Aesthetic
12. LAMARAN HAMDAN

68. INT. KANTOR DISNAKER, RUANG PAK AWI, NEXT DAY — DAY

Cast: ALIFAH, PAK AWI

 

ALIFAH
Dokumen tambahannya sudah ada di dalam map ini, Pak.

 

Alifah menyerahkan sebuah map berwarna cokelat. Pak Awi menerimanya. Dia membuka map tersebut dan mengeluarkan dokumen untuk dicek.

 

PAK AWI
Ini rekening koran Aesthetic yang digunakan untuk membayar cicilan pinjaman online itu?

 

ALIFAH
Benar, Pak. Rekening koran yang dikumpulkan dari tabungan semua karyawan. Kebetulan saya yang diminta untuk membuat perinciannya oleh Pak Nug.

 

PAK AWI
Oke, terima kasih.


CUT TO 


69. INT. TEMPO GELATO — DAY

Cast: GINA, HAMDAN

 

GINA
Kenapa harus dijemput dan ngajak ke sini segala?

 

HAMDAN
Kamu sadar nggak sih, Na? Sikapmu berubah ke aku. Sebenarnya ada apa?

 

Gina menikmati es krimnya.

 

HAMDAN (CONT’D)
Ayolah, kondisinya jadi serba nggak enak kalau kayak gini.

 

Gina menatap Hamdan yang sengaja tidak memesan es krim.

 

GINA
Lalu untuk apa semua ini? Tentu lebih menyakitkan kalau ternyata ada yang berkhianat.

 

Hamdan bingung dengan maksud ucapan Gina.

 

HAMDAN
Siapa yang berkhianat?

 

Gina sudah menghabiskan setengah porsi es krimnya.

 

GINA
Lalu malam-malam yang aku lihat itu hanya khayalanku? Aku melihatmu bertemu dengan Alifah. Kamu juga cerita Sabtu lalu bertemu dengan Alifah. Kalian berdua saling melempar senyum dan tertawa.

  

Hamdan tertawa mendengarnya.

 

HAMDAN
Na, jujur, kamu cemburu?

 

Gina seperti ketangkap basah. Dia membuang muka. Hamdan mencoba menyentuh tangan Gina.

 

GINA
Hei, nggak biasanya kamu megang tanganku.

 

Hamdan segera menarik kembali tangannya.

 

HAMDAN
(senang)
Na, aku bertemu dengan Alifah karena aku meminta tolong kepadanya agar bisa bantu melengkapi bukti ke disnaker. Kalian masih marahan. Kalian sendiri nggak saling bicara, padahal harus saling bekerja sama untuk kasus ini.
(beat)
Tapi aku belum berhasil membujuknya.

 

Gina membiarkan es krimnya meleleh pelan-pelan.

 

HAMDAN (CONT’D)
Aku berusaha agar kalian tidak bertengkar. Tapi namanya perempuan, perasaan yang diutamakan. Susah juga.

 

Gina menatap Hamdan dan menyunggingkan senyum.

 

GINA
Maafkan aku. Terima kasih untuk semuanya.

  

Hamdan mengusap kepala Gina dengan sayang. Wajah Gina merona merah.


CUT TO


70. INT. KAMAR KOST GINA — NIGHT

Cast: GINA, ALIFAH

 

Pintu kamar kost Gina diketuk. Gina berjalan untuk membukakan pintu. Alifah nyelonong masuk begitu saja dan membuat Gina kaget dengan kedatangannya.

 

ALIFAH
Aku lembur kenapa kamu nggak nemenin? (sambil menyembunyikan senyum)

 

Alifah pura-pura jengkel. Dia meletakkan sekantong gorengan di atas meja Gina. Lalu duduk di pinggir tempat tidur. Gina masih berdiri di dekat pintu sambil melihat ke Alifah.

 

ALIFAH
Aku bawain pisang goreng kesukaanmu. Buruan dimakan ntar dingin lho!

  

Gina langsung menghambur memeluk Alifah dengan perasaan senang dan lega.

 

ALIFAH (CONT’D)
Tidak ada alasan bertengkar untuk membela orang yang bermasalah.


CUT TO


71. INT. KANTOR DISNAKER, GEDUNG SATRIYA — DAY

Cast: PAK NUG, BU SESIL, GINA, ALIFAH, HAMDAN, PAK AWI, 2 PETUGAS DISNAKER, PETUGAS HUBUNGAN INDUSTRIAL, PAK AGUS

 

Sebulan kemudian …

 

Ruangan di gedung Satriya terlihat banyak orang. Ada Pak Nug, Bu Sesil, Gina, Alifah, dan Hamdan yang sudah duduk di dalam ruangan. Kemudian Pak Awi, dua petugas disnaker, dan seorang PETUGAS HUBUNGAN INDUSTRIAL duduk berhadapan dengan mereka.

 

 

PAK NUG
Saya beli mobil pakai uang sendiri. Buat apa motong gaji karyawan. Tabungan koperasi itu nggak seberapa, Pak. Coba deh Pak Awi pikir pakai nalar. Setiap karyawan ya, Pak, setiap bulannya cuma menerima tabungan koperasi dua puluh lima ribu. Kecil. Mana bisa saya beli mobil lewat situ.

 

Kemudian muncul Pak Agus. Wajah Pak Nug berubah tegang. Pak Agus duduk di kursi kosong yang sudah disediakan.

 

PAK AGUS
Maaf saya terlambat datang. Jadi sampai di mana?

 

PAK AWI
Pak Nug ini masih saja berkelit perihal tabungan koperasi. Coba Pak Agus bisa ceritakan detailnya sekarang.

 

PAK AGUS
Waktu saya masih bekerja sebagai driver di Aesthetic, mengantarkan Pak Nug keluar kota. Dalam perjalanan, beliau bercerita kalau membeli mobil baru dari pinjaman online. Termasuk mobil baru untuk Bu Sesil.

  

Bu Sesil mulai tidak nyaman.

 

PAK AGUS (CONT’D)
Jadi tabungan koperasi itu Pak Nug pakai untuk membayar cicilan dari pinjaman online.

 

HAMDAN
Ijin menambahkan. Terkait dengan uang sponsorship majalah saat saya menjadi pemimpin redaksi dan Pak Nug menuduh saya menggunakan uang tersebut.
(beat)
Uang sponsorship itu diam-diam Pak Nug gunakan untuk membayar denda dan bunga dari pinjaman online itu.
(beat)
Perlu Pak Nug tahu juga ya, saya mendapat sms tagihan dari pinjol. Berkali-kali juga ditelepon. Sangat mengganggu. Saya juga bisa menuntut Pak Nug karena melibatkan nama saya dalam pinjol itu.

 

Suara kasak-kusuk dari pegawai disnaker terdengar. Pak Agus memandang Gina dan Hamdan sambil memberikan senyuman. Alifah memegang tangan Gina karena merasa khawatir dengan hasil akhirnya.

 

PAK AWI
Oke, bisa kami pahami. Pak Nug, apakah masih mau berkelit?

 

Pak Nug terpojok. Gina terhenyak karena baru mendengar secara keseluruhan dari Pak Agus dan Hamdan.

  

PAK AWI (CONT’D)
Proses ini akan diteruskan ke kepolisian karena termasuk hukum pidana. Anda menggunakan uang para karyawan tanpa sepengetahuan dan tanpa sepertujuan mereka.

 

PAK NUG
(ketakutan)
Tidak bisa begitu. Jangan main lapor-lapor polisi dong. Saya tidak mau dipenjara, Pak.
(beat)
Bu Sesil, Anda jangan diam saja. Karena permintaan Anda juga saya jadi membelikan mobil baru.

 

Bu Sesil gelagapan. Semuanya terkejut dengan pernyataan Pak Nug barusan.

 

GINA
Bukannya Anda yang membelikan mobil untuk Bu Sesil agar memudahkan pekerjaan beliau?

 

PAK NUG
Ayo Bu, bicara. Jelaskan semuanya kalau Anda yang memaksa saya beli mobil itu.

 

Pak Nug mendesak Bu Sesil. Mau tidak mau Bu Sesil sudah kepalang tanggung.

 

BU SESIL
Iya, benar. Saya yang memaksa Pak Nug membelikan mobil baru untuk saya.

 

Bu Sesil tidak berani menatap siapapun. Sedari tadi hanya memandang meja di hadapannya.

 

PAK AWI
Semakin jelas sekarang. Pak Nug, entah dari mana asal uang yang digunakan untuk membeli mobil, Anda wajib mengembalikan tabungan koperasi yang sudah dipakai. Baik yang resign, habis kontrak, Anda pecat, dan yang masih bekerja di sana.

 

PAK NUG
Tapi uang dari mana? Saya juga harus membayar dendanya. Beberapa bulan saya nggak sanggup membayar cicilan.

 

Hampir semua yang mendengar geleng-geleng kepala dengan pernyataan Pak Nug.

 

PAK AGUS
Itu urusan Anda, Pak. Kalau tidak, kami bisa lanjutkan laporan ke kantor polisi sekarang. Pinjaman online yang Anda gunakan itu ilegal, bisa kena pidana.

 

PAK NUG
(ketakutan)
Oke, oke. Saya akan kembalikan. Itu saja, kan. Sudah, selesai kan.

 

Kemudian Alifah berdiri.

 

ALIFAH
Tidak, Pak. Itu belum cukup. Anda harus menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada seluruh karyawan Aesthetic.
(beat)
Khususnya Gina, Pak. Anda sudah mempermalukannya. Jadi nama baik sahabat saya ini juga harus dikembalikan. Begitu juga dengan Bu Sesil (sambil menatap Bu Sesil).

 

Alifah menggenggam tangan kiri Gina dan Hamdan menggenggam tangan kanan Gina.


CUT TO


72. INT. KANTOR AESTHETIC, LOBI, NEXT DAY — DAY

Cast: PAK NUG, BU SESIL, PAK WISNU, GINA, ALIFAH, DEA, HAMDAN, PAK AGUS, MANTAN KARYAWAN AESTHETIC, SEMUA KARYAWAN AESTHETIC


Lobi Aesthetic penuh dengan karyawan yang menunggu Pak Nug dan Bu Sesil berbicara. Terlihat juga beberapa mantan karyawan Aesthetic. Pak Nug memegang sebuah mic.


PAK NUG
Assalamu'alaikum. Tujuan saya mengumpulkan kalian semua di sini adalah untuk menjelaskan permasalahan yang berkaitan dengan disnaker tempo lalu. Jadi, dengan berat hati saya mengakui bahwa telah menggunakan tabungan koperasi untuk membayar cicilan mobil saya dan mobil Bu Sesil (melirik Bu Sesil yang pakai masker).
(beat)
Saya pribadi menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh karyawan Aesthetic. Termasuk Gina karena saya sudah melontarkan kalimat-kalimat yang tidak patut.
(beat)
Gina, maafkan saya. Sekian dari saya, wasalamu'alaikum.


Pak Nug melihat Gina yang berdiri di antara Alifah dan PAK WISNU, 45. Gina hanya menyunggingkan senyum kecil. Dia tidak sampai memaafkan Pak Nug, tapi itu harus dilakukan meskipun tidak perlu diucapkan. Kemudian Pak Nug menyerahkan mic tersebut kepada Bu Sesil. Tanpa melepas masker, Bu Sesil pun berbicara.


BU SESIL
Saya pribadi juga meminta maaf untuk semuanya. Mobil itu akan saya jual untuk mengembalikan hak para karyawan di sini.


Kemudian terdengar suara sumbang dari setiap sisi.


MANTAN KARYAWAN AESTHETIC 1
Memang sudah seharusnya kali, Bu.


MANTAN KARYAWAN AESTHETIC 2
Itu sudah kewajiban Bu Sesil karena telah memakai hak kami.


Kemudian Pak Wisnu memberikan isyarat agar mereka tenang.


CUT TO


73. INT. KANTOR AESTHETIC, RUANGAN PAK NUG — DAY

Cast: PAK NUG, DEA, PAK WISNU


Pak Nug duduk menghadap sebuah kamera dan sebuah hp milik Aesthetic. Dea fokus merekam. Pak Nug membuat pernyataan permintaan maaf secara live melalui akun YouTube dan Instagram milik Aesthetic.


Pak Nug terlihat berbicara dengan gugup di depan kamera. Sementara Pak Wisnu mengawasi di belakang layar sambil menyilangkan tangan.


PAK WISNU
Dea, nanti take sekali lagi buat pernyataan khusus bahwa Pak Nug dan Bu Sesil tidak lagi bekerja di sini ya. Biar Pak Nug yang bicara. Bu Sesil nggak perlu. Malu-maluin Aesthetic aja.


DEA
Siap, Pak. Laksanakan.


Dea kemudian sibuk membaca komen-komen netizen di Instagram. Sambil sesekali melihat rekaman dari kamera.


CUT TO



74. INT. KANTOR AESTHETIC, RUANG MEETING — DAY

Cast: PAK WISNU, GINA, ALIFAH


Pak Wisnu membaca selembar kertas berisi redaksi permintaan maaf yang sudah dibuat oleh Pak Nug dan Bu Sesil.


PAK WISNU
Oke, redaksinya sudah bisa dilayout. Gina, serahkan kepada Dea kalau dia sudah beres backup videonya ya. Oh iya, bilang Dea kalau take videonya tadi biar dikerjakan sama bagian videografer yang baru. Selama ini kan kosong. Beberapa waktu lalu saya buka lowongan dan ada yang cocok dengan visi misi Aesthetic.


GINA
Baik, Pak. Saya ijin ke Dea.


Gina menerima selembar kertas tersebut dan keluar ruangan menuju meja kubikel Dea. Kemudian Alifah menyerahkan satu bendel laporan keuangan Aesthetic.


PAK WISNU
Untuk laporan keuangannya nanti saya cermati terlebih dahulu. Berapa besar kerugian yang diakibatkan oleh Pak Nug dan Bu Sesil selama ini. Laporan yang sudah kamu buat ini saya bawa pulang dulu. Kamu bisa kembali. Terima kasih, Alifah.


ALIFAH
Baik, Pak Wisnu. Terima kasih. Saya tunggu updatenya.


CUT TO


75. INT. KANTOR AESTHETIC, RUANG PRODUKSI — DAY

Cast: KARYAWAN AESTHETIC BAGIAN PRODUKSI


Siangnya ...

Terlihat mesin printer mencetak lembaran demi lembaran kertas yang berisi permintaan maaf Pak Nug. Lembaran kertas yang telah dilayout mirip buletin itu akan disebarkan ke beberapa klien untuk mengembalikan nama baik majalah Aesthetic.


CUT TO


76. INT. KANTOR AESTHETIC, LOBI — DAY

Cast: PAK WISNU, GINA, ALIFAH, PAK NUG, BU SESIL, BEBERAPA KARYAWAN AESTHETIC


PAK WISNU
Sungguh sangat disayangkan. Amanah yang seharusnya dikerjakan dengan baik ternyata dimanfaatkan untuk hal-hal yang tidak benar. Bukan berarti saya sering tidak di kantor, kalian bisa seenaknya saja memimpin para karyawan di sini. Memanfaatkan kekuasaan untuk menindas para karyawan itu tidak dibenarkan.
(beat)
Pak Nug, Bu Sesil, kalian saya pecat hari ini juga secara tidak hormat. Silakan untuk segera meninggalkan kantor Aesthetic sekarang juga.
(beat)
Barang-barang Pak Nug dan Bu Sesil sudah ada di depan. Tadi saya sudah menyuruh satpam untuk membawanya ke sana.


Pak Nug dan Bu Sesil hanya menunduk. Tidak berani menatap Pak Wisnu. Mereka terlanjur sangat malu.


CUT TO


77. KANTOR AESTHETIC, RUANG KERJA — DAY

Cast: PAK WISNU, GINA, ALIFAH, DEA, HANI


PAK WISNU
Gina, saya mengembalikan posisimu sebagai pemimpin redaksi di sini. Terima kasih sudah melakukan perubahan untuk kantor kita. Mungkin berat dan sangat mengganggu psikismu, tapi kamu sekarang telah memanen hasilnya dengan sangat baik.


GINA
(tersipu malu)
Saya hanya melakukan yang seharusnya, Pak. Terima kasih untuk semuanya. Terima kasih juga karena Pak Wisnu masih mempercayakan posisi pemimpin redaksi kepada saya.


Alifah, Dea, dan Hani saling bertepuk tangan saking senangnya. Kemudian Alifah memeluk Gina dengan perasaan senang dan lega.


CUT TO


78. INT. SEBUAH RESTO BERGAYA JEPANG — NIGHT

Cast: GINA, HAMDAN


GINA
Aku baru tahu kalau kamu suka makanan Jepang.

 

HAMDAN
Sebagai pecinta anime, suka dong sama hal-hal berbau Jepang.

 

GINA
Aku juga baru tahu kalau ternyata kamu kepala sekolah.
(beat)
Lebih tepatnya pendiri Sekolah Nakama (sambil menatap Hamdan).

 

HAMDAN
(terkejut)
Dari mana kamu tahu?

 

GINA
Satu sama (tersenyum penuh kemenangan).

 

Hamdan tertawa mendengarnya. Kemudian Gina menikmati sushi salmonnya. Lalu Hamdan mengeluarkan sebuah kotak dan menunjukkan kepada Gina. Dia belum membukanya.

 

HAMDAN
Terima kasih sudah menjadi wanita tangguh. Ini membuatku lebih yakin bahwa kamu adalah pilihan yang tepat untukku.

 

GINA
Kamu lagi belajar bikin puisi sekarang? (sambil menahan tawa)

 

Hamdan membuka kotak tersebut dan tampak sebuah cincin emas yang cantik. Dia tidak peduli dengan komentar Gina.

 

HAMDAN
Seperti yang sudah pernah aku bilang.
(beat)
Aku akan selalu bersamamu.

 

Gina memperhatikan cincin tersebut. Kemudian dia meminta Hamdan untuk memakaikan cincin tersebut di jari manis sebelah kiri sambil tersipu malu. Hamdan pun dengan semangat memasangkan cincin tersebut di jari manis Gina. Lalu keduanya tertawa karena sama-sama merasa canggung dengan suasana itu.


Gina dan Hamdan memandang langit yang penuh bintang dari jendela resto. Keduanya memberikan senyum bahagia.

 

SELESAI

 

 

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar