Switch on 48 Days
2. Kenangan Masa Lalu

INT. RUANG KELAS — DAY

Kelas Arsya baru saja menyelesaikan aktivitas presentasi tugas mingguan Bahasa Inggris.

TEMAN KELAS 1

Kata kelas sebelah Bu Syifa gak masuk ges.

Informasi tersebut dibalas dengan teriakan seisi kelas.

TEMAN KELAS 2

Eh, eh, apaan tuh? hahaha. Rambutnya model apa tuh? (Menunjuk ke layar laptop yang ditampilkan dari LCD proyektor)

Semua tertawa terbahak-bahak melihat gambar anak kecil dengan gaya rambut jambul ayam jago. Rambutnya berwarna merah dengan gaya jari yang menunjukan gaya metal funk. Teman kelas 3 mengembalikan layar ke beranda Facebook.

TEMAN KELAS 3

Siapa lagi nih mangsa kita?

TEMAN KELAS 2

Cobaaa, si Arsya. Kecilnya petakilan keknya . Hahaha .

ARSYA

Woy, gue napas doang juga keknya kena mulu.

Seisi kelas kembali tertawa. Layar dengan kursornya bergerak ke kolom pencarian dan mengetik nama Arsya. Munculah profil Arsya. Lalu Teman Kelas 2 memencet profil paling atas pada hasil pencarian.

TEMAN KELAS 2

Jiakhh... Atlet renang sejak dini.

Layar menampilkan foto Arsya bersama Renji dengan gaya alaynya seakan mereka adalah Raja Atlantis.

TEMAN KELAS 3

Si paling putra duyung. Hahaha.

Arsya yang melihat foto itu kembali teringat pada kenangan- kenangannya bersama Renji. Semenjak terakhir lomba renang bersama Renji ketika SMP, sampai sekarang, Arsya belum berbicara lagi bersama Renji. Arsya membuka layar ponselnya dan membuka aplikasi WhatsApp pada ponselnya. Pesannya tidak dibalas, ia juga sudah menyadari bahwa ia diblokir oleh Renji tanpa tahu alasannya.

TEMAN KELAS 2

Ciee siapa nih siapa?

Layar menampilkan foto Arsya bersama Kartini, kakak Renji. Foto itu diambil 3 tahun lalu. Terlihat jelas dalam foto itu Arsya dan Kartini menggunakan gelang yang sama dan dipamerkan ke arah kamera. Pandangan Arsya teralihkan ke belakang badannya karena Teman kelas 4 mencolek bahunya.

TEMAN KELAS 4

Siapanya kamu tuh?

ARSYA

Bukan siapa-siapa kok.

TEMAN KELAS 4

Bukan siapa-siapa tapi belain ke ruang OSIS minta dibalikin gelangnya pas razia, terus rela bersihin WC juga. Haha.

ARSYA

Lah emang bukan siapa-siapa.

TEMAN KELAS 4

Beneran bukan siapa-siapa? Kalau gitu gue ada kesempatan dong.

ARSYA

Hah? (Memalingkan badannya ke arah belakang dengan muka kaget)

TEMAN KELAS 4

(Terkekeh) Canda gue. Serius amat.

ARSYA

Yaelah, ngaku aja kalau suka gue, gue kan emang banyak yang suka (tersenyum bangga)

TEMAN KELAS 4

Dih... (Menaikturunkan bahu)

Arsya kembali membenarkan posisi duduknya dan menatap layar yang berada di depannya. Ternyata layar tersebut sudah berganti ke mangsa selanjutnya. Arsya melirik ke arah ponsel dan membuka Facebook di ponselnya lalu menatap foto yang baru saja di tampilkan di layar beberapa lama. Ketika Arsya melihat salah satu foto, yaitu foto dirinya dengan Renji dan Pelatih Huya, Arsya pun langsung mencari kontak Pelatih Huya di ponselnya. Beberapa detik kemudian ia menemukan kontak tersebut. Dengan cepat ia berlari keluar dari kelas untuk pergi ke WC.

ARSYA

Permisi! Permisi!

Kata itu Arsya ucapkan sesekali ketika bertemu orang di tengah perjalanan. Selain itu sesekali ia membuat kaget orang yang hampir bertubrukan dengan dirinya.

TEMAN KELAS 5

Santai aja kali jalannya.

ARSYA

Maaf ges! (Melambaikan tangannya namun dengan pandangan yang masih ke depan)

Sesampainya di toilet, ia langsung menekan tombol telepon pada kontak Pelatih Huya.Suara ponsel mencoba menghubungkan ke nomor tujuan.

PELATIH HUYA

Halo? Arsya? Eh gimana kabarnya Arsya?

ARSYA

(Mendengarkan lewat speaker ponselnya) Ibu? Halo Bu, Arsya baik Bu. Ibu gimana kabarnya?

PELATIH HUYA

Ibu baik kok, Sya. Nah, udah basa-basinya. Kenapa nih nelepon Ibu? Mau ngasih duit kah? (Terkekeh)

ARSYA

(Terkekeh) Kebiasaan bener Bu nagih- nagih, padahal kan saya dulu kan yang paling rajin bayar latihan renang.

PELATIH HUYA

(Tertawa) Haha, iya juga, kamu tiap ke Jakarta suka bawain ibu oleh-oleh, hehe. Oh iya, ini udahan lagi basa- basinya. Jadi ada hal penting apa nih?

ARSYA

Anu... Bu... (Gugup)

PELATIH HUYA

(Menghela napas) Kamu nih... Terakhir kali kamu telfon ibu, kamu nanyain kabar Renji. Sekarang mau nanya kabar dia lagi, kah?

ARSYA

Mmh... lya Bu itu...(menggaruk tengkuknya)

PELATIH HUYA

Baik kok dia, dia juga nanti bakal ikut kompetisi lomba renang. Doain ya, Sya.

ARSYA

Pasti itu Bu. (Sedikit meninggikan suaranya bersemangat)

PELATIH HUYA

Bagus... Bagus... Mau nanya apa lagi nih?

ARSYA

Itu Bu, kakaknya Renji...(cicit Arsya)

Suara grusuk-grusuk terdengar

PELATIH HUYA

Hah? Oh... Kakaknya Renji... Ciee (Tertawa kecil)

ARSYA

(Terkekeh malu) Nanya doang ini Bu...

PELATIH HUYA

Ya mana Ibu tahu, Bukan emaknya Ibu. Tapi kadang dia dateng tuh pas Renji latihan. Bawain bekel makan.

ARSYA

Uhmm begitu ya Bu. Makasih Bu infonya. Hehe.

PELATIH HUYA

Sama-sama, Sya, Kapan pulang ke Bandung, Sya?

ARSYA

Dalam waktu dekat, Bu. Soalnya Arsya juga ada lomba di Bandung nanti Bu.

PELATIH HUYA

Wah? lyakah? Bisa jadi-

Suara telepon berdering terdengar di ponsel Arsya. Panggilan masuk dari Wak Anda.

ARSYA

Ibu? Arsya izin matiin telfonnya, ada yang telfon Arsya, makasih banyak, Bu.

PELATIH HUYA

Oh iya Arsya, matiin aja telfonnya. Semangat ya Arsya.

Suara telfon yang mati terdengar Arsya. Arsya pun menelfon Wak Anda. Lalu menempatkan ponselnya berada di samping telinganya.

ARSYA

Kenapa, Wak?

WAK ANDA

Lagi ngapain lu? Nyuci kah? Gue tadi cari lu ke kelas tapi lu kagak ada. Gue tanya temen-temen lu, gatau katanya.

ARSYA

Gue di WC.

WAK ANDA

Ngapain? Nyuci kah?

ARSYA

lye, nyuci otak, abis ini pelajaran matematika.

WAK ANDA

(Terkekeh) Gak yakin gue otak lu bisa bersih, haha. (Tertawa puas).

ARSYA

(Mendengus sebal) Njir. Kalau nggak penting gue matiin nih, idol sibuk.

WAK ANDA

Begayaan bener idol. (tertawa)

Arsya membuka pintu WC. Kemudian berjalan ke kelasnya dengan ponsel yang masih terhubung telepon dengan Wak Anda.

WAK ANDA (CONT'D)

Kata Pak Jim kita Sabtu ke Bandung. Dispensasi sampe hari h lomba.

ARSYA

(Mendengarkan) Enak juga ya dispennya. (Tertawa)

WAK ANDA

(Ikut tertawa) Haha tapi tiap hari latihan, pusing nggak tuh?

ARSYA

Idol udah biasa kayak gitu.

WAK ANDA

Cih, idol mane, kagak terkenal.

ARSYA

Udeh, matiin telfonnya. Gue mau nyuci.

WAK ANDA

Anjir, nyuci apaan?

ARSYA

Kepo.

Arsya mematikan telfonnya lalu melirik ke arah gelang yang tengah ia pakai. Ia tersenyum. Arsya membuka gelang tersebut.

ARSYA

Nyuci gelang ini aja dah. (Bicara pada diri sendiri, mencuci gelang tersebut lalu menatap cermin di hadapannya)

ARSYA (CONT'D)

Loh, ternyata gue ganteng juga ya. (Mengibaskan rambut)
Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar