Bloody Money
2. #2

11. INT. GUDANG (LOKASI BEBAS). PAGI/SUBUH.

Cast : Armand – Don Bruno – Victor - 10 anak buah Don Bruno.

0S> Suara azan subuh berkumandang.

Armand duduk terkulai di kursi dengan wajah memar. Salah satu anak buah Don Bruno ingin menyiram Armand, tetapi dicegah oleh Don Bruno. Don Bruno memberi isyarat agar jangan menyiram Armand sampai suara azan subuh selesai.

DON BRUNO

Biar kita bajingan tengik … tapi kita mesti menghormatinya … dengan penuh rasa hormat.

Setelah azan subuh selesai, barulah wajah Armand diguyur/disiram air. Armand pun tersadar, terlihat di hadapannya, Don Bruno yang berpenampilan ala mafia Italia memperhatikannya.

DON BRUNO

(menghela nafas dalam-dalam, geleng-geleng kepala) Armand ... Armand (pause) gue dengar lu lari terbirit-birit kaya ngeliat kuntilanak?

Armand terdiam.

DON BRUNO (cont)

Kenapa diam? Lidah lo dimakan kucing?

ARMAND

Maafin gue, Don Bruno. Gue sekarang ini benar-benar lagi gak punya duit, jadi…

DON BRUNO

(memotong) Setelah menikmati uang gue ... Dibayar hanya dengan kata maaf ... Begitu?

Armand menelan ludah.

DON BRUNO

Kapan lo bisa bayar utang?

ARMAND

Gue minta waktu Don ... Seminggu lagi.

DON BRUNO

Yakin lo?

Armand mengangguk pelan.

DON BRUNO

(menatap tajam Armand) Lo tahu, kenapa gue suka dipanggil Don?

Armand menatap Don Bruno.

DON BRUNO

(tersenyum) Karena gue suka sama cara kerja Mafioso Italiano, begitu juga dengan komitmennya, sebagai seorang Mafioso.

Armand terdiam.

DON BRUNO

Antonio ‘Toni’ Montana … scareface … ‘Charlito’s Way … itu film favorit gue.

Mendengar perkataan Don Bruno, Armand tertawa, semuanya terlihat heran. Don Bruno saling berpandangan dengan Victor, sedangkan Armand nampak masih terus tertawa.

DON BRUNO

(bicara pelan pada Armand) Diam …

Armand menghentikan tertawanya. Don Bruno menatap Armand tajam, seakan-akan ia meminta jawaban Armand mengapa ia mentertawainya.

ARMAND

Scareface … Charlito’s Way … Mereka Chikano, mafia Porto Rico  … Bukan mafioso Italiano.

Sejenak Don Bruno terdiam, Victor berbisik pada Don Bruno, bahwa apa yang dikatakan Armand itu benar.

VICTOR

(pelan) Bener apa yang dibilang Don.

DON BRUNO

Lo tau kan apa yang mesti lo lakukan biar si keparat ini selalu ingat sama utangnya?

VICTOR

Seperti biasanya Don.

DON BRUNO

(dingin) Good … Mainkan.

Salah satu anak buah Don Bruno mengeluarkan paku besar, anak buah lainnya memberikan Victor sebuah palu, anak buah lainnya menarik paksa tangan kiri Armand dan meletakkannya pada meja kayu.

ARMAND

(ketakutan) Jangan Don! Jangan! Ini terlalu kejam! Please, jangan Don! ... Jangaaaan!

Mereka tidak peduli.

ARMAND

(ketakutan) Please Don! Gue mohon jangan, jangan! ... Please Don! Please ...

Salah satu anak buah Don Bruno menempelkan paku pada punggung tangan kiri Armand.

ARMAND

(berteriak kesakitan) Arghhhhh …

Kini tangan kiri Armand terpaku pada meja, Armand mengerang kesakitan, darah menetes dari paku yang menembus meja, nampak Armand amat sangat kesakitan.

DON BRUNO

Ini awal dari perjanjian, untuk setiap keterlambatan, jari lo gue potong satu, ingat itu.

Don Bruno melemparkan martil ke meja (maksudnya agar Armand bisa melepas pakunya).

VICTOR

(sambil jalan) Jangan coba-coba lari dari Don Bruno!

Don Bruno melangkah pergi diiringi oleh Victor dan anak buahnya. Kini tinggallah Armand yang mengerang kesakitan, dengan menggunakan martil Armand mencabut paku dari tangannya. Armand teriak kesakitan, paku pun tercabut dari tangannya.

FLASHBACK CUT TO

12. INT. RUMAH ARMAND (RUMAH SUSUN/FLAT) – RUANG TAMU. SIANG

Cast : Armand – Melly – David.

Nampak Armand, Melly dan David tengah duduk di ruang tengah rumah susun/flat Armand. Tangan Armand yang terluka karena dipaku Victor diperban, mereka terlihat terkesima dengan cerita Armand.

DAVID

Lo nyuruh kita berdua ke sini cuma buat dengerin cerita lo?

Armand terdiam.

DAVID

Memang berapa utang lo?

ARMAND

Seratus lima puluh juta.

MELLY

Yang bener aja, Mand?

ARMAND

Berikut bunganya, 25%, jadi semuanya seratus delapan puluh tujuh juta lima ratus ribu.

Sejenak mereka terdiam.

DAVID

Berapa hari lagi lo mesti bayar utangnya?

ARMAND

Satu minggu dari sekarang.

Sejenak mereka terdiam.

DAVID

(menghela nafas) Gue ada dua puluh juta, lo pake deh tuh duit, sementara ini lo menghilang dulu, sampai …

ARMAND

(memotong) Sampai kapan? ... Biar gue sembunyi di langit ketujuh, pasti ketemu ... Karena semua langit milik Don Bruno, paham?

Melly dan David tetap diam.

CUT TO

 

13. INT. RUMAH ARMAND (RUMAH SUSUN/FLAT) – RUANG TAMU. MALAM.

Cast : Armand.

Nampak Armand tengah tertidur (posisi duduk) di sofa, sedangkan nampak di TV telah habis waktu tayang (screen TV bersemut), kaleng minuman yang Armand tengah pegang jatuh. Armand terbangun, pandangannya berkeliling. Armand membuka lemari es, tidak ada makanan sama sekali. Armand melihat jam dinding, waktu menunjukkan jam 01.30 pagi, Armand menutup pintu lemari es.

CUT TO BLACK – FEDE IN

14. INT. MINI MARKET BUKA 24 JAM. MALAM.

Cast : Armand.

Nampak Armand tengah mengantri di kasir, setelah membayar ia keluar dari minimarket.

 

CUT TO

 

15. EXT. JALANAN – DEPAN GUDANG - GUDANG PAK JAVED. MALAM.

Cast : Armand – Victor – Anak Buah Victor– Javed - Kosim – Jumadi – Andre – Jamal.

Nampak Armand tengah berjalan dengan menenteng kantong belanjaan. Jalanan dalam keadaan sepi, nampak dari arah berlawanan muncul sebuah mobil jeep warna hitam. Mobil tersebut berhenti di sebuah bangunan berpagar tinggi, sopir membuka kaca mobilnya, maka terdengar lagu Rap, ternyata sopir tersebut Victor (orang kepercayaan Don Bruno). Lalu Victor menyalakan rokok. Armand yang tepat berada di seberang jalan memperhatikannya.

ARMAND

(heran) Victor?

Armand langsung memalingkan muka, tak lama pintu gerbang pun terbuka, mobil Victor masuk kedalam gedung, nampak pintu gerbang tetap terbuka, pandangan mata Armand berkeliling, sepertinya Armand penasaran atas keberadaan Victor.

Armand menyeberang jalan menuju gedung tersebut. Sesampainya di depan pintu gerbang gedung, Armand masuk ke dalam gedung tersebut, Armand terus masuk ke dalam bangunan. Armand naik ke loteng/atap, terlihat di dalam mobil Victor, nampak Victor dengan beberapa anak buahnya tengah berbicara dengan Javed, pemilik gudang tersebut.

Ternyata Javed adalah pemilik bisnis sampingan pengiriman uang gelap, uang hasil kejahatan. Nampak Andre dan Jamal (anak buah Javed) tengah menghitung uang dengan mesin hitung. Tak lama Armand turun dari loteng/atap. Setengah berlari menuju pintu gerbang, sesampai di pintu gerbang, tiba-tiba ada orang meneriakinya.

JUMADI (OS)

Berhenti!!!

Armand menghentikan langkahnya.

JUMADI (OS)

Mau apa lo di sini?

Armand menoleh, berbalik badan. Kini mereka saling berhadapan, terlihat dua orang Satpam bernama Jumadi dan Kosim. Kosim menyorot wajah Armand dengan senter, Armand kesilauan, Kosim memperhatikan wajah Armand.

KOSIM

Bang Armand, ya?

ARMAND

(kesilauan) Siapa lo?

KOSIM

Gue Kosim, Bang ...

Kosim mematikan senternya, lalu bersama Jumadi menghampiri Armand.

ARMAND

(senang) Eeeehh lo Kosim, apa kabar?

Mereka bersalaman.

ARMAND

Kemana aja lo, Sim?

KOSIM

(logat betawi) Ane sekarang kerje di sini, Bang. Abis kerje di flat gajinye kecil, Bang.

JUMADI

(bicara sama Kosim) Kenal lo sama dia (Armand)?

KOSIM            

Lha kenal, Bang! … Sebelum saye kerje di mari, saye kerja jadi keamanan di rumah (sambil nunjuk) flat sana, nah Bang Armand ini tinggal di rumah flat entuh, Bang.

JUMADI

Oh … begitu … (bicara pada Armand) Lantas ngapain, lo ada di sini?

ARMAND

(bohong) Barusan saya lewat sini, Bang. Waktu pintu gerbang terbuka, saya liat ada bayangan orang (menunjuk) di sana … pas saya samperin …

JUMADI

(memotong) Udah jangan diterusin, gue udah tau … Di sini memang angker, banyak penampakan.

ARMAND

(dalam hatinya senang) Masa?

KOSIM

Beneran, Bang. Di mari emang angker.

JUMADI

Ya udah lo terusin deh ngobrolnya. Gue mau keliling dulu, permisi …

Jumadi melangkah pergi.

FADE OUT

FADE IN

Armand mengambil rokok di saku jaketnya, lalu membakarnya.

ARAMAND

Rokok?

KOSIM

Makasih, Bang. Ane sekarang udah berhenti ngerokok.

ARMAND

Ayolah, gak boleh nolak rejeki.

KOSIM

Beneran ane udah berhenti ngerokok.

ARMAND

(tersenyum) Bagus deh, rokok gue jadi awet.

Mereka tertawa.

CUT TO

 

16. INT. RUMAH ARMAND(RUMAH SUSUN/FLAT)– RUANG TAMU. SIANG.

Cast : Armand - Melly - David – Victor – Don Bruno – Anak buah Don Bruno.

Bel pintu ditekan David beberapa kali, tak lama pintu terbuka, terlihat dari balik pintu wajah Armand. Armand memberi isyarat agar David dan Melly masuk ke dalam.

David dan Melly masuk kedalam, kepala Armand muncul dari pintu, pandangannya berkeliling, merasa aman Armand menutup pintu.

FADE OUT

FADE IN

ARMAND

Seperti itu rencananya … Gue butuh dukungan dan bantuan lo berdua.

MELLY

Apa lo udah sinting, Mand? Mana mungkin kita ngelakuin itu? Apa enggak ada …

ARMAND

(memotong) Duit mereka pasti udah diasuransiin, mereka bukan orang bodoh.

Sejenak mereka terdiam.

CUT TO

17. EXT/INT. DEPAN GUDANG - GUDANG - RUANG KANTOR . MALAM.

Cast : Javed – Jamal – Andre.

Nampak mobil Javed berada di depan pintu gerbang, tak lama pintu gerbang terbuka, mobil Javed masuk. Mobil berhenti di depan gudang, bergegas Javed turun dari mobil dengan tergesa-gesa. Ia masuk ke dalam kantornya, Ialu menyalakan lampu ruangan. Sepertinya ia mencari-cari sesuatu, ke seluruh laci, filing cabinet, meja dan seluruh ruangan, tetapi yang ia cari tidak ketemu.

FADE OUT

FADE IN

Javed dibantu Andre dan Jamal pegawainya. Pintu belakang mobil box (box mobil berpendingin) dibuka, nampak 2 karung berisi uang milik Don Bruno (lihat scene 15)

JAVED

Kapan dikirimnya?

ANDRE

Lima hari lagi, Pak.

JAVED

(tegang) Bongkar.

Andre dan Jamal menurunkan karung berisi uang milik Don Bruno.

JAVED

Saya periksa di tempat lain.

Andre dan Jamal membongkar isi karung yang berisikan uang milik Don Bruno.

CUT TO

18. EXT/INT. HUTAN BELANTARA - RUMAH/PONDOKAN. MALAM.

Cast : Perampok 1  – Perampok 2 – Perampok 3 – Mbah Kasman.

FLASHBACK

EstablishedShot > Hutan belantara.

OS> Suara gemericik hujan.

Hujan terus mengguyur hutan, kamera moving menshot keberadaan hutan belantara dan berhenti pada sepasang kaki milik perampok 1 yang tengah berlari, tak lama terlihatlah wajah perampok 1, nafasnya terengah-engah, sekali-kali pandangannya ke belakang berharap tidak ada orang yang mengikutinya, tas berwarna hitam ia dekap erat-erat, tak lama langkahnya terhenti. Di hadapannya terlihat sebuah rumah/pondokan, terasa sekali suasana mistiknya seakan akan rumah/pondokan tersebut hidup dan memanggil Perampok 1 untuk mampir.

Perampok 1 menyalakan lampu badai/cemprong, nampak ruangan pondokan terang benderang, di ruangan pondokan hanya terlihat meja dan 3 buah kursi mengelilingi meja. Perampok 1 meletakkan tas hitamnya di atas meja. Perampok 1 bersandar di bawah jendela, sesekali ia mengintip dari jendela, tidak nampak siapa pun, hanya kegelapan.

Perampok 1 penasaran, sekali lagi ia mengintip dari jendela, pandangannya berkeliling liar, tanpa sengaja ia melihat dua sosok manusia (Perampok 2 dan Perampok 3. Perampok 2 memakai jas hujan/jaket yang ada tutup kepalanya) berdiri tengah memandang k earah rumah/pondokan. Ccepat-cepat Perampok 1 merunduk, terlihat wajahnya khawatir, ketakutan dan tegang. Perlahan-lahan kembali ia mengintip dari jendela. Nampak 2 sosok manusia tersebut sudah tidak ada, tak lama lampu yang menerangi yang berada di dalam rumah/pondokan padam.

CUT TO BLACK – FADE IN

19. INT. RUMAH/PONDOKAN. PAGI.

Cast : Perampok 1

Establish shot > hutan belantara

OS> Suara burung berkicau dan suara hewan-hewan penghuni hutan lainnya.

Hujan telah berhenti, nampak Perampok 1 tengah tertidur pulas, In Frame> Laras senjata berburu babi hutan perlahan-lahan menempel di kening Perampok 1

Merasa ada sesuatu penempel, perlahan-lahan Perampok 1 membuka matanya, pandangan Perampok 1 guram/buram, lama-kelamaan terlihat nyata wajah Perampok 2 yang menodongkan sejatanya dan Perampok 3 yang memegang parang.

Alangkah kagetnya Perampok 1. Perampok 3 menyeret Perampok 1, Perampok 2 memasukkan laras senjatanya ke dalam mulut Perampok 1.

PERAMPOK 2

Mana uangnya?

Dengan bahasa isyarat Perampok 1 memberi tahu uang ada di atas meja. Perampok 2 dan 3 menoleh ke arah meja, nampak tas berwarna hitam di atas meja. Perampok 2 melangkah menuju meja, dengan posisi membelakangi Perampok 1 dan Perampok 3.

Perampok 2 membuka resleting tas tersebut, perlahan-lahan ia menguak isi tas tersebut dan tangannya meraih/mengambil isi tas, ternyata uang 1 US. Perampok 2 sejenak terkesima melihat uang tersebut, tak lama ia letakkan uang 1 US dolar itu di atas meja, ia pun mengangkat isi tas tersebut, lalu membalik tas tersebut maka berjatuhanlah potongan kertas putih.

Melihat itu semua, Perampok 3 amat marah. Ia pun menghampiri perampok 1 dan menyeret Perampok 1, lalu mendorong Perampok 1 ke pintu pondokan/rumah. Perampok 3 menekan Perampok 1 sehingga Perampok 1 duduk bersimpuh, lalu ia menghunus parangnya, siap memenggal kepala Perampok 1.

PERAMPOK 3

(tersengal-sengal menahan amarah) Sekarang saatnya lo mati!

Sebelum parang tersebut mendarat di tubuh Perampok 1, Perampok 2 menangkap tangan Perampok 3. Perampok 2 dan 3 saling berpandangan. Perampok 2 berbisik pelan pada Perampok 3.

PERAMPOK 2

(berbisik pelan) Kalau dia mati, kita dapat apa? … Duit lebih penting, paham?

Perampok 3 yang terlihat nafasnya masih tersengal-sengal menahan amarah menatap tajam Perampok 2. Perampok 2 memberi isyarat agar Perampok 3 menurunkan parangnya. perlahan-lahan Perampok 3 menurunkan parangnya.

PERAMPOK 2

Good …  

FADE OUT

FADE IN

Perampok 2 menyalakan rokok yang terselip di bibir Perampok 1. Perampok 2 menyalakan rokoknya sendiri. Ia isap rokoknya dalam-dalam, lalu dia embuskan asapnya, sementara Perampok 3 memperhatikannya. Terlihat suasana sedikit santai. Perampok 1 menghisap rokok, dan mengembuskan asapnya.

                       

                       PERAMPOK 2

Sekarang gue mau tau, seperti apa menurut lo pembagian yang sepantasnya?

PERAMPOK 1

Bagian gue 50 persen, lo (Perampok 2) 40, (melihat pada Perampok 3) Lo cuma sopir, kagak penting … 10 persen.

PERAMPOK 3

(marah) Bangsat! … Lo ngomong apa barusan?

Perampok 2 memberi isyarat agar perampok 3 diam dan tenang. Tak lama Perampok 2 tersenyum penuh arti. Perampok 2 menghampiri Perampok 1. Perampok 2 menyodorkan tangannya pada Perampok 1.

PERAMPOK 2

Deal …

Mereka bersalaman.

PERAMPOK 1

Deal …

PERAMPOK 3

(gusar) Tapi, Bos …

PERAMPOK 2

(memandang tajam pada perampok 3) Sialan!

FADE OUT

FADE IN

Nampak Perampok 1 tengah mencongkel lantai rumah/pondokan yang terbuat dari kayu, tak lama lantai kayu tersebut terbuka/terbongkar, nampak di dalam lantai kayu kantong plastic. Perampok 1 mengangkat/mengambil kantong plastik tersebut. Perampok 1 meletakkan uang tersebut di atas meja, kantong plastik dibuka Perampok 2. Benar saja, nampak tumpukan uang hasil rampokan mereka. Perampok 2 kembali menutup kantong pelastik, lalu meletakkan bungkusan uang di atas meja, dan berbalik pada Perampok 3.

PERAMPOK 2

(bicara pada Perampok 3) Kalau seorang pengkhianat dan serakah … Apa yang pantas dia dapetin dari kita?

PERAMPOK 3

Kematian.

PERAMPOK 2

(menarik nafas) Jawaban yang tepat dan bertanggung jawab.

Tiba-tiba Perampok 2 menembak Perampok 1. Perampok 1 pun tewas seketika. Nampak Perampok 2 masih memegang senjatanya yang masih mengeluarkan asap tipis. Perampok 2 melangkah menuju pintu, sambil mengisi kembali peluru ke dalam senjatanya. Perampok 2 menghentikan langkahnya, lalu berbalik badan, tiba-tiba Perampok 3 mengayunkan parangnya pada Perampok 2. Perampok 2 pun jatuh terkulai dengan posisi bersimpuh, senjata pun lepas dari tangan Perampok 2. Perampok 3 menghampiri Perampok 2 yang tengah sekarat.

PERAMPOK 2

(lirih, pelan) Kenapa?

PERAMPOK 3

Buat apa lo isi peluru lagi, padahal kita tinggal berdua?

Perampok 2 tertawa kecil lalu tersengal-sengal, tak lama batuk-batuk, darah segar keluar dari mulutnya.

PERAMPOK 2

(terbata-bata) Kayaknya lo bisa baca pikiran gu … gu … ee …

Perampok 3 pun mengayunkan parangnya, ia hendak memenggal kepala Perampok 2, tetapi Perampok 3 mengurungkan niatnya untuk memenggal kepala Perampok 2.

Pandangan perampok 3 beralih kepada kantong plastik yang berisikan uang yang berada di atas meja. Perampok 3 menghampirinya, tak lama kantong plastik ia masukkan ke dalam tas, tanpa sengaja Perampok 3 melihat uang 1 dolar US yang tergeletak di meja, dengan perlahan-lahan Perampok 3 mengambil uang 1 dolar US itu dan memperhatikan/melihat uang tersebut dalam-dalam, sepertinya uang tersebut ada unsur mangisnya.

Perampok 3 membawa uang 1 dolar US itu, lalu Perampok 3 menghampiri Perampok 2. Perampok 3 menyentuh/menekan jari jempolnya pada darah Perampok 2 yang menggenangi lantai. Jari jempol Perampok 3 yang bernoda darah Perampok 2, ia stempelkan pada uang 1 dolar US, lalu ia meludahi belakang uang 1 dolar US, lalu menarik rambut/kepala Perampok 2, sehingga wajah Perampok 2 menengadah, uang yang telah bernoda darah tersebut ia tempelkan pada kening Perampok 2.

PERAMPOK 3

Itu jatah lo, gue rasa lebih dari cukup, sampai ketemu di neraka.

Perampok 3 melangkah pergi, ketika Perampok 3 sudah mencapai pintu rumah/pondokan, tiba-tiba terdengar letusan senjata. Perampok 3 pun terpental keluar depan rumah/pondokan. Perampok 3 tewas seketika. Nampak Perampok 2 tengah memegang senjatanya, ternyata Perampok 2 menembak Perampok 3. Tak lama Perampok 2 pun jatuh terkulai, tewas. Pada akhirnya mereka tidak satu pun memiliki uang hasil rampokan tersebut.

Suasana hening dan sepi. Tiba-tiba muncul Mbah Kasman (muda) dari luar rumah/pondokan, rupanya ia bersembunyi dan mengintip semua apa yang telah terjadi.

Dengan sedikit keberanian, Mbah Kasman perlahan-lahanmasuk ke dalam rumah/pondokan, Mbah Kasman terus melangkah mendekati mayat Perampok 3 yang tergeletak di depan pintu, lalu ia masuk ke dalam rumah/pondokan. Nampak mayat Perampok 2, di keningnya menempel uang 1 USD bernoda jempol darahnya sendiri.

Mbah Kasman memperhatikan wajah Perampok 2, dengan tangan bergetar perlahan-lahan Mbah Kasman mengambil uang 1 USD bernoda jempol darah tersebut. Ia perhatikan dalam-dalam uang 1 USD bernoda jempol darah itu.

Catatan teknik :

Memakai teknik dissolve ketika Mbah Kasman memegang uang 1 USD bernoda darah, dissolve to pada Javed yang tengah memegang uang 1 USD bernoda jempol darah.

DISSOLVE TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar