The Cursed Princess
8. TAHTA PENINGGALAN
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

EXT. ALUN-ALUN ISTANA PENGGING - PAGI

Gerbang istana Pengging dibuka. Pasukan Pengging yang dipimpin Bandung Bondowoso memasuki gerbang, berjalan menuju alun-alun. Rakyat Pengging menyambut dengan suka cita. Diujung alun-alun, Raja Pengging duduk, siap untuk menyambut.

Sesampainya di area alun-alun, Bandung yang berada di atas kudanya, melompat turun lalu menyerahkan tali kekang kudanya pada salah satu prajuritnya. Satu prajurit lain memberinya sebuah peti. Raja Pengging dan seluruh prajurit serta pekerja istana terlihat sumringah. Mereka semua berpikir Bandung datang membawa kepala Karungkala.

RAJA PENGGING

(berdiri dari kursinya dan tersenyum lebar)
Selamat datang anakku!

Bandung Bondowoso melihat sekitar, mencari sosok Yodha.

Yodha muncul dibalik pengawal Raja. Yodha tersenyum ke arah Bandung lalu menundukkan kepala pertanda dia telah menjalankan semua perintahnya.

Bandung menjadi lebih percaya diri. Dia meletakkan peti di hadapan Raja Pengging lalu menatap Raja dengan berani.

RAJA PENGGING

Kau telah menjalankan tugasmu dengan baik, anakku. Seharusnya kau melakukannya dengan lebih cepat. Hahaha...

Raja Pengging membuka peti, tiba-tiba raut wajahnya berubah bingung.

RAJA PENGGING

Di mana kepala Karungkala? Apa ini?

Raja Pengging mengangkat isi dari peti. Sebuah jubah milik Karungkala.

BANDUNG BONDOWOSO

Itu adalah jubah seorang raja yang adil yang memilih mengorbankan nyawanya demi perdamaian, Paduka Raja.

RAJA PENGGING

(menatap Bandung marah)
Apa maksudmu?

BANDUNG BONDOWOSO

Harusnya kau sudah tahu maksudku, Ayah. Berhentilah memerankan peran seorang raja yang bijak di hadapan rakyat hanya untuk membunuh mereka semua dengan perlahan.

RAJA PENGGING

Keparat!!!

BANDUNG BONDOWOSO

Aku tahu, kau meminta rakyatmu membayar pajak dengan jumlah banyak dan mengiming-imingi mereka keamanan ditengah peperangan ini. Ke mana uang mereka? Ke kantongmu bukan?
Dan saat mereka mati kelaparan dan menderita, kau menolak untuk membantu, bahkan menolak untuk tahu. Apa kau masih tidak malu memanggil dirimu sendiri sebagai raja?!

RAJA PENGGING

Bajingan kecil ini terlalu banyak bicara! Pengawal, bawa dia ke bawah tanah!

Dua pengawal raja sudah bergerak maju, tetapi dua prajurit segera mengangkat tombak mereka dan menghalangi dua pengawal itu. Yodha tersenyum sedang Bandung menatap mereka semua dengan tatapan waspada seraya menilai situasi.

RAJA PENGGING

Beraninya kalian menghentikan mereka?!

BANDUNG BONDOWOSO

Paduka Raja! Menyerahlah dan akan kuampuni nyawamu!

RAJA PENGGING

BAJINGAN!!! Pengawal, tangkap dia dan bunuh siapa saja yang menghalangi kalian!

Dua pengawal itu segera menarik keris di tangannya dan menghunuskannya pada siapa saja yang menghalangi langkahnya. Seluruh prajurit di barisan depan mencoba mencegah dua pengawal itu. Sedang Bandung segera mengejar Raja Pengging yang berlari masuk ke istananya. Bandung mengikutinya masuk dengan tatapan penuh amarah, lalu ia mencabut kerisnya.


CUT TO:


INT. KAMAR RAJA PENGGING - PAGI

Raja Pengging memasuki kamarnya dengan terengah-engah. Ia segera menarik dua keris di dinding lalu bersiap menghadang Bandung. Bandung masuk ke kamar itu dan langsung menyerang raja.

Raja Pengging membalasnya dengan dua keris di tangannya. Bandung gesit menghindari serangan Raja Pengging dan terus menyerang. Beberapa kali kerisnya berhasil melukai lengan dan kaki Raja Pengging.

BANDUNG BONDOWOSO

(tersenyum puas)
Kau sudah mulai tua, Paduka. Gerakanmu tidak secepat dulu.

RAJA PENGGING

(mengibaskan kedua kerisnya ke arah Bandung)
ANAK KEPARAT!!! Aku membesarkanmu dan melatihmu menjadi seorang kesatria dan sekarang kau ingin membunuhku?! Bajingan sepertimu memang tidak tahu cara berterima kasih!

Bandung menahan serangan Raja Pengging seraya memasang wajah sinis.

BANDUNG BONDOWOSO

Apa aku juga harus berterima kasih kepada pembunuh ibuku?!

RAJA PENGGING

Aku tidak membunuhnya! Kau tau sendiri siapa pelakunya-

BANDUNG BONDOWOSO

(menyerang bertubi-tubi)
Bukan! Ibuku tidak terbunuh oleh racun yang permaisurimu tuang di minuman ibuku! Kau! Kau lah yang telah membunuh ibuku!

Raja Pengging masih berusaha menangkis setiap serangan Bandung.

BANDUNG BONDOWOSO

Sejak awal, kau lah yang membuat ibuku menderita! Kau tidak bisa melindungi ibuku! Kau telah membunuhnya! Kau telah membunuh ibuku bahkan sebelum racun itu masuk ke tenggorokkannya!!

RAJA PENGGING

Anak keparat! Seharusnya kau tidak pernah lahir di dunia jika hanya menjadi bajingan bodoh seperti ini!

BANDUNG BONDOWOSO

(semakin marah)
Aku mungkin bodoh, tapi aku tidak akan menjadi raja yang bermuka dua sepertimu! Aku akan menjadi raja yang lebih baik darimu!

RAJA PENGGING

(tertawa getir)
Hahaha!!!
(menatap Bandung tajam)
Kau pikir menjadi seorang raja di Pengging ini mudah?! Kau memang bodoh! Kau telah mendengar cerita itu bukan? Tahta kerajaan ini dikutuk! Siapapun yang menjadi raja tidak akan terlepas dari takdirnya.

BANDUNG BONDOWOSO

Kutukan itu hanya dongeng!

RAJA PENGGING

Dongeng selalu mempunyai kebenaran di baliknya. Menjadi Raja Pengging berarti hidup tanpa kebahagiaan dan itu adalah kebenarannya. Kau akan membunuh orang yang paling kau cintai di dunia ini.

BANDUNG BONDOWOSO

Paduka terlalu banyak bicara omong kosong!!!

Bandung memberi serangan dan menusukkan keris ke perut Raja.

BANDUNG BONDOWOSO

Kutukan itu akan berakhir bersama dengan kematianmu!

RAJA PENGGING

(kesakitan)
Kau tidak akan.. bisa.. menjadi raja jika.. kau masih lemah

BANDUNG BONDOWOSO

Aku Bandung Bondowoso! Seluruh dunia tahu kesaktianku!

Raja Pengging menatap Bandung penuh penuh amarah.

BANDUNG BONDOWOSO

Waktumu sudah habis, Paduka Raja. Putri Prambanan mengirim salam untukmu.

Bandung mengeluarkan panah milik Jonggrang lalu menusukkannya tepat ke jantung Raja.

RAJA PENGGING

(memegang lengan Bandung)
Sa..vi..tri...

Bandung Bondowoso terkejut saat mendengar nama ibunya. Raja Pengging tak lagi bernafas.

BANDUNG BONDOWOSO

Kau tidak pantas memanggil namanya.


CUT TO:


EXT. ALUN-ALUN ISTANA PENGGING - PAGI

Bandung keluar dari dalam istana membawa mahkota raja. Di hadapannya, seluruh rakyat Pengging dan prajurit berkumpul. Pendukung Raja Pengging yang setia sudah dibunuh dan sisanya ditawan.


MATCH CUT TO:


EXT. ALUN-ALUN PRAMBANAN - PAGI

Para rakyat serta panglima Prambanan berkumpul. Jonggrang keluar dari istana menggunakan jubah raja dengan tatapan dingin.


MATCH CUT TO:


INTERCUT BANDUNG DAN JONGGRANG

BEGIN MONTAGE

A. Bandung menatap mahkota yang ada di tangannya.

B. Jonggrang menundukkan kepalanya.

C. Bandung memasangkan mahkota ke kepalanya.

D. Sesepuh kerajaan Prambanan memasangkan mahkota ke kepala Jonggrang 

E. Seluruh rakyat Pengging bersorak.

RAKYAT PENGGING

Hidup Paduka Raja Bandung! Hidup Paduka Raja Bandung!Hidup Paduka Raja Bandung!

F. Seluruh rakyat Prambanan bersorak.

RAKYAT PRAMBANAN

Hidup Paduka Ratu Jonggrang! Hidup Paduka Ratu Jonggrang! Hidup Paduka Ratu Jonggrang!

G. Bandung menatap rakyatnya dengan tatapan sendu.

BANDUNG BONDOWOSO

Kita berhasil, Karungkala.

F. Jonggrang menatap rakyatnya dengan tatapan dingin.

BANDUNG BONDOWOSO (V.O)

Kita berhasil.

END OF MONTAGE


FADE TO BLACK


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar