A Better Day
14. 14.

Scene 67 – Ruang Serbaguna – Malam hari

[Adam menghampiri Tiana lalu membuka ikatan Tiana]

Adam

Kamu enggak apa-apa kan Tiana

Tiana

[Menggeleng] Kita berhasil!

Adam

[mengacak rambut Tiana] Iya… Ayo… [Mengambil lengan Tiana]

[Agis, Jihan dan Yuni senyum-senyum melihat perlakuan Adam kepada Tiana. Angel tersenyum]

Yuni

Angel… Tadi kamu senyum?

Angel

Kenapa memang?

Yuni

Kamu lebih cantik kalau senyum.

Angel

[Tertawa] Ayo!

[Seluruh murid mulai berkelahi dengan seluruh kekuatan mereka dengan para penjaga. Karena kalah jauh, para panjaga kalah dan mereka bisa keluar dari ruang serbaguna.

 

Scene 68 – Int. Ruang Guru – Malam Hari

[Kepala Tim Kedisiplinan sangat merah kepada Louis]

Kepala Tim Kedisiplinan

Louis! Di mana kamu!

Cekrek!! [Suara pintu di kunci]

Kepala Tim Kedisiplinan

[Membuka pintu dan ternyata terkunci. Louis dibalik pintu tersenyum karena rencananya dengan Tiana berhasil]

 

Scene 69 – Eks. Gerbang – Malam Hari

[Louis menghampiri Ghani yang sudah menunggu sejak tadi]

Louis

Kamu kenalannya Tiana ya?

Ghani

Iya.

Louis

Kamu tunggu di sini sampai Tiana datang. Aku harus pergi dulu.

Ghani

[Mengangguk]

Louis

Kamu harus tetap di sini sampai Tiana datang. Oke?

Ghani

Jangan khawatir!

 

Scene 70 – Int. Gedung – Malam Hari

[Adam memimpin teman-temannya untuk keluar dan masih memegangi tangan Tiana]

[Satu persatu penjaga tumbang. Namun penjaga pintu depan sangat besar dan kuat. Adam kesulitan melawan penjaga pintu besar. Penjaga itu mendorong Tiana sehingga Tiana terjatuh ke dan kakinya terkilir]

Adam

Tiana!

Tiana

[Memegangi kakinya] Kamu pergi dulu Adam. Pastiin mereka keluar!

Adam

Engga Tiana. Kita keluar sama-sama.

Tiana

Tapi…

[Penjaga pintu depan memukuli banyak murid. Adam menghampiri penjaga itu dan memegangi tangganya agar penjaga itu tidak bergerak]

Adam

Keluar! Ayo!

[Murid-murid berhamburan keluar]

[Adam kewalahan dan penjaga pintu depan berhasil memuluk Adam hingga terjatuh lalu dia mencekik leher Adam]

[Yuni, Agis, Jihan dan Angel membantu Tiana berdiri namun ketika Tiana melihat Adam sedang berhadapan dengan Penjaga pintu depan dia menyuruh teman-temannya untuk keluar]

Tiana

Kalian keluar duuan. Nanti aku nyusul

Agis

Tapi… Tiana…

Tiana

Ayo!!

[Keempat teman Tiana keluar]

[Tiana merogoh tasnya. Masih ada air sabun yang tersisa. Tiana mendekati penjaga Pintu depan lalu menyiram penjaga pintu depan itu dengan aiar sabun]

Penjaga Pintu Depan

Ahhh!! Perih!!

Tiana

[Menghampiri Adam] Adam…

Adam

[Tersenyum]

Tiana

[Merasa legas] Syukurlah!

 

Scene 71 – Eks. Gerbang – Malam Hari

[Satu persatu murid keluar]

Ghani

[Menghampiri Agis, Jihan dan Yuni ] Kalian teman Tiana kan?

Yuni

Iya…

Ghani

Tiana mana?

Yuni

[Menangis] Dia bilang bakal nyusul tapi dia enggak keluar-keluar! [Menangis] Tianaa…

Tiana

[Baru datang] Kebiasaan… Lebay…

Yuni

[menengok lalu memeluk Tiana] Kamu selamat Tiana!

Tiana

[Tersenyum] Memangnya kamu mau aku enggak selamat?

Yuni

[menggeleng dan melepas pelukan]

Tiana

[Menghampiri Ghani lalu memeluknya] Kak Ghani! Kakak udah kirim cerita yang aku kasih kan?   

Ghani

[Mengangguk] Aku bersyukur kamu bisa keluar [Memeluk dengan erat. Adam memalingkan wajahnya ketika melihat Ghani memeluk Tiana]

[Sorot mobil menghampiri mereka. Awalnya Tiana merasa takut namun setelah melihat Louis yang mengendari mobil itu Tiana langsung tersenyum]

Louis

[melambaikan tangganya]

Tiana

[Melambaikan tanggan]

   

Scene 72 – Int. Gedung Gubernur – Pagi Hari

Staf

Pak… [Berbisik]

Dardan

Apa? Jangan bercanda kamu!

Staf

Maaf pak. Mereka sudah kabur.

Dardan

[Menampar] Sudah saya bilang kan, jangan sampai ada kesalahan. Ini sangat penting.

[Pintu diketuk lalu muncul sekertaris gubernur]

Sekertaris

Mohon maad Pak. Di depan banyak awak media.

Dardan

[Melempar gelas] Enggak becus! 

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar