Berkemah Di Hutan Larangan

Baru saja aku hendak membasuh lenganku di aliran sungai yang bening itu, tiba-tiba muncul sosok wajah yang sangat menyeramkan dari permukaan air sungai tersebut. Wajah yang kemerahan, dengan taring tajam menyeringai---seolah ingin menerkam! Sontak aku terkejut. "Lariiiii...!" teriakku sambil menarik tangan Putri.

Tak sempat berkata-kata, Putri pun mengikuti langkah kakiku. Kami berlari kalang kabut. Semak diterjang. Ranting dan dahan saling bergantian terbentur badan. Satu yang ada di pikiran, selamat dari makhluk yang menyeramkan!

Suasana sekitar hutan perlahan mulai gelap. Suara satwa tak terdengar, seperti hilang ditelan setan.

Aku dan Putri masih terus berlari. Tiba-tiba kakiku seperti ada yang menahan. Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi... kutenggelam dalam lautan luka dalam... halah! Maaf.

Aku terjatuh, tubuhku seperti ada yang menyeret! "Tolong aku, Put!!!"

Putri hanya bisa menjerit, histeris. Menyaksikan tubuhku yang terus bergerak, diseret oleh kekuatan yang sama sekali tak terlihat. Tubuhku terus ditarik ke atas dan menempel di batang pohon besar. Aku berusaha meronta, tapi sia-sia! Kekuatan misterius itu seolah mengikatku.

"Putri ... to-tolong a-aku!!!" Leherku seperti dicekik.

Putri semakin kebingungan, tak tahu apa yang harus diperbuat. Dia hanya bisa menagis dan terus menjerit.

Sebisanya aku berdoa dan membaca ayat-ayat suci Alquran. Tapi, kekuatan misterius itu masih saja menahan. Tak bergeming oleh ayat-ayat yang aku lantunkan. Kemudian terdengar suara, "Hai, Anak Muda! Doa dan ayat-ayat yang kau panjatkan, tak akan mampu mengalahkan aku! Huahahahaa...! Karena bacaannya masih banyak yang salah!" Suara misterius itu tak henti menertawakan aku.

'Waduh! Ternyata makhluk ini ngerti bacaan Alquran juga ... tahu saja kalau aku gak pandai mengaji!' gumamku, di sela rasa takut yang teramat sangat. Keringat membasahi sekujur tubuh hingga ke pantat. Seperti tak ada harapan hidup, aku sekarat!

Sejurus kemudian, tiba-tiba tubuhku terjatuh, terlepas dari batang pohon besar itu. Buk!

Aku pun mengerang kesakitan. Tapi bergegas aku berdiri, "Ayo lari, Put!"

Aku celingukan, mencari Putri. "Putri? Kamu di mana?!" teriakku, sambil melihat ke sekitar. Tapi Putri tak kutemukan. "Putriiiii...!!!" aku terus berteriak. Kucari ke semak-semak, pun ke balik pohon yang akarnya menjuntai ke tanah, Tapi Putri tak juga terlihat.

"Putriiii ...!" suaraku sampai parau terus memanggilnya.

Tiba-tiba, suara misterius itu bergema lagi. "Huahahahaaa ... temanmu sudah nyaman bersamaku, Anak Muda! Huahahahaaa...!"

"Tidaaakkk ... kembalikan temanku, iblis bangsat!!!"

"Huahahahaaa ... hahahahaaa...!" Suara tawa itu berputar-putar, memantul dari pohon-pohon besar di sekelilingku.

"Putriiii ... Putriiiii...!!!" teriakku sekuat tenaga.

Lalu, tiba-tiba wajahku seperti ditampar ombak laut setinggi tiga meteran. Byuuurrr!

"Woooyyy ... bangun! Udeh siang masih ngigau aje, lu!"

Aku terperanjat. Sambil mengelap wajah yang basah kuyup. Kuhela napas, lalu kutatap wajah yang ada di depanku,"Ucup...?! Astaghfirullohaladziim ... cuma mimpi ternyata...."

TAMAT

1 disukai 1 komentar 4.6K dilihat
Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
nice. ternyata mimpi. 😭 😂😂😂/😂😂😂😂😂
Saran Flash Fiction