Calon Suami Akhir Zaman
13. Aska dan Nindi

SCENE 20 INT, KANTOR SANJAYA COPERATION, SIANG

Terlihat seorang wanita berhijab yaitu Nirmala, baru mengeluarkan beberapa kotak makanan dari dalam mobil di bantu oleh adiknya Alif.

Mereka memiliki usaha cathering beberapa tahun terakhir ini. Dan Sanjaya Coperation adalah salah satu pelanggan setia chatering buatan Nirmala dan adiknya.

INTER CUT

Aska terlihat sedang mengantar beberapa kopi ke meja para karyawan.

Seorang karyawan cowok yang saat di lift tadi berusaha menegurnya. Dari wajahnya terlihat ingin mengerjai Aska.

Dan ketika Aska hendak melewatinya, cowok tersebut menjegal kakinya dan membuat Aska hampir terjatuh.

Tapi sialnya, kopi yang di bawa Aska malam menyiram paha si penjegal.

Sontak semua karyawan terdengar riuh.

Karyawan cowok/ Bakri : "Damput... Punya mata enggak sih!" Umpatnya menggunakan bahasa Jawa.

Aska : "Lo pikir gue enggak tau, Lo kan sengaja mau jegal kaki gue!" Tantangnya tanpa rasa takut.

Bakri seket8ka terperangah dan aedikit tersentak. Tidak menyangka Aska akan berani padanya.

Bakri : "Kamu anak baru banyak gaya banget sih? Mau mati kamu di sini!" Ancamnya dengan menahan rasa was-was.

Seorang karyawati langsung berusaha berdiri menengahi.

Agni : "Udah diem semua! Kita tuh sama-sama cari makan disini. Kenapa pada ribut."

Agni adalah kepala devisi keuangan.

Seketika Bakri menggeram kesal. Dan dengan wajah tak terima berlalu ke kamar mandi. Tapi matanya menatap tajam ke arah Aska.

Karena jalannya Meleng, Bakri malah menabrak tembok penyekat. Sontak semua karyawan menahan tawa.

Aska (VO) : "Bisa-bisa nya orang enggak punya atitude begitu di rekrut kerja disini." Membatin.

Agni : "Kamu enggak apa-apa?" Bertanya pada Aska.

Aska : Menggeleng. "Enggak apa-apa kok." Sahutnya datar .

Gadis itu mengulurkan tangan ke arah Aska.

Agni : "Agni." Ujarnya mengulurkan tangan.

Aska mematung sesaat. Tidak percaya langsung ada cewek yang mengajaknya berkenalan di hari pertama kerja.

Aska : "Aska." Sahutnya lagi datar sembari menyambut tangan gadis di depannya sebentar.

Aska cont'd : "Yaudah, kalo gitu saya permisi." Pamitnya.

Agni mengangguk.

Aska pun berlalu.

INTER CUT

Tampak Nirmala dan adiknya- Alif mulai memasuki loby kantor.

Mereka berdiri di depan meja resepcionish untuk meminta tanda pengenal tamu.

Bersamaan dengan itu, Aska terlihat berjalan di loby menuju pintu keluar.

Gerakan slowmosen : Nirmala berjalan ke arah lift, Aska berjalan menuju pintu keluar, mereka berpapasan namun tak saling melihat.

Slowmosen off.

Lift terbuka, Nirmala dan Alif masuk ke dalam lift dengan menenteng kotak2 makanan.

INTER CUT

Aska sudah melewati pelataran. Langkahnya sempat terhenti, memperhatikan sebuah mobil Fun yang di design lucu. Ada tulisan di sisi badan mobilnya 'Nirmalif Chatering.'

Tapi akhirnya dia melanjutkan langkahnya kembali.

INTER CUT

Nirmala sudah tampak di lantai dua dan mengantar pesanan kotak nasinya ke meja-meja para karyawan.

Karyawan perempuan : "Bikin menu baru dong mbak, biar enggak bosen." Celetuknya.

Karyawan yang lain : "Iya... Mbak, masakan mbak enak-enak loh sebenernya, tapi cuma ya gitu, enggak banyak variasinya." Timpal yang lain.

Nirmala tersenyum.

Nirmala : "Iya... Deh, saya nanti akan coba belajar menu-menu baru."

Karyawan perempuan : "Nah gitu dong mbak, nanti kalo udah ada, aku siap kok jadi testernya."

Karyawan lainnya : "Heh... Itu sih maunya kamu, mau yang gratisan."

Karyawan perempuan : "Ya... Enggak apa-apa lah, orang mbak Maka aja enggak keberatan, kamu kenapa sewot."

Nirmala hanya tersenyum melihat perdebatan para karyawan tidak penting itu.

Alif tiba-tiba menghampiri Nirmala.

Alif : "Udah semua nih mbak, ayo pulang." Ajaknya.

Nirmala : "Ayok..." Menatap Alif, kemudian berpindah menatap para karyawan di hadapannya.

Nirmala cont'd : "Maaf semuanya, pamit dulu ya." Pamitnya.

Para karyawan menyahut dam meminta mereka berhati-hati.

CUT TO

SCENE 21 INT, RESTORANT, SIANG

Aska sudah tampak duduk di salah satu meja restorant bersama Nindi.

Rupanya Aska tadi keluar dan mengajak Nindi ketemuan di restorant yang terletak tak jauh dari kantor.

Pelayan tampak mengantar makanan ke meja makan mereka.

Kemudian pelayan itu pun berlalu.

Nindi : "Untuk apa tuan muda mengajak saya bertemu di sini? Apa ada masalah di tempat kerja?" Ujarnya dengan ekspresi datar seperti biasanya.

Aska menyeruput minuman di atas meja.

Aska : "Ada sih, itu kenapa ada karyawan songong di pekerjakan kayak gitu sih?" Sungutnya kesal.

Nindi : "Lalu, anda ingin saya memecatnya?"

Aska tersentak.

FLASH BACK

Aska teringat percakapannya dengan Nirmala tentang balas dendam terbaik adalah tidak dengan membalasnya.

FLASH BACK CUT TO

Aska : "Ya enggak gitu juga sih. Kasihan juga kalo dia tiba-tiba enggak punya pekerjaan. Tapi paling enggak bikin peraturan untuk enggak boleh ada yang menindas satu sama lain. Apa lagi sok senioritas."

Nindi : "Baik, Tuan muda, nanti saya usahakan. Apa ada masih ada lagi?"

Aska : "Gue mau, Lo cari tahu soal Narto. Gue pingin Lo diem-diem bantu biaya pengobatan ayahnya. Dan bayarin juga uang kuliah Narto. Gue yakin Lo bisa beresin ini semua. Dan gue juga enggak mau papah sama mamah sampai tahu."

Nindi (VO) : "Ternyata Aska baik juga orangnya.

Nindi : "Kenapa anda tidak ingin mereka tahu?"

Aska : "Aduuuhh... Kamu banyak nanya Yach? Ya pokonya gue enggak mau mereka tahu. Udah gitu!" Sedikit kesal.

Nindi mengangguk faham.

Nindi : "Baik, tuan muda."

Aska mendengus.

Aska : "Nindi... Kamu bisa enggak sih, ngomongnya enggak kaku gitu kayak robot. Kita kan lagi berdua, santai aja. Lagian kamu tuh sbenernya manis, sayang aja kaku gitu. Jadi agak ngebosenin tahu enggak."

Nindi sedikit tersipu saat di bilang manis.

Nindi : "Tapi ini lah diri saya tuan muda, saya sudah terbiasa di siplin. Saya tidak ingin mengecewakan orang tua angkat saya yang telah membesarkan saya."

Aska : "Ya ... Tapi enggak harus jadi kaku gitu juga kan? Sekali-kali kamu juga harus pikirin tentang diri kamu sendiri, emang kamu seumur hidup cuma mau kerja, raih prestasi, dan itu semua cuma buat bahagiain orang lain. Bahkan gue aja enggak pernah liat kamu senyum."

Nindi : "Terimakasih untuk nasehat tuan muda, tapi lebih nyaman seperti ini."

Nindi (VO) : "Karena dengan begini, enggak akan ada yang pernah tahu perasaan aku yang sebenarnya, termasuk perasaan aku ke kamu, Aska." Batinnya.

Aska menghela nafas menyerah.

Aska : "Hah... Udahlah, susah kalo ngomong sama patung hidup. Kira-kira gue bisa enggak ya katak Lo gitu. Formal, cool, ya kan?"

Nindi : "Jangan tuan muda, nanti anda akan tampak konyol. Itu bukan kapasitas anda."

Aska : "Heh... Bisa enggak kalo ngomong enggak usah nyelekit gitu. Ya... Deh, gue itu emang otak kosong, ceroboh dan suka nyusahin." Tiba-tiba tatapan Aska berubah sendu.

Nindi (VO): "Tapi kamu sangat baik hati, Aska." Membatin.

Aska : "Udah ah, males mikir, udah jam 12 kan ya? Waktunya pulang." Girang.

Nindi : "Belum bisa tuan muda."

Aska : "Kenapa?"

Nindi : "Ini hari pertama anda bekerja, dan pak Prasetio hanya bekerja sendirian, apa anda tidak kasihan?"

Aska tampak berpikir.

Nindi : "Nanti saya ada rencana menambah personil untuk OB, jadi untuk beberapa hari ini. Tuan muda harus terpaksa lembur sampe ada personil baru masuk dan bisa atur sift."

Aska : "Iya... Iya deh, terserah. Haduhh kerja rodi deh."

Nindi tersenyum samar.

CUT TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar