Bloody Money
7. #7

STOCK SHOT SCENE 43 (Lihat Scene 42, mimpi David).

DAVID

Apa salah gue?

ARMAND

Gak ada yang salah … Gue cuma mau uangnya dibagi dua, gue sama Melly … Itu saja.

MELLY

Untuk pembagian uang, dua kepala lebih baik dari tiga kepala, paham?

DAVID

(memandang tajam) Jadi, gue gali lobang, buat gue?

ARMAND

Pertanyaan paling bodoh yang pernah gue dengar.

Melly dan Armand saling berpandangan.

ARMAND

Kayaknya kita berdua yang mesti bikin lobangnya.

Armand dan Melly menembak David secara berbarengan.

STOCK SHOT SCENE 42 CUT TO

 

Melly melangkah menuju mayat David yang tergeletak di tanah (OS. Klik), terdengar suara trigger (pelatuk) pistol. Melly menoleh ke arah Armand, nampak Armand tengah menodongkan pistolnya pada Melly. Armand tersenyum penuh arti.

Tiba-tiba Terdengar suara pistol ditembakkan, Melly memekik kesakitan. Melly pun jatuh dengan posisi bersimpuh, nafasnya tersengal-sengal. Nampak terlihat David berdiri di belakang Melly, dengan pistol di tangannya. Ternyata tembakan itu berasal dari pistol milik David. David tersenyum penuh arti. Ia membuka bajunya, nampak rompi anti peluru di balik bajunya. David menghampiri Melly, kini mereka saling berhadapan.

DAVID

(memandang tajam Melly) Puas?

MELLY

(nafas tesengal-sengal, pelan) Sial! … Sial! …

DAVID

(memandang tajam dan tesenyum) Gotcha! … Nggak nyangka, kan?

Dari mulut Melly keluar darah segar, pandangan mata Melly mulai kabur. Tak lama mata Melly pun perlahan-lahan terpejam. Melly tewas seketika dengan posisi tubuh tetap bersimpuh. 

FLASHFORWARD IN DREAM MELLY - CUT TO

BACK TO SCENE 49

Melly terbangun dari mimpinya. Ia menoleh pada Armand yang tengah berbaring tidur membelakanginya. Tiba-tiba kening Armand berkerinyit.

CUT TO

 

FLASHFORWARD IN DREAM ARMAND

Catatan:Kejadian mimpi Melly bersambung/berlanjut di mimpi Armand.

David menyelipkan pistolnya di belakang pinggangnya.

DAVID

(tertawa cekikikan) Asal tahu aja, kita ini sekumpulan burung nazar, burung pemakan bangkai, tapi sorry aja deh, gue nggak mau yang jadi bangkainya.

Armand memandang David. Ia diam saja.

DAVID

Ayo, Bro. Kita gali lubang buat kuburan perempuan tengik ini …

Armand tetap diam, David membopong tubuh Melly (OS > Klik) terdengar suara pistol dikokang. David membalikkan badannya pada Armand. David masih dalam keadaan membopong Melly, nampak Armand menodongkan pistolnya pada David.

DAVID

(Menatap tajam) Sepertinya satu kepala lebih baik dari pada dua kepala.

ARMAND

That’s right.

DAVID

(Menatap tajam Armand) Mau mengkhianati gue, he?

ARMAND

(mengela nafas) Lu salah besar, Bro. Kita bukan sekumpulan burung nazar. Tepatnya sekumpulan heyna, si anjing gurun, yang tidak peduli, walau pun itu bangkai temannya, tetap di makan juga.

David meletakkan tubuh Melly di tanah.

DAVID

Lo mau nembak gue? Tembak! Ayo, tembak! Gue nggak takut sedikit pun!

ARMAND

Gak perlu lo suruh, dengan senang hati!

Armand melangkah mendekati David. Armand menempelkan pistolnya di kening David. David memejamkan matanya.

ARMAND

Bersiap-siaplah bertemu sama Tuhan lo … titip salam buat Dia … Dari gue … Armand …

Mata David terpejam, Armand menarik pelatuk (trigger) pistolnya, ternyata pistol tidak ada pelurunya. Dengan cepat David menarik pistolnya dari belakang pinggangnya. Pistol ia tempelkan di kening Armand.

DAVID

Gue kasih lo kesempatan buat mati secara terhormat.

David mengambil pistol Armand, lalu ia mengambil sebutir peluru dari kantongnya, lalu mengisi pistol tersebut dengan satu peluru, lalu ia putar (seperti rollet rusia), pistol yang berisi satu peluru ia kembalikan pada Armand. Armand menerimanya. Armand menelan ludah.

David menyelipkan pistol di perutnya. David memberi isyarat pada Armand agar ia menyelipkan pistolnya seperti dia. Armand menyelipkan pistol di perutnya, layaknya seperti di film cowboy mereka saling berhadapan dan siap adu tembak.

Suasana semakin tegang, tak lama mereka pun saling adu cepat menembak. Pistol Armand tidak mengeluarkan peluru (karena terisi cuma satu peluru), maka tak ayal lagi Armand pun ambruk tewas tertembak. David menghampirinya, lalu ia meludahi Armand.

FLASHFOWARD IN DREAM ARMAND  - CUT TO

 

BACK TO SCENE 49

Armand tersadar dari mimpinya, nafasnya tersengal-sengal. Pandangan Armand tertuju pada David yang terlihat tidur pulas, lalu pada Melly yang tidur berposisi membelakanginya. Armand kembali berbaring. Ternyata Melly belum tidur, matanya terbuka, wajahnya tanpa ekspresi.

CUT TO 

50. EXT. DEPAN SEKOLAHAN KARINA. SIANG.

Cast : Karina – Kartaji – Victor – Mang Jaja.

Nampak Karina berdiri sendirian, sementara nampak beberapa siswi keluar dari sekolah, suasana agak ramai, terlihat Karina mulai gelisah, sesekali ia melihat jam tangannya. Mobil jemputannya belum datang juga. Tak lama muncul mobil Mang Jaja jemputannya. Di belakang mobil Mang Jaja mengikuti mobil Victor.

Karina pun bernafas lega, tetapi anehnya mobil tersebut tidak menghampiri Karina, melainkan berhenti beberapa meter tak jauh dari Karina, begitu juga mobil Victor berhenti di belakang mobil Mang Jaja. Mobil mang Jaja menyalakan lampu hazard (kedap-kedip). Karina merasa heran, tidak biasanya Mang Jaja berlaku seperti itu.

KARINA

(kesal dan ngedumel) Kayaknya mau cari perkara sama gue.

Karina menghampiri mobil Mang Jaja. Setelah dekat, tiba-tiba Kartaji membuka kaca mobil. Ia menodongkan pistol.

KARTAJI

(menodongkan pistol pada Karina) Kamu teriak akan banyak darah berceceran!

Sejenak Karina terdiam, mereka hanya saling berpandangan. Karina melihat di kursi belakang mobil terbaring Mang Jaja dengan tangan terikat.

KARTAJI

(pelan) Keselamatan dia (Mang Jaja) tergantung sama kamu!

Terlihat di dalam mobil Mang Jaja yang terbaring di bawah kursi belakang mobil, tangan Mang Jaja terikat, mulut terlakban. Dari tatapan mata Mang Jaja, ia memohon agar Karina menuruti kemauan Kartaji. Karina menggangguk.

KARTAJI

(menatap tajam Karina) Sekarang kamu masuk mobil yang di belakang … Duduk yang manis … Jangan bertindak bodoh.

Karina terdiam. Ia masih terkesima dan tidak menyangka dengan apa yang tengah ia alami sekarang ini.

KARTAJI

Tunggu apa lagi? (Kartaji mengokang pistolnya) Atau saya bunuh orang ini! (Mang Jaja) Dan ini semua kesalahan kamu!

Akhirnya Karina menuruti kemauan Kartaji. Karina melangkah menuju mobil Victor. Karina masuk ke dalam mobil Victor. Karina duduk di kursi depan di samping Victor. Pria itu tersenyum genit.

VICTOR

(tersenyum genit) Anak pintar …

Victor menyalakan mobil, lalu mobil mendekat pada Kartaji. Kartaji menarik keluar Mang Jaja dari kursi belakang. Mang Jaja dipindahkan ke mobil Victor. Mang Jaja dicampakkan ke kursi belakang mobil. Kartaji duduk di samping Mang Jaja. Mobil tersebut bergerak pergi.

CUT TO

 

51. EXT/INT. JALANAN (LOKASI BEBAS) - DALAM MOBIL. SIANG.

Cast : Karina -Kartaji – Victor – Mang Jaja.

Sambil mengemudikan mobil sesekali Victor melirik Karina. Karina membuang muka dengan memandang pemandangan di luar mobil. Kini pandangan Victor tertuju pada rok pendek yang dipakai Karina yang sedikit tersingkap. Menyadari hal tersebut, buru-buru Karina menutupinya. Tiba-tiba Victor memegang dagu Karina.

KARINA

(marah) Kurang ajar! Jaga sikap lo, ya!

Victor hanya tertawa-tawa menyebalkan. Kartaji diam saja. Mobil pun terus meluncur.

 

FADE OUT

FADE IN

52. EXT. HUTAN. SIANG.

Cast : Kartaji – Karina – Victor – Mang Jaja.

 

Mobil belok masuk jalanan tanah, lalu masuk ke dalam hutan. Sampai mereka di dalam hutan, mobil Kartaji berhenti. Kartaji turun dari mobil, lalu ia membuka pintu mobil dan memerintahkan Karina dan Mang Jaja untuk keluar dari mobil.

Karina dan Mang Jaja keluar dari mobil. Victor pun keluar dari mobil. Borgol Karina dan Mang Jaja dibuka oleh Victor. Karina dan Mang Jaja disejajarkan posisinya, mereka disuruh duduk bersimpuh dengan tangan di atas kepala. Tanpa sengaja rok Karina tersingkap terkena angin.

Victor menghampiri Karina. Ia menarik Karina sehinga berdiri. Victor memegang dagu Karina. Karina hanya terdiam dan buang muka, terlihat Karina meneteskan air mata. Victor tertawa-tawa, sedangkan Kartaji hanya diam saja. Mang Jaja terlihat sangat takut dan khawatir. Victor memeluk Karina dan berusaha menciumnya. Karina meronta-ronta, Mang Jaja hanya bisa memejamkan matanya.

KARTAJI

(membentak) Cukup!

Victor menghentikan perbuatannya.

VICTOR

Kenapa?

KARTAJI

Bersikaplah professional.

Victor terdiam, terlihat kebencian di wajah Victor. Kartaji melangkah ke mobil. Ia mengeledah tas Karina. Selembar foto jatuh dari dalam tas Karina tanpa diketahui Kartaji. Ia mengambil handphone Karina, lalu menghampiri Karina. Ia menyerahkan handphone milik Karina. Karina menerimanya tetapi ia tidak mengerti maksud Kartaji.

KARTAJI

Telpon kakakmu ... Armand.

Dengan tangan gemetar Karina menerima handphone. Ia menekan tuts handphone-nya mencari nomor handphone Armand.

CUT TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar