Akun ini terverifikasi oleh Kwikku
Prestasi
Sebuah badge yang diberikan kepada pengguna yang berhasil mencapai target tertentu dari syarat badge tersebut.
Untuk jenis badge terbatas hanya bisa didapatkan pada waktu tertentu
Pelajari lebih lanjut
Kirim Pesan
Apakah kamu akan memblokir pengguna Aliurridha
Aliurridha
@aliurridha
Aliurridha adalah seorang dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Mataram. Dia menulis esai, cerpen, dan puisi. Tulisannya tersiar di media-media seperti Kompas, Jawa Pos, Tempo, Media Indonesia, Republika, Mojok, Detik, dsb. Pada tahun 2022, cerpennya berjudul Metamorfosa Rosa masuk antologi Cerpen Pilihan Kompas 2021. Pada tahun 2023, dia diundang sebagai pembicara dalam Makassar International Writers Festival (MIWF). Di tahun yang sama, dia menjadi salah satu pemenang sayembara menulis Sepotong Kisah di Balik 98. Novelanya berjudul Lisa Menjadi Lumba-Lumba terbit dalam antologi cerita pilihan Dee Lestari (Falcon Publishing, 2024). Novel terbarunya "Teori Pernikahan Bahagia" diterbitkan Falcon Publishing (2024). Saat ini dia tinggal di Gunungsari, Lombok Barat dan bergiat di Komunitas Akarpohon. Bisa disapa di @aliurridha (Instagram) dan Aliurridha Al-Habsyi (Facebook).
Laporkan
Mantikei dan Sang Panglima Rangkong Gading
Foggy FF
Mantekei menawarkan kesegaran cerita. Novel ini mengkombinasikan genre fiksi petualangan, misteri, dibalut mitos-mitos. Dengan gaya bercerita yang halus, Foggy menarasikan cerita yang berpihak pada lingkungan hidup. Saya senang sekali mendapatkan cerita-cerita seperti ini muncul di Kwikku dan ramai dibaca. Itu membuktikan bahwa pembaca Kwikku tidak terpaku pada satu genre tertentu.
Tabu di Tanah Tuba
Ariyanto
Mas Ariy ini paling pandai kalau bikin cerita yang menggugah emosi. Jago benar membuat cerita-cerita yang memancing empati pembaca seperti Tabu di Tanah Tuba. Narasinya lancar dan gambaran kisahnya lebih mendalam dari reportase mendalam.
DANTE
Dewanto Amin Sadono
Narasinya benar-benar lancar. Pembukaan mengejutkan memang khas Pak Dewanto. Gambaran kehidupan di lapas benar-benar hidup seolah penulis adalah alumni lapas itu sendiri. Mantap ini.