Duda-Duda Durjana
4. #4 Duda Durjana (Scene 31-40)

31. Int. Kantor – Pagi


Situasi HerDaily di tengah deadline terbit harian, mingguan, dan bulanan yang mereka miliki. Seluruh karyawan terlihat sibuk, ada yang berjalan ke sana-kemari. Beberapa orang terlihat berbagi map juga kertas dokumen, dan ada yang memberikan instruksi pada karyawan lainnya.

 

USY
Artikel film horror Ratika Intan udah gue kirim ke email, ya, Ri.

 

RIONA
Ok, thank you.

 

Riona mengetik cepat di laptopnya, dan memanggil karyawan di meja samping untuk mendekat ke mejanya. Riona menginstruksikan sesuatu. Karyawan tersebut mengangguk mengerti kemudian kembali ke mejanya.

 

Cut to

 

32. Int. Kantor – Ruangan Tessa – Pagi

 

Salah satu admin medsos HerDaily, Abel (24), melongok ke ruangan Tessa lewat celah pintu.


ABEL
Kak, material berita aktual untuk hari ini masih kurang. Mau nggak kalau kita naikin berita soal selebgram yang lagi heboh ketahuan jadi pelakor itu.


TESSA
Hah? Berita apa?


Tessa mengalihkan pandangan dari laptopnya ke Abel.

 

ABEL
Itu, barusan aku dapet kabar dari anak stasiun TV, ada kabar baru soal selebgram yang ketahuan jadi pelakor. Katanya sih hari ini infotainment bakal banyak yang beritain itu. Mau nggak kalau kita juga naikin berita itu buat media sosial HerDaily?

 

TESSA
Selebgram jadi pelakor? Jadi pelakornya siapa? Orang terkenal nggak?


ABEL
Rezy Hamzah katanya, Kak.

 

TESSA
Hah? Serius lo? Coba bentar-bentar gue konfirmasi ke media lain.

 

ABEL
Tapi beritanya mau dinaikin nggak, Kak? Biar kita duluan nih yang naik sebelum majalah perempuan yang lain.


TESSA
Siapin aja dulu. Inget! Ini masih allegedly, ya. Jangan bikin tuduhan yang enggak-enggak. Gue kabarin lo lagi setelah confirm ke media lain.


Abel mengangguk dan segera menghilang dari pintu ruangan kerja Tessa. Sedangkan Tessa langsung mengambil telepon untuk menghubungi seseorang.

 

Cut to

 

33. Int. Kantor – Siang

 

Karyawan HerDaily sudah lebih terkendali, ruang kerja pun kembali kondusif. Riona menyandarkan tubuh di kursi kerjanya sambil bernapas lega.

 
RIONA
Akhirnya, sekali lagi badai telah berlalu.

 

USY
Kalau badai beneran, tiap menjelang deadline HerDaily kayaknya bakal porak poranda.

 

RIONA
Eh, artikel pembuka untuk rubrik terbaru kita gimana?

 

USY
Bentar gue kirim ke email.

 

Riona mengembalikan posisi duduknya dan mengecheck email yang dikirim Usy. Terdengar gelak tawa Riona dibalik laptopnya.

 

USY
Perasaan itu bukan naskah komedi, deh.

 

RIONA
Bukan lucu komedi. Cuma ini udah bagus banget, yang bikin gue ketawa, karena muka lo langsung muncul di otak gue sepanjang gue baca artikel ini.


USY
Sial!

 

RIONA
Gue kasih catetan revisi sedikit, minor. Tenang aja. Di meeting besok, bisa kita bahas sama tim, nggak?


USY
Siap bu, Boss.

 

Mendengar kata Boss, Riona jadi kepikiran Angkasa, dan perutnya yang nggak tahu waktu dan tempat. Riona sedikit menyayangkan moment semalam.

 

Cut to

 

34. Int. Kantor – Ruangan Tessa – Siang

 

Tessa membaca sesuatu di layar laptopnya. Matanya terasa lelah, ia pun menyudahi kegiatannya dan menutup laptopnya begitu saja. Ia mengurut keningnya. Suara pintu ruangannya di ketuk, lalu Riona memasuki ruangan Tessa.


RIONA
Lo kenapa, Kak?

 

TESSA
Gue lagi kepikiran sama si Lastri. Enggak habis pikir gue, bisa-bisanya dia dibuat patah hati sama duda anak lima. Gue jadi ikut sakit kepala mikirin dia.

 

RIONA
Serius? Kok bisa?

 

TESSA
Gue juga nggak ngerti gimana awalnya dia bisa berhubungan sama si Jaka.


RIONA
Jaka satpam komplek lo, Kak?


TESSA
Iya. Kebayangkan sama lo. Mana tuh duda hamilin cewek lain lagi, padahal dia lagi pacaran sama si Lastri.

 

RIONA
Wuah, ini sih gila. Ternyata dunia perdudaan bener-bener nggak bisa dianggap remeh, ya.

 

TESSA
Nggak tahu, deh. Puyeng gue. Eh, ini lo ada perlu apa?

 

RIONA
Gue mau nunjukin design layout buat rubrik DDD.

 

TESSA
Gimana kalo kita bahas sambil makan di bawah. Gue suntuk banget di sini.


RIONA
Gue cuma mau nunjukin doang, Kak. Buat lo liat dulu, nanti abis makan siang baru kita bahas.


TESSA
Nggak bisa, gue butuh pengalihan.


RIONA
Tapi gue butuh jam makan siang yang tenang.


Belum sempat banyak protes, Riona langsung diseret pergi oleh Tessa menuju Kafetaria.

Cut to

 

35. Int. Kantor – Kafetaria – Siang

 

Seorang pelayan menyajikan makanan di meja Tessa dan Riona. Tessa masih mengecheck design layout dari Tabletnya Riona. Sedangkan Riona mulai makan.

 

TESSA
Yang ini, oke, sih. Menurut lo gimana?

 

Tessa menunjukkan pilihannya pada Riona yang masih mengunyah.

 

RIONA
Lebih mature ya?

 

TESSA
Iya. Menurut gue lebih cocok aja sama pembaca kita.

 

Tessa terus men-swipe layar tablet yang di pegangannya. Lalu me split screen kedua design tersebut berdampingan.

 

RIONA
Iya, sih. Tapi gimana kalau kita combine, kak? Maksud gue yang burgundy kasih warna orange juga. Biar nggak terkesan tua banget.

 

TESSA
Coba aja minta anak-anak buat ubah dulu sesuai visi lo. Nanti kita lihat hasilnya gimana.

 

Tessa mengembalikan tablet milik Riona. Tessa mulai mengangkat sendok garpunya.

 

TESSA
Eh, artikelnya gimana? Si Usy bener nggak nulisnya? Lo udah baca?

 

RIONA
Udah, lagi direvisi sama, Usy. Kemarin dia setor draft satu, tapi masih super rough.

 

TESSA
Mungkin emang dia sukanya yang kasar-kasar, kali.

 

RIONA
Ih. Otak lo kotor!


Riona dan Tessa tertawa.


RIONA (CONT'D)
Tapi tadi gue udah baca draft ke dua, dan tinggal revisi minor aja.

 

TESSA
Kayaknya gue harus mulai brainstorming sama anak marketing dan sosmed nih soal artikel baru kita. Biar bisa bikin-bikin apa gitu yang berhubungan sama duda.

 

RIONA
Bikin sayembara duda durjana buat di-test drive sama Usy.

 

TESSA
Terus kita semua ditangkep polisi karena dikira agency prostitusi.

 

Kedua perempuan itu kembali tertawa bersama.


ANGKASA
Seru banget kayaknya.

 

RIONA
Hai, Sa. Mau makan siang juga?

 

ANGKASA
Iya, nih. Baru sempat, tadi habis ke bank dan ternyata lumayan lama urusannya.

 

TESSA
Gabung aja sama kita.

 

ANGKASA
Dengan senang hati.

 

Senyuman Angkasa lagi-lagi membuat Riona terpesona. Apalagi dia langsung mengambil tempat duduk di sebelah Riona. Tessa menyadari ada sesuatu di antara mereka.

 

TESSA
Eh, Sa, buat design layout DDD nanti tolong diubah sesuai input Riona, ya.

 

ANGKASA
Setelah makan siang bisa langsung kita bahas?

 

RIONA
Bisa. Mau sekarang juga boleh. Mumpung sebentar lagi gue kelar makan.

 

ANGKASA
Lo makan aja dulu, nggak perlu buru-buru. Makanan gue juga kan belum dateng.


RIONA
Seandainya aja Kak Tessa juga mikir begitu, biar gue nggak harus makan sambil kerja.

 

TESSA
Riona, who’s your boss?


RIONA
Elo, Kak.

 

TESSA
Thank you.

 

RIONA
Bos diktator. Ngambil jam istirahat anak buahnya buat kerja.

 

TESSA
Dari tadi juga lo anteng-anteng aja makan nggak berhenti-berhenti. Gue kan nggak larang lo makan.


Riona dan Tessa saling cibir, dan membuat Angkasa tertawa.

 

ANGKASA
Asyik ya, punya boss rasa temen.

 

RIONA
Gue pengennya Bos rasa bawahan. Ups.


Lagi-lagi Angkasa tertawa renyah membuat Riona terpana.

 

RIONA
BTW, semalem lo buru-buru pulang setelah terima telepon kenapa? Ada hal genting?

 

Angkasa tak menjawab. Tessa ikut menatap Angkasa dengan penasaran.

 

RIONA
Hal pribadi ya? Sorry.

 

Ponsel Tessa berbunyi.


TESSA
Gue angkat telepon dulu ya.

 

Alih-alih mengangkat telepon di tempat duduknya, Tessa berdiri dan berjalan menjauh untuk mengangkat telepon dan sengaja memberi ruang untuk Riona dan Angkasa.

 

 

Cut to

 

36. Int. Kantor – Depan Kafetaria – Siang

 

Tessa mondar-mandir sambil berbincang dengan orang di seberang telepon.


TESSA
Iya, Ma. Aku pasti dateng kok. Ok. Bye. Sampai ketemu besok malam.

 

Tessa mematikan HP nya dan berbalik, namun ia tak sengaja menabrak Dave (30) dan menyebabkan HP Dave terjatuh hingga layarnya retak.

 
TESSA
Ya ampun, sorry.

 

DAVE
Never mind. Cuma tempered glass nya aja. HP nya aman.

 

TESSA
Serius? Kalau ada apa-apa bisa hubungi saya, saya bersedia ganti rugi.

 

Tessa memberikan kartu namanya pada Dave. Dave menerimanya dengan senang hati.

 

DAVE
Aku terima kartunya, tapi bukan untuk minta ganti rugi. Aku nggak akan ngebiarin wanita ganti rugi sesuatu yang bukan salahnya. 

 

Tessa mengangkat bahu sambil memperhatikan Dave yang menurutnya cukup aneh. Tessa pun pergi kembali ke meja Riona dan Angkasa. Dave didekati oleh rekan kerjanya.

 

TEMAN DAVE
Itu tuh, definisi Janda cantik, tajir melintir.

 

DAVE
Lo tahu darimana? Emangnya lo kenal?

 

TEMAN DAVE
Nggak ada yang nggak kenal dia. Tessa Tjokro, Editor in Chief HerDaily. Keluarganya pemilik IMG Tower ini.

 

Dave tak melepaskan pandangannya dari Tessa.

 

TEMAN DAVE
Lu nggak denger gue? Dia Janda. Di Gedung ini masih banyak cewek single, cantik dan juga kaya.

 

DAVE
Ya nggak masalah juga kalau janda. Emang kenapa? Yang pengalaman justru lebih menarik, nggak perlu diajarin lagi.

 

Teman Dave cuma geleng-geleng kepala karena tahu selera temannya itu.

 

TEMAN DAVE
Duduk yuk!

 

Dave dan temannya mencari tempat duduk untuk makan siang.

 

 Cut to

 

37. Int. Kantor – Siang

 

Usy sedang sibuk mengetik artikel di laptopnya. Sesekali ia menyuap makanan dari dalam kotak bento yang dia pesan. Tak lama HP nya bergetar, di layar HP terlihat nama Vano. Usy sama sekali nggak tertarik untuk mengangkat telepon itu. Dia membiarkan HP-nya terus bergetar hingga panggilan putus dengan sendirinya.

 

Cut to

 

38. Int. Kantor – Kafetaria – Siang

 

Riona beranjak dari duduknya.

 

RIONA
Kalau gitu, gue duluan ya.

 

TESSA
Loh, kok udah mau cabut aja.

 

RIONA
Daritadi hati gue nggak tenang. Denger suara kerjaan yang terus-terusan manggil. Bye, Ka. (menatap Angkasa) Nanti kita bahas lagi kalo design nya sudah direvisi ya, Sa.

 

ANGKASA
Oke.

 

Riona bergegas pergi meninggalkan Kafetaria.

 

TESSA
Jadi dari tadi kalian ngebahas kerjaan?

 

Angkasa menaikan alisnya tanda mengiyakan.

 

TESSA
Kayaknya ada something di antara kalian berdua, dan gue yakin itu bukan urusan kerjaan.

 

Angkasa tidak menjawab. Ia masih terus menatap Riona yang berjalan menuju lift hingga tak terlihat lagi.

 

 

Cut to

 

39. Int. Kantor – Lift – Siang

 

Riona memasuki lift bersama beberapa karyawan lain dari lantai yang berbeda. Riona terlihat banyak pikiran.

 

Disolve to

 

40. Int. Kantor – Kafetaria – Siang (Flashback)

 

Tessa pergi untuk menerima telepon, Angkasa menatap Riona.

 

ANGKASA
Gue harap bisa berbagi hal pribadi ini sama lo. Tapi sekarang bukan saatnya.

 

RIONA
(tertegun) Maksud lo?

 

ANGKASA
Setelah makan siang, kita bahas design layout untuk DDD di ruang meeting ya.

 

Riona terus menatap Angkasa yang malah mengalihkan pembicaraan.

 

RIONA
Setelah lo ngomong sesuatu yang bikin gue bingung. Kayaknya nggak tepat lu ngalihin pembicaraan kayak gini.

 

ANGKASA
Sorry. Bukan maksud gue bikin lo bingung.

 

RIONA
Oke. Meskipun bukan sekarang. Gue bakal tunggu penjelasan dari lo.

 

Angkasa menatap teduh mata jernih Riona.

 

RIONA (CONT'D)
Soal layout-nya, nggak banyak kok input dari gue. Kita bahas di sini aja.

 

Riona mengambil tabletnya dan menunjukkan design sebelumnya pada Angkasa.

 

Cut to

 


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar