A Better Day
8. 8.

Scene 39 – Int. Kamar No.530 – Pagi Hari

3 Tahun Berikutnya….

Yuni (20)

Tiana! Bangun! [menguncang-guncang tubuh Tiana]

Tiana (20)

[Tebangun karena guncangan Yuni lalu memegang lehernya yang sakit karena tidur di meja] Lagi-lagi tidur di sini [berkata ke dirinya sendiri]

Yuni

[Sedang memilah baju] Lagian, ada kasur enak… empuk… malah tidur di meja. Dasar aneh

Tiana

[Tersenyum geli lalu menghampiri Yuni di dekat kamar mandi mereka. Setelah berada di depan Yuni dia mengacak rambut Yuni] Iya cerewet!

Yuni

Dari dulu iya iya aja.

Agis(20)

[Sedang membereskan meja belajar] Yun. Pagi-pagi udah berantem aja.

Jihan(19)

[Sedang memebreskan Kasur] Tahu nih Kak Yuni berisik.

Yuni

Oh gitu ya kalian. Kalau enggak ada aku, kalian tuh pasti garing, kesepian!

[Tiana, Agis dan Jihan saling menatap dan melempar senyum]

Jihan

Oh ya?

[Yuni melotot ke arah Jihan lalu melempari Jihan baju di ember. Jihan menghindari baju yang dilempat Yuni sambil bersembunyi di balik tubuh Agis]

Agis

Yun, udahan ah kaya anak kecil aja.

Tiana

[Tertawa] Denger tuh Yun!

Jihan

[Memeletkan lidah ke Yuni]

Yuni

Awas ya kalian!

 

Scene 40 – Int. Tempat mencuci baju – Pagi hari

Yuni

[Sedang mengucek pakaian] Enak juga jadi Angel. Enggak usah capek-capek nyuci. Tinggal tunjuk orang aja.

Tiana

[Tersenyum menggoda] Memangnya kamu mau dibenci sama semua orang? Dihormati bukan karena segan tapi karena pada takut?

Yuni

Ya, asal enggak perlu capek kaya gini.

Tiana

Lebih baik kita capek enggak nyusahin orang daripada enak-enak tidur tapi bikin orang lain capek dan ngedumel. Gimana kalau orang itu ternyata nyumpahin kita jadi kodok? Kamu mau berubah ajdi kodok?

Yuni

[Menengok ke Tiana]Cihh.. Lebai ah… Mana ada jaman sekarang nyumpahin orang jadi kodok. Ini 2020 Tiana!

Tiana

Makanya jangan pikirin yang aneh-aneh, udah buruan nyuci. Sekarang kan jadwal kita keluar.

Yuni

[Menepuk kepalnya] Hampir lupa aku.

Brukkk

[Suara orang terjatuh. Tiana dan Yuni mengarahkan padangan mereka ke asal suara yang tidak jauh dari mereka]

Angel (23)

Gue bilang sekarang ya sekarang! Ngeyel banget sih! [Menjenggut rambut seseorang] 

Lolita(18)

[Berteriak kesakitan lalu mengangguk]

Angel

Jawab pake mulut! [menarik rambut Lolita lebih kencang] Elu enggak bisu kan? 

Lolita

[Gemetar] Iy.. iyaa [terbata-bata]

Angel

[Melepas rambut Lolita] Bagus! Cuci yang bener [Melempar pakaian lalu pergi]

Yuni

[Menghentikan kegiatannya] Baru aja di omongin

Tiana

[Menyipitkan matanya] Bukannya… itu Lolita? 

Yuni

[Kembali mengucek pakaian] Iya junior kita. Biasa rebutan cowok. Katanya sih… Si Angel suka sama Adam departemen Bahasa Inggris. Terus kemarin si Adam bantuin Lolita yang kesandung. [Geleng-geleng kepala] Drama banget

[Tiana mengamati Lolita, teringat masa lalunya]

Lolita

[Menangis sambil memegangi rambutnya yang terasa sakit. Tiba-tiba ada yang menghampiri dan mengambil baju yang dilempar Angel tadi]

Lolita

Kak… Tiana?

Tiana

Sekarang giliran kamu keluar juga bukannya? Kalau kamu nyuci sebanyak ini sendiri enggak akan keburu. [Berdiri dan membantu Lolita berdiri] Segala beban, seberat apapun kalau dibagi bakal terasa ringan [Tersenyum]

Lolita

[Terharu] Makasih Kak…

Tiana

Dulu… Aku sama kaya kamu. [Menghela nafas] Aku enggak akan biarin Angel menang atas prilakunya.

Lolita

[Tersenyum] 

Yuni

[Memerhatikan dari jauh lalu tersenyum puas] Ayo!! Kita kerja keras! [Berteriak]

[Lolita dan Tiana tertawa mendengar teriakan Yuni]

 

Scene 41 – Int. Toko Buku – Siang hari

[Tiana, Agis, Yuni dan Jihan sedang menghabiskan waktu di toko buku. Sesuai dengan jadwal yang berlaku, mereka dapat keluar dari asrama sebulan sekali. Tiana melihat-lihat novel. Agis membaca buku psikologi. Yuni dan Jihan mencari-cari buku komik]

Yuni

[Menghampiri Agis] Agis! Serius banget.

Agis

[Masih menatap buku] Kamu yang enggak serius.

Yuni

Ah enggak asik. Bosen. Masih ada satu jam. Kalian mau habisin di sini? Kita keluar dari asrama itu satu bulan sekali. Tiap keluar cuma habisin di toko buku.

Agis

Ya kalau enggak ke sini emangnya ke mana?

Yuni

Aku ada ide!

 

Scene 42 – Int. Mall – Siang hari

[Yuni mengajak ketiga temannya mencari baju. Yuni memilihkan baju untuk Agis]

Yuni

Coba ini deh!

Agis

[Terlihat suka dengan bajunya] Lucu…

Yuni

Untung minggu kemarin nilai ujianku A. Jadi aku dapat uang saku lebih. Waktunya habisin uang. [Berkata dengan bangga]

[Tiana sedang memilih baju dengan Jihan. Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahunya]

Ghani

Tiana?

Tiana

Kak Ghani?

Ghani

[Memeluk Tiana] Kamu ke mana aja?

Tiana

[Kaget]

Ghani

[Melepas pelukannya] Kamu udah besar.

Jihan

Kak Tiana gawat waktu kita lima menit lagi, jangan sampai telat sampai bus.

Ghani

[Menghiraukan orang yang berbicara pada Tiana] Kamu tinggal di mana?

Jihan

Kak Tiana? Ayo…

Tiana

Maaf ya Kak, aku harus pergi

Ghani

Tunggu [Meminta kertas dan pulpen kepada pramuniaga] ini nomor aku. Kalau kamu butuh bantuan, hubungi aku ya

[Tiana mengambil kertas dari Ghani, mengangguk lalu pergi bersama teman-temannya]

Ghani

[Mengamati kepergihan Tiana lalu tersenyum] Satu menit yang berharga [berbicara pada diri sendiri

    

Scene 43 – Int. Bus – Siang hari

[Tiana hanya bisa diam sambil memandangi jalan, rindu keluarga Sarah]

Yuni

Tadi siapa Na?

Tiana

[Menggeleng] Cuma kenalan lama.

Yuni

Oh! Ganteng ya, lebih ganteng dari Adam yang disukain Angel.

Tiana

[Tertawa geli] Dasar! Kalau lelaki cepet banget litanya.

Yuni

[Tersipu] Ya namanya juga perempuan, pasti suka lihat cowok ganteng. Kamu juga kan hayo ngaku!

Tiana

[Wajahnya memereah] Engak…

Yuni

[Menggoda] Kalau enggak kok mukanya merah?

Tiana

[Menutupi wajahnya] Ahh.. enggak ah perasaan kamu aja [memalingkan wajah dari Yuni, kembali memerhatikan jalan]

Yuni

Iya deh iya.

Bruk…

[Suara orang menabrak bus. Semua orang di dalam bus terkejut. Bus dihentikan]

[Situasi tak terduga datang. Banyak orang yang berteriak sambil memegangi kepalanya. Situasi di luas bertambah Kacau. Supir bus mendapat telepon lalu melajukan bus kembali] 

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar