Wanita Surga script
6. SCENE 65 - 76

FADE IN:

65.EXT.TAMAN BELAKANG RUMAH – PAGI

Anna keluar dari rumah membawa secangkir teh berjalan pelan layaknya orang hamil. Furqon duduk di kursi sambil membaca buku. Anna menyuguhkan teh, lalu duduk bersama Furqon.

ANNA

Kapan jadwal radiotherapy lagi? Anna ingin menemani Khullah!

Furqon menghentikan aktivitasnya, menghela napas.

FURQON

Biar saya sendiri saja, ya?

ANNA

Anna mau ikut! (tegas)

FURQON

(mengiba)

Saya Ndak ingin Humaira lelah dengan prosesnya.

ANNA

Anna mau ikut! (lebih menekan)

Furqon diam sejenak menatap Anna, lalu mengalihkan pandangan ke arah lain. Anna menatap tajam pada Furqon.

ANNA(CONT’D)

Anna Ndak peduli seperti apa lelahnya. Bagi Anna dengan menjadi seorang istri, sudah menjadi kewajiban Anna mendampingi suami kapan pun dan di manapun.

FADE IN:

66.INT.RUMAH SAKIT.DEPAN RUANG CT SIMULATOR – SIANG

Furqon menjalani proses radiotherapy dibimbing oleh Dokter Firman dan dibantu oleh extras perawat. Anna berdiri dari balik kaca bersama Akmal menatap lurus ke arah Furqon. Sorot matanya mencerminkan kekhawatiran dan kesedihan.

AKMAL

(menoleh ke Anna)

Tenang, Kiyai Furqon baik-baik saja.

ANNA

Di dalam sana suami saya sedang berperang melawan penyakitnya. Entah apa yang beliau rasakan saat ini?

AKMAL

(tersenyum)

Ustadzah jangan cemas! Kiyai Furqon pasti bisa melewati semua ini.

ANNA

(menoleh)

Semoga saja, semoga saja apa yang Dokter Akmal katakan itu benar.

CUT TO:

67. INT. RUMAH SAKIT. DEPAN RUANG CT SIMULATOR – SIANG

Furqon dan Dokter Firman keluar dari ruang radiotherapy. Anna langsung memeluk Furqon. Sesaat Furqon meraih pipi Anna dan mendongakkannya. Furqon menggeleng sambil tersenyum, isyarat menenangkan Anna. Anna mengangguk. Kembali memeluk Furqon.

DOKTER FIRMAN

Maaf, ada yang ingin saya bicarakan!

Akmal memahami situasi dan kondisi Anna.

AKMAL

(beralih ke dokter)

Begini saja, Dok, setelah ini kami semua akan menemui Dokter Firman di ruangan.

DOKTER FIRMAN

(menghela napas)

Ya sudah, kalo begitu saya tunggu di ruangan!

Dokter Firman pergi meninggalkan Furqon, Anna, dan Akmal.

 CUT TO:

68.INT. RUMAH SAKIT. RUANG DOKTER – SIANG

Furqon dan Anna duduk berhadapan dengan Dokter Firman. Anna dan Furqon saling menggenggam. Akmal berdiri tepat di samping Furqon.

DOKTER FIRMAN

Seperti yang kita ketahui, Tuan Furqon menderita tumor otak yang sudah lumayan cukup besar ukurannya. (beat) Dan ternyata proses radiotherapy yang sudah dijalani beberapa minggu ini belum dapat melemahkan sel-sel tumor itu.

Dokter Firman menatap serius wajah-wajah yang ada di hadapannya.

DOKTER FIRMAN(CONT’D)

Bahkan, setelah saya melakukan pemeriksaan lanjutan sel tumor itu sudah mengarah ke kanker otak.

Semuanya tercengang. Anna meremas jemari Furqon kuat sambil menoleh. Mata Anna berkaca-kaca. Furqon menatap Anna sambil menggeleng berusaha untuk tetap tersenyum. Akmal mengelus bahu Furqon. 

AKMAL

Lalu, apa yang harus kita lakukan lagi, Dok?

Furqon dan Anna beralih ke dokter Firman.

DOKTER FIRMAN

Menurut saya proses pengobatan ini harus ditingkatkan lagi dengan menjalani operasi pengangkatan sel tumor. (beat) Dan seperti yang pernah saya katakan, karena ini sangat berhubungan erat dengan saraf pusat, tingkat keberhasilannnya 50%, risiko terberatnya adalah kematian.

Furqon dan Anna saling menatap. Anna tertegun. Furqon kembali ingat kejadian tujuh tahun yang lalu.

FLASHBACK:

69.INT. RUMAH SAKIT. DEPAN RUANG OPERASI – SIANG

EXTRAS DOKTER keluar dari ruang operasi. Furqon dan Kiyai Abdullah bangkit dari duduk. Keduanya menatap dokter penuh harap. Extras dokter menggeleng lemah pertanda ibunya Furqon meninggal karena gagal operasi tumor otak. Furqon dan Kiyai Abdullah lemas. 

BACK TO:

70.INT. RUMAH SAKIT. RUANG DOKTER – SIANG

Furqon dan Anna masih terdiam. Akmal dan Dokter Firman saling menatap.

DOKTER FIRMAN

(beralih ke Furqon)

Jadi, bagaimana? Apa Tuan Furqon bersedia menjalani proses operasi?

FURQON

Saya belum bisa memutuskannya sekarang. Tolong beri saya waktu!

Anna tertegun menatap Furqon.

CUT TO:

71.INT.RUMAH SAKIT.DEPAN RUANG DOKTER – SIANG

Furqon, Anna, dan Akmal keluar dari ruang dokter, berdiri di depan pintu. Anna menatap Furqon, kecewa.

ANNA

Anna ingin Khullah sembuh. (beat) Ndak lebih.

FURQON

Maafkan saya.

Anna diam, menatap Furqon sebentar, lalu pergi. Furqon dan Akmal menatap kepergian Anna. Akmal menyentuh bahu Furqon.

AKMAL

Yang sabar ya, Pak Kiyai. Saya yakin Ustadzah Anna tidak marah. Beliau hanya sedikit kecewa saja.

Furqon masih menatap ke arah Anna.

FADE IN:

72.INT. RUMAH SAKIT. RUANG CT SIMULATOR – SIANG

Furqon melakukan proses radiotherapy dibimbing Dokter Firman dan extras perawat. Anna berdiri di balik kaca depan ruangan sambil mengelus perut buncitnya.

ANNA(V.O)

(menatap perut)

Semoga Abi bisa sembuh ya, Nak.

FADE IN:

73.INT. MASJID – SIANG

Anna berdiri di belakang mimbar, Anna menggantikan pekerjaan Furqon, berceramah. Di hadapannya terdapat banyak jama’ah laki-laki dan wanita.

ANNA

(mengedarkan mata)

Saudari-saudariku yang dirahmati Allah, pernahkah engkau memiliki teman karib? Sahabat akrab, yang senantiasa berbagi suka dan duka denganmu dalam meniti kehidupan? Siapakah dia? Mungkin engkau akan menjawab, “Ya, ibu dan ayahku.” Atau mungkin, “Ya, dia adalah suamiku.” Atau mungkin juga engkau akan berkata, “Ya, dia adalah fulanah, fulanah dan fulanah. Namun, tahukah kalian siapa sesungguhnya sahabatmu yang terbaik? yang akan membawa kebaikan bagimu di dunia ini, bahkan setelah engkau wafat? Syaikh „Abdurrazzaq bin „Abdul Muhsin Al Badr hafizhahullahu menjelaskan, “Sesungguhnya sahabat dan teman terbaik bagi seseorang adalah amalan shalih yang dia lakukan. Tidak ada yang ikut masuk bersamanya ke dalam kuburnya kecuali sahabat yang satu ini.

Para hadirin bertepuk tangan. Mata Anna berkaca-kaca, merasa terharu.

CUT TO:

74.EXT/INT. RUMAH FURQON. TERAS – SIANG

Furqon duduk sambil membaca buku. Kadir mencuci mobil di halaman. Furqon merasa haus. Furqon batuk-batuk kecil. Mau berbicara tapi suaranya tidak keluar. Furqon meletakkan bukunya. Memberi isyarat kepada Kadir, tapi Kadir tidak melihatnya.

FURQON(V.O)

(memegang leher, cemas)

Astaghfirullahal’adzim. Kenapa suara saya hilang?

Furqon masuk ke dalam rumah.

CUT TO:

75.INT. RUMAH FURQON. DAPUR – SIANG

Furqon menuang air hangat, duduk di kursi makan, lalu minum. Mencoba untuk berbicara, suaranya tidak keluar.

FURQON(V.O)

(cemas)

Ini kenapa lagi, Ya Allah!

Furqon meneguk air lagi, mengulangi upaya berbicara, suaranya belum juga terdengar.

CUT TO:

76.INT. RUMAH FURQON. KAMAR – SORE

Anna masuk langsung menutup pintu. Berjalan mendekat ke ranjang sambil membuka cadar dan menaruh tas di atas nakas. Furqon sedang tidur. Anna duduk di sisi Furqon. Anna menatap Furqon sedih.

ANNA(V.O)

(menangis)

Ya Allah, tunjukkanlah mukjizat-Mu. Berikan kesembuhan baginya.

Anna menghapus air matanya. Anna memasang selimut, Furqon terbangun.

ANNA(CONT’D)

(tersenyum)

Anna pikir Khullah masih tidur.

Furqon berusaha bicara, suaranya tidak keluar. Anna terkejut.

ANNA(CONT’D)

(membungkam mulut)

Astagfirullahal’adzim. (lirih)

FURQON(V.O)

(menatap Anna)

Ya Allah, berikan kekuatan untuk istriku. Jangan biarkan ia bersedih. Hamba mohon.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar