The Cursed Princess
11. INGATAN TAK BERUJUNG
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

EXT. HALAMAN BAGIAN DALAM ISTANA PRAMBANAN - MALAM

Di tempat yang sama, Jonggrang dan Kirana bersembunyi di balik bangunan istana. Jonggrang terlihat ketakutan dengan apa yang ia lihat.

RORO JONGGRANG

(khawatir dan takut)
Mereka itu apa?

KIRANA

Sepertinya, mereka adalah anak buah iblis, Paduka.

RORO JONGGRANG

Ini jelas bukan hal yang baik.

KIRANA

Anda benar, Paduka. Iblis tidak akan melakukan apa yang Paduka Bandung inginkan kecuali Paduka Bandung memberi tumbal pada iblis itu.

RORO JONGGRANG

Tapi siapa yang dijadikan tumbal?

KIRANA

Saya juga tidak tahu. Siapapun itu, hal seperti ini tidak pantas untuk dilakukan.

RORO JONGGRANG

Kau benar.
(memikirkan jalan keluar)
Kirana, dengarkan baik-baik rencanaku!


CUT TO:


EXT. HALAMAN ISTANA PRAMBANAN - MALAM

Bandung Bondowoso, Yodha, dan Iblis masih waspada terhadap Saka yang tiba-tiba mengeluarkan senjata aneh.

BANDUNG BONDOWOSO

Siapa kau sebenarnya?

SAKA

Tidak penting siapa aku! Hei Iblis! Sebaiknya kau pergi bersama anak buahmu atau kubunuh kalian semua!

BANDUNG BONDOWOSO

Biar aku yang menghadapi orang ini. Iblis! Selesaikan apa yang harus kau selesaikan!

IBLIS

Sebaiknya kau berhati-hati. Kau tidak tahu dengan siapa kau berhadapan, Bandung!

BANDUNG BONDOWOSO

Kau banyak bicara! Cepat selesaikan tugasmu!

YODHA

Aku akan membantu Paduka!

SAKA

Menyingkir kalian semua!!!

Saka berlari menuju Iblis dan para anak buahnya tetapi berhasil di hadang oleh Bandung Bondowoso dan Yodha. Mereka terlibat dalam pertarungan yang sangat sengit. Namun, kekuatan Saka mampu mengungguli Yodha dan Bandung.


CUT TO:


EXT. PEMUKIMAN PRAMBANAN - MALAM

Kirana mengetuk pintu sebuah rumah.

KIRANA

Permisi...

Seorang perempuan membuka pintu.

PEREMPUAN

Eh, mbak Kirana. Ada perlu apa tengah malam seperti ini?

KIRANA

Bisa ikut saya? Ini perintah dari Paduka Ratu.


CUT TO:


EXT. HALAMAN ISTANA PRAMBANAN - MALAM

Pertarungan antara Saka melawan Bandung dan Yodha masih berlanjut. Saka yang berhasil membuat Bandung dan Yodha tersungkur kemudian menyerang Iblis. Iblis berusaha menghindar, namun Saka berhasil memotong salah satu tanduk Iblis. Bandung bangkit dan menyerang Saka, berhasil memberi pukulan kepada Saka hingga terperosok.

Saka berusaha mengatur nafas, mulai kelelahan.

BANDUNG BONDOWOSO

Senjata yang kau gunakan itu memang mengerikan. Tapi sepertinya senjata itu juga menguras energimu dalam jumlah besar.

Yodha mulai bangkit dan siap untuk bertarung kembali.

BANDUNG BONDOWOSO

Mari kita lihat, seberapa lama badanmu bisa bertahan.


CUT TO:


EXT. AREA PERSAWAHAN TIMUR ISTANA PRAMBANAN - MALAM

Para gadis desa berkumpul bersama Kirana. Sebagian membawa obor di tangannya, sebagian lagi menyebarkan jerami ke seluruh area persawahan.

Dengan kode dari Kirana, para gadis membakar seluruh jerami. Tak lama kemudian, para gadis mulai memukul lesung yang ada di sana.

Kirana berdiri memandang ke arah halaman Prambanan.


CUT TO:


EXT. HALAMAN BAGIAN DALAM ISTANA PRAMBANAN - MALAM

Jonggrang melihat ke arah langit timur yang perlahan berubah kemerahan. Wajah Jonggrang berubah lega.


CUT TO:


EXT. HALAMAN ISTANA PRAMBANAN - MALAM

Saka beberapa kali terkena serangan Bandung Bondowoso dan Yodha. Saka mulai terpojok dan jatuh ke tanah.

Saat Saka terpojok, tiba-tiba terdengar suara lesung, diikuti suara keributan dari anak buah Iblis. Tiba-tiba Iblis membelah langit seperti ketika ia memanggil anak buahnya. Satu per satu anak buah iblis masuk kembali ke portal yang dibuat oleh iblis.

BANDUNG BONDOWOSO

Apa yang terjadi? Mengapa kau berhenti bekerja, Iblis?!

IBLIS

Lihatlah langit timur, Bandung!

Bandung Bondowoso melihat ke arah timur. Langitnya mulai memerah, pertanda matahari segera muncul.


CUT TO:


EXT. HALAMAN BAGIAN DALAM ISTANA PRAMBANAN - MALAM

Roro Jonggrang melihat Kirana yang berlari dari arah timur. Jonggrang berlari menghampiri Kirana.

RORO JONGGRANG

Kerja bagus, Kirana! Langit timur terlihat memerah oleh api-api yang membakar jerami itu.

KIRANA

Apakah Iblis dan para pengikutnya mulai menghilang?

RORO JONGGRANG

(mengangguk)
Itu artinya rencana kita berhasil!

Jonggrang terlihat senang, lalu tiba-tiba Jonggrang terdiam. Ia teringat sesuatu yang membuatnya sedih.

RORO JONGGRANG

Kirana, apapun yang terjadi, kau tetap di sini.

KIRANA

Paduka mau ke mana?

RORO JONGGRANG

Jaga dirimu baik-baik, Kirana.

Jonggrang pergi meninggalkan Kirana yang kebingungan.


CUT TO:


EXT. HALAMAN ISTANA PRAMBANAN - MALAM

BANDUNG BONDOWOSO

(panik)
Apa yang kalian lakukan? Kembali! Suruh mereka bekerja lagi!

IBLIS

Apa kau sudah lupa dengan perjanjian kita? Aku hanya akan melakukan pekerjaanku tepat sebelum matahari muncul. Itu artinya pekerjaanku sudah selesai.

BANDUNG BONDOWOSO

Pekerjaan kalian belum selesai!

IBLIS

Memang belum selesai, hanya tinggal satu patung lagi.

BANDUNG BONDOWOSO

Kita sudah membuat perjanjian! Cepat kembali!

IBLIS

Aku tidak pernah melanggar janji! Aku hanya akan membuat patung-patung itu sebelum matahari terbit tapi kau tidak pernah bilang sampai selesai bukan? Aku sudah memenuhi janjiku, Bandung. Aku akan menunggu kau melunasi janjimu!

Iblis dan semua anak buahnya menghilang. Bandung Bondowoso panik dan begitu marah.

BANDUNG BONDOWOSO

Kurang ajar!!! Bagaimana mungkin matahari sudah terbit?! Malam jelas belum berakhir! Keparat! Ulah siapa ini?

Dari kejauhan terlihat sosok berjalan di antara patung pemujaan. Jonggrang menatap Bandung dengan tatapan sinis dan senyum kemenangan.

BANDUNG BONDOWOSO

Jonggrang!!!

Jonggrang melihat ke arah Saka yang sudah kehabisan tenaga. Jonggrang menundukkan kepalanya, tanda terima kasih.

SAKA

Paduka...

RORO JONGGRANG

(menatap Bandung)
Sepertinya kau tidak bisa memenuhi permintaanku, Bandung Bondowoso.

BANDUNG BONDOWOSO

Aku tahu ini semua adalah ulahmu, Jonggrang! Sejak awal kau memang tidak mau membiarkanku berhasil!

RORO JONGGRANG

Terserah apa katamu Bandung.

BANDUNG BONDOWOSO

Kau memang wanita licik!

RORO JONGGRANG

Dan kau adalah seorang kesatria yang gagal! Kesatria yang tidak bisa melaksanakan janjinya tidak pantas disebut kesatria!

BANDUNG BONDOWOSO

Keparat!!! Aku bukan satria yang gagal! Patung pemujaan ini hanya kurang satu, Jonggrang. Kau, hatimu keras seperti batu. Maka kau yang akan menyempurnakan janjiku dengan menjadikanmu patung pemujaan yang ke seribu!

Petir menggelegar. Bandung Bondowoso dan Roro Jonggrang terkejut. Tiba-tiba sebuah petir menyambar tepat di antara Bandung dan Roro Jonggrang.

IBLIS (V.O.)

Kuterima bayaranmu, Bandung.

RORO JONGGRANG

Aaaaaarrgghhhh!!!

Semua menjadi putih.

KAKEK PERAMAL (V.O.)

Kau tidak akan bisa hidup dan kau juga tidak akan bisa mati.


DISSOLVE TO:


EXT. PASAR DI PRAMBANAN - PAGI - FLASHBACK

Karungkala kecil dan Roro Jonggrang kecil sedang berjalan-jalan di pasar. Di belakang mereka, ada dua ajudan yang siap melindungi mereka berdua.

Jonggrang kecil melihat seorang kakek-kakek berjubah yang menjual mainan.

RORO JONGGRANG KECIL

Kanda, aku mau beli mainan itu. Akan kubelikan satu untuk Kanda juga.

Jonggrang kecil berlari menuju si kakek.

KARUNGKALA KECIL

Hati-hati, Jonggrang! Jangan lari!

RORO JONGGRANG KECIL

(menyodorkan koin)
Kakek, aku ingin membeli ini dua.

Tiba-tiba tangan si kakek menyambar tangan Jonggrang kecil. Si kakek memegang tangan Roro Jonggrang begitu kuat. Koin di tangan Jonggrang kecil jatuh. Jonggrang kecil menangis ketakutan sedangkan Karungkala kecil segera berlari untuk menyelamatkan adiknya.

KARUNGKALA KECIL

Lepaskan adikku!!!

Karungkala kecil berlari tetapi kedua ajudannya justru menangkap Karungkala kecil dan menyeretnya pergi. Karungkala kecil memberontak tetapi dia terlalu kecil. Jonggrang kecil mulai histeris.

RORO JONGGRANG KECIL

(menangis)
Kanda! Tolong aku! Tolong aku!

Dalam sekejap, semua menjadi gelap. Hanya ada Jonggrang kecil dan si kakek yang masih mencengkeram erat tangannya.

RORO JONGGRANG KECIL

Tolong jangan sakiti aku, aku bukan anak nakal.

KAKEK PERAMAL

Kau memiliki hati yang cerah, tapi tidak dengan masa depanmu. Darah dan air mata ada di garis tanganmu. Kau akan menjadi ibu dari bumi Prambanan selamanya. Kau tidak akan bisa hidup dan kau juga tidak akan bisa mati.

RORO JONGGRANG

Tolong jangan sakiti aku! Kangmas Karungkala tolong aku! Kangmas Karungkala!

KAKEK PERAMAL

Kau tidak akan bisa hidup dan kau juga tidak akan bisa mati.
Kau tidak akan bisa hidup dan kau juga tidak akan bisa mati.

Jonggrang kecil berteriak histeris lalu semuanya menjadi putih.


DISSOLVE TO:


EXT. HALAMAN ISTANA PRAMBANAN - FAJAR

Jonggrang terbangun. Bandung Bondowoso menatap Jonggrang dengan tatapan khawatir. Saka dan Kirana juga ikut khawatir.

BANDUNG BONDOWOSO

(berusaha menolong Roro Jonggrang berdiri)
Jonggrang...

Bandung Bondowoso memapah Roro Jonggrang berjalan.

Roro Jonggrang berhenti melangkah.

BANDUNG BONDOWOSO

Mengapa berhenti Jonggrang? Kita harus membawamu ke tabib kerajaan.

Kaki Jonggrang berubah menjadi batu.

BANDUNG BONDOWOSO

(terkejut)
Kakimu...

RORO JONGGRANG

(melepaskan tangan Bandung Bondowoso)
Kangmas...

Jonggrang menatap Bandung Bondowoso dengan tatapan sedih. Bandung terkejut karena Roro Jonggrang memanggilnya seperti dulu.

RORO JONGGRANG

Sewaktu kecil, ada satu mimpi buruk yang sering sekali datang. Di mimpi itu ada seorang kakek-kakek misterius yang menyeramkan.

Seluruh kaki Roro Jonggrang mulai membatu.

BANDUNG BONDOWOSO

Jonggrang, berhenti bicara! Aku akan membawamu ke tabib kerajaan

RORO JONGGRANG

Biarkan aku menyelesaikan ceritaku, Kangmas. Kakek itu selalu mengatakan hal yang sama. Aku tidak akan bisa hidup dan aku juga tidak akan bisa mati. Hari ini aku tahu arti mimpi itu.
(badan Roro Jonggrang mulai membatu)
Ini memang menjadi takdirku. Aku akan selamanya menjadi putri Prambanan. Aku memang membencimu karena telah membunuh Kakanda Karungkala dan menaklukkan Prambanan. Tetapi aku juga mencintai Kangmas Bandung.

BANDUNG BONDOWOSO

(menangis)
Jonggrang! Maafkan aku...

RORO JONGGRANG

Terimakasih karena setidaknya aku tidak sendirian menjalani takdirku. Selamat tinggal, Kangmas Bandung. Aku akan selalu mencintaimu di bumi Prambanan ini.

Tubuh Roro Jonggrang telah sempurna menjadi batu. Bandung Bondowoso sangat sedih kehilangan Roro Jonggrang.

BANDUNG BONDOWOSO

Jonggrang!

SAKA

Seandainya kau pecaya dengan dirimu sendiri, kau akan tahu bahwa kau memang benar-benar sakti, Bandung Bondowoso! Lihatlah, hanya dengan perkataanmu saja, kau bisa membuat Jonggrang menjadi batu, menjadi patung pemujaan. Jika saja kau percaya diri!

Bandung Bondowoso menunduk lalu bersujud di kaki Roro Jonggrang yang telah membatu.

BANDUNG BONDOWOSO

Maaf... maafkan aku...

Kalung Roro Jonggrang bercahaya. Tiba-tiba waktu berhenti. Semua tidak bergerak kecuali Saka, Yodha dan Kirana.

Saka mengeluarkan sebuah kitab tua (Kitab Pranatama) yang bercahaya. Di sampulnya tertulis "Legenda Prambanan". Saka membuka kitab tersebut dan terdapat tulisan "Tamat".

YODHA

Akhirnya, Upakyana ini selesai sampai di sini. Kali ini kau cukup membuatku kerepotan, Saka.

SAKA

(kesal)
Kenapa kau selalu menghalangiku, Yodha?

YODHA

Aku bertindak sesuai dengan keinginan Ruangkala, mengikuti semua yang tertulis di kitab Pranatama.
Justru seharusnya aku yang bertanya, kenapa kau selalu saja berusaha mengubah alur cerita? Bukankah sudah kuperingatkan, merusak jalan cerita sama dengan merusak Upakyana, yang berarti duniamu, Martyapada juga akan hancur.

SAKA

Tapi, ini semua tidak adil bagi Bandung, Jonggrang, dan Karungkala.

YODHA

Apa kau lupa? Mereka adalah Lakon. Mereka hanyalah proyeksi dari ingatan dunia di masa lalu. Mereka tidak benar-benar hidup, jadi buat apa kau merasa iba?
(melihat ke arah Kirana)
Dan kau, Kirana.

Yodha mendekati Kirana, tapi Saka menarik Kirana dari hadapan Yodha.

YODHA

(menatap Saka)
Sebaiknya kau kembalikan dia ke Upakyananya. Kehadirannya di sini hanya akan merusak keseimbangan dunia.

KIRANA

Di manapun aku berada, itu bukan urusanmu.

YODHA

(menatap Kirana)
Kalau begitu, setelah semua ini selesai, aku sendiri yang akan mengembalikanmu.

SAKA

Tidak akan kubiarkan selama aku masih di sini!

Yodha mengeluarkan sebuah kitab yang bercahaya, lalu muncul sebuah portal.

YODHA

Yang berikutnya, berperanlah selayaknya Sang Terpilih. Tugasmu hanyalah mengekstrak Batu Kori dari tujuh Upakyana. Jangan berpikir untuk melakukan yang lain. Aku mulai lelah dengan permainanmu konyolmu.

Yodha masuk ke portal lalu lenyap.

KIRANA

Maaf, pada akhirnya aku tidak punya pilihan selain membantu Jonggrang untuk menghentikan Bandung.

SAKA

Tidak. Jika aku bisa menghentikan Bandung untuk membuat kontrak itu, kau tak akan berada di posisi itu. Aku yang gagal.

Wajah Saka terlihat kesal. Kirana mencoba menenangkan.

KIRANA

Kau tidak gagal. Kau berhasil meyakinkan Jonggrang untuk tetap setia pada perasaannya. Lihatlah.

Kirana dan Saka melihat ke arah kalung yang dikenakan Jonggrang.

KIRANA

Dengan semua kekecewaannya, Jonggrang memilih untuk tetap mengenakan kalung itu setiap kali ia menemui Bandung. Aku yakin, kekuatan kalung itulah yang menyebabkan Jonggrang tidak langsung berubah menjadi patung.
Meski hanya sedikit, kau telah memberi mereka waktu tambahan untuk saling mengungkapkan perasaan mereka yang sebenarnya. Kurasa itu sudah cukup.

Saka memandang sedih ke arah Bandung dan Jonggrang. Saka menarik nafas panjang, mencoba mengondisikan emosinya.

SAKA

Ayo, Kirana. Kita juga harus segera pergi.

Saka membuka Kitab Pranatama dan memunculkan portal, lalu bersama Kirana masuk ke dalamnya.


FADE TO BLACK


CREDIT TITLE

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar