Wanita Surga script
1. SCENE 1 - 10

1. INT. MASJID – MALAM

Akad nikah antara FURQON, dengan ANNA,dilaksanakan di Kota Jogja, tanah kelahiran Anna. Dengan disaksikan oleh keluarga dan kerabat, serta penghuni pesantren. Furqon duduk di hadapan PAK RAHMAD,saling menjabat tangan erat, mengucap kalimat Ijab dan Qabul. FAUZAN, dan KIYAI ABDULLAH, bertindak sebagai saksi. Sementara ANNA si pengantin bercadar, duduk bersama dengan IBU AISYAH, AMIRA,dan HANNA, di shaf jama’ah wanita. 

PAK RAHMAD

Bismillahirrahmanirrahiim. Saya nikahkan dan kawinkan engkau, Furqon Al Khudzaefi bin Abdullah dengan putri saya Anna Khairunisa binti Rahmad dengan mas kawin berupa lantunan ayat suci Al Qur’an Surat Ar-Rahman dibayar tunai! (lugas)

FURQON

(Menatap Pak Rahmad)

Saya terima nikah dan kawinnya Anna Khairunisa binti Rahmad dengan mas kawin tersebut dibayar tunai. (lugas)

Seluruh hadirin bahagia. Anna menangis haru. Ibu Aisyah, Amira, dan Hanna memberikan pelukan kepada Anna. Kepala KUA melantunkan doa, dan semuanya mengAamiinkan.

 

FADE IN:

2.INT. RUMAH PAK RAHMAD. RUANG MAKAN – PAGI

Furqon dan Fauzan telah selesai sarapan. Mereka meninggalkan ruang makan. Anna dan Amira mengambil alih piring bekas makan suami masing-masing, dan kembali mengisi piring-piring itu dengan makanan mereka.

AMIRA

(Mengambil nasi)

Gimana, An? Apa yang kamu rasakan setelah menikah?

ANNA

(Tersenyum)

Alhamdulillah, Mbak. Rasanya jadi lebih tenang. Ibadah juga makin bersemangat, karena kami bisa melaksanakannya berjama’ah. Masyaa Allah, indah ya, Mbak (beat)Bismillahirrahmanirrahiim.

 (menyuap nasi)

AMIRA

(Menghela napas, menatap Anna)

Membangun rumah tangga, apalagi masih baru memang sangat menyenangkan. Tapi, Ndak selamanya rumah tangga itu akan baik-baik saja. Ada kalanya, masalah melanda. 

(Kembali melanjutkan makannya)

Anna mengaduk-aduk makanannya,sesekali menatap Amira.

ANNA

Iya … Anna tau kok, Mbak. Anna juga pengin jadi istri yang baik untuk Ustadz Furqon. Biar dalam rumah tangga kami Ndak sering terjadi masalah.

 (Tersenyum menatap Amira)

Amira meletakkan sendoknya di piring, menopang dagunya dengan kedua tangan dan siku menyanggah di atas meja, lalu tersenyum.

AMIRA

An …, sebaik apa pun istri, dalam rumah tangga tetap akan ada badai yang menerpa, walau kecil. Karena permasalahan itu bukan Cuma berasal dari istri yang kurang baik. Tapi, bisa dari suami, juga keluarga.(beat)Itu semua Ndak menutup kemungkinan rumah tangga kita akan baik-baik saja.

Anna terdiam, tatapan matanya kosong.

AMIRA(CONT’D)

(Tersenyum, menggenggam tangan Anna)

Kamu Ndak perlu takut. Mbak yakin … kamu dan Furqon mampu melewati segala macam cobaan. Yang penting kalian saling jujur dan percaya. Dan jangan lupa saling mendoakan juga menguatkan. 

ANNA

(Tersenyum, menggenggam tangan Amira)

Terima kasih loh, Mbak. Mbak Amira sudah kasih pelajaran berharga buat Anna. 

CUT TO:

3. EXT. HALAMAN RUMAH PAK RAHMAD – SIANG

Furqon sudah bersiap dengan sepeda motor. Dia dan Anna akan pergi berbelanja oleh-oleh untuk dibawa pulang ke Solo. Anna keluar dari dalam rumah. Furqon bengong melihat kecantikan Anna. Suara motor menderu. Anna segera naik di boncengannya tanpa berpegangan pada pinggang Furqon.

FURQON

(Tersenyum)

Memangnya saya ini tukang ojek, ya?

ANNA

(Bingung)

Hah …?

Furqon meraih kedua tangan Anna,lalu melingkarkan pada pinggangnya.

FURQON

Saya ini suamimu. Bukan tukang ojek!

Anna tersipu malu.

CUT TO:

4. EXT. HALTE – MENJELANG SORE

Hujan turun sangat deras. Furqon dan Anna berteduh. Anna meletakkan tas belanjanya di bangku, lalu duduk bersama Furqon. Suasana di sekitar sepi. Hanya mobil berlalu lalang.

FURQON

(Menatap langit, tersenyum)

Hujan adalah rahmad Allah. Air mata adalah tarbiyah Allah. Keduanya-duanya tanda Allah sayang.

Anna menoleh ke arah Furqon yang masih memandang langit.

ANNA

Derasnya hujan yang setiap kali turun dari langit memberikan banyak faedah untuk makhluknya. Sama seperti cinta Khullah pada Anna yang selalu memberikan beragam narasi di hidup Anna.

FURQON

(Menoleh ke Anna, tersenyum)

Rintik hujan yang jatuh, mewakili rasa rindu saya yang tersampaikan kepada Humaira.

Anna menyandarkan kepalanya di lengan Furqon. Keduanya berpegangan tangan. Suasana romantic.

FADE IN:

5. EXT. HALAMAN RUMAH PAK RAHMAD – PAGI

Sebuah mobil minibus terparkir. Di dalamnya seorang EXTRAS SUPIR sudah menunggu. Furqon dan Anna sudah bersiap akan berangkat ke Solo. Pak Rahmad, Ibu Aisyah, dan Hanna mengiringi keberangkatan mereka keluar dari rumah.

PAK RAHMAD

(Memegang bahu kiri Anna)

Nduk, pekerjaan suamimu itu mulia. Berbagi ilmu, bermanfaat bagi orang banyak. Tapi … lebih mulia lagi jika seorang istri mau mendukung apa pun pekerjaan suaminya.

ANNA

(Mengangguk, tersenyum)

Inggih, Pak. Insyaa Allah Anna akan selalu mendukung pekerjaan Ustdaz Furqon.

IBU AISYAH

(sedih)

Nak Furqon, Bue titip Nduk Anna, ya? Jaga dia baik-baik. Jangan sampai kenapa-napa!

HANNA

(sedih)

Iya, Mas. Jangan pernah bikin Mbak Anna sedih ya, Mas!

Anna tersenyum menatap Ibu Aisyah dan Hanna.

FURQON

(Tersenyum)

Insyaa Allah saya akan menjaga Dik Anna dan Ndak akan membiarkannya bersedih.

ANNA

(Memeluk Ibu Aisyah)

Bue jaga kesehatan, ya.

IBU AISYAH

(Mengusap punggung Anna)

Kamu juga ya, Nduk.

Anna melepaskan pelukannya, beralih memeluk Hanna.

ANNA

(menangis)

Mbak titip Bapak sama Bue ya, Han. Seng nurut sama orang tua. Jangan lupa muroja’ahnya.

HANNA

(sedih tapi tersenyum)

Insya Allah, Mbak.

PAK RAHMAD

Uwis … Uwis … Ndak usah pada sedih! Jogja – Solo itu kan Ndak jauh. Kapan pun Bapak sama Bue mau, kami bisa saja pergi menemuimu, Nduk.

(Beralih ke FURQON)

Benar kan, Nak Furqon?

FURQON

(Mengangguk, tersenyum)

Inggih, Pak. Kami pamit dulu. Assalamu’alaikum.

PAK RAHMAD

Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.

Furqon dan Anna memeluk ayah dan ibunya. Juga mencium punggung tangan mereka. Lalu, berangkat diiringi lambaian tangan Pak Rahmad, Ibu Aisyah, dan Hanna. 

CUT TO:

6. EXT/INT. HALAMAN RUMAH. MOBIL – PAGI

Mobil mulai berjalan. Anna semakin merasa sedih. Anna terus melihat ke belakang sambil menangis. Pak Rahmad, Ibu Aisyah,dan Hanna masih melambaikan tangan.

ANNA(V.O)

Demi meraih surga, aku ikhlas meninggalkan orang-orang yang kusayangi.

Furqon mengelus bahu Anna. Anna membenarkan posisi duduknya, menatap Furqon sedih. Furqon merangkul Anna.

CUT TO:

7. EXT/INT. RUMAH PAK RAHMAD. TERAS – SIANG

Hanna duduk melamun di ambang pintu teras. Kepalanya bersandar di tiang pintu. Wajahnya sedih. Bu Aisyah keluar dari dalam rumah, lalu duduk di samping Hanna.

BU AISYAH

Kok ngelamun sih, Nduk?

HANNA

Ndak ada Mbak Anna, rumah jadi sepi ya, Bue.

BU AISYAH

(menghela napas)

Ya … mau gimana lagi, Nduk? Mbakmu itu sudah ada yang punya. Kalo yang punya bawa dia pergi, ya kita Ndak bisa melarang!

Hanna menarik napas, menoleh kepada Bu Aisyah.

HANNA

Bue, sepertinya niat Hanna untuk kuliah di Mesir, Hanna batalkan saja.

BU AISYAH

(heran)

Kenapa, Nduk?

HANNA

Hanna mau kuliah di sini saja, Bue. Biar Hanna bisa terus temani Bue sama Bapak.

Bu Aisyah merangkul Hanna. Hanna menyandarkan kepala di bahu ibunya.

BU AISYAH

Kalau Bue mah terserah sama kamu saja, Nduk. Kan, kamu yang mau menjalani. (beat) Lagipula, suatu saat nanti kamu juga akan dibawa sama suamimu. Sama seperti Mbakmu.

Hanna menarik diri, menatap ibunya sambil tersenyum.

HANNA

Hanna akan upayakan menikah dengan orang dekat sini saja. Jadi, Ndak perlu pergi jauh dari Bapak dan Bue!

BU AISYAH

Jodoh itu kuasa Allah. Apalagi itu perkara hati. Kalo jodohmu orang jauh, gimana?

HANNA

Ya … kan, Hanna bilang mau mengupayakan orang dekat saja. Perkara nanti dapatnya orang jauh, ya Hanna rayu biar mau tinggal di sini.

BU AISYAH

Kamu ini ada-ada saja, Nduk!

CUT TO:

8. INT. RUMAH FURQON. KAMAR – SIANG

Furqon memasukkan koper ke lemari. Anna mengedarkan mata ke seluruh ruangan sambil membuka kain cadarnya. Ada ranjang berukuran besar, terdapat nakas di sisi ranjang. Lalu Anna berjalan ke arah kamar mandi dan membuka pintu kamar mandi, memerhatikan isinya.

FURQON

(mendekati Anna,tersenyum)

Gimana, Humaira suka sama kamarnya?

ANNA

(tersenyum)

Suka! Kamarnya besar. Kamar mandinya juga!

Anna berjalan ke arah ranjang, lalu duduk. Furqon mendekat, Anna melepas songkok Furqon, meletakkannya di atas nakas. Furqon berbaring di pangkuan Anna. Sementara Anna membelai rambutnya. Furqon dan Anna saling menatap dalam. Tiba-tiba Furqon merasa pusing. Kepalanya sakit. Furqon memijat keningnya. Anna cemas.

ANNA(CONT’D)

Kenapa, Khullah?

FURQON

Ndak tahu. Tiba-tiba sakit kepala. Mungkin karena kelelahan!

ANNA

Ya sudah. Khullah istirahat saja. Anna juga mau membereskan pakaian.

Furqon menggeser posisinya. Anna bangkit dari duduknya, lalu menyusun bantal untuk suaminya.

CUT TO: 

9. INT. RUMAH FURQON. DAPUR – SORE

Anna sedang mencuci sayuran. Kiyai Abdullah datang dari arah ruang depan sambil membawa kertas undangan. Berhenti di ambang pintu.

KIYAI ABDULLAH

An, ini ada undangan untuk Furqon!

Anna mematikan kran, lalu mengelap tangannya dengan serbet. Melangkah menuju mertuanya. Menerima undangan.

ANNA

Undangan dari siapa, Bah?

(membaca undangan)

KIYAI ABDULLAH

Laila. Temannya Furqon!

ANNA

(mengangguk)

O … InsyaaAllah nanti Anna sampaikan ke Ustadz Furqon.

KIYAI ABDULLAH

Ke mana Furqon? Dari tadi Abah Ndak melihatnya!

ANNA

Ustadz Furqon ada di kamar. Sedang istirahat, Bah. Tadi bilangnya sakit kepala!

KIYAI ABDULLAH

Apa sudah minum obat?

ANNA

(menggeleng)

Belum, Bah!

KIYAI ABDULLAH

Suruh Kadir beli obat di Apotek.

ANNA

(mengangguk, tersenyum lemah)

Inggih, Bah!

Kiyai Abdullah kembali ke ruang depan. Sementara Anna kembali melanjutkan pekerjaannya.

FADE OUT:

10. INT. RUMAH FURQON. KAMAR – MALAM

Furqon dan Anna selesai sholat. Anna mencium punggung tangan Furqon. Lalu Anna bangun mengambil undangan yang disimpan di laci nakas. Kemudian Anna kembali duduk di dekat Furqon.

ANNA

(menyodorkan undangan)

Ini ada undangan untuk Khullah!

Furqon membaca undangannya.

ANNA(CONT’D)

Kata Abah undangan dari teman Khullah.

FURQON

(menutup undangan)

Iya, teman waktu MTS. Dan sekarang beliau juga mengajar di pesantren kita.

Furqon beranjak bangun. Melepas songkok dan menaruhnya di lemari. Lalu meraih buku di atas nakas, duduk berselonjor di atas ranjang sambil membaca buku. Sementara Anna melepas mukena, kemudian melipat peralatan shalatnya.

ANNA

(melipat sajadah)

Apa kepala Khullah masih sakit?

FURQON

Sudah Ndak. Tadi kan sudah istirahat.

Anna menaruh peralatan shalatnya di lemari, lalu duduk di samping Furqon.

ANNA

Kapan Anna bisa mulai mengajar di pesantren?

Furqon menutup bukunya, menoleh kepada Anna.

FURQON

Kapan saja Humaira siap! 

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar