Daun Emas
5. Bagian #5

41. INT. RUMAH FAJAR - TERAS RUMAH - SIANG

Ali dan teman-temannya tengah duduk mengerjakan tugas kelompok lalu berbincang-bincang di teras rumah. Beberapa diantara mereka sudah ada yang mulai bosan.

FAJAR

Ali dah selesai belum?

ALI

Bentar lagi.

Fajar hanya ngelamun karna bosan. Sedangkan teman teman lainya, SOFYAN (18) dan RIZAL (19) memainkan ponsel milik mereka.

FAJAR

(Tertawa)

Haha bener juga.

SOFYAN

Lu ketawa ada apa jar?

RIZAL

Ya nggak biasanya, aneh liatnya Fajar masih tertawa, ali hanya menggelengkan kepalanya dan fokus ke tugas yang dia kerjakan.

FAJAR

Hei lu semua pada ngelingkar.

SOFYAN

Emang kenapa?

RIZAL

Iya jar ngapain?

FAJAR

Udahlah lu pada nurut aja

Fajar lalu melihat ali.

FAJAR

Lu juga ikutan li.

ALI

Emang harus ya jar, buat apa coba.

FAJAR

Udah lakuin aja ntar gua jelasin.

42. INT. RUMAH FAJAR - TERAS RUMAH - CONTINUOUS

Fajar menjelaskan sebuah permainan jadul yang pernah dia mainkan di SMA dulu. Sebuah permainan kecil yang tidak diketahui oleh ali sama sekali.

FAJAR

Ok gua udah sekalian tadi bikin daftar nama cewe cewe di kelas, permainannya sederhana kok kalian tenang aja.

SOFYAN

Lu ngerencanain apa lagi jar, perasaan gua nggak enak.

FAJAR

(Tertawa )

Haha ntar lu juga tahu.

Fajar kemudian mengambil botol minuman kopi bekas tadi lalu memutarnya di atara mereka.

Botol itu berputar dan tutup botolnya mengarah pada Ali.

FAJAR

Li, lu milih truet or dare.

Seketika sofyan dan rizal berteriak heboh mendengarnya

SOFYAN

Oh ini haha.

RIZAL

Gitu ya rencananya, pantesan.

Ali kebingungan lalu menatap semuanya.

ALI

Tunggu maksudnya apa nih.

FAJAR

Udah lah li lu pilih aja, bebas kok.

Ali menghela nafas.

ALI

Ok truet aja.

Fajar kembali memutar tutup botolnya. Kali ini tutup botol itu mengarah pada rizal.

FAJAR

Zal, lu paham kan selanjutnya gimana.

RIZAL

Ya gua paham.

Rizal menatap ali dengan serius.

RIZAL

Li lu suka anisa ya. Jawab li.

ALI

Emang kenapa zal, kok pertanyaan lo itu.

FAJAR

Jujur aja li, emang peraturannya kek gini. Lu harus jujur, kan milih truet.

Ali menghela nafas dan mengangguk.

ALI

Ya,gua suka anisa, entah kenapa senyuman anisa mirip dengan gadis di mimpi gua.

SOFYAN

Anisa yang pindah ke ips itu bukan.

FAJAR

Tunggu, lu serius li suka sama anisa karena senyumannya mirip dengan gadis di mimpi lu?

ALI

Ya, apa gua terlihat sedang bercanda.

Seketika semuanya hening.

ALI

Jar gua mau ke toilet dulu.

FAJAR

Lu taukan letaknya kan jangan nyasar li ini di rumah bukan di jalan.

ALI

Iya iya paham tenang aja.

Ali berdiri dan langsung pergi ke dalam rumah Fajar. Sedangkan teman temannya membicarakannya.

SOFYAN

Jar Ali kenapa?

FAJAR

Gak tau kok nanya ke gua, tanya ke orangnya lah.

SOFYAN

Gitu aja marah, dasar lu.

43. INT. RUMAH FAJAR - TERAS RUMAH - LATER

Ali kembali lagi, ali kemudian dibuat terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Fajar.

FAJAR

Li, sekarang giliran lo.

ALI

Giliran apa jar, baru juga datang.

FAJAR

Tantangan terakhir, dare paham kan li.

ALI

Oh gitu ya.

Ali langsung duduk kembali.

FAJAR

Li, tantangan nya lu harus menyatakan perasaan lo pada satu gadis kelas kita secara acak.

ALI

Hah serius lu jar, bisa yang lain nggak kok itu tantangannya sih.

Sofyan dan rizal kompak menolak

SOFYAN

Ya mana bisa lah.

RIZAL

Udah terima aja.

ALI

Semangat bener kalian, apa habis ditolak ya.

RIZAL

Ya gitulah, ntar juga lo ngerasain.

SOFYAN

Nggak bakal kenapa napa kok kan lu belum punya pacar li.

ALI

Nggak minat.

RIZAL

Lalu anisa apa li.

Ali tertawa kecil lalu melihat fajar mengisyaratkan memberikan hasil spin data nama nama cewek di kelas.

Sebuah nama yang tidak terduga ada di layar ponsel fajar. Nama amira terpampang jelas di layarnya.

FAJAR

Li amira li.

ALI

Yang bener jar.

FAJAR

(Menunjukan ponselnya)

Gua nggak bohong, kenapa juga harus bohong.

Ali menghela nafas.

FAJAR

Pokoknya harus tuntas ya. Ada pepatah mengatakan dimana ada kemauan di situ ada jalan.

ALI

Ya nggak salah sih, cuman nggak gitu juga tafsirannya.

FAJAR

Li dengerin ya, yang gua maksud itu lu bukan nembak dia ya. Cuman menyatakan perasaan lo sama amira.

ALI

(Menaikkan nada bicaranya )

Apa bedanya jar.

Ali diam lalu melihat fajar. Fajar melihat ali dengan serius.

ALI

Iya iya gua ngerti.

SOFYAN

Telepon aja li kami juga gitu.

ALI

Iya sekarang gua telpon nih.

44. INT. RUMAH FAJAR - TERAS RUMAH - CONTINUOUS

Ali terus menghubungi amira. Namun tidak terhubung. Ali teru menghubungi amira sambil berjalan jalan di teras.

ALI

(Menelpon amira)

Nggak nyambung, ganti orang aja ya.

FAJAR

Licik, terus hubungi.

Beberapa kali ali menghubungi amira namun tidak terhubung.

ALI

Nggak nyambung jar.

FAJAR

Sekali lagi.

Beberapa saat menunggu ali dan percobaan yang gagal beberapa menit kemudian terhubung dengan Amira.

ALI

Amira, ini aku ada perlu kamu punya waktu kosong nggak?

AMIRA (O.S.)

Ada li, aku tunggu di kampus ya bye.

ALI

Eh, amira tunggu sebentar

Amira menutup telponnya sebelum ali selesai mengatakan perkataannya. Ali langsung menatap pada teman temannya.

ALI

Jadi gua harus kesana?

FAJAR

Resiko li.

ALI

Kalian jangan pada ikut, beresin makalah sama pptnya.

SOFYAN

(Tertawa)

Ah nggak seru li.

ALI

Resiko yan terima aja.

Ali keluar pergi sambil tertawake kampus.

45. EXT. KAMPUS - TAMAN KAMPUS - SORE

Ali memarkirkan motornya. Terlihat dari jauh amira sedang duduk memainkan ponselnya menunggu ali.

Ali langsung berjalan mendekatinya.

ALI

Amira hai, udah lama nunggu?

AMIRA

Nggak li. Sini duduk.

Ali duduk di bangku yang sama dengan amira.

AMIRA

Jadi li, ada apa ya keknya mau bicara hal yang penting padaku.

ALI

Sebenarnya aku kemari untuk mengatakan satu hal padamu, sebenarnya aku ...

Mendengar ali mulai serius dengan ucapannya Amira mengangkat tangannya.

AMIRA

Stop. Biar kutebak kamu mau menyatakan perasaanmu padaku?

ALI

Kurang lebih begitu.

AMIRA

Maaf kalau gitu, aku tolak. Aku tidak bisa menerimanya maaf banget.

Saat mendengar hal itu ali malah tertawa dan tersenyum kecil.

ALI

(Tertawa)

Sepertinya kamu sering mengalami pengakuan dari laki laki ya.

AMIRA

(Amira heran)

Kok malah ketawa nggak sedih.

ALI

Nggak sedih kok, aku minta waktu buat ceritain kejadian sebenarnya ya.

AMIRA

Silahkan.

46. EXT. KAMPUS - TAMAN KAMPUS - LATER

Amira terdiam mendengar cerita ali. Ali tampak asik menceritakan ceritanya sedangkan amira cukup terhibur dengan pembawaan cerita oleh ali.

AMIRA

Jadi gitu ya, nggak disangka permainan itu masih ada.

ALI

Ya gimana lagi kan, udah kejadian seperti ini.

AMIRA

Jadi sekarang mau gimana.

ALI

Pulang mungkin.

Ali tertawa kecil setelah mengatakannya. Di saat yang sama tatapannya kini mulai tertuju pada dua orang yang tengah berjalan ke parkiran motor. Mereka adalah ZIDAN (19) teman dekat ali saat SMP dan anisa.

Amira masih memperhatikan Ali, namun kini amira ikut melihat ke arah yang ali lihat.

AMIRA

Li liat apa serius gitu

ALI

Bukankah itu Zidan Anisa

Amira keheranan dengan perkataan ali.

AMIRA

Zidan siapa? tunggu, anisa?

Amira Sontak langsung menaikkan nada bicaranya.

AMIRA

Aku ini amira ali

Amira kemudian terus melihat ke arah dua orang yang ali terus perhatikan. Seketika ali keliru memanggil nama amira.

ALI

Iya Anisa emang aku bilang apa?

AMIRA

Udahlah ayok pulang. Sebel dengernya.

Amira langsung menyeret ali untuk segera pulang. Selama berjalan kaki amira tak melepaskan tangan ali dan terus menyeretnya sambil mengomel.

AMIRA

Kamu kenapa sih, kok bisa lupa namaku, apa hanya melihat anisa kamu bisa jadi gini. Udah jangan banyak pikir kita pulang sekarang, anterin aku pokonya nggak mau tau.

ALI

Ya aku paham, eh tunggu. Bisa ulang lagi katamu tadi.

Amira menghela nafas dan tersenyum kecil

AMIRA

Pikir saja sendiri, makanya jangan melamun kau kenapa sih!

47. INT. RUMAH ALI - KAMAR - MALAM

Malam hari begitu sunyi, terlihat Ali menerima sebuah telepon dari anisa. Ponsel ali bergetar dan berdering di meja.

Ali langsung mengangkatnya dan Anisa menceritakan pertemuannya dengan zidan. Bahkan, anisa juga memberikan foto zidan pada Ali.

ANISA (O.S.)

Ali assalamualaikum.

ALI

Waalaikumsalam anisa, ada apa ya?

ANISA (O.S.)

Aku ada cerita nih, ternyata ada satu temen kelas yang satu pesantren loh denganku.

ALI

Begitu ya, siapa namanya?

ANISA (O.S.)

Zidan.

Ali hanya diam termenung mendengar nama itu. Dugaannya di taman ternyata benar.

ALI

Orangnya seperti apa boleh liat foto profilnya

ANISA (O.S.)

Nih, menurutmu ali dia gimana.

Sebuah foto muncul di WA ali. Ali langsung membuka foto itu memastikan. Ali cukup lama termenung melihat foto zidan. Tak lama dari itu anisa berbicara kembali

ALI (V.O.)

Berarti kemarin nggak salah liat. Ternyata satu kampus dengannya ya.

ANISA (O.S.)

Menurutmu gimana li, tadi aku ke pondok pesantren bareng sama dia.

ALI

Berbaik sangka aja. Dia ikhlas membantu bukan caper.

ANISA (O.S.)

Begitu ya hmm baik lah. Mungkin sudah takdir aku bertemu dengannya.

ALI

Hmm takdir, aku tahu itu.

Anisa menutupi telponnya. Ali hanya diam tidak karuan sambil melihat kesana kemari.

ALI (V.O.)

Takdir ya, kenapa aku bilang begitu ...


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar