Skrip pertama dari hati untuk mimpi
14. Sequence #03 Scene #08
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

INT. KOS CITRA — RUANG TAMU — NIGHT


Ardi membuka pintu kos Citra dan langsung melangkah masuk.



ARDI

Assalamualaikum.



CITRA

Walaikumsalam. Jadi? Gimana ski?



ARDI

(agak kesal)

Entahlah, tadi kami bertengkar.



CITRA

(langsung cemberut marah)

Kau ngapain ke ski?



ARDI

(menaikkan nada suara)

Gue gak ngapa-ngapain, sumpah!



CITRA

(berdiri dari duduknya)

Lah terus?!



ARDI

(menurunkan nada suara dan duduk perlahan)

Keknya dia lagi sensitif atau datang bulan. Entahlah, dia tiba-tiba kesal gitu.



CITRA

(perlahan tenang)

Oh...



ARDI

Besok kayaknya gue gak bisa datang dulu deh. Sorry ye, gue harus ngebujuk Zaskia dulu. Hehe...



CITRA

Ya, emang harus. Kalo kau gak bujuk dia, aku akan berhenti ngajar.



ARDI

(sedikit tertawa)

Siap, Sensei.



CITRA

(ikut tertawa)

Haha, apaan sih manggil sensei.



ARDI

Kalo dipikir lagi, gue agak heran.



CITRA

Hah? Kenapa?



ARDI

Lu bilang susah dapat pacar.



CITRA

(sedikit menyeringai)

Heh, tidak mungkin pacaran. Tiap cowok yang ngedektin pasti gak tahan. Apalagi kalo gue jujur soal mereka.



ARDI

Maksudnya?



CITRA

Ingat gak pas awal ketemu terus kukatakan tulisanmu jelek?



ARDI

Ah, iya ingat. Kek gue mau pukul muka lu. Hahahaha...



CITRA

(sedikit tersenyum)

Kek gitu sih, gue orangnya terlalu blakblakan dan langsung. Kalimat gue kadang nyakitin, mungkin karena itu semua kenyataan dan mereka gak suka.



ARDI

Lah? Terus kenapa gak berubah jadi feminim?



CITRA

Gak segampang itu rdi, kau gak tahu yang kulewati saat kecil.



ARDI

Well, gue gak tahu kau gimana saat kecil. Tapi lu yang sekarang itu baik, cantik, berambisi, dan menghargai kebenaran fakta. Meski kadang nusuk banget sih. Keliatan kasar banget padahal perhatian.



Citra terkejut, kedua MATA membelalak sesaat sebelum kembali normal diikuti SENYUMAN tipis.


CITRA

Andai mereka tahu.



ARDI

Mereka cuma buta.



CITRA

(mencoba mengambil camilan di atas piring)

Hehe, mungkin.



Ardi juga mau mengambil camilan di atas piring dengan cepat tapi gak sengaja MENYENTUH tangan Citra.



ARDI/CITRA

(mengangkat tangan menjauh)

Eh, sorry.



ARDI

Duluanlah



Citra mengambil makanan dan memakannya, tapi ia terus melihat TANGANNYA yang tadi menyentuh tangan Ardi.


Tangannya sedikit gemetar dan napasnya sedikit memburu.



ARDI

Lu gak papa?



CITRA

(berdiri agak cepat)

Eh enggak papa, gue mau buat minuman lagi. Kau juga mau gak?



ARDI

Oh iya, bisa buatin kopi?



CITRA

(mengangkat jempol)

Sip



CUT TO


INT. KOS CITRA — DAPUR — NIGHT


Citra mengaduk gelas kopi yang baru dibuat dan masih panas. Gelas yang terbuat dari plastik.



CITRA (V.O.)

Apa itu tadi? Dadaku seperti sesak sesaat.



CUT TO



INT. KOS CITRA — RUANG TAMU — NIGHT


Citra membawa dua gelas minuman di atas nampan dan berjalan agak cepat.


Citra tiba-tiba tersandung dan Ardi melihatnya.



ARDI

(langsung melompat maju ke arah Citra)

Awas jatoh!



Gelas jatuh dan membasahi lantai.


Citra hampir jatuh, badannya agak condong ke depan dan kepalanya bersandar di dada Ardi, Sementara Ardi memegangi Citra agar tidak tergelincir.


Wajah keduanya saling berhadapan dan keduanya saling melihat ke dalam mata masing-masing selama beberapa saat yang singkat.



ARDI

Lu gak papa?



Wajah Citra langsung memerah dan kedua matanya terbuka lebar.


Citra langsung mendorong diri menjauh dari Ardi.



CITRA

Eh sorry, jadi tumpah. Aku beli minuman di kios aja.



Tanpa menunggu respons Ardi, Citra langsung berjalan cepat keluar kos.



CUT TO


EXT. PINGGIR JALAN — NIGHT


Citra melangkah agak cepat dengan kedua tangan di depan dada. WAJAHNYA berkeringat dan bernapas cepat.


CITRA (V.O.)

APA ITU TADI?! APA ITU TADI?! APA ITU TADI?!



CUT TO


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar