Bloody Money
13. #13

85. EXT. HUTAN –PINGGIR JALANAN SEPI.SORE.

cast : Armand – Javed.

Sambil berjalan Armand mengambil minuman kaleng yang ia taruh di samping kantong tas ransel. Ia buka lalu ia minum sambil terus berjalan. Sampailah Armand di sebuah jalanan sepi, tak berapa lama Armand menghentikan langkahnya, tiba–tiba pandangannya buram dan bumi seakan-akan berputar. Tiba-tiba dari hidung Armand mengalir darah segar. Armand mengusap-usap hidungnya yang banyak mengeluarkan darah. Armand pun limbung, jalan sempoyongan, tak lama kemudian Armand ambruk.

Ternyata Armand keracunan. Armand terlihat tergeletak di pinggir jalan sepi. Minuman kaleng masih digenggamnya. Perlahan-lahan Armand melihat minuman tersebut dan ia periksa. Ketika Armand memeriksa bagian bawah kaleng minuman, alangkah kagetnya Armand, karena terlihat isolasi (bening) menempel. Perlahan–lahan ia cabut isolasi tersebut, maka meneteslah air, dari lubang kecil/halus.

CUT TO

 

86. INT. RUANG BELAKANG RUMAH/PONDOKAN. SIANG.

cast : Melly.

FLASHBACK : Sambungan Melly menyiapkan makanan (Lihat Scene68).

STOCK SHOT SCENE 68

Nampak mereka berkumpul di ruang tengah.

VINCENT

Begitulah kejadiannya ... Sebelum David ngebunuh gue ... Gue duluin.

Sejenak mereka terdiam, terlihat kesedihan di wajah Melly.

MELLY

Gue siapin makanan dulu ... Kebetulan gue bawa piring plastik, buat alas bungkusan makanan.

Melly meraih makanan dan minuman yang ada di meja, dan berlalu. Armand memandang tajam Vincent.

STOCK SHOT CUT TO

Melly meraih makanan dan minuman yang ada di meja, dan berlalu. Armand memandang tajam Vincent. Sesampainya di ruang belakang rumah/pondokan, Melly mengeluarkan tiga piring plastik, lalu bungkusan makanan ia taruh masing-masing di piring plastik. Melly mengeluarkan dari tasnya sebuah botol kecil yang berisikan cairan racun dan sebuah suntikan. Racun di dalam botol habis disedot oleh suntikan tersebut, lalu cairan racun yang berada di suntikan ia suntikkan pada bawah minuman kaleng. Setelah itu bekas suntikannya ia tutup/tambal dengan potongan kecil isolasi bening. Melly tersenyum penuh arti.

BACK TO SCENE 85

Armand tertawa cekikikan, Ia memeluk erat–erat tasnya yang berisi uang.

ARMAND

(tersengal–sengal, terbata–bata) Gu… gu … e … nggak … sang … sang … ka … ter…nya… ta … lu pin… ter ju … ga … Melly, lu … yang … me… me … nang … Mel … lu … pe … me … nang … nya …

Armand berteriak sejadi–jadinya, tak lama dia pun muntah darah segar bercampur darah warna kehitam–hitaman.

ARMAND                      

(Sekarat, terbata–bata) Si … si … si … Sial benar … gue … di … kalah … in … sa … sa … ma … perem … perem … pu … an ...

Napas Armand tersengal-sengal dan semakin lama semakin melemah, matanya terbuka memandang ke langit. Sesekali matanya berkedip-kedip. Ia tengah sekarat.

ZOOM OUT (hight angle) Terlihat tubuh Armand tergeletak di pinggir jalan, sekarat.

IN FRAME > Motor Javed melintas.

Javed yang memakai helm full face sekilas melihat tubuh Armand yang tergeletak di pinggir jalan. Javed acuh saja. Ia meneruskan mengendarai motornya. Tapi tiba-tiba tidak seberapa jauh dari tubuh Armand yang tergeletak, Javed menghentikan motornya, lalu mestandarkan motornya di pinggir jalan. Javed turun dari motornya menghampiri Armand.

Melihat ada yang datang, betapa senangnya Armand karena ada seseorang yang akan menolongnya. Setelah Javed dan Armand saling berhadapan, mereka saling tatapan mata, Armand ingin mengatakan sesuatu tetapi Armand sudah tidak mampu dan tidak sanggup untuk mengucapkannya. Javed membuka helmnya, kini wajah keduanya saling berhadapan.

ARMAND

(pelan sekali, berbisik) To … tol … long … sa … sa … sa … ya … Pak … To … long …

Sejenak Javed terdiam. Ia hanya memandangi Armand, tak lama pandangan Javed tertuju pada tas yang dipeluk Armand. Perlahan-lahan Javed mengambil tas Armand. Dari pandangan matanya Armand mengisyaratkan agar Javed tidak mengambil tasnya. Javed semakin penasaran. Javed menarik tas Armand. Armand tidak berdaya mempertahankan tasnya.

Javed berhasil mengambil tas Armand, Armand terlihat pasrah dan kecewa. Javed membuka tas Armand. Javed terlihat kaget, karena di dalam tas terlihat gepokan uang. Uang tersebut ia raih, nampak menyembul uang 1 dolar bernoda jempol darah miliknya. Sejenak Javed tertegun, perlahan-lahan ia ambil uang USD 1 bernoda jempol darah tersebut. Armand kembali memperhatikan uang tersebut yang ada di dalam tas Armand. Kini pandangan Javed kembali tertuju pada Armand yang tengah sekarat. Mereka saling berpandangan, tatapan Armand terlihat nanar, sepertinya Javed mengenali Armand.

PAK JAVED

(menghela nafas, bicara pelan) Ternyata kamu …

Pandangan Javed berkeliling, tidak nampak siapa-siapa, tak lama nafas Armand perlahan-lahan melemah dan tak lama berhenti. Armand terdiam, matanya menatap ke langit, tidak bergerak lagi.

Javed memeriksa urat leher (pernapasan) dan urat nadi di tangan Armand, tidak berdenyut. Armand telah meninggal dunia alias mati, perlahan-lahan Javed menutup mata Armand. Melalui handphone-nya, Javed menelpon polisi (suaranya tidak terdengar, hanya mimiknya saja). Javed mematikan handphone, lalu  ia kembali menatap Armand, mata Armand kembali terbuka, sepertinya ia tidak rela mati. Javed melangkah pergi meninggalkan Armand begitu saja sambil membawa tas Armand yang berisikan uang. Tiba-tiba Javed menghentikan langkahnya, sejenak ia tertegun menatap Armand, sepertinya pikirannya berkecamuk, akhirnya Javed menghampiri Armand. Uang USD 1 bernoda jempol darah ia tempelkan di kening Armand, seperti Perampok 3 menempelkan uang tersebut pada Perempok 2 (lihat scene 19).

ZOOM OUT (High angle)

Terlihat tubuh Armand tergeletak di pinggir jalan, sedangkan terlihat Javed tengah berjalan menuju motornya. Javed menyalakan motornya lalu pergi dari tempat tersebut.

 

FADE OUT

FADE IN

 

87. EXT. SHOW ROOM MOTOR BUILD UP. PAGI.

Cast : Javed – Anton.

Nampak Anton pemilik show room berdiri di depan showroom-nya, terlihat wajahnya cemas dan khawatir, sebentar-sebentar ia melihat jam. Tak lama muncul Javed yang mengendarai Ducati. Betapa gembiranya Anton. Javed memarkirkan motornya tak jauh dari Anton berdiri. Anton menghampiri Javed.

ANTON

(tersenyum senang) Syukurlah bos kembali dengan selamat. Saya khawatir sekali, Bos.

JAVED

(membuka kaca helm, wajahnya tertutup helm) Sorry … sorry … Saya terlambat, habis keenakan naikinnya, jadi lupa diri.

ANTON

No problemo, Bos … Gak masalah … Yang penting Bos senang dan kembali dengan selamat. Gimana Bos, oke punya nggak, nih motor?

Javed turun dari motornya, lalu melepaskan helmnya.

JAVED

(sambil mengacungkan jempolnya) Mantap berkelas! Saya ambil nih motor.

ANTON

Siiip lah kalau begitu … Saya nggak bohong kan Bos, motor ini memang oke punya.

JAVED

(menghela nafas) Huuhh … Saya baru saja mengalami kejadian yang menakjubkan … Apa ada secangkir kopi?

ANTON

Oh … Siap, Bos … Apa sih yang tidak buat Bos … Dengan senang hati … Silakan, Bos.

Mereka berjalan beriringin masuk ke showroom motor besar.

CUT TO

 

88. EXT. PULAU & PANTAI YANG SEPERTI DI POSTCARD MILIK KARTAJI. SORE.

Cast : Karina – Ratna - Kartika.

Nampak Karina tengah berjalan-jalan dengan Kartika, sementara Ratna memandang mereka dengan air mata meleleh di pipi. Karina dan Kartika melambaikan tangannya pada Ratna. Ratna membalas lambaian Karina dan Kartika.

 

CUT TO

89. INT. RUMAH SAKIT. SIANG.

Cast : Melly – Tente Melly – Ibu Melly.

 

FLASHBACK

Credit title : Satu hari menjelang perampokan.

 

Nampak Melly tengah berjalan tergesa-gesa, tak lama ia sampai di sebuah ruangan rawat inap di mana terlihat tantenya, juga ibunya yang sedang terbaring lemah di tempat tidur. Ibu Melly sakit keras.

MELLY

Bagaimana, Tante?

TANTE MELLY

Ibu kamu harus segera dioperasi ... Dokter memberi waktu paling lambat melunasi uang untuk biaya operasi ibu.

 

Melly sejenak termenung.

 

MELLY

Berapa biaya yang diperlukan?

 

TANTE

Dua ratus juta.

 

CUT TO

 

90. INT. RUMAH/PONDOKAN. MALAM.

cast : Pria setengah baya.

Establish shot> Rumah/pondokan.

Tiba-tiba terdengar suara keras karena pintu rumah/pondokan dibuka/didobrak paksa. Pintu rumah/pondokan pun terbuka lebar, terlihat seorang pria setengah baya dengan tas dipelukannya, nafasnya tersengal-sengal seperti tengah dikejar-kejar seseorang. Uang USD 1 yang bernoda jempol darah bergambar presiden Amerika George Washington tersenyum penuh arti. Berarti akan ada korban lagi.

CUT TO BLACK

THE END

       

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar