Apakah engkau akan menikmati kisahku ini sebagai prosa cinta, itu kebebasan imajimu. Menilai catatan ini sebagai manuskrip paradoks, tentu aku tak bisa menyetir logika pandangmu. Menghakimi kata-kataku ini sebagai gagasan kebenaran, siapalah aku, manusia yang penuh anomali ini. Aku hanya ingin berbagi pengembaraan hidup. Kuarungi sebuah semesta. Semesta peradaban umat manusia yang terkadang indah membahana. Terkadang pula menyakitkan penuh nestapa. Namun semua itu sesungguhnya menarik untuk dikisahkan sebagamaina adanya. Lewat racikan aksara nan indah ini, aku ingin mengajak engkau semua membaca yang barangkali selama ini belum pernah terbaca. Kepada, deretan hati yang kian rapuh. Kepada, berjuta suara yang melantang palsu. Kepada, angin yang teramat suntuk menunggu. Kepadamu, linangan peluh juang ini kuyakini. Kepadanya, di senja ini aku masih tegak berdiri. Kepada engkau, aku menghatur terima kasih. Kepada ia, kupersembahkan buku pujangga linglung ini.