taksi aja

(meraba kantong celana jeans-nya)

Handphone gue ...

(memicingkan mata)

PUTRI

Jangan-jangan kebawa Adam?

LARAS

(mengadahkan kepalanya sambil memejamkan mata)

Gosh! Can't it be more simple?

PUTRI

(mencebik)

Bentar.

(mengusap ponselnya beberapa kali, melakukan panggilan, menunggu beberapa saat untuk tersambung)

Halo!

(mengganti posisi ponsel ke telinga satunya)

Heh, Adam! Balikin sini Handphone Laras, cepetan!

(menutup sambungan telpon dengan kesal)

Laras sedari tadi melihat Putri, hanya menggelengkan kepala.

LARAS

Nggak bisa lebih kasar lagi?

PUTRI

Tumben, sarkas banget lo.

Eh, jangan bilang berantem sama Neil bikin lo jadi kasar

LARAS

(berjalan kembali menuju pintu keluar IGD)

Kamera menyorot Laras yang menarik pintu IGD lalu keluar diikuti Putri.

62. EXT. DEPAN RUANG IGD - MALAM

Kamera menyorot pintu ruang IGD terbuka. Laras keluar, di belakangnya ada Putri.

Putri menyusul langkah Laras kemudian mencegat di depannya.

PUTRI

Gue tahu lo berdua berantem. Ras!

Jangan-jangan lo suka ya sama Neil?

LARAS

Kebanyakan 'jangan-jangan' lo, Put. Prasangka kan dosa.

(kembali berjalan)

Neil menyusul keluar ruang IGD.

NEIL

Ras! Pulangnya bareng aku aja.

LARAS

Gue belum bilang ya kalo gue pulangnya bareng Putri?

PUTRI

Iya, kita lagi nunggu Adam. Ntar nebeng dia aja deh.

Laras melirik ke arah Putri.

PUTRI

Udah malem, Ras! Kalo bareng cowok kan kali aja lebih aman. Adam juga yang nganter lo ke sini kan, percaya gue sama dia.

(menggumam)

Dikit.

Neil terdiam menatap Laras. Laras menghindari tatapan Neil, memutar badannya ke arah lain. Arah di mana ada seorang pria sedang berbincang via telpon.

Kamera menyorot tidak jauh dari tempat mereka berdiri, seorang pria sedang menerima telpon.

PRIA

Iya, Pak. Iya maaf, anak saya sakit, baru dianter ke rumah sakit tadi sore, Pak.

Iya Pak, urusan perumahan Bayt Al-Aziz bisa diatur Pak. Segera ke sana.

(pria tersebut menutup telpon dan segera berjalan cepat)

Kamera menyorot Laras melirik ke arah pria tersebut, mendengar dengan saksama percakapannya. Ia mengikuti pria tersebut.

Putri setengah berteriak memanggil Laras.

Laras meletakkan telunjuk di depan bibirnya, kepada Putri.

Neil juga mengikuti Laras.

Mereka sampai di lot parking depan rumah sakit.

Kamera menyorot mobil Adam datang mendekati. Adam sedang mencari tempat memarkirkan mobilnya.

LARAS

(mengisyaratkan kepada Adam bahwa ia akan ikut masuk)

Put, kamera yang dari Bintang?

(Putri segera mencari barang yng dimaksud Laras di dalam tasnya, kemudian memberikannya ke tangan Laras yang sudah meminta)

Nanti lo nyusul ya? Gue share loc begitu udah sampe.

PUTRI

Ini ada apaan sih?

LARAS

(bergegas masuk mobil Adam)

Neil menatap Laras yang memasuki mobil Adam.

















Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar