Apakah kamu akan memberikan Novel ke ?
Berikan Novel ini kepada temanmu
Masukan nama pengguna

Scan dengan Aplikasi Kwikku
Untuk membaca langsung dari Aplikasi
Bersetia
+ Kode Voucher
Kode Voucher
Cek
Rp35,000
Blurb
Setia adalah genggaman sepasang tangan dengan perangai yang berseberangan. Yang kanan menuliskan perjanjian. Yang kiri menjelma cemburu. Lalu apa kabar cinta, bila tangan kiri membakar tangan kanan?
Bagaimana bila seorang perempuan pemuja kereta api, gedung penunjuk awan, dan bandar udara, dibekap cemburu yang tak mampu ia kendalikan?
Perempuan itu adalah Embun. Po Lei Xia, seorang konfusian bijaksana nan bersahaja, mengendus takdirnya sebagai Perempuan Teh. Pada hari ketika Embun menangkap basah perilaku bejat suaminya? Brins van Hoye, seorang fotografer penyuka kopi berdarah Belanda-Lubuklinggau, ia menyerahkan nasib untuk menerbangkannya ke mana saja. Beberapa saat sebelum pesawat membawanya ke Bandara Sultan Mahmud Badarudin II, Embun baru menyadari kalau ia telah kehilangan ponsel. Bagi seorang mathematic anxiety (pengidap kecemasan saban berhadapan/mengingat apa pun yang berhubungan dengan angka) seperti Embun, hal itu seharusnya menjadi malapetaka. Namun, tidak! Kehilangan itu justru dianggapnya sebagai restu Tuhan untuk menyempurnakan pelariannya. Di luar dugaan, Brins berhasil menemukannya. Malangnya, kedatangan sang suami bukan untuk meminta maaf atas perilaku bejatnya, merayunya agar mau kembali ke Jagakarsa, apalagi sekadar menikmati teh lemon susu bersama. Kedatangan Brins untuk membunuhnya!
Bagaimana bila seorang perempuan pemuja kereta api, gedung penunjuk awan, dan bandar udara, dibekap cemburu yang tak mampu ia kendalikan?
Perempuan itu adalah Embun. Po Lei Xia, seorang konfusian bijaksana nan bersahaja, mengendus takdirnya sebagai Perempuan Teh. Pada hari ketika Embun menangkap basah perilaku bejat suaminya? Brins van Hoye, seorang fotografer penyuka kopi berdarah Belanda-Lubuklinggau, ia menyerahkan nasib untuk menerbangkannya ke mana saja. Beberapa saat sebelum pesawat membawanya ke Bandara Sultan Mahmud Badarudin II, Embun baru menyadari kalau ia telah kehilangan ponsel. Bagi seorang mathematic anxiety (pengidap kecemasan saban berhadapan/mengingat apa pun yang berhubungan dengan angka) seperti Embun, hal itu seharusnya menjadi malapetaka. Namun, tidak! Kehilangan itu justru dianggapnya sebagai restu Tuhan untuk menyempurnakan pelariannya. Di luar dugaan, Brins berhasil menemukannya. Malangnya, kedatangan sang suami bukan untuk meminta maaf atas perilaku bejatnya, merayunya agar mau kembali ke Jagakarsa, apalagi sekadar menikmati teh lemon susu bersama. Kedatangan Brins untuk membunuhnya!
Tokoh Utama
Embun
Brins