Wanita Surga script
8. SCENE 88 - 103

FADE IN:

 

88.INT.RUMAH SAKIT. RUANG DOKTER - SIANG

Beberapa hari kemudian. Anna dan Kiyai Abdullah duduk berhadapan dengan dokter Firman. Di meja tepat depan Anna ada sebuah kertas putih, Anna memegang pena. Anna ragu mau menandatangani. Sesaat Anna menoleh kepada Kiyai Abdullah. Kiyai Abdullah mengangguk, isyarat menyetujui keputusan yang diambil Anna. Mata Anna berkaca-kaca. Tangannya sedikit bergetar. Sesaat Anna menarik napas dalam-dalam sambil memejamkan mata. Kiyai Abdullah dan Dokter Firman menatap Anna.

ANNA

Bismillahirrahmanirrahiim.(lirih)

Anna menatap surat persetujuan operasi.

ANNA(CONT’D/VO)

(tanda tangan)

Ya Allah, aku pasrahkan segala sesuatunya kepada Engkau. Aku hanya menginginkan yang terbaik bagi suamiku, tanpa menginginkan yang buruk baginya. Semoga keputusan yang aku ambil ini, baik untuk semuanya.

 CUT TO:

89.INT.RUMAH SAKIT. DEPAN RUANG OPERASI – SIANG

Anna duduk dirangkul oleh Ibu Aisyah. Ada kesedihan dan kekhawatiran di wajahnya. Fauzan, Amira, Akmal, Laila, Hanna, Kiyai Abdullah, dan Pak Rahmad, juga mencemaskan Furqon. Team medis datang membawa Furqon. Sebelum Furqon dibawa masuk ke ruang operasi, Anna bangkit dari duduknya menghampiri Furqon. Rambut Furqon sudah dicukur habis. Anna menangis.

ANNA

(berbisik di telinga Furqon)

Allahumma Rabbannaasi Adzhibil Ba'sa Wasyfihu Wa Antassyaafi Laa Syifa-a Illa Syifaauka, Syifa-an Laa Yughadiru Saqomaa.

Anna memeluk Furqon.

ANNA(CONT’D)

Anna harap Khullah akan sembuh. Jika Allah berkehendak lain, Anna mohon maaf. (lirih)

Team medis membawa Furqon masuk ke ruang operasi. Anna kembali duduk bersama Ibu Aisyah. Fauzan, Kiyai Abdullah, Pak Rahmad, Akmal, berdiri di depan pintu. Amira, Laila, dan Hanna duduk. Mereka semua cemas. Anna duduk sambil memutar biji tasbih dan berdzikir.

CUT TO:

90.INT. RUMAH SAKIT. RUANG OPERASI – SIANG

Furqon tidak sadarkan diri di atas meja operasi. EXTRAS TEAM MEDIS bekerja serius dengan instrument peralatan operasi.

CUT TO:

91.INT. RUMAH SAKIT. SAMPING RUANG OPERASI

Anna berdiri di balik kaca, menyaksikan proses operasi didampingi seorang EXTRAS PERAWAT. Dokter Firman dari ruang operasi memperlihatkan sel tumor yang sudah diangkat dari dalam kepala Furqon. Mata Anna berkaca-kaca. Anna memalingkan wajahnya. Tubuhnya lemas, lalu pingsan. Di tolong oleh EXTRAS PERAWAT.

CUT TO:

92.INT. RUMAH SAKIT. RUANG PERAWATAN – SIANG

Anna berbaring di ranjang. Ibu Aisyah dan Hanna berada di sisi kanan. Kiyai Abdullah dan Pak Rahmad berada di sisi kiri. Anna membuka mata pelan. Semua mengkhawatirkan Anna.

ANNA

(menangis)

Abah, Ustadz Furqon, Abah. (lirih)

KIYAI ABDULLAH

Sudah, An. Jangan kamu tangisi Furqon! Doakan yang terbaik untuknya.

Anna menghela napas. Menatap orang-orang di sekitarnya.

ANNA

Kalo semuanya ada di sini, terus siapa yang menunggu Ustadz Furqon?

PAK RAHMAD

Kamu tenang saja. Mas dan Mbakmu ada di sana!

Anna bangkit, berupaya akan turun dari ranjang.

ANNA

Anna mau menemani Ustadz Furqon!

IBU AISYAH

(menahan pundak Anna,cemas)

Jangan, An!

Anna mengurungkan niatnya turun dari ranjang.

IBU AISYAH(CONT’D)

Biar Masmu saja yang menunggu di sana. Kamu istirahat saja! Bue khawatir dengan kandunganmu, Nduk!

HANNA

Iya, Mbak. Benar apa kata Bue, Mbak Anna harus istirahat. Jangan sampai kondisi Mbak Anna drop!

ANNA

(menatap Hanna, sedih)

Tapi pikiran Mbak Anna Ndak tenang kalau belum tau hasil operasi Ustadz Furqon, Han.

Semua diam. Anna turun dari ranjang, melangkah tergopoh keluar dari ruangan. Hanna segera mengikutinya.

CUT TO:

93.INT. RUMAH SAKIT. LORONG JALANAN – SIANG

Anna setengah berlari menuju ruang operasi. Hanna di sampingnya.

HANNA

(cemas)

Mbak, mbok ya jangan keras kepala begini to!

ANNA

Mbak Ndak bisa Cuma berdiam diri, Han!

Anna menghentikan langkahnya. Matanya tertuju ke sebuah mushola kecil yang terletak di samping lorong. Anna memasuki mushola. Hanna diam menatap Anna.

CUT TO:

94.INT. RUMAH SAKIT. RUANG OPERASI – SIANG

Suasana menegangkan. EXTRAS team medis bekerja dengan serius. Alarm Bedside monitor berbunyi dan menunjukkan gambar garis lurus. Furqon kritis. 

CUT TO:

95.INT. RUMAH SAKIT. MUSHOLA – SIANG

Anna duduk bersimpuh, menangis, tangan menengadah.

ANNA

Yaa Allah, di hadapan-Mu hamba memohon ampunan. Ampunilah hamba, ampunilah suami hamba. Tiada henti hamba memohon keridhoan-Mu, memohon mu'jizat dari-Mu. Terlalu banyak kekhilafan yang telah kami lakukan dan teramat sangat menyakiti-Mu. Kami hanya manusia biasa, sebagai tempat singgahnya kekhilafan serta dosa. Berikan kami, berikan suami hamba kesempatan untuk memperbaiki semua kesalahan yang telah diperbuat.

CUT TO:

96.INT. RUMAH SAKIT. RUANG OPERASI - SIANG

Suasana tegang. Extras team medis menyiapkan defribilator. Dokter Firman melakukan tindakan pacu jantung. Beberapa kali jantung Furqon dipacu. Hasilnya nihil. Dokter Firman meninggalkan ruang operasi.

CUT TO:

97.INT. RUMAH SAKIT. DEPAN RUANG OPERASI – SIANG

Fauzan, Kiyai Abdullah, Pak Rahmad, Akmal, Ibu Aisyah, Amira, Laila, dan Hanna memasang wajah cemas. Dokter Firman keluar dari ruang operasi. Semua menghampiri Dokter Firman tanpa berkata-kata. Dokter Firman menggeleng penuh kekecewaan dan kesedihan. 

FAUZAN

Innalillahi wainnailaihi roji’un. (lirih)

(mengusap wajah, sedih)

Semua menjadi lemas, merasa kehilangan. Ibu Aisyah menangis, Amira merangkul Ibu Aisyah sambil menangis. Hanna juga menangis.

CUT TO:

98.INT. RUMAH SAKIT. MUSHOLA – SIANG

Anna masih khusyuk berdoa sambil menangis.

ANNA

Yaa Allah, berikan suami hamba kesempatan kedua untuk melanjutkan perjuangan dakwahnya dalam menyiarkan kebaikan Agama-Mu. Berikan ia kemampuan kembali berdzikir melantunkan kalimat indah-Mu, berikan secercah harapan indah mencari tabungan di akherat-Mu. Berikan anak kami kesempatan merasakan belaian tangan ayah kandungnya ketika ia terlahir ke dunia. Aamiin Yaa Rabbal’alaamiin.

(mengusap wajah, menghapus air matanya)

CUT TO:

99.INT. RUMAH SAKIT. RUANG OPERASI – SIANG

Bedside monitor kembali bereaksi. Garis lurus berubah menjadi bergelombang. Salah satu Extras perawat berlari keluar ruangan.

CUT TO:

100.INT. RUMAH SAKIT. DEPAN RUANG OPERASI – SIANG

Ibu Aisyah duduk bersama Amira, masih menangis. Fauzan, Pak Rahmad, Kiyai Abdullah, terlihat lemas. Akmal merangkul Laila, Hanna menatap kosong pintu ruang operasi.

DOKTER FIRMAN

Saya harap semuanya dapat mengikhlaskan.

Extras perawat keluar dari ruang operasi, menghampiri Dokter Firman.

EXTRAS PERAWAT

(cemas)

Dok, detak jantung pasien kembali terdeteksi, tetapi lemah!

Dokter Firman dan extras perawat masuk ke ruang operasi. Seluruh anggota keluarga terkejut, Hanna bangkit dari duduk menghampiri Ibu Aisyah dengan perasaan cemas penuh harap. Kiyai Abdullah, Fauzan, Pak Rahmad berdzikir mendoakan Furqon.

CUT TO:

101.INT. RUMAH SAKIT. RUANG OPERASI – SIANG

Suasana tegang. Team medis sibuk menyelamatkan nyawa Furqon. Alat rekam medis bekerja kembali sesuai dengan fungsinya. Team medis merasa lega bisa menyelamatkan pasien.

CUT TO:

102.INT. RUMAH SAKIT. DEPAN RUANG OPERASI – SIANG

Dokter Firman keluar dari ruang operasi dengan tersenyum. Semuanya menghampiri Dokter Firman di dekat pintu ruang operasi.

DOKTER FIRMAN

Baru kali ini saya menemukan kasus kematian sementara pada pasien yang saya tangani. Saya yakin, ini berkat kekuatan doa dari keluarga pasien.

HANNA

(tersenyum)

Doa keluarga saja belum cukup. Hanna yakin, ini berkat doa seorang istri yang mustajab. (beat)

(mengedarkan mata menatap semuanya)

Saat ini Mbak Anna sedang berada di mushola. Beliau sedang mendoakan Mas Furqon.

PAK RAHMAD

Kalo gitu, cepat kamu panggil Mbakmu, Nduk!

HANNA

(mengangguk, tersenyum)

Inggih, Pak.

Hanna pergi menuju mushola dengan setengah berlari.

CUT TO:

103.INT. RUMAH SAKIT. MUSHOLA – SIANG

Anna sedang melipat mukena. Hanna dengan napas tersengal berdiri di ambang pintu mushola.

HANNA

Mbak Anna! Mas Furqon, Mbak!

Anna menoleh, heran, bangkit menghampiri Hanna dengan perasaan cemas.

ANNA

(penasaran, berkaca-kaca)

Ada apa dengan Ustadz Furqon, Han? Apa terjadi sesuatu dengan beliau?

HANNA

(tersengal-sengal)

Mas Furqon …

Anna merasa tidak sabar. Anna langsung meninggalkan mushola dengan tergopoh-gopoh memegangi perutnya yang besar. Hanna mengikutinya.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar