Aesthetic
6. CURHATAN BU SESIL

28. INT. KANTOR AESTHETIC, RUANGAN BU SESIL — DAY

Cast: GINA, BU SESIL

 

GINA
Kerja itu harusnya mengikuti alur dan terstruktur, Bu. Tidak tiba-tiba pengen ini dituruti. Aesthetic bukan majalah abal-abal. Kita semua bekerja secara profesional.

 

Gina mengakhiri curhatannya. Dia menatap Bu Sesil dengan wajah cemberut.

 

BU SESIL
Saya nggak bisa berbuat apa-apa, Na. Tapi memang seperti itu cara kerja Pak Nug. Saya yang sudah bergabung dengan Aesthetic selama tujuh tahun sebenarnya juga nggak betah dengan cara kerjanya.

 

Gina mengangkat alis mendengarnya. Mulai tertarik dengan Bu Sesil yang balik curhat ke dirinya.

 

BU SESIL (CONT’D)
Mau bagaimana lagi ya, Na. Realistis, manusia itu butuh uang untuk hidup. Cara biar dapat uang dengan bekerja. Kalau dipecat, belum tentu bisa cepat dapat pekerjaan. Maka dari itu saya tidak berani menentang perintah Pak Nug, Na.
(beat)
Apalagi kedudukan saya di sini sudah termasuk tinggi. Banyak dikenal para petinggi. Itu kesempatan bagus untuk bisa dapat kedudukan di luar sana, Na. Itu juga yang saya pikir ulang. Kalau saya resign, kedudukan saya belum tentu tinggi kalau diterima kerja di tempat lain. Betul tidak, Na?

 

Gina hanya menyunggingkan senyum. Cukup menarik mendengarkan curhatan Bu Sesil.

 

GINA (V.O.)
Tapi Anda pintar sekali akting memasang wajah manis dan sok baik hati di hadapan Pak Nug untuk menjatuhkan kita.

 

BU SESIL (CONT’D)
Hm … saya cerita begini karena kita sudah dekat. Jadi anggap saja curhatan sesama wanita (sambil membalas tatapan Gina). Saya memilih untuk bertahan di sini juga karena hutang budi.

 

GINA
(heran)
Hutang budi?

 

Bu Sesil mengangguk.

  

BU SESIL
Iya. Pak Nug sudah berbaik hati membelikan saya mobil baru. Padahal saya sama sekali tidak pernah minta ke beliau. Tapi alasan Pak Nug, biar memudahkan pekerjaan mobile saya sebagai humas. Saya kan sering ya ketemu klien, meeting di luar, ke dinas juga.

 

Gina seperti baru saja menemukan jawaban dari teka-teki.

 

29. INT. SEBUAH RESTO BERGAYA JEPANG — NIGHT

Cast: GINA, ALIFAH, DEA


GINA
Sebelum lembur, hepi-hepi dulu.

  

DEA
Ya kali, sebelum lembur. Biasanya setelah lembur.


GINA
Biar nggak strees De, kasihan perutmu. Jangan sampai asam lambungmu berontak, iya nggak Fah? (melirik Alifah).


Alifah tertawa. Kemudian datang pelayan resto membawa pesanan mereka. Setelah semua pesanan berada di atas meja, pelayan resto segera pergi.

 

ALIFAH
Jadi, besok beneran mau kamu mau ke sekolah itu sendiri? Nggak ngajak Hani?

 

Gina melahap sushi salmon dan mengunyahnya.

 

GINA
Mau gimana lagi. Kamu sendiri juga denger kan apa tanggapan Hani … ‘itu kan bukan jobdeskku. Bukannya udah tahap layouting, kok tiba-tiba disuruh meliput dan bikin konten lagi. Aku juga nggak mau ngedit kalau mendadak seperti ini’.

 

Gina menirukan gaya menjawab Hani. Disusul gelak tawa Alifah dan Dea.

 

ALIFAH
Nggak apa-apa, tadi aku udah bilang sama Pak Yanuar biar besok bisa anter kamu.

 

Alifah menikmati ramen yang menjadi menu favoritnya. Gina menatap Alifah.

 

GINA
Pak Yanuar? Driver baru?

 

Alifah mengangguk.

 

GINA
Berarti sekarang ada dua driver baru semenjak Pak Agus dipecat? 

 

DEA
Wah, kemana aja kamu Na, masa nggak tahu kalau sekarang udah ada driver baru (meledek)

 

Dea mengambil mochi dan mengunyahnya.

 

ALIFAH
Jadi karyawan jangan rajin-rajin amat. Nggak guna juga melototin layar laptop, corat-coret kertas kalau keputusan tetap di tangan bos lo yang namanya Pak Nug itu. Sesekali ikut nimbrung sama karyawan lain lah biar update. Besok lagi kalau tiba-tiba ada Pak Revan, kamu pasti bakal kaget lagi (nyengir).

 

DEA
Bener tuh saran Alifah, Na. Nimbrung, ghibah-ghibah dikit menambah keakraban sesama karyawan gitu.


Gina melihat Alifah, lalu ke Dea. Keduanya sibuk menikmati pesanannya masing-masing.

 

GINA
Tunggu-tunggu. Driver baru? Terus-terus siapa tuh Pak Revan? Tadi Pak Yanuar, sekarang Pak Revan.

  

ALIFAH
Jangan berlagak lupa deh, Na. Mencari pengganti Pak Agus itu bagi Pak Nug ibarat menjentikkan jari (menjentikkan jari). TARAAA! Sudah ada Pak Revaaan.

 

Gina bengong mendengarkan Alifah. Dia sampai belum menyentuh lagi sushi salmonnya.

 

ALIFAH (CONT’D)
Tampangmu, Na, kayak orang bego tahu!

  

Dalam sepersekian detik handuk tangan sudah melayang tepat di depan wajah Alifah. Dea tertawa melihatnya.


CUT TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar