A Better Day
2. 2.

Scene 4 - Int. Kantin - Siang.

[Siska mendekati Dita, kakaknya. Siska membisikan sesuatu lalu menunjuk Tiana yang sedang berjalan]

[Tiana berjalan sambil membawa bekal makannya melewati kerumunan orang. Dita membisikan sesuatu kepada temannya yang duduk di tepi meja. Orang itu lalu menjulurkan kakinya sehingga Tiana terjatuh dan makan siangnya berhamburan di lantai. Semua yang berada di kantin menertawakan Tiana. Tiana menahan air matanya agar tidak terjatuh. Dia bangkit lalu membersihkan bekalnya yang berserakan di lantai]

DITA

Kenapa kabur? Malu ya?

[Tiana berlari keluar kantin]

 

Scene 5 – Int. Taman belakang sekolah – Siang hari

[Tiana membuka kotak makannya. Nasi dan lauk sudah kotor dan berantakan. Tiana memegang perut lalu menutup kembali kotak bekal makan. Tiana merogoh sakunya. Hanya sisa seribu. Tiana menggeleng lalu membuka kotak makannya kembali. Tiana memakan nasi dan lauk yang sudah berantakan]

Tiana

[Menghapus air mata yang turun] Jangan cengeng, Tiana! [Melanjutkan makan]

 

Scene 6 – Int. Ruang tengah rumah Tiana – Malam Hari

Tiana

Pak, ini ada iuran untuk dana pembangunan. [Menjulurkan kertas]

[Bapak tiana, Diman [41] mengambil kertas yang dijulurkan Tiana. Melihat dengan teliti]

Diman

Bukannya sekarang sekolah gratis, tidak perlu bayar-bayar lagi? Kamu mau tipu bapak ya?

Tiana

[Menggeleng] Engga Pak. Tiana enggak bohong.

Diman

Yasudah tidur sana. Bapak mau keluar. [Keluar Rumah]

Tiana

[Menatap kepergian bapaknya. Menghela nafas. Mendekati foto ibunya di meja]

Bapak selalu jagain Tiana, Bu. Jangan khawatir ya. [Memeluk foto ibunya]

 

Scene 7 – Int. Ruang makan rumah Tiana - Pagi Hari

 [Tiana berlari keluar dari kamarnya sambil membawa amplop]

Tiana

Bapak. Ini uang buat iuran sekolah?

Diman

Iya. Awas ya kalau tidak dibayar.

Tiana

[Mengangguk senang]

Diman

Makan dulu. ini bekalnya jangan lupa dibawa [Menjulurkan kotak nasi]

Tiana

Iya Pak. Semangat nariknya hari ini ya Pak! [Berkata tulus. Diakhiri dengan senyum]

Diman

[Tertawa] Bisa aja kamu. Kalau diberi uang langsung perhatian sama Bapak.

Tiana

[Tersenyum malu] Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali kan Pak?

Diman

[Tertawa] Iya, iya.

Tiana

Makasih ya Pak!

Diman

Pokoknya, Tiana harus jadi anak yang pintar biar ibu di surga bangga sama Tiana.

Tiana

Bapak juga bangga enggak?

Diman

[Menatap Tiana. Memaksakan untuk tersenyum] Cepat makan, nanti terlambat.

Tiana

Tiana bakal jadi anak yang pinter buat Bapak sama Ibu.

Diman

[Mengangguk] Sudah. Bapak mau siap-siap dulu.

[Bersembunyi di balik dinding. Menghapus air matanya yang turun. Tersenyum ke arah Tiana]

 

Scene 8 - Int. Lapangan olahraga – Pagi Hari

[Kelas Tiana sedang mengikuti pelajaran olahraga di lapangan olahraga. Tiana memegang bola basket. Dia tidak tahu bagaimana caranya memainkan bola itu lalu melirik teman-temannya yang sedang memantulkan bola. Tiana mencoba memantulkan bola basket di tanganya. Tiba-tiba sebuah bola mengenai kepalanya hingga membuat Tiana terjatuh. Suara tawa menggema]

Siska

[Menghampiri Tiana] Ya ampun kamu jatuh?

Tiana

[Menatap Siska. Merasa marah karena Siska sudah keterlaluan]

Siska

Kenapa? Mau marah? Kalau mau marah, marah aja sama bolanya! Salah sendiri berdiri di situ, bola kan enggak punya mata! [meninggalkan Tiana]

Tiana

[Tiana bangun. Membersihkan siku dan bajunya yang kotor. Tiana menatap Siska tiba-tiba penglihatannya buyar lalu terjatuh]

Pak Jamal (45) guru olahraga menghampiri Tiana.

Pak Jamal

Nak? [menguncang bahu Tiana. Tidak ada sahutan dari Tiana]

[Pak Jamal mengendong Tiana membawa Tiana ke UKS]

Scene 9 – Int. UKS – Pagi hari

Penjaga UKS

Kenapa?

Pak Jamal

Terkena bola sama temannya.

Penjaga UKS

[Penjaga UKS memeriksa Tiana]

Badannya dingin sekali.

Pak Jamal

Saya harus mengajar. Saya titip di sini ya.

[Penjaga UKS menganguk]

 

Scene 10 – Eks. Lapangan Olahraga – Pagi

Andin

Aku enggak ikutan ya

Siska

Lagian aku enggak sengaja. Kenapa harus takut?

Pak Jamal

[mengatur anak-anak]

Ayo kembali lagi ke lapangan. Teman kalian sedang diperiksa.

Siska

[Tersenyum kea rah Andin] Tuh kan enggak apa-apa. 

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar