Skrip pertama dari hati untuk mimpi
7. Sequence #03 Scene #01
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

INT. KOS CITRA — RUANG TAMU — NIGHT

Ardi dan Zaskia melangkahkan kakinya ke dalam kos Citra.


Kos minimalis dengan atap tripleks dan tembok semen dengan cat kehijauan.


Beberapa buku bertumpuk di pojokan dan ada sebuah meja belajar tepat di tengah-tengah ruang depan.


Citra telah duduk bersila dan menunggu keduanya dengan masih memakai seragam olahraga dan jilbab, lengkap dengan tatapan angkuhnya pada Ardi.



CITRA

Apa kabar, pemula?



ARDI

(tersenyum balik sambil membanting setumpuk naskah cerita)

Gue udah buat baru.



CITRA

(mengangkat kedua alis sambil bersiul)

Wow, Mari kita lihat.



Citra membaca naskah Ardi dan hanya tersenyum mengejek. Beberapa lembar berikutnya, senyumannya hilang, beberapa lembar berikutnya, kedua alisnya saling bertautan.


Citra berhenti membaca dan tertawa lepas tapi kali ini wajah Ardi tidak malu atau marah, melainkan tersenyum optimis. Zaskia heran.



CITRA

(menatap Zaskia)

Ski, pacarmu hebat.



Ardi tersenyum puas, Zaskia gembira.



ZASKIA

Oh Iya, hampir kelupaan. Saya beli snack dulu.



Zaskia bergegas keluar.



CITRA

Silakan duduk, jadi berapa lama kau begadang nulis nih naskah cerita?



ARDI

(duduk)

Semalaman, berkat ejekanmu.



CITRA

Hehe, maaf, maaf. Itu kebiasaanku. Kurasa itulah alasanku tidak punya pacar.



ARDI

Kalo gitu, perbaiki sifatmu biar jadi lebih feminin gitu kek Zaskia.



CITRA

Ski ya ski, aku ya aku. Lagipula kebenaran yang menyakitkan itu lebih membangun dari kebohongan yang manis.



ARDI

(sedikit tersenyum)

Hmn... Lu mungkin benar.



CITRA

Jadi, kenapa kau menulis sembunyi-sembunyi? Padahal berbakat gini.



ARDI

Hah?



CITRA

Ski udah cerita. Jangan-jangan kau masih dirantai?



ARDI

Gak usah lebay pake bahasa rantai segala. Bukannya itu wajar? Mengerjakan sesuatu yang kita tidak sukai demi bertahan hidup.



CITRA

(menunjuk wajah Ardi)

Salah! Kau harusnya mengerjakan yang kau suka! Meski ada hal yang tidak kau sukai nantinya, tapi tujuan utamanya adalah sesuatu yang kau suka!



ARDI

(sedikit tersenyum dan menghela napas berat)

Enak ya kalo berbakat, semuanya gampang diker-



CITRA

(memukul meja dengan kedua tangannya. Wajahnya memerah kesal)

Tidak ada yang namanya gampang! Mengejar mimpi itu tidak gampang, pasrah pada mimpi pun tidak gampang! Jika dua-duanya tidak gampang, maka kejarlah mimpi!



Ardi hanya terdiam mendengar dan tidak sadar kalau AIR MATANYA MENGALIR.



CITRA

Kau menangis?



Ardi sadar dia menangis dan segera menyapu air mata tersebut sambil menutupi matanya.



ARDI

Gak! Gue gak nangis! Gue berkeringat!



Zaskia mendadak datang sambil membuka pintu perlahan dan melihat Ardi menyeka air matanya.



ZASKIA

Sayang, kamu nangis?



ARDI

(marah)

Gue gak nangis!



Citra dan Zaskia tertawa.



CITRA

Kalo gitu, sudah saatnya kita mulai latihan menulis skrip film.



ARDI

Hah? Bentar, gue mau belajar nulis novel, ngapain pula nulis skrip film?



CITRA

Ckckckck, kau tidak paham. Ini adalah lomba yang penting.

(menunjukkan lomba scripthunt kwikku x falcon publisher)

Lomba membuat cerita skala nasional oleh platform terkenal dan penerbit major.



ARDI

Bentar, lu mabuk? Novel dan skrip film itu beda. Kenapa gue -



CITRA

(memukul meja dengan kedua tangan dan mendekatkan wajahnya ke wajah Ardi)

Aku paham, kau memiliki bakat untuk membuat cerita menarik. Ini saatnya! Apa kau mau terus diam di tempat atau melangkah maju?!



ARDI

Tapi keduanya beda



Citra hanya menatap Ardi dalam-dalam dan sangat serius.



CITRA

Kau... Yakin. memilih... untuk tidak melangkah maju?



ARDI (V.O.)

Melangkah... Maju?

(terdiam sambil mengingat kesehariannya sebagai siswa dan mahasiswa yang biasa saja yang menjalani hari tanpa semangat)



ZASKIA

Citra, udah, udah. Jangan dipaksakan, nanti -



ARDI

Baiklah, gue coba.



ZASKIA

Eh?



CITRA

(tersenyum lebar)

Semangat yang hebat, anak muda!



CUT TO





Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar