Bloody Money
6. #6

44. EXT. RESTORAN ITALIA (MARKAS DON BRUNO). MALAM.

Cast : Ikhsan – Victor.

Ikhsan pegawai Javed masuk ke restoran Italia milik Don Bruno. Ia bertanya pada Waitress. Waitress mengantar Ikhsan hanya sampai sampai di depan pintu kantor Don Bruno. Ikhsan mengetuk pintu, pintu terbuka. Nampak Victor di balik pintu.

IKHSAN

Don Bruno?

VICTOR

(dingin) Bukan … Ada apa?

IKHSAN

(sambil memperlihatkan flashdisk) Saya mau kasih hasil rekaman …

VICTOR

(memotong) Dari Pak Javed?

Ikhsan mengangguk, Victor mengambil flashdisk-nya dan langsung menutup pintu.

IKHSAN

(geleng-geleng kepala) Gile bener … Sopan amat.

CUT TO

45. INT. RESTORAN ITALIA (MARKAS DON BRUNO) - RUANGAN KANTOR DON BRUNO. MALAM.

Cast: Don Bruno – Victor.

Nampak Don Bruno dan Victor tengah di hadapan laptopnya, lalu Don Bruno memasukkan flashdisk ke laptopnya. Lalu Don Bruno mengoperasikan laptop, tak lama ia pun kaget setengah mati. Terlihat di layar laptop, Armand tengah ngobrol dengan satpam Kosim dan Jumadi. Tak lama Jumadi pergi, tinggal Kosim dan Armand di lokasi tersebut (lihat scene 15)

DON BRUNO

(marah besar) Sialan! … Forcokane … Forkodio … Wafangkulo (bahasa Italia)! … Si Armand mesti mati! … Wajib mati!! … Harus mati!!

Nampak nafas Don Bruno tersengal-sengal. Ia mengambil alat bantu pernapasan, lalu ia semprotkan ke rongga mulutnya. Sejenak mereka terdiam, tiba-tiba Don Bruno tersenyum.

DON BRUNO

Duitnya Victor … Di samping Armand mati, duitnya harus kita miliki.

VICTOR

Maksud Don?

DON BRUNO

Pemilik duitnya, si bodoh Javed, sudah tidak mempedulikan duit yang dirampok itu … Dia anggap duit hilang … Sekali dayung dua pulau terlampaui (Don Bruno tersenyum penuh arti). Sekali tepuk dua nyawa.

Sejenak Don Bruno terdiam. Ia memperhatikan gambar di laptopnya, orang yang di samping Armand (satpam Kosim).

DON BRUNO

(menunjuk Kosim) Lo kenal sama dia?

Victor memperhatikan gambar di laptop Don Bruno.

VICTOR

Kenal, Don.

DON BRUNO

(menjeringai) Good! … Good …

CUT TO

 

46. EXT. DEPAN RUMAH MBAH KASMAN. PAGI.

cast : Javed – Wanita Setengah Baya.

Mobil Javed berhenti di depan rumah Mbah Kasman, Javed turun dari mobilnya, lalu menghampiri rumah Mbah Kasman yang belum banyak berubah. Javed mengetuk pintu rumah Mbah Kasman. Tak lama keluar wanita setengah baya membuka pintu rumah.

JAVED

Selamat pagi, Bu.

WANITA SETENGAH BAYA

Pagi, Pak … Maaf cari siapa ya, Pak?

JAVED

Bisa bertemu dengan Mbah Kasman?

WANITA SETENGAH BAYA

Mbah Kasman?

JAVED

Ya Mbah Kasman, maaf Ibu siapanya Mbah Kasman?

WANITA SETENGAH BAYA

Saya anak pertamanya, Pak.

JAVED

Oh … Saya bisa bertemu Mbah Kasman, Bu?

WANITA SETENGAH BAYA

(wajah sedih) Maaf, Pak … Mbah Kasman sudah meninggal dunia, lima tahun yang lalu.

Javed terdiam, nampak kecewa berat.

JAVED

Kalau begitu saya permisi, Bu.

WANITA SETENGAH BAYA

Tidak masuk ke dalam dulu, Pak?

PAK JAVED

Terima kasih, Bu … Saya ada keperluan lagi … Permisi.

Javed meninggalkan tempat tersebut.

CUT TO

 

47. EXT. BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT YANG BELUM JADI. MALAM.

Cast : Don Bruno – Kosim - Victor – Beberapa anak buah Don Bruno.

Nampak Don Bruno dari kejauhan (beberapa meter) sambil merokok cerutu tengah memperhatikan Kosim yang duduk di kursi dengan tangan diikat ke belakang kursi. Kosim tengah disiksa oleh Victor dan anak buahnya. Tak lama Victor menghampiri Don Bruno.

DON BRUNO

Bagaimana?

Victor menggeleng-gelengkan kepalanya. Don Bruno menghela nafas lalu bangkit dari duduknya. Ia menghampiri Kosim yang wajahnya berdarah-darah karena dianiaya oleh Victor dan anak buahnya. Don Bruno menatap tajam Kosim, lalu ia menyeret kursi dan duduk berhadap-hadapan dengan Kosim.

DON BRUNO

Gue percaya ada orang yang tahan dengan siksaan ... Dengan berbagai macam cara.

Kosim terdiam.

DON BRUNO

Tapi ada satu cara yang orang tidak akan pernah tahan ... Dengan siksaan ini.

Don Bruno mengambil gagang alat las besi, lalu menyalakannya.

DON BRUNO

Api ... Hanya seorang nabi (nabi Ibrahim as) yang mampu mengatasinya.

Lalu Don Bruno mendekatkan alat las besi ke mata Kosim. Kosim pun berteriak sejadi-jadinya.

KOSIM

(berteriak ketakutan) Yaaa ... Yaaa ... gue punya informasi ...

Don Bruno menarik alat las besi dan tersenyum sinis.

CUT TO

 

48. INT. RESTORAN ITALIA (MARKAS DON BRUNO). PAGI.

Cast : Kartaji - Don Bruno – Victor.

Kartaji tengah duduk berhadapan muka dengan Don Bruno, sedangkan Victor berdiri tak jauh dari mereka, sebentar mereka saling menatap. Don Bruno mengambil alat bantu pernapasan lalu menyemprotkan ke dalam mulutnya, setelah itu ia mengambil sebatang cerutu dari dalam kotak cerutu, lalu menawarkan pada Kartaji. Kartaji menolaknya secara halus.

KARTAJI

Terima kasih.

Don Bruno menyalakan cerutunya, lalu dengan mata terpejam karena menikmati cerutu tersebut, ia hisap cerutu itu, lalu ia embuskan asapnya.

KARTAJI

Ada yang ingin dibicarakan, Don?

DON BRUNO

(tersenyum) Gue suka tuh omongan.

Menyodorkan amplop coklat, Kartaji mengambil amplop coklat tersebut dan membukanya.

KARTAJI

Apa ini?

Don Bruno menghisap cerutu, lalu mengembuskan asapnya.

DON BRUNO

Lihat saja …

Kartaji membuka amplop tersebut, ternyata isi amplop tersebut adalah foto Armand dan Karina, adik Armand. Kartaji memperhatikannya dengan seksama.

DON BRUNO

Yang perempuan adiknya, namanya Karina. Yang laki-laki Armand … Yang lelaki itu lu mesti bunuh, yang perempuan terserah lo, sekiranya membahayakan, bunuh saja.

Sejenak mereka terdiam, nampak Kartaji tengah memperhatikan foto Karina dengan berbagai pose berpakaian sekolah SMA. Kartaji menghela nafas.

KARTAJI

(melempar amplop berisi foto-foto ke meja) Maaf, Don … Gue udah pensiun … Gue mau ketemu cuma mau ngobrol-ngobrol, jadi …

DON BRUNO

(memotong) Cukup!

Don Bruno mengambil handphone-nya, lalu mengaktifkannya, lalu ia memberikan handphone tersebut pada Kartaji. Nampak di layer handphone, Ratna istri Kartaji dan Kartika tengah disandera. Mereka diikat di kursi dengan mulut dilakban dan nampak beberapa anak buah Don Bruno menjaganya.

KARTAJI

(bangkit dari kursinya, marah) Sialan! … Jangan bawa-bawa keluarga gue!

Dengan cepat Victor menodongkan pistolnya ke kepala Kartaji.

KARTAJI

(memandang tajam Don Bruno) Jangan ganggu mereka! Cukup gue aja!

DON BRUNO

Oke ... No problemo … Satu syarat ... Lo harus terima kerjaan terakhir ini.

Kartaji kembali duduk di kursi.

DON BRUNO

(tersenyum menyebalkan) Deal.

CUT TO

49. INT. RUMAH/PONDOKAN. MALAM.

Cast : David – Melly – Armand – Vincent.

Mata David terpejam, ia tertidur pula. Melly pun tertidur, begitu juga Vincent. Perlahan-lahan Melly bangkit dari tidurnya. Ia mengambil botol minuman, ternyata kosong. Melly melangkah melewati Armand. Mata Armand yang terpejam, tiba-tiba terbuka.

Melly minum dengan nikmatnya. Setelah selesai ia balik untuk meneruskan tidurnya, tiba-tiba terdengar suara lirih (samar-samar/mendesah), ada orang memanggil namanya.

OS> (mendesah) Mellyyyy … Mellyyyy …

Melly menghentikan langkahnya, sejenak ia terdiam (berdiri), suasana menjadi seram. Melly melangkah, kembali suara tersebut memanggilnya.

OS> (mendesah dan mendesis) Mellyyyy … Mellyyyy.

Dengan gerak cepat/reflex Melly membalikkan badannya, pandangannya berkeliling, tidak ada siapa-siapa. Kembali suara desahan itu terdengar tetapi agak jauh.

OS> (mendesis pelan) Mellyyy … Mellyyyy … kemarilahhh … kemariiii …

Melly menoleh ke arah meja, karena suara tersebut berasal dari arah meja.

MELLY

(pelan) Siapa di situ?

Tak ada jawaban, Melly melangkah ke meja, nampak terlihat selembar uang 1 US dolar yang bernoda jempol darah (milik Javed). Melly mengambil uang tersebut, lalu ia dekatkan pada wajahnya. Terlihat ia terkesima. Wajah Melly terlihat tanpa ekspresi memandangi uang tersebut, tiba-tiba sebuah tangan menyentuh punggungnya, dengan cepat Melly berbalik badan, ternyata Armand yang tengah memperhatikannya, mereka saling berpandangan.

MELLY

Sial! … Sialan lo! Lo bikin jantung gue mau copot aja.

ARMAND

Sorry … Sana tidur, Mel. Simpan tenaga lo, besok lusa kita pergi dari sini.

Armand melangkah pergi, Melly meletakkan kembali uang tersebut di atas meja. Melly melangkah pergi kembali ke tempat di mana ia tidur. Melly membaringkan tubuhnya, terlihat matanya tetap terbuka, perlahan-lahan matanya tertutup, tak lama kening Melly pun berkernyit.

 

FADE OUT

FADE IN

FLASHFORWARD IN DREAM MELLY

CATATAN :

Kejadian mimpi David di scene 41 & 42, terus bersambung/berlanjut di mimpi Melly.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar