What's Next, Soraya?
7. Scene 61-70

61. EXT. SUNDAY CORNER CAFÉ – DAY

SORA membawakan kopi yang LAKSA pesan.

SORA 

Ini kopimu, dan emm.. terima kasih. Ini untukmu.

LAKSA

(melirik)

Hah.. kamu bayar semua kebaikanku dengan sekotak donat murahan?

SORA

Maaf, tapi aku nggak mampu kalok kamu suruh bayar dengan rumahku.

LAKSA teringat suara SORA semalam. 

SORA (CONT’D)

Jangan dilihat saja,,

SORA duduk dan membuka kotak donat,

SORA (CONT’D)

Bibi penjual donat ini sangat menyedihkan, dia dulunya orang kaya dan pergi meninggalkan suaminya yang serakah. Lebih sedihnya dia pergi meninggalkan anaknya ketika anaknya sedang studi di luar negeri. Jika ada kesempatan bertemu dengan anaknya, ia ingin berpamitan dan berpesan jangan menjadi serakah seperti ayahnya.

LAKSA

Lalu apa hubungannya denganku?

SORA

Setidaknya kalau tak mau, cukup menolaknya dengan sopan. Jangan mencacinya.

LAKSA

Huh.. Orang- orang yang menyedihkan.

Kita bisa lihat SORA akan menutup kotak donat, namun, dicegah oleh LAKSA dan tanggan mereka otomatis berpegangan, mereka salah tingkah, saling menarik tangan dengan cepat.

LAKSA (CONT’D)

(menarik kotak donat) Kamu ngasih ke aku kan? Kenapa jadi kamu yang makan, kalok yang diberi belum makan. (terpaksa makan donat)

LAKSA melihat-lihat sekeliling donat, nampak donat rasa cokelat, begitu ia menggigitnya ia teringat masa lalu.

CUT TO :

62. INT. RUMAH – DAPUR – FLASH BACK - DAY 

NOTE: LAKSA memakai baju sekolah dasar, menggendong tas.

LAKSA (10) pulang sekolah, ia lihat didapur ibunya sedang buat sesuatu.

LAKSA

Mamah bikin apa?

MIA

Donat. Kamu mau coba?

LAKSA

Laksa mau mahh…

MIA

Kesini…

LAKSA makan donatnya, ia terpukau dengan keenakan rasa donat buatan ibunya. ia tersenyum riang.

CUT BACK TO :

63. EXT. SUNDAY CORNER CAFÉ – DAY

SORA

Enak? Huh.. dasar cengeng.

SORA pergi meninggalkan LAKSA.

LAKSA

Siapa yang cengeng? (mengelak)

Kita bisa melihat SORA sebelum membuka pintu café berbalik badan. Ia mengisyaratkan LAKSA untuk menyentuh matanya.

LAKSA refleks mengikuti arah tangan SORA. Ia mengusap air matanya secara jantan.

LAKSA teringat ibunya, memandangi sisa donatnya.

LAKSA (V.0)

Kamu salah Sora, barusan aku sangat menghargai kenangan dengan.. ibuku.

Meski sedih, LAKSA memakan donatnya kembali.

LAKSA (CONT’D)

Aishh.. sial! Donat murahan rasanya juga sama.. (melahap donatnya lagi secara gentel)

 Saking sedihnya, LAKSA mengumpat donat yang ia makan.

CUT TO :

64. EXT. MINIMARKET – NIGHT

Kita bisa melihat RENO memarkirkan motornya, mencopot helmnya. Melihat LAKSA sudah didepan minimarket. sedikit emosi.

RENO

Om.. Kok kesini lagi? Hah?

LAKSA

Bukan urusan kamu.

RENO

Sora nggak bakal ngasih rumahnya.. udahlah pulang aja, udah malem juga.

LAKSA diam, memalingkan muka melanjutkan aktivitasnya.

Kita bisa melihat RENO masuk ke minimarket, Pandangan LAKSA mengikuti RENO, sampai RENO keluar dari minimarket.

RENO keluar dari minimarket

RENO

Udah deh om.. nyerah aja, pulang gih sana..

LAKSA masih diem, bersikap dingin ke RENO.

RENO

Jangan sampe suka sama Sora ya om..

LAKSA tertawa, beranjak mendekati RENO.

LAKSA

Saya? Suka sama Sora? (Tertawa) Saya, nggak..

RENO

Nggak apa?

LAKSA

Saya, nggak… Aishh bukan urusan kamu.

RENO

Kalok suka bilang, kalok nggak juga bilang Om, jangan sampe jadi saingan aku ya…

LAKSA

Terserah saya. Kamu panggil saya Om? Saya bukan om kamu ya.. Aishh dasar !

LAKSA ingin mengumpat lagi, tapi ponselnya berbunyi.

LAKSA

Halo? Ya stev? (beat) Apa! Ya, Ya, saya segera kesana.

LAKSA mematikan telponnya. Menunjuk-nunjuk RENO sebagai bentuk kekesalan.

 CUT TO :

65. EXT. JALAN – NIGHT

RENO mengendarai motornya, berjalan beriringan dengan SORA, SORA nggak mau naik motor RENO.

RENO

Sora,,, naik gih..

SORA

Nggak Ren, makasih sebelumnya.

RENO

Bentar aja deh..

SORA

Ren, jangan sampe kesabaranku hilang.

SORA memberikan peringatan. Ia merasa terganggu.

 CUT TO:

66. EXT. RUMAH SORA – HALAMAN RUMAH – DAY

Kita bisa melihat SORA mencabut rumput yang ada disekitar rumahnya. Ia dikejutkan dengan DIMAS yang pulang ke rumah.

Kita bisa lihat SORA pakai topi, lalu ia jongkok. Mulai mencabut rumput liar dihalaman rumahnya.

DIMAS

Emm.. Permisi, apakah benar ini rumah saudari Soraya?

SORA

Maaf rumahnya disamping rumah ini.

DIMAS

Sora? Ini bukan rumah kita?

SORA

Rumah ki…ta? (balik badan)

Kak Dimas? Ini kak Dimas? Kok kakak nggak bilang kalau..

DIMAS

Kejutan… (merentangkan kedua tangannya)

SORA memeluk erat kakaknya. Ia seneng banget.

Pelukan SORA dan Dimas dikejutkan oleh LAKSA.

Kita bisa melihat LAKSA melongo ketika ia melihat SORA berpelukan erat sekali dengan cowok. SORA

LAKSA

Sora?

SORA menyadari adanya LAKSA dibelakang kakaknya. Ia mengendurkan pelukannya.

SORA 

Lak… sa?

DIMAS melepaskan pelukannya, aneh.

DIMAS

LAkk… siapa? (berbalik)

LAKSA kaget, ternyata yang dipeluk SORA, temannya ketika kuliah, DIMAS.

LAKSA

Dimas?

Dimas malah bengong.

LAKSA (CONT’D)

Kamu Dimas kan? (nggak nyangka)

DIMAS mengangguk.

Melihat kedua lelaki didepannya, SORA celingak-celinguk. Ia tak menyangka jika LAKSA mengenal kakaknya.

CUT TO :

67. INT. MOBIL – DAY

LAKSA duduk dibangku kemudi, sedangkan DIMAS di bangku penumpang disebelahnya.

DIMAS

Kamu Laksa kan? (Ragu)

LAKSA

Iyaa. Aku Laksa, kamu kemana aja 4 tahun ini Dim? Kamu nggak balik lagi. Tunggu dulu? Kamu pelukan sama Sora? Kamu? Kamu kenapa?

DIMAS

Sora adikku.

LAKSA

(Tertawa) A.. adikku. (beat) Jadi kamu kakaknya Sora yang dipenjara? Kamu sudah bebas?

DIMAS mengangguk, suasana canggung, LAKSA belum bisa menerima ini, ia bertemu teman baiknya, lebih lagi itu kakak SORA.

DIMAS

Kemana?    

LAKSA

Ke…

LAKSA salah tingkah, sebenarnya ia juga tak memiliki tujuan.

DIMAS

Lain kali saja, ada gadis kecil yang sudah lama menungguku .. (buka pintu)

LAKSA

Sebentar, Dim.. aku sudah tahu keadaanmu. Aku rasa ini saat yang menguntungkan, kamu mau bujuk adikmu untuk menjual rumah ini? Aku butuh untuk membangun…

DIMAS

Kamu si pembeli itu? Aku tidak bisa, jika ku jual, Sora pasti sangat sedih.

LAKSA

Kamu kakaknya SORA, Dim. kamu bisa bujuk Sora, kamu setuju kan?

DIMAS Tersenyum, ia tak jadi turun.

DIMAS

Waktu dulu, aku yang menyebabkan sertifikat rumah ini hilang, dan aku tidak akan mengulanginya lagi, bahkan untuk kedua kalinya.

DIMAS (CONT'D)

(senyum) Kamu salah Laksa, aku juga tidak setuju. (melihat rumahnya) Rumah itu kenangan bahagia dan kesedihan kami. Kamu mungkin juga tahu kan jika orang tuaku dibunuh dengan sadis didalam sana?

LAKSA tak berkutik, ia ikut melihat rumah SORA.

DIMAS (CONT'D)

Maka jangan teruskan, menyerahlah.

LAKSA 

Tapii…

DIMAS hendak menurunkan kakinya lagi.

DIMAS

Oh iya, tadi kayaknya kamu marah pas aku pelukan sama Sora? (tertawa remeh) kamu cemburu? (tertawa) Kamu suka sama adikku? (tertawa mengejek Laksa)

LAKSA tertawa mengelak, ketika Dimas sudah menutup pintu.

LAKSA

Apa tadi? Cemburu? Aku? (menunjuk diri sendiri) Hah? Mana ku tahu kamu kakaknya, Aishhh!!!

CUT TO :

68. INT. MOBIL – DAY

NINDYA menerima telepon dari seseorang mata-matanya.

PEMATA-MATA

Mbak, saya sudah mengikuti Mas Laksa. Jadi Mas Laksa itu pergi ke kafe yang namanya Sunday Corner, disana dia ketemu baristanya yang bernama Soraya. Katanya Mas Laksa sering kesana.

NINDYA

Kerja bagus, lanjutkan.

NINDYA mematikan telponnya.

NINDYA (CONT’D)

Soraya? Seperti apa rupanya…

NINDYA menjalankan mobilnya

CUT TO :

69. INT. SUNDAY CORNER CAFÉ – DAY

NINDYA memesan minumannya. Dan memilih tempat duduk. Memantau yang bernama SORA dari kejauhan.

NINDYA

Siapa yang namanya Sora? (kebingungan)

RENO datang langsung mendekati bar.

RENO

Soraaa.. cintaku.. sayangku, tak kan pernah-pernah berubah, selalu…

SORA

Hentikan. (dingin)

NINDYA

Itu? Laksa mendekati perempuan seperti itu? Huh?

Tak berapa lama, pesanan datang

NINDYA

(meneguk minumannya)

Hah? Siapa yang membuatnya? Sudah kubilang low sugar, ini kenapa manis banget?!

HERU mendekati Nindya

HERU

Maaf kak bagaimana?

NINDYA

Manis sekali, pesanan saya.. ashhh!! Mana baristanya? Nggak baca huh?

SORA mendekati Heru.

SORA

Maaf kak, tapi pesanan yang saya terima tidak ada tulisan low sugarnya.

NINDYA

Oh jadi saya yang salah?

HERU

Bukan bermaksud melindungi pegawai saya, tapi alangkah baiknya mari kita cocokan dahulu dengan …

NINDYA

Sudah- sudah, Sunday Corner café yaa? Jadi kayak gini pelayanan kalian?

NINDYA pergi dengan melemparkan struknya, RENO melihat lalu di pungut.

RENO

Nah.. nah… nggak ada tulisan low sugar.. dasar cari masalah!

HERU

Sudahlah (ke RENO), Maaf atas ketidaknyamanannya. (ke pengunjung) teruskan pekerjaan kalian.(ke pegawai yang lain) Jangan dipikirkan Sora, kadang pelanggan ada yang seperti itu, sudah jadi resikonya.

SORA mengangguk, ia masih melihat pintu keluar.

RENO menghampiri SORA, merangkul SORA dengan santainya.

RENO

Sudahlah, paling dia cari-cari, biar viral biasa kan sekarang banyak orang kayak gitu..

CUT TO :

70.INT. KANTOR KRN ENTERTAINMENT – RUANG PEMOTRETAN – DAY

SORA membawa pesanan banyak banget. SORA bertanya ke salah satu staf.

SORA

Maaf, atas nama mbak Nindyanya ada?

STAF 1

Ada, lagi pemotretan. Kamu kesana, belok kiri.

SORA mengikuti petunjuk, ia melihat orang yang kemarin datang ke kafe. SORA nungguin NINDYA. Setelah NINDYA istirahat. SORA memberikan pesanannya dan NINDYA malah membuang ke tong sampah.

SORA

Maaf mbak, apa tidak sesuai pesanan lagi?

NINDYA

Nggak, tapii,, kamu liat kan kopi-kopi ini? Kopi-kopi murahan ini semua nggak pantes diminum sama orang-orang kami. Bilang ke bos kamu, saya nggak mau bayar.

SORA

Nggak bisa gitu mbak, itu..

NINDYA

Nggak bisa bagaimana? Apa yang kamu nggak bisa? Udah puas nggodain cowok orang? LAKSA, jauhi laksa!

SORA

Saya tidak ada hubungannya dengan Lasksa.

NINDYA ngambil salah satu kopi dan menyiram SORA, beruntungnya kena sepatu SORA

NINDYA

Masih untung kena sepatu.

SORA tak menangis, ia diam.

KARNA

SORA ?!?! (tak menyangka)

KARNA datang tak percaya, langsung membentak anaknya.

KARNA

NINDYA!!

NINDYA

Papah? (Ketakutan)

KARNA

Jaga tingkah lakumu!

KARNA menarik tangan SORAyang diam mematung. NINDYA mengikuti KARNA dan SORA. 

CUT TO :

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar