Wanita Surga script
3. SCENE 24 - 35

CUT TO:

24.INT. RUMAH FURQON. KAMAR – MENJELANG SIANG

Furqon duduk di tepi ranjang, masih merasakan sakit kepala. Lalu mengambil kunci mobil di dalam laci nakas, kemudian buru-buru keluar dari kamar.

CUT TO:

25.INT. RUMAH FURQON. RUANG MAKAN – MENJELANG SIANG

Anna sedang merapikan meja makan, Furqon datang dari arah ruang depan dengan langkah terburu-buru menuju pintu penyekat antara ruang makan dan garasi mobil. Anna merasa heran,langsung mengikuti Furqon. Anna berhenti di ambang pintu.

CUT TO:

26. INT. RUMAH FURQON. GARASI – MENJELANG SIANG

Anna di ambang pintu.

ANNA

Khullah! Mau ke mana? (sedikit berseru)

Furqon baru membuka pintu mobil, belum masuk ke mobil. Menatap Anna sambil tersenyum, sedikit menahan sakit kepalanya.

FURQON

Mau keluar sebentar!

Anna melangkah mendekati Furqon.

ANNA

Keluar ... ke mana?

FURQON

(menghela napas,berpikir)

Ada … ada sedikit kerjaan. (ragu)

ANNA

Apa Ndak sebaiknya Khullah sarapan dulu!

FURQON

Nanti saja, ya. Saya harus pergi sekarang! Ndak lama kok.

Anna mengangguk. Lalu mencium punggung tangan Furqon. Furqon mengelus kepala Anna.

FURQON(CONT’D)

Assalamu’alaikum.

ANNA

Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.

Furqon masuk ke mobil. Anna menatap kepergian Furqon.

CUT TO:

27.INT. PESANTREN. RUANG KANTOR – SIANG

Ruangan kantor cukup sepi. Hanya ada beberapa staf pengajar sedang sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Anna sedang mengerjakan tugasnya, Laila datang dari luar ruangan, meletakkan tas dan buku di meja kerjanya di samping meja kerja Anna.

LAILA

Assalamu’alaikum.

ANNA

(menoleh ke Laila)

Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.

LAILA

Sudah dari tadi?

ANNA

Lumayan. Kenapa Ustadzah Laila baru datang?

LAILA

Iya, tadi kan Kiyai Furqon ke rumah saya.

ANNA

(heran)

Ke rumah Ustadzah Laila!

LAILA

Loh, memangnya Kiyai Furqon Ndak pamitan?

ANNA

Saya tau suami saya pergi tadi pagi. Tapi beliau Ndak bilang kalo mau ke rumah Ustadzah Laila.

LAILA

Iya, tadi sewaktu saya tinggal ke sini beliau sedang ngobrol dengan suami saya. (beat) Ya sudah, kalo gitu saya tinggal dulu ya, Ustadzah. Saya harus segera mengajar.

Laila pergi meninggalkan ruangan. Sementara Anna tertegun.

CUT TO:

28.EXT/INT. DI JALAN. MOBIL FURQON – SIANG

Akmal menyetir mobil, Furqon duduk di sampingnya sambil memijat keningnya.

FURQON

Saya harap Dokter Akmal bisa memegang janji.

Akmal menoleh ke Furqon, menatap serius.

AKMAL

InsyaaAllah 

(kembali fokus ke depan)

CUT TO:

29.EXT.INT. RUMAH FURQON. TERAS – MENJELANG SORE

Anna terlihat mondar-mandir penuh kecemasan. Sorot matanya tertuju ke gerbang utama. Mobil Furqon memasuki halaman rumah, menuju ke garasi. Anna segera mengikutinya.

CUT TO:

30.INT. RUMAH FURQON. GARASI – MENJELANG SORE

Furqon keluar dari mobil. Anna menghampiri dari arah teras.

FURQON

Assalamu’alaikum

ANNA

(mencium tangan Furqon)

Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh. Khullah dari mana saja?

FURQON

(tersenyum)

Ada kepentingan di luar.

Furqon dan Anna melangkah masuk ke dalam rumah melalui pintu samping ruang makan. 

CUT TO:

31.INT. RUMAH FURQON. RUANG MAKAN – MENJELANG SORE

Furqon dan Anna masuk bersamaan. Furqon duduk di kursi makan, melipat lengan bajunya, lalu membuka tudung saji. Sementara Anna mengambilkan piring dan gelas yang ada di rak untuk Furqon. 

ANNA

(melangkah ke arah Furqon)

Memangnya ada keperluan apa sih? Sampai Ndak sempat sarapan.

Anna meletakkan piring dan gelas di hadapan Furqon. Lalu kembali ke dapur mengambil air untuk cuci tangan. 

ANNA(CONT’D)

Kata Ustadzah Laila, tadi Khullah ke rumah beliau.

Furqon yang sedang menciduk nasi menjadi terdiam. Anna kembali ke meja makan membawa air cucian tangan, lalu duduk di kursi makan.

ANNA(CONT’D)

(menatap Furqon)

Memangnya ada urusan apa dengan Dokter Akmal?

Furqon dan Anna saling menatap.

CUT TO:

32.EXT/INT. RUMAH LAILA. TERAS – MENJELANG SORE

Laila menyiram bunga yang ada di pot. Akmal duduk menikmati kopinya.

AKMAL

(meletakkan gelas kopinya)

Maaf, Kiyai Furqon sudah berpesan kepada saya untuk tidak menceritakan apa pun persoalan hari ini!

Laila meletakkan ember dan gayungnya, lalu duduk berseberangan dengan Akmal.

LAILA

(menatap Akmal)

Termasuk kepada saya, istri Mas Akmal?

AKMAL

Iya, termasuk istri beliau juga.

FADE IN:

33.EXT/INT. RUMAH PAK RAHMAD. TERAS – SIANG

Dua bulan kemudian. Suasana hujan deras. Pak Rahmad lagi santai di bale. Sebuah mobil Fortuner memasuki halaman rumah sambil membunyikan klakson. Pak Rahmad langsung berdiri. 

PAK RAHMAD

(bingung)

Mobile sopo, yo?

Ibu Aisyah keluar dari dalam rumah. Seketika wajahnya menjadi bahagia. Sementara Pak Rahmad masih bingung.

PAK RAHMAD(CONT’D)

Itu mobilnya siapa to, Bue?

IBU AISYAH

(menepuk bahu suaminya)

Owalah Bapak ki piye, to? Itu kan mobilnya Nak Furqon! Han! Hanna!

Hanna keluar dari dalam rumah.

HANNA

Iya, Bue!

IBU AISYAH

Nduk, cepat ambil payung! Itu sepertinya Mbakmu dateng.

 

Sesaat Hanna menatap ke arah mobil, tersenyum girang, lalu setengah berlari masuk ke dalam rumah, dan kembali lagi membawa payung menghampiri mobil. Terlihat Anna keluar dari dalam mobil, berpayungan bersama dengan Hanna menuju rumah. Sedangkan Furqon memakai payungnya sendiri. 

ANNA

(mencium tangan ibunya)

Assalamu’alaikum.

(memeluk ibunya, terharu)

Bue, Anna kangen sama Bue.

BU AISYAH

(menangis)

Bue juga, Nduk.

Furqon mencium tangan kedua mertuanya. Anna melepas pelukan dari ibunya, beralih ke Hanna.

ANNA

(memeluk Hanna)

Mbak kangen sekali sama kamu, Nduk.

HANNA

Hanna juga kangen sama Mbak Anna.

Furqon tersenyum menyaksikan pertemuan Anna dengan keluarganya. 

ANNA

(beralih ke ayahnya)

Bapak apa kabar? 

PAK RAHMAD

Alhamdulillah, seperti yang kamu lihat, Bapak sehat!

Mereka semua melangkah masuk ke dalam rumah.

CUT TO:

34.INT. RUMAH PAK RAHMAD. RUANG TAMU – SIANG

Pak Rahmad, Ibu Aisyah, Furqon, dan Anna duduk bersama di kursi tamu. Hanna berdiri di dekat pintu tengah.

ANNA

Pak, maaf ya, Anna dan Ustadz Furqon baru bisa mengunjungi Bapak sama Bue hari ini!

PAK RAHMAD

Ndak usah meminta maaf, Nduk. Bapak dan Bue mengerti kalian punya banyak tanggung jawab di Solo.

FURQON

Sebenarnya saya juga merasa Ndak enak sama Bapak dan Bue. Semenjak menikah, saya belum pernah mengajak Dik Anna kemari.

BU AISYAH

(mengelus punggung Anna)

Kan Bapakmu sudah bilang, Nak Furqon Ndak perlu merasa begitu. Kami tau kalian berdua itu sibuk. Terutama Nak Furqon.

PAK RAHMAD

(menatap Hanna)

Han!

HANNA

(mengangguk)

Dalem, Pak!

PAK RAHMAD

Kamu itu gimana to, Nduk. Mbok ya Mas dan Mbakmu ini dibuatkan teh hangat gitu loh!

HANNA

(tersenyum, mengangguk)

Inggih, Pak.

Hanna pergi ke dapur.

BU AISYAH

Terus, ini tadi kalian dari Solo atau dari mana?

ANNA

Kami dari Solo, Bue. Sengaja mau datang ke sini.

PAK RAHMAD

Terus, bagaimana kabar Pak Kiyai Abdullah? Sehat to?

FURQON

Alhamdulillah, beliau sehat dan sudah kembali lagi ke Mesir.

Hanna datang membawa nampan berisi empat gelas teh hangat.

HANNA

(menyuguhkan teh)

Diminum, Mas, Mbak, tehnya. Mumpung masih hangat!

Hanna lalu duduk di sisi ibunya.

HANNA(CONT’D)

Tau Ndak sih, Mbak. Ndak ada Mbak Anna rasanya rumah ini Sepi!

ANNA

(tersenyum)

O ya! Bukannya selama ini yang bikin rumah jadi rame itu kamu, Nduk?

HANNA

Tapi, kan, debatnya sama Mbak Anna!

BU AISYAH

Halah, biasanya juga debat sama Bapak to!

Semuanya tertawa. Tiba-tiba Furqon sakit kepala. Dia memegangi keningnya. Yang lain menatapnya dengan khawatir. Anna berpindah duduk di samping Furqon.

ANNA

(cemas)

Khulllah, sakit kepala lagi, ya?

Furqon mengangguk sambil terus memijat keningnya.

BU AISYAH

(cemas)

Suamimu kenapa, Nduk?

ANNA

(memegang bahu Furqon)

Akhir-akhir ini Ustadz Furqon sering sakit kepala, Bue.

PAK RAHMAD

Sudah periksa ke dokter, belum?

ANNA

Ustadz Furqon Ndak pernah mau diajak ke dokter, Pak!

PAK RAHMAD

Terus kalo Ndak mau ke dokter, gimana mau sembuh?

FURQON

Nanti kalo sudah istirahat juga sembuh sendiri kok, Pak.

PAK RAHMAD

Yo wes, kalo gitu sekarang kamu ajak suamimu istirahat di kamar, Nduk!

ANNA

(mengangguk)

Inggih, Pak.

Anna membimbing Furqon masuk ke kamarnya.

CUT TO:

35.INT. RUMAH PAK RAHMAD. KAMAR ANNA – SIANG

Suasana hening. Furqon berbaring di ranjang sambil memejamkan mata dan terus memijat keningnya. Sementara Anna duduk di sisinya penuh kecemasan.

FURQON

Bismillahi kabiiri na'uudzubillahi 'azhiimi min syarri 'irqin na'aarin wa min syarrin naar. (lirih)

ANNA

(memegangi tangan Furqon)

Allahumma rabban nasyi adzhibil ba'sa isyfi antas syfi la syfiya ill anta syif'an la yughadiru saqaman. (lirih)

Terdengar suara ketukan pintu.

ANNA(CONT’D)

(menoleh ke pintu)

Masuk!

Hanna masuk membawa plastik kecil berwarna putih. Hanna berdiri di sisi ranjang.

HANNA

(mengangsurkan plastik)

Mbak, ini obat sakit kepala untuk Mas Furqon!

ANNA

(menerima plastic)

Terima kasih ya, Han.

HANNA

(mengangguk)

Yo wes, Hanna keluar dulu ya, Mbak. Semoga Mas Furqon cepat sembuh.

Hanna keluar. 

ANNA

(menyentuh bahu Furqon)

Khullah!

Furqon membuka matanya.

ANNA(CONT’D)

Minum obat dulu, ya! Biar cepet sembuh.

Furqon beranjak duduk. Anna mengambil segelas air putih yang ada di atas nakas. Lalu memberikannya kepada Furqon. Anna membukakan bungkus obat untuk Furqon.

FURQON

Bismillahirrahmanirrahim. (lirih)

(minum obat)

FURQON(CONT’D)

Alhamdulillah.(lirih)

(mengembalikan gelas ke Anna)

ANNA

Syafakallah ya, Khullah.

Wajah Anna terlihat sedih. Furqon tersenyum sambil menyentuh pipi Anna.

FURQON

Jangan cemas!

ANNA

Istri mana yang Ndak akan merasa cemas jika melihat suaminya merasa kesakitan?

(beat)

Keduanya saling menatap diam. 

FURQON

(menghela napas, tersenyum)

Cukup doakan saya agar cepat sehat! Dan usahakan selalu berada di sisi saya. Bentuk perhatian dari Humaira salah satu obat penyemangat bagi saya.

Anna mencium kening Furqon. Lalu Furqon kembali berbaring.

ANNA

(menyelimuti Furqon)

Sekarang Khullah istirahat lagi, ya! Anna akan selalu di sini menjaga Khullah.

Anna membelai-belai rambut Furqon. Furqon memejamkan matanya.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar