“Kiyai... Anda pernah mengatakan bahwa Imam Mahdi adalah Cah Angon yang ketika para pencari tiba di rumahnya, dia sudah pergi?” Kata Fajar pada Kiyai Misbah. "Lalu, bagaimana kita setidaknya dapat menyaksikan perjuangannya?"
Kiyai Misbah mengangguk sambil mengelus janggut putihnya.
“Teknologi sudah semakin canggih sehingga setiap orang di seluruh dunia bisa menyaksikan tanda dan bukti kelahiran Imam Mahdi. Perjuangannya bisa terlihat dalam kertas-kertas kerja berbagai profesi, sehingga para ahli yang profesional akan menjadi prajurit Imam Mahdi. Mereka akan begitu mengenali sosok heroik dan pribadi tangguh seorang Imam yang lahir dan hidup pada zaman yang keras ini. Mereka punya naluri untuk mengidolakan karakter-karakter tertentu yang sejalan dengan ideologi mereka masing-masing. Mulai dari spiritualis, motivator, storyteller, sineas, penyair, bahkan perakit games semuanya memperjuangkan karakter-karater mitikal tertentu, sehingga ketika mereka dihadapkan pada perbincangan tentang potensi pekerjaan mereka, mereka akan sungguh-sungguh membelanya. Jadi, karakter inilah Imam Mahdi itu. Tentu saja tidak semua orang memiliki keahlian tinggi untuk merasakan kehadiran sosok ini, tapi, bisa dikatakan bahwa mereka akan mengakukan diri sebagai saudara bagi karakter seperti itu. Integritas sangat dijunjung tinggi oleh manusia, apalagi dalam perusahaan. Sehingga ketika perwakilan mereka dicecar dengan pertanyaan tentang idealisme, akan banyak yang semakin tertarik dan tergugah untuk mengenali lebih jauh sosok pribadi yang muncul dalam benak mereka. Coba saja kamu perhatikan wawancara para public figure, talk show yang mengundang selibriti dunia, atau pun para pelaku bisnis, maka akan kamu dapati orang-orang tertembak kalah dalam nalar mereka. Mereka akan mencari di mana keberadaan atau keberpihakan sang idola. Tetapi ketika mereka menyadari “tempat tinggal”nya, dia sudah tidak berada lagi di sana. Kata “tinggal” tersebut sudah berubah menjadi kata “meninggalkan”. Imam Mahdi telah pergi dari rumahnya. Pergi ke dalam dirinya sendiri, spirit, dan keheningan.”
“Tentu saja itu diperlukan dalam asketisme.”
“Ya, dengan kesederhanaan seperti itu, ia lebih berwibawa sebagai pertapa. Dengan meneguhkan dirinya, dia tidak membiarkan apapun memiliki dirinya, walaupun dia memiliki segalanya.”
“Dia memiliki segalanya?”
“Power, money, love... Tiga unsur yang membuat seorang laki-laki merasa dirinya sempurna. Saya hanya menyebutkan contoh saja dari yang dimilikinya.”
“Companionship, tentunya dia memiliki para sahabat dan pengikut yang setia.”
“Ya, tentu saja. Walaupun banyak dari mereka yang melarikan diri ataupun meninggikan bendera sesuai dengan tingkat pengkhianatan mereka.”
”Kenapa mereka melakukannya?”
”Karena mereka pikir, Imam Mahdi hanya datang kepada istrinya saja. Padahal, dia juga datang untuk umatnya.”