Apakah kamu akan memberikan Novel ke ?
Berikan Novel ini kepada temanmu
Masukan nama pengguna
Scan dengan Aplikasi Kwikku
Untuk membaca langsung dari Aplikasi
Blurb
Hai guys, kenalin aku Azkia Anindhira, sering dipanggil Dhira. Saat ini aku berumur 18 tahun, tepatnya kelas 3 SMA. Aku seorang anak yatim, ayah meninggal saat aku berumur 8 tahun. Aku memiliki dua kakak, anak pertama adalah seorang laki-laki namanya Ishaq Putra Pratama, biasa dipnggil Putra, dia menganggur tak ingin mencari kerja, dan kakak keduaku bernama Hana Dwi Tiara, biasa dipanggil Ara, saat ini kakak berkuliah yang sudah disemester akhir.
Saat ini ibu sering sakit-sakitan, yang berobat hanya dari daun-daunan yang ia rebus ntahlah apa itu namanya. Kadang aku putus asa, semenjak kepergian ayah kami serba tak berkecukupan, ayah adalah seorang PNS dan kami hanya mengandalkan uang pensiun dari ayah. Ibu selalu terkena tekanan darah tinggi, akibat dari kak Putra yang selalu mengambil uang secara cuma-cuma di dompet ibu. Kak Putra sangatlah nakal, pemarah, dan manja.
"IBUUUU, AKU MINTA UANG MAU BELI ROKOK" bentak Kak Putra
"Putra, bukannya ibu gak mau ngasih, merokok itu gak ada gunanya nak. Merokok itu membahayakan kesehatan. Kita butuh untuk makan juga" jelas ibu lembut
"yaelah buuu, aku mending ngerokok daripada makan."
" astaghfirullah nak"
"cepat bu mana?"
"gak cukup Put kalau kamu minta buat rokok, pikirin adek-adek kamu, mereka butuh biaya untuk sekolah."
"elllehh sekolah, habisin uang orang tua aja lu" bentak kak Putra sambil meneloyor kepalaku
"Kakak kapan sadarnya? Aku kira pas ayah meninggal, kakak udah bakal sadar"ucap kak Ara
"elleeh berisik" bentak Kak Putra, lalu keluar dari rumah dengan membanting pintu.
"Ibu yang sabar yahh" kataku dan Kak Ara lalu membawa ibu ke kamar.
" Ya Alllaahhh, apa salah ibu sampai kakak kalian begitu" tangis ibu pecah
Aku dan Kak Ara pun ikut menangis, aku sakit hati melihat ibu diperlakukan seperti itu, Kak Putra gak pernah berubah, sejak dulu ia selalu seperti itu bahkan saat SMP dia sudah merokok dan selalu bolos, hingga dia tidak lulus. Ntahlah, aku pun bingung sampai kapan kakakku akan seperti itu.
Pagi pun tiba, kak Putra belum pernah datang sejak kejadian semalam. Dia memang selalu seperti itu jika tidak diberi apa yang dia inginkan. Dia seperti anak-anak, aku dan Kak Ara selalu menasehatinya tapi dia akan menjawab dengan anggukan dan juga biasanya dia akan marah.
"Ibu? Dhira berangkat dulu yaah"
"oh iya nak, hati-hati ya sayang"
"assalamualaikum"
"waalaikumussalam"
Saat ini ibu sering sakit-sakitan, yang berobat hanya dari daun-daunan yang ia rebus ntahlah apa itu namanya. Kadang aku putus asa, semenjak kepergian ayah kami serba tak berkecukupan, ayah adalah seorang PNS dan kami hanya mengandalkan uang pensiun dari ayah. Ibu selalu terkena tekanan darah tinggi, akibat dari kak Putra yang selalu mengambil uang secara cuma-cuma di dompet ibu. Kak Putra sangatlah nakal, pemarah, dan manja.
"IBUUUU, AKU MINTA UANG MAU BELI ROKOK" bentak Kak Putra
"Putra, bukannya ibu gak mau ngasih, merokok itu gak ada gunanya nak. Merokok itu membahayakan kesehatan. Kita butuh untuk makan juga" jelas ibu lembut
"yaelah buuu, aku mending ngerokok daripada makan."
" astaghfirullah nak"
"cepat bu mana?"
"gak cukup Put kalau kamu minta buat rokok, pikirin adek-adek kamu, mereka butuh biaya untuk sekolah."
"elllehh sekolah, habisin uang orang tua aja lu" bentak kak Putra sambil meneloyor kepalaku
"Kakak kapan sadarnya? Aku kira pas ayah meninggal, kakak udah bakal sadar"ucap kak Ara
"elleeh berisik" bentak Kak Putra, lalu keluar dari rumah dengan membanting pintu.
"Ibu yang sabar yahh" kataku dan Kak Ara lalu membawa ibu ke kamar.
" Ya Alllaahhh, apa salah ibu sampai kakak kalian begitu" tangis ibu pecah
Aku dan Kak Ara pun ikut menangis, aku sakit hati melihat ibu diperlakukan seperti itu, Kak Putra gak pernah berubah, sejak dulu ia selalu seperti itu bahkan saat SMP dia sudah merokok dan selalu bolos, hingga dia tidak lulus. Ntahlah, aku pun bingung sampai kapan kakakku akan seperti itu.
Pagi pun tiba, kak Putra belum pernah datang sejak kejadian semalam. Dia memang selalu seperti itu jika tidak diberi apa yang dia inginkan. Dia seperti anak-anak, aku dan Kak Ara selalu menasehatinya tapi dia akan menjawab dengan anggukan dan juga biasanya dia akan marah.
"Ibu? Dhira berangkat dulu yaah"
"oh iya nak, hati-hati ya sayang"
"assalamualaikum"
"waalaikumussalam"
Tokoh Utama
Azkiah Anindhira
Arkana Aditama
Ulasan kamu
Ulasan kamu akan ditampilkan untuk publik, sedangkan bintang hanya dapat dilihat oleh penulis
Apakah kamu akan menghapus ulasanmu?
Disukai
7
Dibaca
2k
Tentang Penulis
Hafsah Yusuf
-
Bergabung sejak 2020-07-07
Telah diikuti oleh 0 pengguna
Sudah memublikasikan 1 karya
Menulis lebih dari 3,828 kata
Rekomendasi dari Romantis
Novel
Arranged Marriage
Hafsah Yusuf
Novel
Milea
Mizan Publishing
Novel
Penantian Berharga
Syafina novita sari
Novel
Rahasia Antara Aku dan Kakak Ipar
Farasha
Novel
Please Call Me Lady
Ayuningsih
Novel
MAWAR - Kisah Cinta Tak Seindah Cinderella
pureagiest
Novel
Narakha
Ajensha
Novel
Anak Kolong Bendungan
Ahmad Muzaki
Novel
Ephemeral
KATA LUVI
Novel
Karena Kirana
Mario Matutu
Novel
Mahar 25 Tahun
Bai Ruindra
Novel
Lovertone
Marion D'rossi
Novel
Sesunyi Denting yang Memekik Lirih
Utep Sutiana
Novel
VIRTUAL FRIEND
Ratna Aleefa
Novel
Caramel Macchiato
Bentang Pustaka
Rekomendasi