We Were Ship In the Night

Di dunia yang dingin ini,
tempat di mana tak ada satu manusia pun yang sama denganku,
aku sesungguhnya merasa sendirian.
Kemalangan yang ku kira takkan pernah menimpaku,
nyata sudah berteman denganku sejak dulu.

Ku rasa, dari semua itu, aku cukup pantas dinobatkan sebagai pemeran utama,
seperti Cinderella. Tapi nyatanya, aku hanya tokoh figuran yang tidak tahu diri.
Tentu saja, ia yang nyaris sempurnalah yang menjadi pemeran utamanya.

Dan aku di sini, di tempat terdingin,
mencari tempat hangat untuk menyembuhkan diriku.
Meski aku tidak yakin apakah penghuni langit bersedia sebentar saja meminjamiku selimut, lagi. Aku kedinginan bertahun-tahun, sejak selimut pertamaku mereka tarik.

Dan aku di sini, di kehidupanku yang harus selalu ku syukuri, katanya.
Tapi bagiku, aku hanya ingin segera pulang.
Bukan ke rumahku di mana Bapak dan Mama ku berada,
tapi ke tempat yang jauh dan tinggi di sana.
Bahkan lebih tinggi dari Langit.

- Tempat yang hanya ku dengar dari sebuah cerita di Langgar,
seperti karangan Cinderella atau kancil yang mencuri mentimun.

Tapi aku tetap ingin pulang.