Calon Suami Akhir Zaman
12. Hari pertama Aska bekerja (part 2)

SCENE 17 INT, KANTOR SANJAYA COPERATION, PAGI

Aska tampak melangkah menuju lift untuk mencapai lantai dua.

Sekarang ia tengah berdiri di antara dua pintu lift, lift yang satunya tampak antri, dan lift yang satunya lagi tampak lengang.

Padahal di kedua lift tersebut ada papan keterangan. Yang satu khusus untuk karyawan, dan yang satunya lagi khusus untuk para eksekutif kantor.

Dan Aska memilih berdiri di depan lift yang tampak lengang/ lift khusus eksekutif kantor.

Karyawan cowok : "Mas, enggak bisa baca ya?" Menunjuk ke papan peringatan di atas lift.

Aska turut mendongak ke atas

CU : Papan peringatan bertuliskan "Lift khusus eksekutif"

Aska (VO) : "Sialan, enggak sopan banget bilang gue enggak bisa baca. Belum tau aja siapa gue." Batinnya kesal.

Tanpa banyak bicara Aska pun berpindah ke antrian paling belakang lift khusus karyawan.

Tak lama pintu lift terbuka.

Semua karyawan masuk ke dalam dengan berdesakan. Melihat lift yang penuh, Aska urung ikut masuk ke dalam.

Karyawan cowok : "Mau ikut masuk enggak?"

Aska menggeleng.

Kemudian malah berpindah ke depan lift para eksekutif.

Karyawan yang lain sontak berbisik-bisik karena Aska itu terlihat songong.

Karyawan lain lagi : "Mas... Di bilang itu lift khusus eksekutif, kok malah ngeyel sih." Menegur dengan logat Jawa.

Aska melengos tak peduli. Tampangnya emang songong.

Beberapa Karyawan cowok tampak geram dan hendak menarik Aska dari sana, sedangkan para karyawan perempuan berbisik-bisik memuji ketampanan Aska meski di balut pakaian sederhana.

Saat para karyawan cowok bersiap menarik Aska dari depan lift khusus eksekutif, tiba-tiba langkahnya tertahan.

Aska turut tercengang Menatap ke arah segerombolan petinggi perusahaan. Wanita bertampang dingin berjalan paling depan. (Nindi)

Gerakan slowmosen : Nindi terlihat berjalan mendekat ke arah Lift, di belakangnya adalah para staf manager yang merupakan bawahannya.

Gerakan slowmosen off

Sekarang Nindi sudah berdiri di depan Lift.

Aska (VO) : "Sialan, kenapa gue bisa lupa ya, kalo cewek ini adalah CEO di kantor ini. Bearti gue bawahan cewek drakor ini dong sekarang. Pait... Pait..."

Karyawan cowok : "Udah di bilang kan, ini lift khusus eksekutif. Kamu ngeyel." Menarik lengan Aska agar menjauh dari sana.

Nindi : "Jangan sentuh dia." Ujarnya dengan wajah dingin.

Dan itu cukup menarik perhatian karyawan lain.

Nindi cont'd : "Biarkan dia tetap disana." Lanjutnya dengan masih dengan wajah yang dingin namun berkharisma.

Karyawan cowok yang hendak menarik Aska itu mengangguk dan kembali ke tempatnya semula.

Aska sempat tersenyum smirk merasa senang karena di bela.

Nindi : "Sebaiknya kamu juga mengantri di sebelah sana." Berkata pada Aska.

Mata Aska seketika mendelik. Merasa habis di terbangkan dan sekarang di jatuhkan oleh wanita di hadapannya itu.

Seorang cowok yang sepertinya seorang Manager, yang masih berdiri di belakang Nindi. Mengisyaratkan agar Aska segera menjauh dari sana. Wajahnya terlihat mengejek.

Aska mendengus kesal dan segera beralih dari sana.

Sedangkan Nindi dan rombongan mulai masuk karena pintu lift nya sudah terbuka.

CUT TO

SCENE 18 INT, RUANG HRD, PAGI

Aska terlihat mengetuk pintu sebuah ruangan. Dan terdengar menyuruhnya masuk ke dalam.

Bu Tutut : "Masuk."

SO : Ceklek (suara pintu yang di buka)

Aska : "Pagi, Bu Tut..." Ucapnya ragu.

Wanita tambun yang duduk di belakang meja kerjanya itu langsung mendongak dan menatapnya tidak ramah.

Aska tersadar dan segera meralat kata-kata nya.

Aska : "Maksud saya... Bu Tutut, hehe... Iya." Ralatnya sambil cengengesan.

Bu Tutut : "Hem... Silahkan duduk, kamu pasti OB yang mau gantiin Narto ya?" Ujarnya tanpa basa-basi.

Aska mendekat dan duduk di hadapan Bu Tutut.

Aska : "Iya... Benar bu, saya gantinya Naruto. Eh... Maksud saya Narto."

Wanita di hadapannya tak menggubris.

Bu Tutut : "Kalo gitu kamu isi data disini, baru setelah itu kamu temui pak Prasetio kepala OB di lantai dasar, dia yang akan ngajarin kamu nanti." Ucapnya sembari menyerahkan sebuah map berisi lampiran biodata yang harus di isi oleh Aska.

Aska meraihnya dan mengisinya. Dan tak lama ia selesai.

Aska : "Sudah, Bu." Menyerahkannya kembali pada Bu Tutut.

Bu Tutut memeriksa sebentar biodata Aska. Aska hanya menuliskan lulusan SMA di biodatanya dan tidak menuliskan nama Sanjaya di belakang namanya.

Bu Tutut : "Yasudah... Sekarang kamu balik ke lantai dasar dan temui pak Prasetio di pentri."

Aska : "Asiaaap, Bu." sambil tersenyum girang.

Bu Tutut sedikit heran dengan tingkah Aska.

Bu Tutut (VO) : "Baru kali ini aku lihat ada orang seneng banget meskipun cuma jadi OB." Menggeleng perlahan.

Sedangkan Aska sudah keluar dari ruangannya.

CUT TO

SCENE 19 INT, PENTRI, PAGI

Aska sudah tampak ada di pentri sekarang.

Aska : "Pak Prasetio, ya?" Ujarnya begitu memasuki pentri dan mendapati pria paruh baya yang sedang beres-beres di sana.

Pria paruh baya itu seketika menghentikan aktifitasnya dan menoleh ke arah Aska.

Prasetio : "Kamu Asep ya, yang mau gantiin Narto?" Tebaknya sembari mendekat ke arah Aska.

Aska (VO) : "Ya ampun, Asep lagi." Keluhnya dalam hati.

Aska : "Aska, pak." Mencoba meralat.

Prasetio : "Oh.. iya, maap-maap,tadi saya dengernya Asep waktu Bu Tutut nelpon kesini." Sahutnya sembari terkekeh ramah.

Aska : "Iya... Enggak apa-apa."

Prasetio : "Ayo... Duduk-duduk dulu sini ngobrol." Mempersilahkan Aska duduk dan Aska menurut.

Prasetio : "Ini pengalaman pertama kamu kerja, ya?"

Aska mengangguk.

Prasetio cont'd : "Nanti pas jam istirahat, kamu bertugas nganterin kopi ke para karyawan di sini. Kalo ada yang nyuruh beliin makanan di luar trima aja, nanti mereka pasti ngasih tips kok, lumayan buat tambah-tambahan kamu."

Aska : "Selain saya siapa lagi yang kerja pak?" Aska mengedarkan pandangan ke sekeliling tapi tak ada OB lain yang terlihat.

Prasetio : "Ada... Beberapa, tadinya kami berlima, yang tiga orang bertugas sebagai cleaning service, saya dan Narto sebagai OB, karena kantor ini juga kan enggak terlalu besar. Tapi pas Narto minta keluar, jadi agak keteter juga sih."

Aska manggut-manggut mendengarkan.

Aska : "Emang kenapa Naruto... Eh." Aska menepuk bibirnya sendiri pelan. "maksudnya Narto, kenapa dia tiba-tiba keluar pak?"

Prasetio menghela nafas panjang.

Prasetio : "Sebenarnya Narto itu anaknya rajin, dan sebenernya juga dia anak kuliahan, pinter, tapi sayang, keluarganya enggak mampu. Jadi dia harus sambil kerja jadi OB di sini biar bisa kuliah. Tapi... Belakangan, bapaknya, orang tuanya satu-satunya itu sakit-sakitan dan enggak ada yang jagain. Jadi Dia terpaksa berhenti biar bisa ngerawat orang tuanya dan sambil jualan aja di rumah."

Mata Aska tiba-tiba berkaca-kaca saat mendengarkan cerita pak Prasetio. Ia merasa terharu, ternyata Aska berhati lembut.

Prasetio cont'd : "Maaf nih loh yach, kok bapak malah curhat. Biasanya emang Narto yang temenin saya di sini. Sekarang syukur deh ada gantinya kamu sekarang di sini." Tersenyum.

Aska : "Iya pak... Enggak apa-apa."

Aska buru-buru mengusap air matanya yang hampir jatuh.

Prasetio : "Kita do'akan yang terbaik saja ya, nak. Buat Narto."

Aska lagi-lagi mengangguk menahan gejolak hatinya.

CUT TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar