Flash Fiction
Disukai
1
Dilihat
6
Negeriku
Sejarah
Cerpen ini masih diperiksa oleh kurator

Bagiku

Hidup sangatlah sederhana

Seperti renyah tawa kita menertawakan ketololan kita sendiri

Seperti seorang ayah yang bangga anaknya cakap mengaji

Seperti perempuan yang menutup mahkota dengan bersahaja

Tapi, dunia tidak sesederhana itu

Dalam renyah tawa kini mengandung siasat

Cendekiawan-cendekiawan menipu dengan bersahaja

Mesjid yang ditinggal berjuta malaikat didalamnya, diperebutkan karena materi

Mana kesederhanaan kita

Mana kebersahajaan kita

Dimanakah kemanusiaan kita sekarang

Dulu semua berjanji, tulus sekali

Dipamplet-pamplet, dimimbar mesjid, di koran koran

kulihat kalian mengikarkan demi negeri ini

Tapi, sekarang, kau tipu kami dalam ketidaktahuan

Kau rampok kami dalam kebersahajaan

Jangan lagi menipu

Aku ingin melihat negeriku tersenyum dengan tulus

Bukan seperti senyum kalian sekarang

Di pamplet- pamlet megah

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Tidak ada komentar
Rekomendasi dari Sejarah
Rekomendasi