Apakah kamu akan memberikan Novel ke ?
Berikan Novel ini kepada temanmu
Masukan nama pengguna
Scan dengan Aplikasi Kwikku
Untuk membaca langsung dari Aplikasi
Novel
+ Keranjang
Beli langsung
atau
Bayar dengan kunci
Total kunci kamu
Kuncimu kurang? Top up kunci
Blurb
Lemas, aku beringsut dari pangkuan Mas Nanda. Ini pertama kali aku berusaha menjauh darinya. Aku bisa melihat air mataku bertetesan di lantai.
"A-aku kalah, aku mengaku kalah, Mas." Aku mengepalkan jari erat-erat. "Kamu yang menang, kamu yang menang. Aku menyerah . . . aku akan pergi ....."
Aku terus beringsut menjauh. Menggigit bibir supaya berhenti menangis sesenggukan. Namun, pada akhirnya sia-sia. Aku tetap menangis tak terkendali.
"Aku akan pergi . . . aku akan pergi . . . ."
Dengan sisa kekuatan entah dari mana, aku merangkak berdiri. Menggapai linglung punggung sofa, memaksa kaki melangkah. Pergi. Sejejak demi sesejejak merayap meninggalkan Mas Nanda dengan kesakitan yang tak terperikan.
Tersengal, aku berhenti di ambang pintu. Menatap sakit untuk terakhir kalinya. Menatap Mas Nanda yang berlutut beku di lantai. Tatapannya kosong. Bersama dengan air mata yang jatuh, aku berbalik, meneruskan langkah.
Tubuhku terus gemetar, hingga akhirnya tersaruk di tengah jalan. Namun, aku terus mengeraskan hati. Merangkak bangun dan melangkah lagi. Terseok-seok menyeret kaki..
"A-aku kalah, aku mengaku kalah, Mas." Aku mengepalkan jari erat-erat. "Kamu yang menang, kamu yang menang. Aku menyerah . . . aku akan pergi ....."
Aku terus beringsut menjauh. Menggigit bibir supaya berhenti menangis sesenggukan. Namun, pada akhirnya sia-sia. Aku tetap menangis tak terkendali.
"Aku akan pergi . . . aku akan pergi . . . ."
Dengan sisa kekuatan entah dari mana, aku merangkak berdiri. Menggapai linglung punggung sofa, memaksa kaki melangkah. Pergi. Sejejak demi sesejejak merayap meninggalkan Mas Nanda dengan kesakitan yang tak terperikan.
Tersengal, aku berhenti di ambang pintu. Menatap sakit untuk terakhir kalinya. Menatap Mas Nanda yang berlutut beku di lantai. Tatapannya kosong. Bersama dengan air mata yang jatuh, aku berbalik, meneruskan langkah.
Tubuhku terus gemetar, hingga akhirnya tersaruk di tengah jalan. Namun, aku terus mengeraskan hati. Merangkak bangun dan melangkah lagi. Terseok-seok menyeret kaki..
Tokoh Utama
Azila Syaima Panra
Nanda
Dokter Asato Roichi
Ulasan kamu
Ulasan kamu akan ditampilkan untuk publik, sedangkan bintang hanya dapat dilihat oleh penulis
Apakah kamu akan menghapus ulasanmu?
Disukai
0
Dibaca
1.8k
Tentang Penulis
Nona Li
KBM App: Nona Li
Joylada: Nona Li
Facebook: Nona Li
Bergabung sejak 2020-01-01
Telah diikuti oleh 0 pengguna
Sudah memublikasikan 1 karya
Menulis lebih dari 12,862 kata
Rekomendasi dari Drama
Novel
Let's Not Fall In Love
Alva
Novel
Cinta di Balik Pesantren (Buku Kedua)
Khairul Azzam El Maliky
Novel
AZALEA
Aksara
Novel
The Symphonies
Ratu Bidak
Novel
Manusia Laron
Dewanto Amin Sadono
Novel
Perjalanan Sembilan Delapan
Silvarani
Novel
Surya Tenggelam di Bulan Mei
Sunarti
Novel
Soledad
Anindya Oli
Novel
The Colours of Life
Sofia Grace
Novel
Seruni
Aji Najiullah Thaib
Novel
Mbah To
kiki
Novel
KENNIE
Asrina Lestari
Novel
The Diary of The Unlucky Boy : A-Side
Jaydee
Novel
UMUR 20
Arfiah Rachman
Novel
Sepatu untuk Jenderal
Ariyanto
Rekomendasi