Aesthetic
7. SEKOLAH NAKAMA

30. EXT. SEKOLAH NAKAMA, NEXT DAY — DAY

Cast: GINA, PAK YANUAR

 

GINA
Tinggal aja nggak apa-apa, Pak. Nanti saya bisa pakai ojek online. Terima kasih ya. Pulangnya hati-hati, Pak (sambil menutup pintu depan mobil).

 

PAK YANUAR, 39, menurunkan kaca mobil depan.

 

PAK YANUAR
Serius, nggak saya tunggu seselesainya, Mbak?

  

GINA
Iya. Aman, aman.

 

PAK YANUAR
Tapi nanti saya dinilai nggak menjalankan job desk karena ninggalin Mbak Gina di sini.


GINA
Nggak, Pak. Aman, aman.


PAK YANUAR
Kalau Pak Nug sampai tahu saya ninggalin Mbak Gina di sini gimana?


GINA
(mulai jengkel)
Nggak Pak, nggak bakalan tahu. Kalaupun tahu, nanti saya yang njelasin. Abis ini saya bilang ke Alifah, deh. Beres pokoknya. Ini juga belum tahu selesai jam berapa. Daripada Pak Yanuar gabut nungguin saya.


PAK YANUAR
Ya udah, kalau gitu saya tinggal ya, Mbak.

  

Gina memberikan anggukan lalu segera berjalan menuju halaman sekolah yang tidak memiliki pagar. Mobil yang dikendarai Pak Yanuar sedang berbalik arah dan kemudian melaju meninggalkan Gina. Pak Yanuar sempat membunyikan klakson sebagai tanda pamit ke Gina.

 

Gina memperhatikan papan nama sekolah yang dibuat seadanya dengan bertuliskan Sekolah Marjinal ‘NAKAMA’. Dari situ Gina baru sadar bahwa sekolah yang dikunjunginya berbeda dengan sekolah formal pada umumnya. Bangunannya pun sederhana, tapi memang terlihat begitu estetik. Pantas mendapatkan penghargaan sebagai Sekolah Paling Estetik Se-Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.


31. EXT. SEKOLAH NAKAMA, HALAMAN SEKOLAH — DAY

Cast: GINA, ANAK LAKI-LAKI, HAMDAN

 

Gina mulai memasuki halaman sekolah. Tampak dari kejauhan HAMDAN, 35, seorang guru laki-laki sedang bergandengan tangan dengan anak-anak, membentuk sebuah lingkaran besar sambil bernyanyi. Sekilas Hamdan sempat melirik ke arah Gina. Pada saat yang sama, kedua mata mereka bertemu, saling menatap. Gina tersipu malu dan buru-buru mengalihkan pandangan. Hamdan tersenyum.


Tiba-tiba ada seorang ANAK LAKI-LAKI, 8, berlari dan tidak sengaja menabrak badan Gina. Keduanya terjatuh. Anak laki-laki itu segera mengambil kuas dan cat air yang berserakan di tanah. Gina berusaha membantunya, tapi anak laki-laki itu lebih sigap dan segera kabur begitu saja.

 

Hamdan melihat kejadian itu dan melepas gandengannya. Kemudian berbicara kepada seorang anak perempuan di sebelahnya. Lalu berjalan menghampiri Gina. Suara riuh rendah anak-anak sedang bernyanyi seolah terdengar seperti backsound.

 

HAMDAN
Kamu nggak apa-apa?

 

Hamdan sudah berdiri di dekat Gina yang masih berjongkok membersihkan roknya yang kotor terkena tanah. Kemudian Gina bar menyadari kalau totebagnya terkena sedikit cipratan cat air. Sempat merasa jengkel karena totebag itu kesayangannya dan lagi cipratan cat air mengenai tepat gambar kucing.

 

HAMDAN (CONT’D)
Maaf ya, anak-anak di sini memang seperti itu. Aktif … tapi kreatif (tersenyum).

 

 

GINA
Ah, iya nggak apa-apa. Nggak apa-apa (sambil berusaha membersihkan noda cat air dengan ujung-ujung jarinya).

 

Hamdan melirik yang sedang Gina lakukan.

 

HAMDAN
(ramah)
Cat airnya kena tas kamu, ya? Sini saya bantu bersihkan.

 

Gina kikuk, berusaha menolak bantuan Hamdan yang menawarkan bantuan.


32. INT. SEKOLAH NAKAMA, DAPUR — DAY

Cast: GINA, HAMDAN

 

Hamdan sedang menghilangkan noda cat air di totebag Gina dan berhasil. Gina duduk di sebuah kursi bakso dan Hamdan berdiri di dekat wastafel, tidak jauh dari Gina. Tampak di dapur itu juga ada dua orang, seorang bapak yang sedang menanak nasi dan seorang ibu yang sedang memotong sayuran.

 

HAMDAN
Maaf, jadi agak sedikit basah (sambil mengembalikan totebag kepada Gina).

 

GINA
Terima kasih. Jadi merepotkan.

 

Gina takjub melihat noda di totebagnya benar-benar sudah hilang. Dia baru mulai melihat Hamdan dan memberikan senyuman. Hamdan balas memberikan senyuman kepadanya.

 

HAMDAN
Aku Hamdan, guru di sekolah ini. Ada perlu apa datang ke sini?

 

Gina jadi teringat tujuannya ke sekolah Nakama.

 

GINA
Gina, dari Aesthetic … Majalah Aesthetic.

 

Mengajak bersalaman tapi ditolak dengan sopan oleh Hamdan. Gina segera menarik tangannya kembali. Canggung.


HAMDAN
Aesthetic?
(beat)
Dalam rangka apa?

  

Hamdan mengambil kursi bakso yang ada di dekat Gina dan duduk berhadapan.

 

GINA
Dari Aesthetic belum ada yang menghubungi sekolah ini? Pak Nug?

  

Hamdan menggeleng.


GINA (V.O.)
Kebiasaan deh Pak Nug kalau ngasih perintah setengah-setengah dan nggak jelas. Bisa-bisanya belum mengubungi sekolah ini kalau aku mau datang meliput.


CUT TO


33. EXT. SEKOLAH NAKAMA — DAY

Cast: GINA, HAMDAN

 

Hamdan mengajak Gina berkeliling sekolah Nakama. Area sekolah itu tidak begitu luas. Bangunan sekolahnya lebih tepat disebut sebagai rumah tipe 36 dengan di kelilingi halaman yang begitu luas. Dinding bangunan sekolah bukan dari batu bata, melainkan dari kayu. Dengan hiasan-hiasan yang sangat estetik.

 

HAMDAN
Kurang lebihnya seperti itu hingga kami mendapat penghargaan. Perlu digarisbawahi, kami sekolah marjinal, jangan disamakan dengan sekolah formal.

 

Hamdan mengakhiri ceritanya. Dia menghentikan langkahnya. Gina ikut-ikutan berhenti. Terlihat di sekitar mereka anak-anak sedang melakukan outdoor learning dengan beberapa guru perempuan.


GINA
Karena ini sekolah marjinal itu yang bikin menarik. Saya juga baru tahu kalau ada sekolah marjinal di daerah sini.


HAMDAN
(tersenyum)
Sering-seringlah besok main ke sini.
(beat)
Oh iya, kamu pemimpin redaksi Aesthetic?

  

GINA
Iya. Bisa dibilang begitu.

  

HAMDAN
(mengangguk-angguk)
Kalau kamu butuh bantuan, aku insya Allah siap membantu. Tentunya informasi yang tadi saya sampaikan, belum cukup untuk menulis artikel. Jangan sungkan bertanya.

 

GINA
Tidak apa-apa. Kalau masih ada yang kurang, nanti aku ijin tanya-tanya lewat WA saja.

 

Hamdan tertawa kecil.

 

HAMDAN
Kamu juga akan butuh beberapa foto dari sekolah ini. Ambil aja pakai hp sekarang (memperhatikan Gina yang terlihat ragu). Pak Nug pasti menyuruhmu untuk menampilkan foto-foto sekolah ini di majalah
(beat)
Tenang aja, pakai hp nggak masalah. Kualitas foto dari hp sekarang juga nggak kalah bagus sama kamera. Apalagi hpmu (sambil menunjuk hp Gina).

 

Gina melirik ke hp yang digenggamnya. Dia merasa Hamdan seperti yang paling paham dengan kontennya.

 

GINA
Aku perlu ijin dulu sama kepala sekolahnya. Bisa tolong antarkan aku bertemu dengan kepala sekolah?

 

HAMDAN
Nanti aku sampaikan. Sekarang kamu bisa mulai ambil foto-fotonya dulu. Bebas, kamu boleh keluar masuk ruangan, atau bagian mana saja dari sekolah ini. Aku ijin masuk kelas dulu. Nanti kalau kamu udah selesai, jangan pulang dulu.


Hamdan meninggalkan Gina dan berjalan menuju ruang kelas. Sementara Gina masih berusaha mencerna kata-katanya.


34. EXT. SEKOLAH NAKAMA, LINGKUNGAN SEKOLAH — DAY

Cast: GINA

 

MONTAGE

- Gina mulai mengambil foto dari bangunan depan sekolah. Dia mengambil beberapa spot sambil sesekali mengecek hasilnya.

- Gina berjalan mengelilingi bangunan sekolah sambil terus mengambil foto. Dinding-dinding sekolah itu menampilkan lukisan yang estetik, hasil karya dari anak-anak Sekolah Nakama.

- Gina mendekati anak-anak yang sedang melakukan aktivitas outdoor learning. Kemudian lanjut menuju taman kecil dengan koleksi tanaman yang terlihat begitu estetik.

END MONTAGE


CUT TO


35. EXT. SEKOLAH NAKAMA, TAMAN BERMAIN — DAY

Cast: GINA, PAK NUG

 

PAK NUG (O.S.)
Na, jangan lupa sekolahnya difoto juga. Ambil yang bagus, harus seestetik mungkin. Kelihatan estetikanya. Kalau perlu setiap sudutnya difoto dan ditaruh di majalah kita.

 

GINA
Baik, Pak. Insya Allah.

 

Gina menutup telepon sambil menghembuskan napas. Kemudian menyimpan hpnya ke dalam totebag. Lalu dia berjalan menuju bagian dalam sekolah.


CUT TO 


36. INT. SEKOLAH NAKAMA, RUANG KELAS — DAY

Cast: GINA, HAMDAN

 

- Gina dengan malu-malu masuk ruang kelas. Hamdan yang sedang mengajar sesekali memperhatikannya. Anak-anak teralihkan perhatiannya, melihat Gina yang tiba-tiba muncul sambil foto-foto. 

- Hamdan sempat membantu Gina mengambil beberapa spot dari kelas yang sedang diajarnya. Kemudian mengembalikan lagi hp tersebut kepada Gina sambil menunjukkan hasil fotonya. Gina terpana.

- Gina menuju ruang kelas yang lainnya. Dia mengambil beberapa spot foto tanpa canggung. Sama seperti kelas sebelumnya, anak-anak teralihkan perhatiannya. Beberapa anak sempat menanyakan nama dan Gina menjawabnya sambil memberikan senyuman.


CUT TO


37. EXT. SEKOLAH NAKAMA, TERAS DEPAN — DAY

Cast: GINA, HAMDAN


Suasana sekolah sudah sepi. Hanya tersisa beberapa anak yang masih menunggu jemputan. Guru-guru masih sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Sementara Gina dan Hamdan mencermati setiap foto dari hp.

 

GINA
Maunya Pak Nug itu kayak gimana sih? Foto-fotonya kan udah estetik. Kurang dibagian mana coba?

 

HAMDAN
Nggak semuanya ditolak kan?

 

Hamdan menggeser foto-foto dari layar hp Gina.

 

GINA
Ya iya sih. Tapi yang diproofing baru dikit.

 

HAMDAN
Foto mana aja yang diproof?

 

GINA
Foto taman, foto kelas …
(beat)
Foto yang bapak ambil.

 

HAMDAN
(tertawa pelan)
Tua banget nyebutnya bapak. Panggil aja Hamdan.
(beat)
Sini, aku bantu fotoin lagi.

 

Hamdan beranjak dan mulai mengambil beberapa foto dengan angle berbeda dari yang sudah Gina ambil. Gina mengikuti Hamdan. Rasa kagum kepada Hamdan mulai muncul dari diri Gina.


GINA
Ternyata kamu bisa foto juga ya.


HAMDAN
Kalau di sini harus bisa menguasai banyak bidang ilmu.


GINA
Nggak ada bedanya sih sama di Aesthetic.


Hamdan melihat hasil fotonya dari hp Gina.


HAMDAN
Ini, ini, bisa kamu kirimkan ke Pak Nug. Aku jamin diproof.


CUT TO


37. INT. SEBUAH RESTO BERGAYA JEPANG — NIGHT

Cast: GINA, ALIFAH

 

GINA
(terpesona)
Tahu nggak sih Fah, orangnya tuh baik banget. Supel, ramah, keren gitu. Ya Allah, kok ya ada orang kayak gitu.

  

Gina membayangkan pertemuannya dengan Hamdan tadi pagi.

 

ALIFAH
Cie … cie, temen gue mulai kesengsem sama cowok nih.

 

Alifah mengambil dango dan mulai menggigitnya.

 

GINA
Aku kagum aja sama pembawaannya. Udah gitu pinter ngambil foto lagi.
(beat)
Foto-foto yang diambil sama dia, semuanya diproof sama Pak Nug.

 

Tidak disadari, pipi Gina merah merona.

 

ALIFAH
Namanya siapa, Na?

 

GINA
Hamdan.

 

Alifah tersedak.

 

CUT TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar