Ergo
5. Scene 26-39


26. INT - MOBIL NEIL - AWAL MALAM

Mobil Neil berhenti di depan rumah Laras.

LARAS (CONT'D)

Thanks, for the ride, Cak.

NEIL

(tertawa)

Hey, I should thank to you, Ning. My mom's so happy today.

LARAS

Well, I'm happy too.

Neil tersenyum mendengar jawaban Laras.

NEIL

Hope we'll meet again.

LARAS

Ya, maybe next time.

When I need more info about Yudaism?

(bernada meledek)

NEIL

(tertawa)

Boleh juga

Laras turun dari mobil Neil.

Laras melambaikan tangan bersamaan dengan mobil Neil yang melaju meninggalkannya.

27. INT - RUMAH LARAS - MALAM

Laras memasuki ruang tengah di mana Putri sedang menonton televisi yang menayangkan berita demonstrasi penolakan dari dukungan Trump dalam pemindahan ibukota Israel ke Yerussalem.

Laras melihat itu sebentar, akhirnya Putri menyadari keberadaannya.

PUTRI

Lo udah pulang?

LARAS

He em

(bergumam masih menatap Putri dengan sungkan)

PUTRI

Lo nggak kuliah? Gue nggak liat lo di kampus.

LARAS

Kuliah kok. Mmm ... Gue balik cepet tadi ...

(melihat televisi. Kembali gugup)

Terus ke tempat temen ... ada... tugas ...

PUTRI

Oh ...

(menunduk gugup)

LARAS

Put ... gue ... gue minta maaf ya soal kemarin (jeda) kata-kata gue keterlaluan ...

PUTRI

Nggak apa-apa, Ras. Gue ... gue juga minta maaf ya (jeda) nggak ada maksud nyakitin perasaan lo..

Laras mendekat ke Putri yang tengah duduk di sofa.

LARAS

Gue juga nggak bermaksud nyakitin perasaan lo, Put

PUTRI

Gue cuma pengin kita masuk surganya sama-sama, Ras.

LARAS

Put, bisa nggak, sementara kita berhenti ngomongin surga-neraka ini?

PUTRI

Tapi, itu tujuan kita hidup di dunia kan, Ras? Kita percaya hari akhir, dan kehidupan setelahnya

LARAS

Iya, tapi bisa nggak, sementara kita nggak ngomongin ini dulu?

PUTRI

Oh, oke

LARAS

Thanks. Gue mau istirahat dulu

(Berdiri dari sofa)

PUTRI

Lo nggak tahu gue khawatir banget lo tadi nggak pulang-pulang.

LARAS

Sekarang gue udah pulang, kan?

PUTRI

Ya tapi kan, gue dititipin Om Burhan buat jagain lo

LARAS

Nemenin!

PUTRI

Yaaa kalo nemenin tapi nggak jagain, Tivi juga bisa!

LARAS

(tertawa lalu mendekati Putri dan memeluknya)

Makasih ya Put.

PUTRI

Besok-besok, kemana pun, lo harus ajak gue.

(melepas pelukan Laras)

LARAS

Ke mana pun?

PUTRI

Ke mana pun!

LARAS

Ogah banget!

Laras meninggalkan Putri dan masuk ke kamar lalu menutup pintunya. Menguncinya juga.

PUTRI

Rarasss!

Putri menghela nafas panjang melihat pintu kamar Laras ditutup.

28. INT - KAMAR LARAS - MALAM

Laras keluar dari kamar mandi. Sudah berganti baju. Ia menuju dvd player di dekat meja belajar.

Laras menyetel lagu. Lagu mengalun.

SONG

Smile

an everlasting smile

A smile can bring you near to me

Don't ever let me find you gone

Cause that would bring a tear to me

This world has lost it's glory

Let's start a brand new story

Now my love

You think that I don't even mean

A single word I say...

Mata Laras menatap langit-langit kamar.

BLACK AND WHITE

Hanya gerakan dengan back song Words-Bee Gees.

Ayah Laras, Burhan (44) mengetuk pintu kamar Laras (8). Laras sedang mengunci diri. Ia beranjak ke ruang tengah kemudian memutar dvd player. Memutar volume suara tinggi.

Laras yang ada di dalam kamar, dalam posisi duduk memeluk kedua lututnya, mendengar suara ayahnya bernyanyi kemudian mulai tertawa.

SONG (CONT'D)

It's only words

And words are all I have

To take your heart away

SONG (CONT'D)

Talk, in everlasting words

And dedicate them all, to me

And I will give you all my life

I'm here if you should call to me

You think that I don't even mean

A single word I say...

Kemudian Laras beranjak keluar kamar dan menghampiri ayahnya yang masih bernyanyi sambil bergaya merayu dirinya. Setelah melihat putrinya keluar kamar ia segera menoleh dan memeluk putrinya.

SONG (CONT'D)

It's only words

And words are all I have

To take your heart away

SONG (CONT'D)

Da da da da da da da

Da da da da da da da da

Da da da da da da da da

Da da da da da da da da

BACK TO PRESENT

CU Laras tersenyum lalu CU Laras memejamkan kedua matanya dan tertidur.

BLACK AND WHITE

Di sebuah taman kecil dari sebidang tanah di salah satu sudut kota Jakarta, ada beberapa orang berlalu lalang. Hari Minggu sore, di seberang taman, ada sebuah gereja yang ramai.

Laras kecil (7) berambut panjang terurai sedang duduk di sebuah bangku panjang bersama ibunya Lili (37) berambut sebahu dengan wajah menenangkan, menunggu seseorang. Melihat banyak orang berpakaian rapi menuju gereja di depan mereka, membuat Laras ingin bertanya.

LARAS

Ma, kenapa mereka pakai baju bagus masuk ke dalam sana?

LILI

(Mengusap kepala anaknya)

Sama seperti kita kalo mau shalat,dengan pakaian terbaik. Mereka juga menghadap Tuhan pakai baju terbaik.

LARAS

Di dalam sana, ada pak ustadz juga?

LILI

Kalo di sana, dipanggilnya pastor.

LARAS

Kenapa mereka nggak sama seperti kita, Ma?

LILI

Tuhan menciptakan kita berbeda-beda, Sayang.

Laras mengerutkan keningnya.

LILI (CONT'D)

Nanti, kalo Raras sudah besar, Raras paham.

Fade To Black


29. INT - KAMAR LARAS - DINI HARI

Suara ketukan membangunkan Laras dari tidurnya. CU mata Laras terbuka perlahan.

BI SUMI (V.O)

Non ... Non Raras...

Laras mengerjapkan matanya lalu beranjak dari tempat tidurnya.

LARAS

Iya, Bi

(masih berusaha sadar sepenuhnya)

BI SUMI

Ada tamu kayaknya, Non. Bibi mau buka, tapi takut. Pak Darno kan udah pulang

LARAS

Jam berapa sekarang, Bi?

BI SUMI

Jam setengah tiga, Non

(wajah cemas, kedua tangannya saling meremas)

LARAS

Siapa sih?

(menuju ruang tengah ke ruang tamu)

PUTRI

(Membuka pintu kamarnya sambil mengucek mata dan melihat Bi Sumi melewatinya)

Ada apaan, Bi?

BI SUMI

Ada tamu, Non. Tapi Bibi nggak berani, jam segini

Putri yang memakai jilbab bergo, menoleh ke arah Laras melangkah kemudian mengikutinya bersama Bi Sumi.

30. INT - RUANG TAMU RUMAH LARAS - DINI HARI

Laras membuka pintu dan melihat seorang pria tinggi berpakaian polisi dibalut jaket hitam. Pria dengan senyum yang terlihat tidak menyenangkan. Di belakang pria tersebut ada beberapa orang pria mengenakan pakaian dinas polisi lengkap.

KEPALA POLISI

Permisi, Selamat Malam. Apa benar ini rumah Saudari Laras Amalia?

LARAS

Iya benar. Ada perlu apa ya Bapak cari saya?

KEPALA POLISI

Maaf, Saudari harus ikut kami ke kantor polisi

(dua polisi di belakang pria tersebut maju dan mengangkat tangan Laras kemudian memborgolnya)

LARAS

Lho apa-apaan ini? Bapak nggak bisa langsung begini kan? Surat ... Bapak bawa surat perintah membawa saya?

KEPALA POLISI

Saya serahkan di kantor nanti

LARAS

Nggak bisa dong, Pak. Saya mau lihat sekarang. Lagipula Bapak nggak bisa langsung borgol begini

KEPALA POLISI

Itu juga akan saya jelaskan nanti

Putri dan Bi Sumi sampai di dekat Laras berdiri.

LARAS

Kalo nggak ada surat perintah, Saya menolak ikut

PUTRI

IYA, saya juga menolak kalo Bapak bawa sepupu saya begitu aja. Ada apa sih sebenarnya, Pak?

KEPALA POLISI

Kalau begitu saya anggap kalian melawan hukum

(melihat ke arah Laras)

Dan menghalangi proses berjalannya hukum berlaku

(melihat ke arah Putri)

LARAS

Oke, saya ikut. Tapi saya izin bicara sama sepupu saya

KEPALA POLISI

Tidak ada waktu. Ayo berangkat

(mengganguk kepada kedua polisi yang sudah memegangi tangan Laras)

LARAS

Put, jangan telpon Papa sama Kak Arya

(suara Laras mengecil seiring langkahnya keluar rumah)

Putri menatap ke arah Laras pergi dengan cemas. Bi Sumi terlihat lebih cemas dan mengelus dadanya dan menatap ke arah Putri yang juga menatap ke arahnya.

31. INT - KANTOR POLISI - DINI HARI

Kedua polisi yang memegang tangan Laras menuntun gadis itu menuju sel di kantor polisi. Salah satu dari mereka membuka pintu sel dan lainnya membuka borgol Laras. Mereka menyuruh Laras masuk.

32. INT - RUANG SEL - DINI HARI

Di dalam sel ada dua orang wanita yang menatap tajam ke arah Laras. Ada juga seorang pria memakai jas yang menunduk tak menampakkan wajahnya. Laras memilih posisi di dekat pintu sel yang dirasanya aman. Ia berdiri dan wajahnya tertempel di jeruji sel. Menunduk.

Ketika Laras mulai memejamkan mata karena mengantuk, ia mendengar namanya dipanggil.

NEIL

Laras?

LARAS

(membuka mata, menoleh ke arah sumber suara)

Neil?

NEIL

What a coincidence? (Jeda) Why are you here?

LARAS

I have no clue. Mereka cuma bilang bakal jelasin pas di kantor. Tapi nggak bilang, kalo gue langsung dimasukin sel.

NEIL

(mencebik)

Kenapa mereka nggak bilang alasannya?

LARAS

Lo, kenapa di sini?

NEIL

Tuduhan atas pembunuhan

LARAS

Apa?

(terkejut)

NEIL

(menaikan alis dan bermimik tidak peduli)

LARAS

Serius?

NEIL

Ya. Seorang gadis bernama Eva, tewas semalam. Burnt

LARAS

You know her?

NEIL

Not really. I just sent a letter to her, that I wanna met her, soon. She have to, or I'll coming to her, even if she's death

LARAS

And your wish become true?

NEIL

That's it! Mereka kira itu aku.. Kita ada di tempat yang sama waktu sesuatu menimpa Eva

Laras tiba-tiba teringat dengan kejadian kemarin sore antara dirinya dan Eva.

FLASH BACK

EVA

Justru gue paling tahu nyokap lo. Dia cuma pura-pura jadi wanita baik padahal dia ➖

(menggunakan tangan untuk melukiskan kemarahannya tentang Lili)

LARAS

Bicara tentang gue, masih bisa gue maafin. Tapi kalo mulut lo sok tahu tentang nyokap gue ➖

(memelintir tangan Eva)

EVA

(menjerit kesakitan)

Lo udah gila!

ESTHER

Ras, lepasin Eva!

LARAS

Suruh temen lo ini minta maaf!

EVA

Gue nggak mau minta maaf! Aaargh!

BACK TO PRESENT

LARAS

Eva

(berkata lirih)

NEIL

Apa kamu di sini karena itu juga?

(raut wajah Neil terkejut)

Kita kan -

Seorang polisi membuka pintu sel, membuat Laras beranjak dari tempatnya.

POLISI

Saudara Neil, Anda diperbolehkan keluar

Neil beranjak dari tempatnya duduk. Ia menatap Laras yang terlihat bingung, kesal dan lelah.

NEIL

(berbisik)

Laras, kalo memang alasan kamu di sini sama sepertiku. Pasti aku carikan jalan.

Laras menatap Neil sebentar kemudian mengalihkan pandangannya ke lantai sel.

Neil didampingi polisi keluar dari ruangan.

CU jam di kantor sel berputar sejak pukul tiga pagi hingga pukul tujuh pagi.

33. INT - RUANG SEL - PAGI

Laras mendengar samar suara wanita dan suara pria yang diperkirakannya sedang berdebat.

34. INT - KANTOR POLISI - PAGI

Putri di samping Bintang, berhadapan dengan kepala polisi yang dini hari tadi membawa Laras.

PUTRI

Saya kan cuma mau ketemu sepupu saya, Pak. Masak nggak boleh

KEPALA POLISI

Buat apa?

Putri memutar bola matanya.

BINTANG

Kalo ketemu aja, kan nggak ada larangan, Pak!

KEPALA POLISI

Saya nggak ada waktu, melayani BOCAH seperti kalian

PUTRI

Kalo begitu, kenapa sepupu saya dibawa tadi malam, Pak?

KEPALA POLISI

Kasus pembunuhan. Berencana.

PUTRI

(terkejut)

Siapa yang terbunuh, Pak?

KEPALA POLISI

Saudari Brigitta Eva Danureja.

PUTRI

Eva?

BINTANG

Kenal, Put?

PUTRI

Kakak kelas gue dan Laras waktu SMA. (Jeda) Dan kakak angkatan Laras di kampus.

BINTANG

Buktinya ada, Pak?

KEPALA POLISI

Banyak saksi, makanya,gadis itu saya tahan di sini

PUTRI

Siapa saksinya, Pak?

KEPALA POLISI

Teman-temannya melihat korban, dipelintir tangannya siang hari, di hari kematiannya.

PUTRI

Emang, kalo melintir tangan terus bisa meninggal, Pak?

KEPALA POLISI

Itu cukup membuktikan, jika gadis itu memiliki motif untuk membunuh korban

BINTANG

Besok-besok, kalo saya melintir kata-kata orang, saya bisa jadi tertuduh, kalo orang itu tiba-tiba kecelakaan berati, Pak?

KEPALA POLISI

Siapa yang izinkan KAMU bicara?

Bintang menatap kepala polisi dengan kesal, begitu juga dengan Putri.

PUTRI

Kalo Bapak, nggak izinin saya ketemu sepupu saya saya panggil aja dia. LARAS! LARAS!

KEPALA POLISI

(marah)

Kamu pikir di sini pasar? bisa berisik dan teriak seenaknya?

Putri tidak peduli, meski Bintang menyenggol sikunya beberapa kali

35. INT - RUANG SEL - PAGI

Laras yang mendengar namanya dipanggil, mendekat ke jeruji sel.

LARAS

Putri?

(berkata lirih)

36. INT - KANTOR POLISI - PAGI

Neil datang tergesa bersama seorang pria paruh baya. Ia menghadap kepala polisi.

NEIL

Saya bawa jaminan untuk Laras.

Putri dan Bintang menoleh dan menatap Neil, kemudian mereka saling melihat heran.

KEPALA POLISI

(percaya diri melihat ke arah Neil)

Saya tidak akan terima apapun, sebagai jaminan gadis itu.

NEIL

Om David.

(menganggukkan kepala kepada pria paruh baya di sisinya)

Aura pengacara hebat memancar dari sosok pria tersebut. Sedangkan Kepala Polisi terlihat gusar melihat aura pengacara tersebut.

PENGACARA DAVID ABRAHAM

Maaf, Pak. (jeda) Sesuai dengan undang-undang, kepada orang yang disangkakan melakukan sesuatu namun belum cukup bukti dan saksi, negara memperbolehkan untuk membayar uang jaminan. Saya juga bersedia menjadi jaminan.

KEPALA POLISI

(Berwajah masam, tidak dapat berkutik)

NEIL

Saya juga bersedia menjadi jaminan

Pengacara David menoleh ke arah Neil, sedikit terkejut.

KEPALA POLISI

Anda baru saja bebas dengan jaminan yang dibayar orang tua Anda, beserta bukti cctv apartemen,dan kesaksian para pegawai yang bertugas. Saya rasa, Anda tidak punya kewenangan untuk menjaminkan diri Anda, pada kasus ini

NEIL

Terserah. Tapi Laras harus dikeluarkan dari sana, karena dia tidak bersalah.

KEPALA POLISI

Anda yakin sekali. Apa hubungan Anda dengan gadis itu? Kenapa kalian terlibat dalam kasus yang sama?

PENGACARA DAVID ABRAHAM

Bagaimana, Pak? Saya sudah membawa uang jaminan dan Bapak boleh menyertakan diri saya dalam jaminan tersebut.

KEPALA POLISI

(Menghela nafas, keki sambil memandang kedua orang di hadapannya, kembali menutupi kegusarannya karena aura Sang Pengacara)

Dri!

ADRI

(Tergopoh-gopoh datang menghadap kepala polisi dan bersikap hormat)

Siap, Pak!

KEPALA POLISI

Bawa keluar gadis itu!

ADRI

Baik, Pak!

37. INT - RUANG SEL

Adri, petugas penjaga sel, segera membuka pintu jeruji sel kemudian menyuruh Laras yang sedang mendengarkan percakapan samar tersebut, untuk keluar. Laras menurutinya. Ia dituntun menuju hadapan Kepala polisi.

38. INT - KANTOR POLISI - PAGI

Laras menatap orang-orang yang ada di kantor polisi. Kemudian, tatapannya fokus kepada kepala polisi.

KEPALA POLISI

(melihat kedatangan Laras)

Saudari Laras, Anda bisa keluar sekarang dari tempat ini karena uang jaminan.

(menatap lekat Laras)

Tapi saya pastikan, saksi-saksi atas penganiayaan yang Anda lakukan kepada Saudari Eva juga memiliki bukti, berupa video.

(berjalan mendekati Laras)

Persiapkan diri kamu, karena saya,akan membawa kamu.kembali.ke sini.segera.dan tidak akan ada lagi kesempatan,untuk keluar lagi.

LARAS

(menatap benci)

PENGACARA DAVID ABRAHAM

(berdehem agak keras)

Baik, itu saja Pak. Saya rasa kami bisa pamit. Terima kasih, Pak

(mengajak Neil dan Laras keluar dari ruangan tersebut)

Putri dan Bintang mengikuti langkah mereka.

39. EXT - HALAMAN KANTOR POLISI - PAGI

Pengacara David pamit kepada Neil, juga mengangguk kepada Laras, Putri dan Bintang. Ketiganya balas menghormati kepada pengacara tersebut. Pengacara David lalu menaiki mobilnya yang kemudian melaju meninggalkan kantor polisi.

Neil mengajak Laras ikut masuk ke dalam mobil, namun Laras menolaknya dan mengikuti Putri.

LARAS

Lo naik apa ke sini, Put?

PUTRI

Tuh, Pak Darno.

LARAS

Hah? Tapi Pak Darno nggak laporan ke Papa, kan?

PUTRI

Udah gue wanti-wanti.

Laras menghela nafas lega kemudian tersadar Bintang ada di sisi Putri.

LARAS

Bintang?

BINTANG

Akhirnya sadar juga aku hadir, Ras!

Laras menatap Putri penuh tanya.

PUTRI

Gue yang ngubungin Bintang. Karena lo bilang jangan telpon ➖

(Salah tingkah)

Jadi, gue telpon dia. Dia kan cowok. Siapa tahu lebih berani dari gue?!

Bintang keki menatap Putri.

Putri melengos ketika ditatap Bintang.

Laras naik mobil bersama Putri dan Bintang, sementara Neil mengikuti mobil yang mereka tumpangi.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar