Daftar isi
#1
PROLOG - Meja yang Tak Pernah Benar-Benar Kosong
#2
CHAPTER 1 - The Art of Tersenyum Tanpa Retak
#3
CHAPTER 2 - Kebaya Biru dan Guilt yang Tak Mau Pergi
#4
CHAPTER 3 - Laugh Now, Cry Later di Closet Pribadi
#5
CHAPTER 4 - Blazer Putih dan Diagnosis yang Tak Pernah Diucapkan
#6
CHAPTER 5 - Arisan Tanpa Maria dan A Whisper dalam Kotak Kedua
#7
CHAPTER 6 - When Grief Wears Lipstick
#8
CHAPTER 7 - Heels Tinggi dan Dosa yang Tidak Turun Warisan
#9
CHAPTER 8 - Lipstik Merah dan Hashtag yang Nyaris Membunuh
#10
CHAPTER 9 - Blazer Tua dan Pertemuan yang Tak Pernah Selesai
#11
CHAPTER 10 - Kembali ke Meja Bundar
#12
CHAPTER 11 - The Echo of Secrets
#13
CHAPTER 12 - Undangan Tanpa Nama
#14
CHAPTER 13 - Ruang Tanpa Nama, Dialog Tanpa Filter
#15
CHAPTER 14 - Setelah Meja, Sebelum Ledakan
#16
CHAPTER 15 - Lidya & Iklan yang Gagal Tayang
#17
CHAPTER 16 - Serra dan Vila Warisan yang Akan Dilelang
#18
CHAPTER 17 - Maria dan Podcast yang Membocorkan Dirinya Sendiri
#19
CHAPTER 18 - Ratna dan Surat Terbuka dari Perempuan yang Ia Bimbing
#20
CHAPTER 19 - Kembali ke Vila: Undangan Terbuka dan Meja yang Kali Ini Tidak Bundar
#21
CHAPTER 20 - Suara Pertama yang Retak: Maria Bicara, Serra Terdiam
#22
CHAPTER 21 - Lidya dan Pesta Ulang Tahun yang Tidak Diundang
#23
CHAPTER 22 - Meja Dapur dan Pisau yang Tidak Tajam
#24
CHAPTER 23 - Anak-Anak yang Tidak Pernah Duduk di Meja Itu
#25
CHAPTER 24 - Forum Tanpa Ibu
#26
CHAPTER 25 - Empat Amplop, Empat Jalan Pulang
#27
CHAPTER 26 - Serra dan Undangan Tanpa Nama (Pintu ke Masa yang Belum Ditutup)
#28
CHAPTER 27 - Lidya dan Lelaki yang Lebih Muda dari Sepinya
#29
CHAPTER 28 - Ratna dan Kabar dari Tubuh yang Selalu Kuat
#30
CHAPTER 29 - Maria dan Surat yang Tidak Dikirim
#31
CHAPTER 30 - Meja Dapur, Sekali Lagi
#32
CHAPTER 31 - Paspor, Peta, dan Perempuan yang Tidak Diundang
#33
CHAPTER 32 - Firenze dan Satu Kursi Kosong
#34
CHAPTER 33 - Surat Tengah Malam dan Penerbangan yang Tak Selesai
#35
CHAPTER 34 - Tiga Perempuan, Satu Janda Baru, dan Doa Tanpa Agama
#36
CHAPTER 35 - Nadira dan Meja yang Tidak Pernah Ia Duduki
#37
EPILOG - Meja yang Masih Menunggu
Apakah Anda akan menghapus komentar ini?
Apakah Anda akan menghapus komentar ini?
#36
CHAPTER 35 - Nadira dan Meja yang Tidak Pernah Ia Duduki
Bagikan Chapter
Chapter Terkunci
Cuplikan Chapter ini
Ia mencatat tanpa duduk mengamati tanpa bicara Tapi saat rekaman suara mereka diputar di Roma Nadira sadar meja itu bukan sekadar ruang merekatapi juga cermin dirinya sendiri
Beli Chapter
Baca chapter ini, detik ini juga
Rp1.000
atau 1 kunci
Beli Novel
Semua chapter akan terbuka
Rp15.000
atau 15 kunci
Chapter Sebelumnya
Chapter 35
CHAPTER 34 - Tiga Perempuan, Satu Janda Baru, dan Doa Tanpa Agama
Chapter Selanjutnya
Chapter 37
EPILOG - Meja yang Masih Menunggu
Sedang Dibicarakan
Flash
Bronze
Kolak Labu
AndikaP
Novel
Bronze
Tetangga Manisku
Aspasya
Cerpen
Bronze
Ada Apa di Balik Itu?
Kinanthi (Nanik W)
Cerpen
Suatu Hari di Bulan Juli
Varenyni
Cerpen
Hati
Foggy FF
Novel
Trapped On You
Nami Hanna
Novel
Bronze
Surrender
nanik widiana
Cerpen
Melati dari Suroboyo
Penulis N
Flash
PAJANGAN LEMARI KACA
IGN Indra
Cerpen
Bronze
Akhir yang Tak Selalu Baik
Zaki S. Piere
Komik
Triplet & The Weird School
Dhias
Flash
Tak Bisa Menunggu
Nurul Arifah
Novel
Bronze
Zona Zombie -Novel-
Herman Sim
Cerpen
Bronze
Pohon Beringin Saksi Bisu
Bang Jay
Flash
Hujan di Ujung Telepon
Penulis N
Cerpen
Kepulangan Lestari Bersama Seporsi Bakso
muhamad Rifki
Cerpen
Tuan Oh Tuan
Jie Jian
Cerpen
Bronze
Kuda Jingkrak Nan Gagah
Siti Nashuha
Cerpen
Bronze
Bukan Tentang Nominal
Alifa abda khlq
Flash
Aku, Dirimu, dan Palung Mariana
Foggy FF