Calon Suami Akhir Zaman
19. Ternyata dekat

SCENE 31 INT, KEDIAMAN ADAM, MALAM

Adam sudah pulang ke jakarta. Kemudian Aska mengundang Nindi datang ke rumahnya.

Aska dan Nindi kini sudah tampak duduk di ruang tamu.

Aska : "Gue mau, kamu ngajarin gue bikin laporan keuangan sampe bisa, dan ajarin gue juga gimana caranya supaya gue layak jadi seorang pemimpin kayak kamu gitu." Ucapnya antusias.

Nindi seketika tertegun. Tidak percaya semua kata itu keluar dari mulut Aska, biasanya pria itu malas sekali kalo di suruh belajar. Sekarang pria itu sendiri yang memintanya mengajarinya.

Aska cont'd : "Heh ... Kenapa malah bengong? Tuh muka kayak abis liat setan aja."

Nindi pun seketika terhenyak dan tersadar.

Nindi : "Em ... Maaf tuan muda, apa kepala tuan muda ... Tadi ..." Kalimatnya tidak selesai dan mengatakannya dengan ragu-ragu.

Aska : "Apa? Kamu mau bilang kalo kepala gue habis kebentur tembok dan isinya langsung geser, gitu?! Iya kan?"

Nindi sontak tak tahan untuk tidak tertawa. Dan baru pertama kali ini Aska melihat Nindi Tertawa.

Aska : "Eh... Dia malah ketawa. Kamu pikir itu lucu?" Sewotnya lagi.

Nindi buru-buru menghentikan tawanya.

Nindi : "Maaf tuan muda, saya tidak bermaksud begitu. Tapi tuan muda sendiri yang mengatakan seperti itu." Masih dengan menahan sisa tawanya.

Aska : "Halah... Pake ngeles lagi. Tapi enggak apa deh, gue jadi bisa liat kamu ketawa." Aska menatap Nindi dan tertawa.

Nindi seketika terlihat salah tingkah. Wajahnya merona merah. (Beat)

MONTAGE

Aska dan Nindi tampak serius berdiskusi sambil menatap layar laptop.

Nindi seolah mengajari Aska tentang apapun yang harus di lakukan seorang pemimpin perusahaan. Termasuk cara rapat dan berpidato di depan audients.

Mereka berdua kembali sibuk menatap layar laptop. Dan tanpa sadar Aska menguap karena sudah mulai mengantuk.

MONTAGE END

Aska mengantar Nindi hingga ke depan. Nindi mulai masuk ke dalam mobilnya.

Aska : "Hati-hati di jalan, salam buat mama sama papa kamu!" Ucapnya seraya melambai pada Nindi yang sedang menyalakan mesin mobil kemudian melaju pergi.

Mobil Nindi terus melaju, gadis itu terlihat senyum-senyum sendiri teringat tentang kebersamaanya dengan Aska tadi.

CUT TO

FADE IN

SCENE 32 INT, KANTOR SANJAYA COPERATION, SORE

Jam pulang kantor sudah berakhir sejak satu jam yang lalu. Kantor juga sudah terlihat sepi. Menandakan mereka sudah pulang ke rumah masing-masing, namun Aska masih terlihat belum meninggalkan kantor. Ia terlihat masih sibuk membersihkan sampah-sampah yang kiranya berserak di kantornya.

Di sebuah koridor yang sepi. Terdengar suara ketukan sepatu hills yang menggema dari arah belakang Aska.

Aska menoleh dan melihat Nindi yang kini berjarak tak jauh darinya.

Nindi : "Apa yang membuat anda terlambat pulang? Pak Anwar sudah menunggu anda sejak tadi." Ucapnya.

Aska : "Gue lembur." Jawabnya singkat.

Nindi : "Itu seperti bukan anda." Serunya lagi.

Aska menatap Nindi kesal.

Aska : "Emangnya aku enggak bisa lembur?!" Sentaknya. Sekarang Aska lebih sensitif.

Dahi Nindi mengeriyit. Menatap bingung pada Aska yang menurutnya tak seperti biasanya.

Nindi : "Apa terjadi sesuatu pada anda, Tuan muda?"

Aska menggeleng kelah, dia tak ingin menjawab pertanyaan Nindi dan langsung pergi begitu saja meninggalkan kantornya.

INTER CUT

Aska sudah berada di pelataran kantornya. Ia melihat Nirmala yang hendak memasuki kantornya.

Aska : "Mala!" Serunya sumringah.

Nirmala sontak menatap ke arah Aska dan menghentikan langkahnya.

Nirmala : "Aska..."

Aska berlari kecil menghampiri Nirmala.

Aska : "Kamu tumben kesini lagi? Ada apa?"

Nirmala : "Aku lagi pingin nemuin seseorang."

Aska sudah ke GR-an.

Aska : "Aku?"

Nirmala menggeleng dan itu membuat wajah Aska seketika cemberut.

Nirmala : "Aku ke sini mau nemuin mbak Agni, ada yang mau aku omongin sama dia soal menu baru. Soalnya Alif enggak enggak bisa Dateng ke sini. Tapi kayaknya mbak Agni nya udah pulang, deh."

Aska : "Ya ... Emang udah pada balik."

Nirmala : "Orang tua aku udah pulang dari malang, kamu mau ke rumah nemuin mereka?"

Aska tersenyum dan langsung mengangguk cepat.

Nirmala : "Tapi pastikan dulu tidak akan ada orang yang menyuruhmu pulang seperti waktu itu."

Nirmala menatap ke arah Nindi yang baru saja keluar loby kantor bersama beberapa orang staf nya.

Aska pun turut menoleh.

Nindi berjalan melewati Aska dan Nirmala dan pura-pura seolah tidak dekat. Karena masih ada staf-staf nya yang lain.

Aska segera mengeluarkan ponselnya dan menelpon nindi.

Aska : "Halo... Gue mau jalan sama Nirmala. Kamu jangan coba-coba untuk nyuruh orang, atau pun kamu sendiri buat buntutin dan nyusulin gue. Gue bisa jaga diri gue sendiri. Ngerti!"

Selesai bicara Aska langsung menutup ponselnya.

Aska : "Udah beres, yuk!" Bicara pada Nirmala.

Nirmala mengangguk. Kemudian mereka berdua berjalan berlalu.

CUT TO

SCENE 33 INT/EXT, KEDIAMAN NIRMALA, SORE.

Aska dan Nirmala sudah tampak berdiri di antara dua bangunan, antara rumahnya bersama Adam. Dengan rumah yang ada di sebelahnya.

Aska menghentikan langkahnya.

Aska : "Tunggu bentar deh, kamu tinggal di daerah sini juga? Bukannya tempat tinggal kami yang di pesantren dekat kantor aku itu?" Katanya dengan tatapan bingung.

Nirmala : "Iya ... Kebetulan tempat tinggal aku ada dua, yang di sana, sama di sini."

Nirmala menunjuk rumah yang ada di sebelah rumah tempat tinggal Adam.

Nirmala cont'd : "Dan kebetulan sekarang orang tua aku ada di rumah yang ini." Jelasnya lagi.

Aska masih tampak tercengang.

Aska : "Astaga, sebenernya kita Deket banget tau, aku tinggal di rumah yang ini."

Aska menunjuk rumah yang di tinggalin ya bersama Adam.

Aska cont'd : "Kok bisa, ya, kita tuh enggak pernah ketemu? Ternyata kita sedekat ini."

Aska tersenyum seperti anak kecil.

Nirmala mengangguk dan turut tersenyum. Memaklumi perasaan Aska.

Aska : "Kenapa? Kamu enggak suka kali ternyata kita sedekat ini?" Merajuk.

Nirmala : "Kamu itu mikir apa sih? Yaudah masuk, yuk."

Aska menatap Nirmala, seolah ada yang mengganjal di hatinya. Tapi ia tak mempedulikannya dan turut masuk ke dalam rumah Nirmala.

Nirmala : "Assalamualaikum." Serunya ketika sudah masuk ke dalam rumah.

Rani : "Wa'alaikum salam."

Bundanya Nirmala menyahut dari dalam.

Ia pun berjalan ke ruang tamu. Nirmala langusung menyalaminya dan mencium punggung tangan wanita itu.

Rani menatap Aska seolah menimang-nimang.

Aska : "Assalamualaikum Tante." Ucapnya seraya tersenyum.

Rani : "Wa'alaikum salam. Kamu Aska, ya? Maaf Tante enggak ngenalin tadi." Sahutnya yang sudah mulai mengenali sosok pria di hadapannya itu.

Aska : "Iya, Tante, enggak apa-apa. Oiya, om Amar mana? Alif juga, pada kemana?"

Rani : "Oh ... Mereka lagi pada ke masjid, bentar lagi kan udah mau azan magrib."

Aska mengangguk.

Tak lama muncul seorang wanita paruh baya dari arah pintu utama.

Asri : "Assalamualaikum."

Aska, Nirmala, Rani : "Wa'alaikumsalam." jawab mereka serempak.

Asri adalah adik kandung Rani, yang berarti bibinya Mala.

Asri : "Wah... Wah, siapa nih cowok? Enggak biasanya Mala bawa cowok ke rumah."

Nirmala : "Cuma temen kok, Bi." Jelasnya dengan malu-malu.

Asri : "Namanya siapa?" Masih dengan antusias.

Aska : "Aska, Tante." Sahutnya sopan.

Asri : "Kenalin,saya Asri, Bibi-nya Nirmala."

Rani : "Kamu ada apa, Sri Dateng kemari?"

Asri : "Cuma mau main aja kok, mbak."

Kemudian kembali menatap ke arah Aska.

Asri cont'd : "Kamu genteng deh, tinggal dimana?"

Aska : "Alhamndulillah di bilang ganteng. Saya tinggal di samping situ. Sebelah pas rumah ini."

Asri : "Oh ... Rumahnya Adam?"

Aska terkejut.

Aska : "Tante kenal sama Adam?"

Asri : "Ya ... Kenal dong, pas awal-awal tinggal disini bikin heboh. Banyak pengawalnya gitu."

Aska tersenyum canggung dan tak ingin menjelaskan.

Asri cont'd : "Kamu siapanya Adam? Temennya atau--"

Aska : "Saya kakaknya Adam, Tan." Sahutnya cepat.

Asri : "Looh." Terkejut.

Rani juga tampak terkejut.

Aska : "Kenapa, Tan?" Bingung.

Asri : "Adam kan..."

Kalimatnya terputus.

CUT TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar