Calon Suami Akhir Zaman
4. Patah hati

SCENE 6 INT, RUMAH KELUARGA SANJAYA

Terlihat Aska yang sedang duduk melamun di sofa ruang tengah.

Renata yang melihat itu merasa khawatir dan menghampiri putranya itu.

Renata : "Ada apa sayang?" Tanyanya lembut.

Aska : Menggeleng pelan. "Ternyata Monika sama aja kayak, Anita, Sarah, Fina dan cewek-cewek lainnya yang pernah jadi pacar Aska, mereka semua matre dan cuma mau manfaatin Aska doang, mah." Kesalnya akhirnya.

Saskia : "Hahaha... Baru sadar Lo, Lo itu berlagak playboy tapi sebenernya bego." Ejek Saskia yang baru saja menuruni anak tangga.

Renata : "Saskia..." Mencoba memperingatkan putrinya.

Aska yang kesal segera melempar bantal sofa tepat ke arah kepala Saskia.

Saskia : "Woi, kena kepala gue nih, kepala gue tuh beharga daripada kepala Lo tau enggak. Kepala Lo isinya cuma pacaran. Enggak guna." Sewot Saskia.

Aska : "Coba bilang sekali lagi kalo berani, mau gue timpuk lagi?!" Masih dengan nada kesal.

Sanjaya : "Udah... Udah... Masih pagi, udah pada ribut aja." Baru memasuki ruang tengah.

Menghampiri anak perempuannya dan merangkulnya.

Sanjaya cont'd : "Kamu jangan ngolok kakak mu melulu, sekali-kali kamu nyoba jatuh cinta, biar tahu juga rasanya patah hati."

Saskia : "Mending Saskia ngurusin kerjaan kantor daripada pacaran, bikin penyakit aja, tuh kayak Aska. Patah hati dikit mabok. Cowok kok cengeng." Ejeknya lagi. "Adam aja lebih pinter."

Aska semakin tersulut emosi.

Aska : "Lagian mana ada sih, cowok yang mau sama cewek yang penampilannya kayak laki gitu, udah gitu galak, sok pinter. Yang ada Lo bakalan jadi perawan tua." Balasnya tanpa ampun.

Mata Saskia sontak mendelik dan hendak membalas.

Renata : "Sudah ya... Sudah,jangan berantem lagi, kalian ini sudah pada dewasa tapi masih berantem terus kerjaanya." Lerainya.

Saskia : Masih sedikit tidak terima dengan perkataan Aska tadi. "Udah deh, Aska. Lo itu udah tua, harusnya Lo belajar mimpin perusahaan, bukannya malah main-main mulu sama cewek-cewek enggak jelas. Udah jelas-jelas cuma di porotin, masih aja enggak nyadar. Ganteng doang buat apa kalo otaknya enggak ada."

Renata : "Saskia..." Memperingatkan. "Jangan mulai lagi."

Saskia : Menggedikkan bahunya. "Saskia bicara kenyataan, mah." Kilahnya.

Aska terdiam dan akhirnya berlalu.

Renata menatap Saskia sembari menggeleng. Kemudian menyusul langkah Aska.

Saskia : "Yaelah... Jadi cowok baperan banget sih."

Sanjaya : "Huss... Enggak boleh ngomong gitu sama abangmu sendiri." Mengacak rambut putrinya.

Saskia : "Lah... Emang bener kan, Pah. Liat tuh kelakuannya, dikit-dikit ngambek. Ngalahin cewek aja."

Sanjaya terkekeh.

Sanjaya : "Kamu ini emang paling bisa kalo ngejekin kakakmu sampe ngambek gitu." Geleng-geleng kepala. "Emang kamu itu beneran enggak pernah suka gitu sama cowok?" Penasaran.

Saskia : "Udah ah pah, aku males kalo bahas cowok, gimana kalo kita masak aja, mumpung libur?" Mengalihkan pembicaraan.

Saskia : "Ayo..."

Keduanya berjalan menuju dapur.

INTER CUT

Kamar Aska

Renata : Menyentuh bahu Aska pelan. "Sayang, kamu enggak ambil hati perkataan adikmu kan?"

Aska berbalik menghadap mamanya. Tersenyum dan menggeleng.

Renata cont'd : "Ya... Meskipun Saskia orangnya keras, tapi mama yakin dia itu peduli dan sayang banget sama kamu."

Aska kembali mengulas senyum.

Aska : "Iya... Mah, Aska udah biasa kok, emang Saskia kalo ngomong suka begitu. Tapi bukan itu yang buat Aska kepikiran, mah. Aska cuma enggak habis pikir sama Monika, Aska pikir Monika itu beda, dia lembut, dia penyayang, bisa ngimbangin semua sifat buruk Aska, tapi nyatanya dia sama aja kayak yang lain. Palsu!" Kesal.

Renata : Membelai pipi putranya dengan lembut. "Itu karena hati kamu baik sayang, kamu enggak pernah curiga ke orang lain kalo orang itu jahat. Tapi dari masalah ini kamu jadi bisa belajar, untuk lebih waspada. Biar kamu juga enggak kecewa."

Aska : Aska menggeleng. "Enggak, ma. Aska enggak sebaik itu, mungkin yang di bilang Saskia ada benernya, siapa tau aja emang ada cewek yang terluka sama kelakuan Aska, dan ini balasannya. Tapi kenapa di saat Aska bener-bener tulus sayang sama satu cewek, Aska malah di buat kecewa. Aska enggak kuat, ma."

Renata : Menangkup kedua pipi putranya. "Huss... Enggak boleh ngomong gitu, kamu cowok, kamu pasti kuat, masa' kamu lemah gara-gara satu cewek. Mama yakin suatu saat nanti pasti ada satu cewek yang baik banget, yang beneran tulus sayang sama kamu. Mama yakin itu. Kamu sabar Yach? Sekarang, sambil nyembuhin patah hati kamu, kamu bisa mulai ngerjain hal yang sebelumnya enggak pernah kamu kerjain."

Aska : Melepas tangan mamanya di pipinya. "Maksudnya, Mama nyuruh aku kerja?"

Renata : "Menurut Mama itu bukan ide yang buruk, sayang. Kamu bisa bantuin Saskia ngurusin kantor papa."

Aska menggeleng cepat.

Aska : "Enggak ah, Ma. Aska enggak mau satu kantor sama si nona sok pintar itu, yang ada Aska makin stres!" Mendengus.

Renata : Tersenyum. "Terus?"

Aska mengangkat kedua bahunya, seolah sedang berkata: Entahlah.

Renata : "Yaudah, kamu mending tenangin diri kamu aja dulu, sayang."

Aska mengangguk. Dan mendapatkan satu pelukan lagi dari Mamanya.

Renata : "Mulai sekarang, kamu harus lebih bisa berpikir dewasa lagi ya, sayang. Lebih bijaksana dan bertanggung jawab."

Aska : "Iya, ma. Makasih buat pengertiannya." Tersenyum dan melepas pelukan.

INTER CUT

Dapur

Saskia : "Ya ampun, Pah. Ini pancake apaan? Gosong gini?"

CU : Piring berisi pancake gosong.

Sanjaya : "Huek... Pahit." Melepeh pancake ke tisu.

Saskia terbahak.

Saskia : "Haha... Ya jelas pahit lah, Pah. Orang gosong gini."

CUT TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar