What's Next, Soraya?
2. Scene 11-20

11.INT. RUMAH SORA – RUTAN – DAY

DIMAS (26) makan nasi goreng, SORA melihat DIMAS makan didepannya.

DIMAS

Kenapa? Kok tumben diem-diem? Nggak mau cerita-cerita kayak biasanya?

SORA malah murung.

DIMAS (CONT’D)

Sora…

SORA

Kakak (beat) mimpi itu datang lagi.. (beat) kenapa Sora nggak bisa lupain kejadian itu? (murung)

DIMAS berhenti makan, dia menghampiri adiknya

DIMAS

Sora... maafin kakak… Kakak…

SORA

Kakak, setelah kakak bebas, Sora hanya ingin hidup tenang, damai sama Kakak. Sora bahkan mau kok kerja 24 jam sekaligus agar sertifikat rumah kita balik lagi. Selama ini… selama ini Sora takut..(merengek)

DIMAS masih diam, ia menahan air matanya. Mencoba tegar.

SORA

Sora takut kalok ada preman penagih hutang (beat) Sora kangen sama Papah, Mamah, Sora juga kangen sama kakak. (sesengukkan)

DIMAS memeluk SORA.

DIMAS

Kakak janji, kalok kakak bebas, kakak bakal jagain Sora, kakak nggak bakal ninggalin Sora lagi.. kakak janji, udah jangan nangis.. Sora kuat kok..

DIMAS melonggarkan pelukan, pegang kedua pundak SORA.

DIMAS (CONT’D)

Sora kuat… Adik kakak ini, perempuan hebat yang pernah kakak kenal, (senyum)

Menghapus air mata SORA

DIMAS

Senyum Sora.

SORA senyum penuh harapan.

 CUT TO :

12.INT. SUNDAY CORNER CAFÉ – DAY

Kita bisa melihat SORA bekerja jadi barista. Ia membersihkan mesin kopi. Membuatkan kopi di gelas warna pink. Dan ngasih ke HERU (30) manager kafe.

Sebelum SORA meletakkan kopinya, HERU sudah membawa gelas pink dan menunjukkan ke SORA.

SORA

Maaf mas Heru, saya…

HERU

Yaaa... udah tau, kamu bakalan telat, jadi aku buat sendiri. Gimana kabar kakakmu?

SORA

Baik, seperti biasanya.

HERU

Sudah, kerja kembali. minum saja kopinya.

SORA

Makasih mas Heru, makasih.

SORA kembali sembari meminum kopinya.

 CUT TO :

13.INT. KANTOR HMN GROUP – RUANG CEO – DAY

LAKSA (27) dengan HERMAN (53) duduk bersama.

HERMAN

Jadi, kamu kesini mau kasih tahu papahmu kalok kamu mau bangun LaksSky Mall itu?

LAKSA

Iya, Pah.. kata papah Laksa harus buat suatu proyek dulu baru bisa papah terima jadi pegawai papah.

HERMAN

(tertawa) Biar nggak sia-sia nyekolahin kamu, taun-taunan dan jauh-jauh ke Belanda. Buktikan dulu ke Papah…

HERMAN berdiri, dan memandang pemandangan jendela kaca besar depannya.

HERMAN (CONT’D)

Sejauh mana?

LAKSA

Sejauh, peletakan batu pertama? (Tak yakin)

HERMAN mengangguk paham.

HERMAN

Baik. papah akan datang ketika peletakan batu pertama.

LAKSA menarik tangan kanannya seolah ia berhasil memenangkan hati ayahnya.

CUT TO :

14.EXT. PROYEK LAKSSKY MALL – DAY

Kita bisa melihat LAKSA bersama WIRA (45) lagi lihat sekeliling proyek pembangunan. Sesekali seperti diskusi.

WIRA

Kurang (menggeleng) ternyata tim saya salah perhitungan.

LAKSA

Kok bisa gitu?

WIRA

Maaf, itu kelalaianku. Jadi kita butuh untuk lahan parkir.

LAKSA

Ya, lahan parkir. langsung saja. Jadi, apa solusinya? Jelaskan padaku, apa yang harus kulakukan? (Antusias)

WIRA

Terpaksa, karena dibelakang sudah mentok sama rumah warga dan kita sudah membuat tembok beton, akan sulit jika menggusurnya kembali, sia-sia pekerjaan kita. Apalagi, warga juga tidak mau untuk diambil lagi tanah mereka. Untuk sebelah kanan, juga sudah tidak bisa, karena masuk kedalam kawasan pabrik, pasti akan sulit untuk negosiasi. Kalau sebelah kirinya… Kawasan perumahan lama, Untungnya, kita hanya cukup ambil 5 deret rumah berukuran besar. Kemarin, saya sudah survey. Cobalah untuk negosiasi dengan kelima pemilik rumah itu.

LAKSA

Berarti membeli rumah mereka?

WIRA

Ya. Nanti akan dihancurkan, dan dibuat lahan parkir.

LAKSA mengangguk paham.

WIRA (CONT’D)

Jangan lupa untuk tawarkan dengan harga rendah dulu, jangan langsung kau tawarkan harga mahal.

LAKSA

Stevan, sudah dengar apa yang dikatakan Pak Wira kan? Siapkan semuanya, kita berangkat 1 jam lagi.

STEVAN (29) mengangguk

 CUT TO :

15.INT. RUMAH 1 – DAY

Note : tanpa dialog

Kita bisa melihat, LAKSA dan Sekertarisnya negosiasi. Si pemilik rumah 1 ngangguk paham 

16.INT. RUMAH 2 – DAY

Kita bisa melihat LAKSA dan sekeretasisnta negosiasi dan si pemilik rumah ngangguk paham juga.

17.EXT. RUMAH 3 – DAY

Kita bisa melihat LAKSA dan sekertarisnya keluar, Si pemilik rumah ke 3 sumringah berjabat tangan.

18.INT. RUMAH 4 – DAY

NOTE : Rumah bergaya ukiran jawa.

Kita bis amelihat LAKSA dan sekertarisnya duduk bersama melihat si pemilik rumah ke 4 tanda tangan diatas materai. LAKSA melirik STEVAN, senyum penuh kemenangan.

19.EXT. RUMAH SORA – DAY

LAKSA keluar mobil. LAKSA melihat sekeliling rumah SORA dari balik pagar.

LAKSA

Ini ditinggali orang?

STEVAN mengangguk cepat.

LAKSA

Bell.. pencet belnya. (nyuruh Stevan)

STEVAN memencet bel. Bel malah rusak.

STEVAN

Bu-bukan salah saya pak.. (terbata-bata)   

LAKSA

Yudah, ini rumah terakhir kan? Kita balik lagi nanti sehabis pulang kantor saja.

STEVAN mengangguk, segera membukakan pintu mobil untuk LAKSA.

 CUT TO :

20.INT. MINIMARKET – NIGHT

Kita bisa melihat SORA kerja di minimarket. Ia pakai rompi minimarket. Kita bisa melihat SORA duduk di balik meja mesin kasir.

SORA mengeluarkan tas slempangnya, diambil amplop cokelat. Menghitung uang tabungannya, menghela nafasnya, capek, sedih. 

CUT TO :

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar