Switch on 48 Days
8. Pemintaan Maaf

INT. KAMAR PENGINAPAN ARSYA DAN WAK ANDA — DAY

WAK ANDA

Sya, nyokap lo udah balik? (Menunjuk tas berwarna biru di lantai dengan dagu) tasnya ketinggalan

Renji tak peduli, ia berdiri di balkon. Kompetisi ini adalah harapan terakhirnya dan sisi lain ada ibunya Arsya yang berusaha licik. Tak lama kemudian, Mama Arsya mengambil tas yang tertinggal lalu memeluk Renji sebelum pamit.

MAMA ARSYA

Sebenarnya Mama pengen menginap, tetapi Mama lagi banyak pekerjaan di kantor (mengecup kepala Renji) nanti Mama ke sini lagi!

Renji terpaksa senyum lalu mengantarkan wanita itu ke luar penginapan untuk menunggu taksi. Setelah Mama Arsya pergi, Renji mengepalkan kedua tangannya, menahan rasa amarah.

EXT. HALAMAN BELAKANG RUMAH RENJI — DAY

Hari ini Arsya membersihkan halaman belakang rumah dengan sapu lidi. Sementara di tempat yang sama Kartini sedang menjemurkan baju-baju yang ia cuci semalam. Kartini merasa beberapa hari ini Renji terlihat berbeda. Renji yang ia kenal sedikit pemalas sehingga harus Kartini yang memerintahkannya untuk melakukan sesuatu. Sekarang Renji banyak tersenyum dan sering menawarkan diri untuk membantu pekerjaan rumah.

KARTINI

Renji

ARSYA

Iya?


KARTINI

Hari ini enggak latihan? (Menjepit kemeja biru dengan jepitan baju)

ARSYA

(Membalikkan badan) Enggak

KARTINI

Tumben enggak main sama Agam.

Semenjak di tubuh Renji, Arsya merasa tak sefrekuensi dengan Agam sehingga ketika pergi untuk latihan renang pun, Arsya memilih menaiki angkot. Tiba-tiba Kartini menyentuh kepala Arsya.

KARTINI

(Mengacak-ngacak rambut Arsya) Dari dulu kayak gini dong! Bantu aku tanpa harus aku suruh-suruh dulu.

Arsya memalingkan wajahnya yang memerah. Kemudian ia berlari masuk ke kamar dan mengunci pintunya.

INT. KOLAM RENANG UPI — DAY

Hari ini Renji dan Arsya dengan jiwa yang masih tertukar mulai untuk kembali latihan renang setelah mogok latihan. Mereka tak nyaman dengan keberadaan tubuh mereka masing-masing yang sangat diharapkan hanya sementara. Kali ini ada dua perwakilan sekolah lain yang ikut latihan bersama. Arsya mendekati Renji di depan loker ketika orang-orang masih berada di kamar mandi.

ARSYA

(Membuka pintu loker) Kenapa lo membenci gue?

RENJI

(Membanting pintu loker dengan cepat) Kenapa lo mau tahu?

Renji menatap tajam Arsya sembari mengepalkan kedua tangannya. Walaupun ia berbicara dengan tubuhnya sendiri, ia melihatnya sebagai Arsya.

ARSYA

Gue mau temenan lagi sama lo kayak dulu.

Renji tak menyahut. Ia meninggalkan Arsya berlari ke arah Pelatih Jim di pinggir kolam renang.

INT. KAMAR RENJI — NIGHT

Arsya sedang memandang ke luar jendela ketika seseorang mengetuk kamar Renji.

ARSYA

Masuk! Enggak dikunci

Pintu kamar Renji dibuka oleh Kartini. Arsya membalikkan badan dan terpesona dengan kecantikan Kartini. Ia segera menghentikan pikiran kagumnya karena saat ini ia masih berstatus sebagai adik perempuan itu.

KARTINI

Teteh mau mengobrol sebentar sama kamu, boleh?

ARSYA

(Mengangguk) Boleh. Ada apa?

Kartini duduk di pinggir tempat tidur lalu memberi kode agar Arsya duduk di sebelahnya. Arsya pun menurutinya. Mendadak Arsya merasa canggung saat Kartini menggenggam tangan kanannya.

KARTINI

(Menatap Arsya) Teteh kemarin tanya Bu Huya tentang progres latihan kamu buat kompetisi nanti. Eh, beliau enggak sengaja cerita tentang Arsya yang katanya akan ikut kompetisi juga.

Walaupun sudah tahu hal itu, entah mengapa Arsya tidak enak hati. Ia hanya bisa menganggukkan kepala.

KARTINI

Teteh harap kali ini Arsya bisa bersaing secara sehat (melirik Arsya) Teteh harap dia enggak pakai cara licik lagi dengan menyuap pakai uang sama Mamanya.

Mendengar itu, Arsya melepaskan genggaman tangannya dari Kartini. Ia menutup mulutnya dengan detak jantung lebih cepat dari biasanya. Ia baru tahu akan hal itu.

KARTINI

Dulu motivasi kamu ikut kompetisi pasti karena incar hadiah perlombaan buat operasi Ibu (mengelus rambut Arsya)

Arsya menggigit bibir bawahnya dan matanya sedikit berkaca-kaca.

KARTINI

Teteh masih enggak mengerti kenapa kamu mau masih ikut kompetisi renang (memandang Arsya) tetapi Teteh tetap akan dukung kamu!

Setelah itu, Kartini mengecup kening Arsya dan keluar dari kamar menuju ke dapur untuk memasak.

ARSYA

Renji benci gue karena hal itu?

Arsya meraih ponsel milik Renji dan mengambil beberapa lembar uang dari dompet lalu pergi diam-diam menuju lokasi penginapan.

INT. KAMAR PENGINAPAN ARSYA & WAK ANDA — NIGHT

Sesampainya di penginapan, Arsya masuk tanpa mengonfirmasi identitas sebagai tamu menuju kamar jiwa Renji berada bersama Wak Anda. Ketika sampai di depan pintu, Arsya mengetuk pintu dengan keras dan cepat sehingga Wak Anda terkejut saat melihat Arsya di hadapannya.

WAK ANDA

Kenapa lo ke sini malam-malam begini?

ARSYA

(Melirik sekeliling kamar) Arsya mana?

Wak Anda menunjuk ke arah balkon. Arsya melihat Renji sedang berdiri di sisi balkon.

ARSYA

Gue izin masuk, mau bicara sama dia (Tersenyum kikuk lalu masuk ke kamar dan membuka pintu balkon)

Renji membalikkan badannya dan tidak terkejut dengan kehadiran Arsya. Sementara Wak Anda menutup pintu kamar, membiarkan kedua orang itu berbicara walaupun ia masih bingung karena baru sadar bahwa kedua orang itu sudah saling mengenal.

WAK ANDA

(Menepuk dahi) Gue baru ingat si Arsya, 'kan, pindahan dari Bandung?

Di balkon, Renji menatap tubuhnya yang ditempati jiwa Arsya. Dari penampilannya, ia sangat aneh menatap penampilannya.

RENJI

Kenapa lo di sini?

ARSYA

Gue mau minta maaf (Menundukkan kepala)

Renji tertohok sekaligus merasa sedikit senang.

RENJI

Perasaan kita enggak punya masalah apa-apa? (Mengangkat sebelah alis)

ARSYA

(Mengembuskan napas) Soal kompetisi renang waktu di SMP, gue benar-benar enggak tahu apa yang Mama gue lakukan.

Renji

Oh, tentang itu, gue berusaha lupa, tetapi enggak bisa. Perbuatan licik seseorang enggak akan bisa gue lupakan.

ARSYA

(Menatap Renji lalu menyatukan kedua telapak tangannya) Sumpah, gue kalau tahu saat itu, gue pasti langsung mundur dan membiarkan lo menang. Sekali lagi, gue minta maaf tentang itu.

RENJI

(Menggelengkan kepala) Udah basi. Permintaan maaf lo enggak berlaku buat sekarang sampai gue mati sekali pun karena enggak akan bisa buat ibu gue hidup lagi!

Renji menyorotkan mata penuh kebencian ke Arsya. Arsya menelan ludah, semakin bersalah.

RENJI

Gue kira lo akan bahas masalah tubuh kita ini, lo bahas kesalahan lo. Bikin gue semakin benci berada di tubuh lo ini.

ARSYA

Soal itu, gue janji akan segera cari tahu. Tolong bersikap baik selama lo menjadi gue!

Arsya keluar dari balkon lalu berjalan ke arah pintu. Dia sedikit terkejut karena Wak Anda berdiri di samping pintu.

WAK ANDA

Kalian bicarakan apa?

ARSYA

(Menggelengkan kepala) Maaf, gue harus pulang. Tolong, jaga teman lo itu!

Arsya berlari meninggalkan area penginapan dengan berlari di atas trotoar sampai ia berhenti di sebuah taman kecil. Ia duduk di ayunan dan menjambak rambutnya.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar