Aesthetic
9. DISNAKER

45. INT. MOBIL HAMDAN — DAY

Cast: GINA, HAMDAN

 

HAMDAN
Kamu yakin?

 

GINA
Iya.
(beat)
Halo, Assalamu’alaikum. Iya Pak Agus, gimana jadinya?

 

Gina fokus mendengarkan jawaban Pak Agus lewat telepon. Hamdan memeprhatikannya sambil memegang kemudi. Jalanan terlihat lebih ramai dari biasanya.

 

GINA (CONT’D)
Alhamdulillah kalau begitu. Terima kasih ya, Pak Agus. Secepatnya segera saya info lagi. Wa’alaikumsalam.

 

Gina mematikan telepon dan menatap ke depan, memperhatikan kondisi jalan raya.

 

HAMDAN
Pak Agus bilang apa?

 

GINA
Beliau bersedia jika diminta untuk jadi saksi. Itu melegakanku. Setidaknya beberapa hari ini aku sudah mempersiapkan beberapa bukti yang bisa diserahkan ke disnaker hari ini.

  

HAMDAN
Kalau kamu yakin buat melaporkan Pak Nug ke disnaker, aku mendukungmu.
(beat)
Aku akan selalu bersamamu (tersenyum dan melirik sebentar ke arah Gina).

 

GINA
Selalu bersama gimana maksudnya?

 

Gina melihat Hamdan. Kemudian Hamdan segera beralih melihat ke depan, fokus menyetir mobil.

 

HAMDAN
(canggung)
Nggak, maksudku … bersama mengurus laporan ini ke disnaker.

  

GINA
Oh (menyembunyikan senyum).

 

Mobil Hamdan mendekati bangunan yang didominasi dengan warna putih. Terlihat mobil melewati papan nama bertuliskan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kemudian berbelok masuk ke area tersebut. Mobil Hamdan memasuki area parkir kantor Aesthetic.


CUT TO


46. MOBIL HAMDAN, PARKIRAN AESTHETIC — DAY

Cast: Gina, Hamdan, Alifah

 

HAMDAN
Serius nggak langsung aku turunin di depan pintu masuk?

 

Gina menggeleng sambil membuka pintu mobil.

 

HAMDAN
Na …
(beat)
Aku serius untuk yang tadi.

 

Gina menahan pintu mobil yang sudah terbuka. Kemudian melihat Hamdan.

 

GINA
Kita bikin laporan kan emang serius, Ham. Mana ada pura-pura.

 

Hamdan menatap Gina dengan lekat.

 

HAMDAN
Aku serius, aku akan selalu bersamamu (mempertegas).

 

Gina tersenyum.

  

GINA
Iya, terima kasih ya sejak kita bertemu kamu udah mau aku repotin terus. Aku balik kerja dulu ya. Assalamu’alaikum.

 

Hamdan sedikit kesal karena Gina seakan tidak paham dengan perkataan yang mewakili perasaannya.

 

HAMDAN
Wa’alaikumsalam. Hati-hati ya, Na. Besok kalau dari disnaker hubungin kamu, bilang aja.

 

Gina mengangguk sambil melambaikan tangan. Dari arah lobi, Alifah memperhatikan mereka berdua.

 

CUT TO


46. INT. KANTOR AESTHETIC, RUANG KERJA — DAY

Cast: GINA, ALIFAH

 

Gina menggeser kursinya dan duduk. Dia segera menyalakan laptop tanpa menyapa Alifah. Sementara Alifah memperhatikan Gina. Mereka tidak saling menyapa dan tenggelam dalam pikiran masing-masing.


CUT TO


48. INT. KANTOR DISNAKER, NEXT DAY — DAY

Cast: GINA, HAMDAN, PAK AWI

 

Gina yang ditemani oleh Hamdan berada di sebuah ruangan kantor disnaker untuk melengkapi dokumen yang diminta. PAK AWI, 53, petugas disnaker, memeriksa kelengkapan dokumen tersebut.

 

PAK AWI
Mbak Gina jadi merahasiakan identitas dalam laporan ini?

 

GINA
Iya, Pak. Bisa kan?

 

PAK AWI
Tentu saja. Kami merahasiakan dan melindungi identitas pelapor jika pelapor meminta demikian. Tenang saja. Tapi masih ada yang perlu Mbak Gina lengkapi.
(beat)
Laporan itu bisa disusulkan dalam minggu ini sembari kami mengirimkan surat panggilan untuk Pak Nugroho Firman.

  

Pak Awi menjelaskan dokumen yang harus dilengkapi oleh Gina. Kemudian Gina memandang Hamdan dengan cemas.


CUT TO


49. EXT. KANTOR DISNAKER, PARKIR MOBIL — DAY

Cast: GINA, HAMDAN

 

Gina dan Hamdan keluar dari pintu utama kantor disnaker. Gina membawa sebuah map.

 

HAMDAN
Alifah menyimpan bukti tabungan koperasi itu masuk ke rekening Pak Nug atas nama Majalah Aesthetic.

 

GINA
Aku masih malas bicara dengannya.

 

Gina membuang muka sambil melipat kedua tangannya.

 

HAMDAN
Setidaknya surat pernyataan yang aku buat bersama Pak Agus tentang tidak menerima tabungan koperasi, bisa untuk mulai memproses laporannya.
(beat)
Termasuk surat kuasa yang berisi tanda tangan mantan-mantan karyawan Aesthetic yang merasa dirugikan.

 

CUT TO 


50. INT. KANTOR AESTHETIC, RUANGAN BU SESIL — DAY

Cast: ALIFAH, BU SESIL

 

BU SESIL
Kamu sudah koordinasi dengan Gina perihal biaya cetak majalahnya hari ini?

 

ALIFAH
Itu dia, Bu. Sebenarnya sudah sejak kemarin saya ingin mengajaknya koordinasi, tapi dianya sibuk keluar terus sama Hamdan.

 

Bu Sesil terkejut. Dia menatap Alifah lekat-lekat.

 

BU SESIL
Hamdan? Pemred Aesthetic yang dulu itu? Yang pakai uang sponsorship majalah kita?

 

Alifah keceplosan. Dia sedikit merasa bersalah kepada Gina, tapi rasa marahnya lebih mendominasi.

 

ALIFAH
Iya. Bu Sesil tidak tahu? Hamdan sekarang mendirikan sekolah dan Sekolah Nakama itu miliknya.

 

BU SESIL
Kenapa Pak Nug tidak memberi tahu saya.
(beat)
Tunggu, Gina masih bertemu dengan Hamdan. Bukannya konten sudah naik cetak. Untuk keperluan apa mereka masih bertemu di jam kerja?

 

ALIFAH
Gina mengajak Hamdan ke disnaker untuk melaporkan Pak Nug. Itu lho Bu, perihal tabungan koperasi.

  

Wajah Bu Sesil sangat terkejut. Tapi kemudian menyunggingkan senyum penuh kemenangan.


CUT TO


51. INT. KANTOR AESTHETIC, RUANGAN PAK NUG — DAY

Cast: PAK NUG, BU SESIL

 

Seminggu kemudian …

Sebuah surat yang sudah dibuka tergeletak di atas meja kerja Pak Nug. Di sebelahnya ada sebuah amplop dengan logo Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pak Nug berjalan mondar-mandir sambil memandang ke bawah. Pikirannya kacau.

 

PAK NUG
Nggak mungkinlah, Bu. Gina kok tega ngelaporin hal yang belum terjadi sama dirinya. Kita juga belum tahu laporan apa yang disampaikan ke disnaker.

 

BU SESIL
Saya sudah bilang, Gina itu pacaran sama Hamdan. Dia memanfaatkan hubungan itu untuk mengulik rahasia Aesthetic. Pak Nug jangan selalu membela Gina gitu deh.
(beat)
Lagian kenapa Anda menyuruh Gina ke sana? Apa sebenarnya Anda sudah tahu kalau di sekolah itu ada Hamdan?

  

Pak Nug kembali duduk ke kursinya.

 

PAK NUG
Tidak ada pilihan lain. Tema kita estetik dan kebetulan sekolah itu dapat penghargaan, berita yang lagi viral sangat menjual untuk diulas. Ini kesempatan bagus untuk menaikkan pamor majalah kita. Saya tidak peduli itu milik Hamdan .. ada Hamdan, yang penting beritanya.

 

PAK NUG (CONT’D)
Dan lagi, tidak ada yang membela siapapun, apalagi Gina. Cuma, dia itu karyawan yang berbeda. Dia cukup berani menyampaikan pendapat. Masak iya dia sampai bisa kepikiran sampai melapor-melapor segala.
(beat)
Lapor ke disnaker lagi. Biasanya kalau ada yang nggak sesuai, dia selalu komplainnya ke saya.

 

BU SESIL
Nyatanya (sambil mengedikkan bahu).
(beat)
Coba deh Pak Nug cari cara biar Gina ngaku. Pak Nug juga nggak perlu memenuhi panggilan dari disnaker. Kalau Pak Nug tidak bergerak cepat, bisa-bisa nama Aesthetic tercemar.

 

Pak Nug memberikan isyarat setuju dengan ide yang diberikan Bu Sesil.


CUT TO


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar