Duda-Duda Durjana
12. #12 Duda Durjana (Scene 111-119)
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

111. Ext. Rooftop Parking Area – Sore

 

Usy tak mengerti kenapa Vano mengajaknya ke rooftop. Vano keluar dari dalam mobil sambil memberikan sebuah figura foto pernikahan dirinya bersama mendiang istrinya. Usy tak mengerti. Terakhir, Vano juga melepaskan kalung berbandul cincin kawin miliknya dan memberikannya pada Usy.

 

VANO
Kamu boleh membakar itu semua.

 

Usy terkejut karena tiba-tiba Vano memintanya membakar kenangannya bersama istrinya. Lebih terkejut lagi Usy melihat beberapa kemiripan dirinya dengan mendiang istri Vano.

 

VANO
Aku minta maaf, aku sadar kalau kamu ngerasa nggak nyaman waktu aku ngebahas dia. Aku nggak mau kamu cemburu, dan aku juga nggak mau kamu menganggap diri kamu adalah penggantinya. Awalnya, aku tertarik sama kamu karena kamu memang mirip sama dia. Tapi setelah mengenal kamu, aku sadar kalo Fani adalah Fani. Dan kamu adalah kamu. Dengan senyuman yang berbeda, cara bicara yang berbeda, dan juga pesona yang berbeda.

 

USY
Aku malu mengakui kalau aku cemburu sama Fani. Padahal aku udah bilang ke diri aku sendiri kalau aku itu bodoh karena cemburu sama seseorang yang udah nggak ada. Tapi aku nggak berniat ngebakar foto itu.

 

VANO
Mau aku yang bakar?

 

USY
(tertawa) nggak perlu. Itu cuma bikin aku kayak cewek pencemburu karena berusaha ngehapus kenangan yang kalian miliki. Karena bagaimanapun, cinta kalian berdua itu ada dan suci…

 

VANO
(tersenyum) aku emang jago menilai karakter orang, termasuk kamu.

 

USY
Ratika gimana?

 

VANO
Ternyata kamu emang cemburu sama Ratika. (tertawa) Tenang aja, dia cuma rekan kerja, nggak lebih.

 

Usy tersenyum. Vano mengulurkan tangannya. Usy pun meraih tangan Vano dan menggenggamnya. Mereka berjalan meninggalkan rooftop sambil bergandengan tangan.

 

Cut to

 

112. Int. Kantor - Malam

 

Riona masih menenggelamkan dirinya di balik kubikel meja kerja bersama laptopnya. Tidak ada siapa-siapa di sana, seluruh karyawan sudah pulang. Beberapa lampu juga sudah dimatikan. Tiba-tiba lampu menyala. Riona terkejut karena Angkasa berjalan menghampirinya.

 

ANGKASA
Aku harap, kamu nggak mengabaikan waktu tidur kamu gara-gara aku.

 

RIONA
Sepadan sama jawaban yang udah aku dapetin.

 

ANGKASA
Apa sekarang aku bisa pinjam waktu kamu supaya kita bisa bicara?

 

RIONA
Beberapa hari ini aku udah berpikir. Dan ada satu pertanyaan yang aku butuh jawaban langsung dari kamu.

 

Angkasa mengambil kursi di dekatnya dan duduk menghadap Riona.

 

RIONA (CONT’D)
Apa kamu ngehindarin aku?

 

ANGKASA
(Terkekeh) bukannya kamu yang ngehindarin aku beberapa hari ini?

 

RIONA
Benar. Emang bener. Dan itu yang bikin aku kesel. Kamu yang membuat batasan, tapi kamu nggak pernah mencoba menjaga jarak sama aku. Bukannya itu kejam? Karena sikap kamu itu, aku jadi nggak bisa berhenti mikirin kamu.

 

ANGKASA
(tersenyum) Aku ingin kamu melupakan apa yang telah aku ucapkan di rumah Kak Tessa.

 

RIONA
Sebelum kamu minta aku buat ngelupain apa yang udah kamu omongin, seharunya kamu minta maaf dulu karena sikap kamu itu kan? Kamu terus minta ke aku ini dan itu. Kamu berusaha ngejaga hati aku, tapi kamu sendiri yang ngaduk-ngaduk perasaan aku dengan sikap kamu yang seenaknya itu.

 

ANGKASA
Aku cinta kamu, Ri. Aku bener-bener cinta sama kamu.

 

Riona tertegun. Ia berusaha memutar bola matanya yang hampir meneteskan air mata haru. Angkasa meraih pipi Riona. Air mata Riona pun nggak bisa ia bendung lagi.

 

RIONA
Aku nggak yakin bisa jadi ibu yang baik buat Mario.

 

ANGKASA
Aku menginginkan kamu bukan cuma untuk menjadi ibu dari anakku. Tapi karena memang kamu, wanita yang aku cintai, wanita yang aku inginkan ada di hidupku.

 

Riona menyentuh tangan Angkasa yang masih menempel di pipinya.

 

ANGKASA (CONT’D)
Aku yang akan menjaga Mario, dan juga kamu. Aku nggak akan membebanimu dengan permintaan apapun. Cukup terima hati aku aja.

 

Tubuh mereka semakin mendekat.

 

RIONA
Tapi bukan berarti aku pengen langsung jadi istri kamu. Aku ingin kita ngejalani hubungan ini secara bertahap dan perlahan. Aku juga harus kenalan sama anak kamu dulu.

 

Ucapan Riona semakin berbisik karena Angkasa semakin mendekatkan wajahnya pada wajah Riona. Angkasa pun mengecup bibir Riona.

 

RIONA
(berbisik) Ada CCTV.

 

ANGKASA
Aku bisa menghapusnya tanpa ada yang tahu.

 

Riona tersenyum dan keduanya kembali saling berciuman.

 

Cut to

 

113. Grafis

 

Rubrik DDD kembali menjadi trending di twitter hingga tiga minggu berturut-turut.

Di sosial media, beberapa selebgram hingga artis-artis seperti Ratika Intan dan Pritta juga membahas mengenai DDD yang bener-bener sesuai dengan fakta yang ada.

 

Cut to

114. Int. Kantor – Studio - Siang

 

Pritta menyelesaikan pemotretannya dan menghampiri Tessa yang memantaunya dari samping.

 

PRITTA
Kak Tessa, selamat ya. HerDaily emang the best menyajikan hal-hal yang baru dan fresh.

 

TESSA
Makasih, kamu juga selamat ya. Fix bintangin film drama yang disutradarai sama Alvano Praja kan?

 

PRITTA
Iya, di luar rumor buruk tentang dia. Dia tetep sutradara terbaik.

 

TESSA
Sstt… kedengeran Usy, bisa kena semprot kita ngomongin pacarnya itu.

 

PRITTA
Oya, Kak. Gimana sama Dave?

 

TESSA
Dave? (berpikir) Dave?

 

Dave mendekati Tessa dan berbisik di telinganya.

 

DAVE
Informanku keren, kan?

 

PRITTA
Dave ini sepupu aku, Kak.

 

Dave tersenyum percaya diri. Tessa cuma bisa menggelengkan kepala sambil ikut tersenyum karena menyadari intrik yang dimainkan Dave selama ini.

 

Cut to

 

115. Int. Bioskop - Teater - Sore

 

Usy keluar bersama Jamie dan Fajar dari teater tempat pemutaran pra tayang sebuah film baru. Di dekat poster film drama Mencintaimu dengan Caraku dengan label now showing, Vano berdiri dengan tampan.

 

JAMIE
Ngapain Vano di sini, apa karena pemeran cewek yang main di film tadi? Mereka dikabarin lagi deket kan?

 

USY
Jangan asal percaya sama gossip yang nggak jelas.

 

Usy langsung berjalan menghampiri Vano dan mereka berpelukan. Jamie dan Fajar cuma bisa menganga ngeliat kemesraan mereka.

 

USY
Gue duluan, ya.

 

Usy berjalan meninggalkan bioskop sambil bergandengan tangan dengan Vano. Vano melepaskan tangan Usy dan beralih merangkul pundaknya. Mereka terlihat bahagia.

 

Cut to

 

116. Int. Lounge - Malam

 

Insert Grafis Text: Beberapa bulan kemudian…

 

Riona mencoba menelpon Angkasa. Tapi tidak ada jawabannya.

 

TESSA
Nggak bisa dihubungi?

 

RIONA
Jangan-jangan Mario kenapa-napa makanya dia nggak bisa keluar.

 

TESSA
Udah paham banget ya, lo. Tenang aja, kalau ada apa-apa nggak mungkin Angkasa nggak ngabarin gue atau elo.

 

RIONA
Usy gimana?

 

TESSA
Dia bilang sebentar lagi sampe.

 

Tak lama kemudian, Usy dan Vano datang. Lalu Dave yang baru dari toilet juga bergabung dengan mereka. Dave, Vano, dan Usy saling bersalaman. Telepon Riona berdering, dari Angkasa.

 

Cut to

117. Ext. Lounge – Parkiran - Malam

 

Angkasa berdiri di samping mobilnya.

 

ANGKASA
Kayaknya aku nggak bisa gabung, deh. Maaf ya. Mario lagi pengen ke kids café.

 

Di dalam mobilnya Mario terus mengetuk-ngetuk kaca jendela dan memanggil Angkasa.


Cut to

 

118. Int. Lounge - Malam

 

Riona menjauhkan HP dari telinganya dan memutus sambungan telepon.

 

TESSA
Kenapa? Angkasa nggak bisa dateng?

 

USY
Lo nggak kecewa, kan, Ri?

 

Riona bangkit berdiri dengan percaya diri.

 

RIONA
Sorry ya, guys. Kayaknya gue nggak bisa ikutan makan malem bareng kalian. Soalnya ada dua cowok ganteng yang udah nungguin gue di parkiran.

 

Riona bergegas mengambil tas dan berlari meninggalkan Usy dan Tessa yang menyemangati Riona.

 

USY
Buy one get one free nih yee! (tertawa)

 

Semuanya tertawa. Malam itu semuanya terlihat bahagia. Usy dengan Vano. Tessa dengan Dave.

 

Cut to

 

119. Ext. Lounge – Parkiran – Malam

 

Riona berlari menuju Angkasa dan Mario yang sudah menunggu di dekat mobil. Riona memeluk Mario. Mario menyambut Riona dengan hangat. Mereka bertiga pun masuk ke dalam mobil, dan mobil segera meninggalkan halaman parkir. 

 



THE END

 

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar