What's Next, Soraya?
10. Scene 91-100

91. INT. KANTOR – FLASHBACK – DAY

Hari itu, HERMAN dan SONI sedang briefing seperti biasa, mereka yang sudah berteman lama, ingin mendirikan anak perusahaan di daerah lainnya. Tak disangka oleh SONI, HERMAN ternyata berbuat curang dalam pembuatan ijin mendirikan perusahaan mereka. SONI yang notabenya ingin menjadi pebisnis yang jujur, tidak terima dengan HERMAN.

HERMAN sedang menerima telepon, sesekali ia mengawasi gerak-gerik SONI yang sedang keluar ruangan

HERMAN

Ya, urus saja dana yang dia minta, kalau perlu paksa agar dia mau mengijinkan mendirikan anak perusahaan di daerahnya. Suap aja yang banyak. Jangan sampai ketahuan Soni.

HERMAN diam sesaat, si penelepon menjawab. Ia beranjak dan melihat pemandangan dari luar gedung.

HERMAN (CONT’D)

Ya.. Ya.. jangan sampai terjadi kesalahan.

SONI

Man, apa tadi? Aku sudah beberapa menit dibelakang pintu masuk, dan mendengarmu...? (kecewa)

HERMAN

(Terkejut,ketakutan) Son? Ahh.. jadi kamu sudah dengar? (Tertawa remeh) Suap, biasalah pejabat yang sulit ngasih ijin buat proyek kita.

SONI

Tapi, kita kerjasama tidak untuk hal curang seperti ini.

HERMAN

Halah, jangan sok suci Son, banyak juga kok yang curang. Nggak cuman aku.

SONI

Memang banyak, tapi setidaknya aku tidak pernah melakukannya, karena prinsipku sedari awal, aku tak ingin melakukan kecurangan... Man, kita sudah berteman sangat lama, bahkan aku membantu perusahaanmu. Aku nggak bisa kerjasama bareng kamu lagi, aku nggak mau investasi lagi ke perusahaan kamu. Pasti ada kecurangan lainnya, bukan? 

HERMAN

Kamu mau menjatuhkan aku? Kamu tahu kalau perusahaanku baru saja dirintis pasca bangkrut kan? Jadi..

SONI

Itu jika kamu patuh pada aturannya, masalahnya rute perjalannmu sudah melenceng dari rel.

SONI (CONT’D)

Pemisi, kerja sama kita sudah berakhir, jadi, lebih pantasnya jika anda pergi dari sini.

HERMAN

Tunggu-tunggu, kamu nggak bercanda kan Son? Kamu mengusirku? Huh.. (tertawa)

SONI

Ya, kenapa?

HERMAN

Hanya karena suap kecil ini?

SONI

Ya, sekecil ini? Gampang sekali kamu ngomong, pasti ada banyak kan? Pokoknya, aku tidak akan meneruskan kerjasama kita lagi. Aku tidak tinggal diam, ternyata uang yang selama ini aku investasikan ke kamu, tidak kamu gunakan dengan baik.

HERMAN

Ohh.. Oke (menantang SONI)Selidiki, laporin aja ‘HERMAN si penyuap ulung’. (ketawa remeh)(beat) Tapi jangan ngimpi kamu bisa melakukannya!

HERMAN mengancam SONI. HERMAN meninggalkan ruangan SONI.

SONI menelpon seseorang.

SONI

Buatkan aku janji dengan pak gubernur pada malam minggu. (beat) Jangan sore, anakku pulang ke rumah.

HERMAN menguping pembicaraan SONI.

HERMAN (V.O)

Nikmati hadiahmu sabtu sore, SONI.

HERMAN melangkah misterius.

92. INT. MOBIL – FLASH BACK - DAY

Kita bisa lihat, mobil preman terparkir didepan rumah SORA.

PREMAN 1

Bos, Soni sedang ada dirumah.

HERMAN

Kerahkan semua tim ke rumah Soni. Kita habisi dia, rampas semuanya.

PREMAN 1

Baik Bos,

HERMAN

Kau berbahaya untuk kelangsungan karirku, Soni.

HERMA melihatkan senyum smirk.

CUT BACK TO :

93. INT. KANTOR – NIGHT

HERMAN tertawa keras.

HERMAN

Rupanya sudah lama ya Son?

HERMAN menunjuk ke atas.

HERMAN (CONT’D)

Asalkan kamu tau, Aku tidak membunuhmu! Aku menyingkirkanmu dasar penghalang.

CUT TO :

94. EXT. RUMAH – NIGHT

DIMAS menunggu SORA pulang ke rumah.

SORA

Kak Dimas? Kok duduk didepan?

DIMAS menghampiri SORA. menuntun adiknya.

DIMAS

Nungguin adik kesayangan pulang, Sudah makan? Kakak bawa sisa mie dari tempat kerja kakak.

Sambut DIMAS sumringah, tetapi SORA murung.

DIMAS (CONT’D)

Sora? Kenapa?

SORA menggeleng cepat. Meluk kakaknya.

SORA

Kak, Selama ini sora takut, sedih, marah. Tapi sora nggak bisa membagi itu dengan siapapun.

DIMAS

Kamu ngomongin apa sih? Kakak kan disini..

SORA mengendurkan pelukkannya.

SORA

Kak.. sebenernya, Herman datang lagi ke minimarket tempat Sora kerja.

DIMAS

Dia ngapain kamu? (panik)

SORA

Hanya mengancam serta mengobrak-abrik depan minimarket. Tapi.. Sora penasaran. Kenapa Herman sampai seperti itu? Kenapa dia tidak pernah melepaskan kita kak? Apa kesalahan papah yang tidak bisa Herman maafkan sampai detik ini? Sampai-sampai ia juga menyiksa anaknya?

DIMAS

Kamu ngomongin apa sih.. Pasti udah laper yaa?

SORA

Kakak.. (beat) Ini aneh..

DIMAS diam tak berkutik.

SORA (CONT’D)

Semuanya aneh. Mungkinkah Herman menyembunyikan sesuatu? Seperti ada kesalahan Herman yang ditutupi dengan berkedok itu kesalahan kedua orang tua kita?

DIMAS masih diam. Menyimak SORA.

SORA (CONT’D)

Kok kakak diam? (cemberut)

DIMAS

Kenapa tiba-tiba kamu membicarakan ini semua Sora?

SORA

Karena Sora penasaran. Sora capek. Kalau papah selalu mengajari kita untuk tidak berbohong, selalu melakukan kebaikan. Tapi kenapa Herman menyebut jika ayah kita seorang yang serakah, bahkan sampai jadi seorang pembohong? Atas dasar apa kak?? (SORA meluapkan emosinya)

Saat kubilang pasti ada yang dia sembunyikan? Dia terlihat seperti ketakutan.

Ketika Jamal, membantuku mengusir Herman dan premannya, ia mengancam untuk menelpon ke polisi. Seketika Herman pergi..

SORA

Kak.. ini nggak wajar (geleng), aneh.

SORA meyakinkan kakaknya.

DIMAS

Sadarlah Sora.. kamu mau kan kehidupan kita baik-baik aja? Kakak sudah pulang, ayok kita jalani hidup dengan tenang.. (Senyum)

DIMAS meyakinkan SORA untuk tidak berbuat hal aneh.

SORA

Nggak kak (menggeleng) Sora pernah berpikiran seperti itu, tapi sekarang, mungkin kedua orang tua kita yang tidak tenang kak.

DIMAS

Sora, sudahlah..

SORA

Ayok kita lawan (mengangguk antusias) Demi orang tua kita, kita cari keadilan untuk hari itu. aku mohon, aku sudah lelah diam saja. Sora nggak mau di kejar-kejar seperti ini terus menerus. Sora nggak mau setiap hari kejadian itu terus datang ke mimpi sora setiap malam. (Merengek, menuntut)

DIMAS berpikir sejenak, melihat manik mata SORA memohon padanya.

DIMAS

Kamu yakin?

SORA mengusap air matanya. mengangguk.

DIMAS berlari memasuki rumahnya. Sora mengikuti DIMAS.

CUT TO :

95. INT. RUMAH SORA – RUANG BELAJAR – NIGHT.

DIMAS melihat sekeliling ruang belajar. Mencari mobil mainan miliknya. Pandangannya jatuh ke mobil remot kontrol berwarna kuning.

DIMAS meraih mobil itu, dan membuka pintu mobil mainannya.

DIMAS

Harapan terakhir.

DIMAS mengambil flashdisknya, mengenggam penuh harapan.

SORA melihat dari ujung pintu kamar belajar. SORA memandang kakaknya penuh harapan.

CUT TO :

96. INT. MOBIL LAKSA – DAY

LAKSA dan DIMAS duduk didalam mobil.

LAKSA

Jadi apa? Kamu tidak membenciku?

DIMAS

Karena apa? Karena kamu suka sama Sora dan ternyata kamu anak dari pembunuh kedua orang tua kami?

LAKSA diam tidak berkutik.

DIMAS (CONT'D)

Jangan konyol, Laksa. kamu tidak salah.

LAKSA

Dim..

DIMAS

Sudahlah.., aku hanya bilang, kami akan melawan ayahmu. Sebelumnya, maafkan aku. Maafkan Sora juga.

LAKSA

Akhirnya..

DIMAS

Kamu nggak papa?

LAKSA

(menggeleng) Masih Tanya? Aku sedih, tapi bagaimana lagi? Aku juga ingin semuanya berakhir. Aku berharap setelah ini akan ada akhir yang baik.

CUT TO :

97.INT.KANTOR KRN ENTERTAINMENT – RUANG CEO – DAY

Kita bisa melihat, KARNA duduk masih berkutat dengan file dimeja kerjanya. Terlihat sekertaris KARNA masuk kedalam ruangan KARNA

SEKERTARIS

Maaf Pak, perempuan bernama Mbak Sora ingin menemui bapak.

KARNA menghentikan kegiatannya. Berfikir sejenak.

KARNA

Baik, suruh masuk.

SEKERTARIS undur diri.

Tak berapa lama, pintu terbuka, dan disana ada SORA dan juga DIMAS.

KARNA

Sora? Apa kabar? Tak biasanya? Sini-sini, masuklah.. Dan, itu?

SORA

Dimas, kakak Sora, Paman.

KARNA

Ah.. Dimas? Aku pangling denganmu..

DIMAS mengangguk sungkan.

KARNA

Duduklah, duduklah..

SORA dan DIMAS duduk,

SORA mengeluarkan flashdisknya.

SORA

Paman, apa bantuanmu masih berlaku?

KARNA mengingat perkataan LAKSA sebelumnya. KARNA melihati tangan SORA yang masih mengenggam flashdisknya.

KARNA

(mengangguk) Tentu, Sora. Apa yang bisa Paman Bantu?

SORA

Melawannya, Sora merindukan keadilan. Sora ingin apa yang jadi milik kami, kembali kepada kami. Sora ingin mengetahui kebenaran yang sesungguhnya.

DIMAS

Paman, saya mohon, bantulah kami. Sebelumnya, maafkan kami jika kami meminta bantuan kepada Paman dengan tiba-tiba, tapi..

KARNA

Sudahlah Dimas, tidak perlu seperti itu. Paman sudah anggap kalian seperti keluarga paman sendiri.

CUT TO :

98. INT. KANTOR PENGACARA – DAY

Kita bisa melihat jika PAMAN KARNA, DIMAS dab SORA lagi berdiskusi sama NANDA (54) pengacara keluarga KARNA.

KARNA

Jadi seperti itu Nan, apakah kamu bisa membantu Sora dan Dimas?

NANDA berpikir sejenak.

NANDA

Herman? (beat) Lawan yang sulit. Begini, Sora..

Entah datang dari mana, muncullah RENO masuk keruangan.

RENO

Apa aku tak salah dengar? Papah memanggil nama Sora?

NANDA kaget, kebiasaan anaknya jika masuk tinggal teriak-teriak. Ia malu kepada KARNA.

NANDA

Reno! Jaga sikapmu..

RENO mendapati SORA duduk bersama ayah, dan beberapa laki-laki yang tak dikenal RENO

RENO

Sora… beneran kan..

NANDA

Jadi, Herman lawan yang sulit. Dia selalu menang jika melawan teman-temanku yang lainnya. Aku belum pernah melawannya.

RENO

Siapa yang mau melawan? Kamu, Sora?

NANDA

Jangan ikut-ikutan Reno.

RENO

Papah… Sora itu temen yang selalu Reno ceritain Pah. Temen Reno yang kedua orang tuanya dibunuh, dan kakaknya dipenjara, dan.. Aishh.. kenapa papah nggak mau?

NANDA membenarkan kacamatanya, mencari alasan.

RENO

Demi anak semata wayangnya papah, bantuin temen Reno.. Pliss..

DIMAS merasa tak enak hati dengan RENO dan NANDA. Dimas menyenggol KARNA, ia mengkode dengan mengedipkan matanya lalu menggeleng, tanda tidak usah melanjutkan semua ini.

KARNA paham maksud DIMAS.

KARNA

(berdehem) Emm,, Nanda, kalau begitu, saya, Dimas dan Sora, kami pulang dahulu, sebaiknya...

RENO

Om nggak usah pergi. Papah mau kok. Yak an Pah? (melihat ke NANDA)

NANDA

Baiklah. Aku ambil kasus ini, tapi.. sudah ku peringatkan diawal jika Herman bukanlah lawan yang mudah.

DIMAS

Terima kasih.

SORA, DIMAS, KARNA tersenyum lega

CUT TO :

99. INT. KANTOR POLISI – DAY

KITA bisa melihat, SORA, DIMAS, dan NANDA membuat laporan.

Kita bisa melihat, sora menyerahkan flashdisk, kejadian 4 tahun yang lalu.

100. INT. MINIMARKET – RUANG CONTROL – DAY

Kita bisa melihat polisi melihat video CCTV. 

CUT TO :

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar