Ergo
4. Scene 21-25

KEESOKKAN HARINYA

21. EXT - HALAMAN RUMAH LARAS - PAGI

Laras mengendap-endap berjalan menuju pintu pagar dan membukanya perlahan.

Terdengar suara Putri.

PUTRI (S.O)

Biii ... Laras udah berangkat ya?

22. EXT - HALAMAN KAMPUS - SIANG

Laras terburu-buru keluar ruangan kuliah, hingga ia tidak melihat Eva dan Esther dan menabrak mereka.

EVA

Heh! Udah berani mulai duluan,ya!

LARAS

Sori, gue nggak sengaja.

Laras mengemasi kertas-kertas milik Eva dan Esther yang berjatuhan lalu menyerahkannya kepada kedua gadis tersebut.

EVA

Not that easily, Babe!

(mencebik Laras)

Laras tidak peduli, memaksa Esther menerima kertas-kertas yang sudah dikumpulkannya.

ESTHER

Hey! Watch your doing!

LARAS

(masih tidak peduli)

EVA

Your mother's death not on your list of concern. So make me hurt like this, surely not problem for you.

(berkata sinis)

LARAS

Apa lo bilang tadi?

EVA

Lo paham yang gue maksud.

LARAS

Gue udah minta maaf dan udah gue jelasin juga, NGGAK sengaja. Jangan nyerempet ke bagian lain, yang lo nggak paham!

EVA

Salah. Justru gue paling tahu, kenapa lo diem aja waktu itu. You know that's your fault, Ergo; You being a silent idiot, until NOW!

LARAS

(menatap Eva dengan amarah yang ditahan)

EVA

Yang lebih menyakitkan adalah kenyataan, kalo emang lo nggak pantes punya nyokap. Mungkin itu sebabnya, dia cepet banget mati. Gue berharap, lo nggak menyia-nyiakan hidup lo yang menyedihkan.

(berakting mengusap pipi)

LARAS

(menepis tangan Eva)

Lo nggak tau apa-apa, tentang nyokap gue, dan KEHIDUPAN gue!

EVA

Justru gue paling tahu nyokap lo. Dia cuma pura-pura jadi wanita baik padahal dia -

(menggunakan tangan untuk melukiskan kemarahannya tentang Lili)

LARAS

Bicara tentang gue, masih bisa gue maafin. Tapi kalo mulut lo sok tahu tentang nyokap gue -

(memelintir tangan Eva)

EVA

(menjerit kesakitan)

Lo udah gila!

ESTHER

Ras, lepasin Eva!

LARAS

Suruh temen lo ini minta maaf!

EVA

Gue nggak mau minta maaf! Aaargh!

(semakin kesakitan karena Laras memelintir tangannya semakin kuat)

Esther tidak mampu membantu Eva melepaskan pegangan tangan Laras.

Adam bergegas menuju Laras yang sedang memelintir tangan Eva. Adam berusaha memisahkan mereka. Karena sulit, ia dengan kasar mendorong Laras hingga terjatuh.

Laras membersihkan dirinya kemudian berdiri, ia menatap tajam ketiga orang di depannya.

Adam menyeret Eva yang masih kesakitan tangannya. Esther mengikuti keduanya dari belakang.

Laras mengatur kembali nafasnya yang tersengal dan membetulkan posisi tas punggungnya. Ia menuju area depan kampus.

Melalui pesan whatsapp, Laras dan Neil membuat janji. Neil akan menjemput Laras di depan kampus.

PESAN WHATSAPP

NEIL

R you ready?

LARAS

Yup!

NEIL

Ok. B right there!

Sebentar kemudian sebuah mobil SUV 4×4 menghampiri Laras. Gadis itu segera masuk ke dalam mobil.

20. EXT - VALET APARTMENT - SIANG

Neil dan Laras turun dari mobil disambut oleh seorang petugas yang menerima kunci dari Neil.

Seorang petugas membukakan pintu masuk dan memersilahkan mereka masuk.

23. INT - LOBBY APARTMENT - SIANG

Seorang pria menghampiri Neil.

PETUGAS APARTMENT

Excuse me Mr. Neil, I've got some documents for you.

NEIL

Oh, Okay.

(menoleh ke arah Laras)

Would you mind if -

LARAS

Sure! Never mind.

Laras menunggun sambil duduk di sofa Lobby.

Neil kembali menghampiri Laras. Mengangguk. Laras berdiri dan memgikuti langkah Neil menuju lift.

CU angka 19 di dalam lift, mereka keluar kemudian menyusuri lorong.

Mereka sampai di depan pintu bernomor 105, Neil menatap Laras sebentar. Laras terlihat sedikit gugup. Neil membuka pintu.

24. INT - KAMAR APARTMENT - SIANG

Neil memasuki sebuah ruangan yang luas di mana terdapat tempat duduk di kedua sisi dengan sekat kayu berukir bintang David.

NEIL

Simple, just like this.

LARAS

I'm never seen this before. May I coming?

(belum beranjak masuk, masih di depan pintu)

NEIL

Boleh dong. Ayo masuk!

LARAS

(menatap takjub kepada Neil)

Well, Terima-kasih!

NEIL

(Tertawa)

Maaf, I just ... slip on my mind, and using English, during all my conversation.

LARAS

And forget about your OWN language?

NEIL

Not really. I'm using javanese sometimes. My mother comes from Surabaya.

LARAS

(mengangguk-angguk. Kembali menatap takjub ke ruangan yang tidak banyak memiliki hiasan)

Yeah. There's you ever had have the real one?

NEIL

(menunduk, mengangguk perlahan)

Closed.(jeda) Oh iya, setelah Sabat kemarin, sekatnya dilepas dan diletakkan di sini

(menunjukkan sekat berukir yang disandarkan di dinding)

LARAS

Selalu ibadah di sini?

NEIL

Nope. Kalo rabi bisa datang ke sini aja. Kadang kami ke Singapur. Atau Thailand. Di sana lebih leluasa, soal makanan juga. Well, di sini, kami lebih banyak kompromi. Makanan halal untuk muslim, negotiable untuk kami.

LARAS

Kosher?

NEIL

Right, dan itu sangat.lebih.rumit, dari makanan halal.

LARAS

Apa bener, kalian juga punya aturan penutup kepala, bagi wanita?

NEIL

Yes. (jeda) Orthodox still do it.

LARAS

And what are you? A secularist?

NEIL

(tertawa)

Maybe,I broke too many rules.

LARAS

Karena hidup di sini?

NEIL

I believe there's God forgiveness.

LARAS

Agree. Jadi, sulit menemukan makanan kosher di Indonesia?

NEIL

Surprisingly you know it. Well, kadang jadi vegetarian, sehat juga.

LARAS

(tertawa kecil)

Terus kenapa kamu bertahan di sini?

NEIL

Well. I'm Indonesian, my mother, dad, uncle even my grandparents. They love this country, so do I. Just sometimes the civilians didn't accept us -

(menggantung kalimatnya)

LARAS

Apa... pernyataan Thrump berpengaruh?

NEIL

(mencari tempat duduk)

Tidak selama kami 'menutup' diri.

(menggerakkan jari telunjuk dan tengah pada kedua tangannya sebagai tanda mengutip)

LARAS

Apa sulit ... sering bersembunyi?

NEIL

(duduk)

Not the hardest part, but I just think ... Kami juga warga negara, aktivitas kayak orang normal lainnya, mereka anggap kami normal, tapi begitu bersinggungan dengan hal yang satu ini ... I have to accept one thing : Jewish not suitable to mention

LARAS

Menurut kamu ... ini bisa berubah?

NEIL

Mungkin

(terlihat ragu)

Semua orang di negeri ini ramah, tapi saat bersinggungan dengan keyakinan, hanya beberapa orang yang benar-benar bisa -

(Jeda)

Toleransi. Hanya beberapa orang yang bisa benar-benar bersikap benar.

LARAS

Bersikap benar?

NEIL

Yeah! Tidak hanya manis di mulut dengan bicara toleransi, tapi juga bijak sikapnya.

LARAS

Contohnya?

NEIL

Kamu. Nggak banyak muslim, yang tidak mengenal kami sejak lama, yang mampu menerima kami. Santai ... Seperti kita sekarang.

LARAS

Really?

NEIL

Yes. Well (jeda) sometimes Christian cann't accept us too.

LARAS

Padahal keyakinan Yudaisme lebih tua?

NEIL

(mengangguk)

The oldest brother.

LARAS

Oh, should I do a BOW?

NEIL

I will accept that, youngest brother.

LARAS

(tertawa)

NEIL

Are you hungry?

LARAS

(menimbang)

Sedikit.

Neil beranjak dari tempat duduknya dan mengendikkan kepalanya. Mereka keluar ruangan dan berjalan lagi di lorong menuju kamar lainnya.

25. INT - KAMAR LAINNYA - SIANG JELANG SORE

Neil memersilahkan Laras masuk. Gadis itu secara perlahan masuk ke dalam ruangan yang belum pernah dimasukinya tersebut.

NEIL

Ma ...

Laras mengikuti langkah Neil.

Leah, ibunda Neil (60),wanita paruh baya yang tidak terlalu gemuk, berkulit putih, memiliki tinggi seperti Laras dan berkacamata.

NEIL (CONT'D)

Ma!

LEAH

Neil! Makanannya udah siap dari tadi!

(menyadari kehadiran Laras)

Hi, Sweetheart! Neil bilang kami akan kedatangan tamu, kawan barunya ... yang cantik

LARAS

Halo, Tante

(menjabat tangan Leah, tersenyum)

Tante juga cantik

LEAH

Ooh! Aku sudah keriput, banyak, see?

LARAS

(tersenyum)

NEIL

But Dad still adoring you, so muuch!

LEAH

Yeah! Thanks God for that! By the way, your Dad will stay a little longer on Kanada this week.

NEIL

That's suck!

LEAH

(memukul lengan Neil)

Leah menuntun Laras ke meja makan, diikuti Neil di sisi lain Laras.

NEIL

Kita akan menjadi domba untuk sesaat

(duduk di sebelah Laras)

LARAS

(tertawa kecil)

LEAH

Neil! Language!

(menarik kursi untuk diri sendiri)

NEIL

Sorry, Mom. Just kidding.

LEAH

(mulai duduk)

Anak itu. Maafkan ya kalo kata-katanya suka ngelantur. Pergaulannya terlalu luas sampai dia sering lupa siapa yang diajak bicara dan bagaimana etikanya

LARAS

Neil baik kok, Tante.

NEIL

(berdehem)

LEAH

Well, I can see who's more childish in this room.

NEIL

Mom!

LEAH

Sshhh! Let's pray

Mereka berdoa masing-masing kemudian makan sambil sesekali bercanda.

Selesai makan, Leah teringat belum menyiapkan dessertnya.

LEAH (CONT'D)

Oh, dessert nya. Sebentar ya.

Laras mengangguk tersenyum dan Neil masih duduk di kursi sisi kanannya.

NEIL

Lumayan untuk vegetarian, kan?

LARAS

Ya (tertawa). Terus kamu nggak makan daging yang dijual di pasar?

NEIL

Supermarket, I think. With Halal label.

Banyak kebiasaan muslim yang kami lakukan di sini, tapi kalau bisa, kami pilih yang ada labelnya.

(mengambil minum kemudian meneguk airnya)

LARAS

Kebiasaan muslim di sini? Sunat juga?

NEIL

(tersedak dan batuk dengan keras)

LARAS

Maaf!

NEIL

Yes! That's too.

(menjawab dengan wajah sungkan berlebih dan berusaha menenangkan diri dari tersedak)

LARAS

(tidak dapat berkata-kata)

Leah tergopoh-gopoh menuju meja makan.

LEAH

Is everything ok?

NEIL

Yes, Mom. Just Chocking.

(berdehem keras)

LEAH

God! You scare me to death!

LARAS

Salah saya, Tante.

NEIL

No!

(memandang Leah)

Mom, where's the dessert?

LEAH

(tersadar tidak membawa dessert)

La opo aku! Sik yo!

Laras terkejut mendengar ibunda Neil berbahasa Jawa.

NEIL

See? Her origin is back!

LARAS

(tertawa kecil)

Leah kembali ke dapur kemudian datang membawa puding coklat dengan vla putih.

LEAH

Simple dessert, but I hope you like it, Dear

LARAS

Matur nuwun sanget, Tante

LEAH

Lho! iso boso jowo tho?

(dengan logat jawa timuran yang kental)

LARAS

Sedikit

LEAH

Walah!

Mereka melanjutkan makan dessert sambil berbincang. Laras akhirnya melihat jam tangannya.

LARAS

Maaf, Tante. Sepertinya saya harus pulang

LEAH

Saiki? Nginep ae?

NEIL

She will say, I barely knew you, Mom

LEAH

Neil!

NEIL

Sorry, my bad

(bergumam)

LARAS

Mungkin lain kali, Tante

LEAH

Engko ndek kene neh yo? Kancani aku!

LARAS

InsyaAllah, Tante

Leah memeluk Laras erat dan melepaskannya.

LEAH

Neil, be careful and make sure she's arrived safe.

NEIL

Injih, Ndoro!

LEAH

Eh, nomor telpon?

NEIL

(mencegah ibunya beranjak dari tempatnya berdiri)

Ngko Neil kek'i, Ma

LEAH

Sing ngati-ati yo, Ning

LARAS

Inggih, Bu

Laras mencium tangan Leah dan pamit pulang bersama Neil. Bersama mereka menuju pintu keluar.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar